Anda di halaman 1dari 3

LATAR BELAKANG

Di zaman reformasi ini, tekad pemerintah untuk melaksanakan pemerintahan yang


unggul (excellent government) dan pemerintahan yang jujur (honest government) sering
kali didengungkan, dan disambut dengan antusias oleh seluruh lapisan masyarakat
Indonesia, yang telah lama menginginkan kesejahteraan dan keadilan sesuai dengan
amanat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Untuk mencapai hal tersebut, maka
terlebih dahulu korupsi dalam segala bentuknya harus dihapuskan atau dengan kata lain
ditangani, sehingga korupsi tidak meluas. Pemerintahan yang mampu mengendalikan
korupsi adalah pemerintahan yang tangguh, jujur, transparan, pemimpin yang tidak
otoriter, menegakkan supremasi hukum, dan berfokus pada kesejahteraan rakyat
(Arsyad & Mh, n.d.)
.
Korupsi merupakan permasalahan paling penting yang dihadapi negara dan bangsa
Indonesia saat ini. Tindak pidana korupsi yang terjadi meliputi mulai dari korupsi kecil-
kecilan seperti pemberian uang suap ketika berurusan di kelurahan sampai ke korupsi
besar-besaran seperti penyelewengan dana bantuan likuiditas Bank Indonesia (BLBI)
yang bernilai triliunan rupiah. Kejadian ini semakin menegaskan anggapan bahwa korupsi
sudah menjadi budaya dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Beberapa langkah telah dilakukan untuk memberantas korupsi di Indonesia seperti
pembentukan lembaga pemerintah yang diberikan wewenang luar biasa seperti Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK). Sejak didirikan pada tahun 2002 hingga saat ini, KPK
telah menindak berbagai kasus korupsi. Namun, indeks persepsi korupsi (IPK) Indonesia
tetap rendah menurut laporan Transparansi Internasional (TI). Bahkan pada tahun 2010,
Indonesia menempati peringkat sebagai negara paling korup di Asia Pasifik, dan pada
tahun 2011, IPK Indonesia berada pada peringkat 3.0 dari 100 negara di seluruh dunia
(Zulkifli, 2021).
Menyikapi fenomena tersebut, diperlukan suatu usaha yang komprehensif dalam
memerangi korupsi baik dari segi aparat penegak hukum, kebijakan pengelolaan negara,
hingga pendidikan resmi di sekolah. Beberapa negara telah melakukan pendidikan
pencegahan korupsi di sekolah dan telah memperlihatkan hasil yang signifikan.
Keberhasilan ini merupakan hasil dari upaya bersama dalam memerangi korupsi dari
segala segi, termasuk pendidikan anti korupsi yang dilaksanakan secara resmi di sekolah.
Jika dibandingkan dengan strategi pemberantasan korupsi lainnya pelaksanaan
pendidikan anti korupsi di sekolah secara resmi akan memberikan beberapa keuntungan
kepada negara baik secara pragmatis maupun secara teoritis dan filosofis. Pertama,
lembaga pendidikan resmi merupakan lembaga yang sudah stabil. Kedua, tidak
menambah anggaran pemerintah secara besar-besaran. Ketiga, dapat dilaksanakan secara
sistematis dan berkelanjutan, dan terakhir merupakan investasi bangsa dalam jangka
panjang.
Perlunya pendidikan pencegahan korupsi sebenarnya sudah menjadi bagian dari
pendidikan nasional sebagaimana dinyatakan dalam peraturan menteri pendidikan
nasional (Permendiknas) No.22 dan No. 23 Th.2006 tentang standar isi dan Standar
kompetensi lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah. Dalam permendiknas
tersebut dinyatakan bahwa pengembangan sikap dan perilaku pencegahan korupsi
merupakan bagian dari kurikulum bidang studi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).
Fenomena yang ditemui di lapangan menunjukkan bahwa pengajaran mengenai
tindak korupsi yang dilakukan dalam pelajaran PKn belum sesuai dengan tujuan yang
diinginkan, terutama dalam hal menanamkan sikap dan perilaku anti-korupsi pada siswa.
Pengajaran masih fokus pada pembentukan pengetahuan melalui penyampaian informasi
secara lisan, tanpa memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan
pemahaman dan logika terkait dimensi moral dari korupsi (Montessori, n.d.).

