PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Sesuai dengan masalah yang dibahas dalam makalah ini, maka tujuan
pembahasan masalah tersebut adalah untuk memberikan informasi pada pembaca
bahwa pendidikan anti korupsi sangat penting untuk dikembangkan di sekolah
agar derasnya arus korupsi di negeri ini dapat dihentikan. Secara lebih rinci tujuan
pembahasan masalah tersebut adalah sebagai berikut.
1) Menjelaskan tentang hakikat dari pendidikan anti korupsi.
2) Menjelaskan tentang upaya yang dapat dilakukan untuk menerapkan
pendidikan anti korupsi di sekolah.
3) Menjelaskan tentang akibat yang ditimbulkan apabila pendidikan anti
korupsi tidak diterapkan di sekolah.
BAB II
PEMBAHASAN
3.1 Simpulan
Korupsi merupakan masalah paling krusial yang dihadapi oleh bangsa
Indonesia. Tindak pidana yang terjadi mulai dari korupsi tingkat kecil seperti
pemberian uang pelicin sampai korupsi tingkat besar seperti penyelewengan dana
Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) yang bernilai triliunan rupiah. Korupsi
Bagaikan penyakit kronis yang belum memiliki obat penawar. Oleh karena itu,
usaha yang dapat dilakukan dalam upaya memutus mata rantai korupsi salah
satunya adalah penginternalisasian nilai-nilai pendidikan antikorupsi dalam
kurikulum pembelajaran di sekolah.
Penginternalisasian nilai-nilai antikorupsi di sekolah diharapkan dapat
memberikan perubahan pada generasi muda sebagai agent of change yang benar-
benar berani untuk berkata tidak pada korupsi. Penginternalisasian nilai-nilai
antikorupsi dimaksudkan pula sebagai suatu bekal penanaman kepribadian dan
pendidikan karakter agar anak didik memahami hakikat dari korupsi sejak dini
dan diharapkan dalam kehidupan di masa depan terhindar dari perilaku koruptif.
3.2 Saran
Untuk proses pengembangan lebih lanjut, maka diberikan beberapa saran
yang ditujukan kepada pemerintah, pendidik, dan pihak sekolah. Dengan tujuan
agar penginternalisasian nilai-nilai pendidikan antikorupsi dapat berjalan dengan
baik.
a. Pemerintah.
Pemerintah hendaknya lebih memperhatikan proses peninternalisasian
nilai-nilai pendidikan antikorupsi dalam kurikulum sekolah sehingga bibit-
bibit dari tindakan korupsi dapat diminimalisir dan tujuan dari
penginternalisasian nilai-nilai tersebut dapat tercapai
b. Pihak sekolah atau Instansi Pendidikan.
Hendaknya sebagai lembaga yang memiliki kewenangan langsung dalam
proses belajar dan pembelajaran. Pihak sekolah maupun instansi
kependidikan memberikan kontribusi aktif baik dalam kebijakan, sistem
kurikulum, dan metode pembelajaran yang mendukung proses
penginternalisasian nilai-nilai pendidikan antikorupsi demi terwujudnya
generasi yang bebas dari perilaku koruptif.
c. Pendidik.
Sebagai salah satu faktor ysng berperan aktif dalam proses pendidikan,
hendaknya seorang guru dalam proses pengajaran dapat menyampaiakan
nilai-nilai pendidikan antikorupsi yang terinternalisasikan dalam setiap
mata pelajaran, pengembangan diri, dan budaya sekolah dengan baik.
Sehingg secara tidak langsung anak didik dapat memahami hakikat dari
nilai-nilai pendidikan antikorupsi dan menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
DAFTAR RUJUKAN