DEFINISI ANTINARKOBA
Anti korupsi adalah serangkaian tindakan, kebijakan, dan prinsip yang dirancang
untuk mencegah, mengidentifikasi, menanggulangi, dan mengurangi praktik korupsi dalam
semua aspek kehidupan masyarakat, baik di sektor publik maupun swasta. Tujuan utama dari
pendekatan anti korupsi adalah untuk mempromosikan transparansi, akuntabilitas, integritas,
dan keadilan dalam pengelolaan sumber daya publik, proses pengambilan keputusan, serta
aktivitas bisnis dan organisasi. Pendekatan ini juga bertujuan untuk meminimalkan atau
menghilangkan dampak negatif korupsi terhadap pertumbuhan ekonomi, stabilitas politik,
dan kesejahteraan masyarakat.

Pemberantasan korupsi merupakan langkah atau tindakan yang dilakukan untuk


mencegah, mengurangi, atau memerangi praktik korupsi. Korupsi merupakan tindakan atau
perilaku yang melibatkan penyalahgunaan wewenang, posisi, atau sumber daya publik untuk
kepentingan individu atau kelompok dengan cara yang tidak sah atau tidak etis. Oleh karena
itu, pemberantasan korupsi bertujuan untuk menghindari, mengungkap, menghentikan, atau
mengurangi praktik korupsi dalam berbagai sektor, termasuk pemerintahan, bisnis, organisasi
nirlaba, dan masyarakat umum. Upaya pemberantasan korupsi melibatkan berbagai strategi,
peraturan, pengawasan, pendidikan, dan tindakan hukum untuk memastikan kejujuran dan
keterbukaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Upaya eradikasi korupsi dapat dilakukan dengan pendekatan yang menyatukan


dengan menggabungkan semua sumber daya dan modal sosial yang ada secara sempurna.
Pendidikan anti-korupsi sejak awal juga merupakan salah satu metode untuk memerangi
korupsi (Lili Halimah et al., 2021).

SOAL NO.5

Orang tua memiliki peran penting dalam mendukung pendidikan anti korupsi anak-
anak mereka. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam mendukung pendidikan anti
korupsi anak yaitu, memberikan pemahaman kepada anak mengenai apa itu korupsi,
mengapa hal tersebut merugikan Masyarakat, mengajak anak berdiskusi mengenai korupsi,
memberikan jawaban yang informatif agar memperluas wawasan anak mengenai masalah ini.
Selain itu, orang tua juga perlu memantau jenis konten media yang dikonsumsi oleh anak-
anak. Berbicara tentang konten yang berpotensi mendorong perilaku koruptif akan membantu
anak-anak mengembangkan pemahaman yang kritis serta selalu terlibat dalam kehidupan
pendidikan anak, baik di institusi pendidikan maupun di luar institusi pendidikan. Hal ini
akan memungkinkan orang tua untuk memberikan arahan dan dukungan tambahan dalam
pengembangan nilai-nilai anti korupsi.

SOAL NO.6
Para orang tua bisa berhubungan dengan sekolah untuk memverifikasi bahwa
pendidikan anti korupsi juga diajarkan di lingkungan sekolah. Mendorong pembelajaran yang
terorganisir tentang integritas dan kejujuran bisa meningkatkan pemahaman anak-anak, jika
memungkinkan, mengajak anak-anak ke institusi atau organisasi yang berfokus pada
pendidikan anti suap dapat memberikan mereka pemahaman yang lebih komprehensif tentang
berbagai aspek suap dan akibatnya terhadap masyarakat. Selain itu, orang tua juga bisa
menciptakan situasi atau skenario di mana anak-anak harus mengambil keputusan moral.
Contohnya, melalui permainan berperan atau cerita-cerita yang melibatkan pilihan-pilihan
yang terkait dengan kejujuran. Membahas keputusan yang diambil oleh anak-anak akan
membantu mereka memahami betapa pentingnya memegang teguh nilai-nilai yang
menentang korupsi.

REFERENSI
Arsyad, A., & Mh, S. H. (n.d.). MEMBUDAYAKAN GERAKAN ANTI KORUPSI DALAM RANGKA
PENANGGULANGAN KORUPSI DI INDONESIA.

Lili Halimah, Fajar, A., & Hidayah, Y. (2021). P E N DI DI K A N AN T I K O R UP S I M E L AL UI M AT A K U L I A


H PANCASILA: TINGKATAN DALAM MEMAHAMI KEJUJURAN. In JPKN (Vol. 5, Issue 1).

Montessori, M. (n.d.). PENDIDIKAN ANTIKORUPSI SEBAGAI PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH.

Zulkifli, Z. (2021). OPTIMALISASI PEMBUDAYAAN GERAKAN ANTI KORUPSI DALAM PENCEGAHAN KORUPSI
DI PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR. JURNAL APARATUR, 5(2), 137–148.
https://doi.org/10.52596/ja.v5i2.106

Anda mungkin juga menyukai