Anda di halaman 1dari 26

PERAN MAHASISWA DALAM UPAYA PENCEGAHAN KORUPSI DI

BIDANG PENDIDIKAN, KESEHATAN, POLITIK EKONOMI, SOSIAL

BUDAYA DAN TEKNOLOGI

Oleh :

Mei Elis Setiawati

P1337420716027

PRODI D IV KEPERAWATAN MAGELANG JURUSAN

KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Tiada Tuhan yang pantas

disembah kecuali Allah, Syukur Alhamdullilah, atas berkat rahmat Allah Swt. yang

telah berkenan memberikan kami kesempatan dan kenikmatan untuk dapat

menyelesaikan makalah “Peran Mahasiswa Dalam Upaya Pencegahan Korupsi Di

Bidang Pendidikan, Kesehatan, Politik Ekonomi, Sosial Budaya Dan Teknologi”

ini dengan baik dan tanpa kekurangan apapun.

Oleh karena itu, kami selaku penulis mengucapkan terima kasih. Tiada ada

kesempurnaan di dunia ini, kecuali kesempurnaan milik Allah Swt. semata. Kami

sebagai manusia hanya bisa membuka diri untuk senantiasa dikritik dan diberi

saran yang dapat membangun untuk memperbaiki dan menjadikanya lebih baik

lagi. Semoga dengan adanya makalah “Peran Mahasiswa dalam Gerakan Anti

Korupsi”, dapat memberikan informasi lebih baik itu kepada mahasiswa,

masyarakat, maupun pemerintah, untuk senantiasa bersinergi guna bekerjasama

membangun bangsa dan negara.

Magelang, 12 April 2020


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Korupsi adalah perbuatan melawan hukum dengan maksud memperkaya

diri sendiri atau orang lain yang dapat merugikan keuangan atau perekonomian

negara. Pemerintah Indonesia telah berusaha keras untuk memerangi korupsi

dengan berbagai cara. Korupsi di pandang sebagai kejahatan luar biasa yang

oleh karena itu memerlukan upaya luar biasa pula untuk memberantasnya.

Upaya pemberantasannya korupsi terdiri dari dua bagian yaitu penindakan dan

pencegahan yang tidak akan pernah berhasil optimal jika hanya dilakukan oleh

pemerintah saja tanpa melibatkan peran serta masyarakat, oleh karena itu

mahasiswa pun harus dilibatkan dalam pemberantasan korupsi di Indonesia

sebagai salah satu bagian terpenting dari masyarakat yang merupakan pewaris

masa depan. Peran aktif mahasiswa diharapkan lebih difokuskan pada upaya

pencegahan korupsi dengan dengan ikut membangun budaya antikorupsi di

masyarakat. Mahasiswa diharapkan dapat berperan aktif sebagai agen

perubahan gerakan anti korupsi di masyarakat. Untuk dapat berperan aktif

mahasiswa perlu dibekali dengan pengetahuan yang cukup tentang seluk beluk

korupsi dan pemberantasannya. Yang tidak kalah penting, untuk dapat berperan

aktif mahasiswa harus dapat memahami dan menerapkan nilai-nilai antikorupsi


dalam kehidupan sehari-hari. Upaya pembekalan mahasiswa dapat ditempuh

dengan berbagai cara antara lain melalui kegiatan sosialisasi, kampanye,

seminar atau perkuliahan.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana peran mahasiswa dalam bidang pendidikan?

2. Bagaimana peran mahasiswa dalam bidang kesehatan?

3. Bagaimana peran mahasiswa dalam bidang politik?

4. Bagaimana peran mahasiswa dalam bidang ekonomi?

5. Bagaimana peran mahasiswa dalam bidang sosial budaya?

6. Bagaimana peran mahasiswa dalam bidang teknologi?

C. Tujuan

1. Mengetahui peran mahasiswa dalam bidang pendidikan.

2. Mengetahui peran mahasiswa dalam bidang kesehatan.

3. Mengetahui peran mahasiswa dalam bidang politik.

4. Mengetahui peran mahasiswa dalam bidang ekonomi.

5. Mengetahui peran mahasiswa dalam bidang sosial budaya.

6. Mengetahui peran mahasiswa dalam bidang teknologi.


BAB II

PEMBAHASAN

Mahasiswa dalam gerakan anti korupsi tentu memiliki peranannya tersendiri

dalam berbagai bidang. Adapun peran mahasiswa dalam gerakan anti korupsi

adalah sebagai berikut:

A. Bidang Pendidikan

Mahasiswa adalah aset paling menentukan kondisi zaman dimasa depan.

Untuk konteks sekarang dan mungkin masa-masa yang akan datang yang

menjadi musuh bersama masyarakat adalah praktek bernama Korupsi. Peran

penting mahasiswa tersebut tidak dapat dilepaskan dari karakteristik yang

mereka miliki yaitu kemampuan intelektual yang tinggi, jiwa muda yang penuh

semangat, dan idealisme yang murni.

Mahasiswa didukung oleh kompetensi dasar yang mereka miliki, yaitu:

intelegensia, ide-ide kreatif, kemampuan berpikir kritis, dan keberanian untuk

menyatakan kebenaran. Dengan kompetensi yang mereka miliki tersebut

mahasiswa diharapkan mampu menjadi agen perubahan, mereka mampu

menyuarakan kepentingan rakyat dan mengkritisi kebijakan-kebijakan yang

koruptif.

Upaya-upaya yang bisa dilakukan oleh mahasiswa dalam gerakan anti

korupsi adalah:
1. Menciptakan lingkungan kampus bebas dari korupsi.

Hal ini dimulai dari kesadaran masing-masing mahasiswa yaitu

menanamkan kepada diri mereka sendiri bahwa mereka tidak boleh

melakukan tindakan korupsi walaupun itu hanya tindakan sederhana,

misalnya terlambat datang ke kampus, menitipkan absen kepada teman jika

tidak masuk atau memberikan uang suap kepada para pihak pengurus

beasiswa dan macam-macam tindakan lainnya. Upaya lain untuk

menciptakan lingkungan bebas dari korupsi di lingkungan kampus adalah

mahasiswa dapat membuat koperasi atau kantin jujur, membentuk

organisasi atau komunitas intra kampus yang berprinsip pada upaya

memberantas tindakan kor0upsi.

2. Memberikan pendidikan kepada masyarakat tentang bahaya melakukan

korupsi.

Upaya ini misalnya memberikan penyuluhan kepada masyarakat

mengenai bahaya melakukan tindakan korupsi karena dampaknya dapat

mengancam dan merugikan kehidupan masyarakat sendiri. Serta

menghimbau agar masyarakat ikut serta dalam memberantas tindakan

korupsi yang terjadi di sekitar lingkungan mereka.

3. Menjadi alat pengontrol terhadap kebijakan pemerintah

Mahasiswa selain sebagai agen perubahan juga bertindak sebagai

agen pengontrol dalam pemerintah. Kebijakan pemerintah sangat perlu


dikontrol dan dikritisi jika kebijakan tersebut tidak memberikan dampak

positif pada keadilan dan kesejahteraan masyarakat dan semakin

memperburuk kondisi masyarakat. Misalnya dengan melakukan demo

untuk menekan pemerintah dalam mengatasi masalah korupsi di negeri ini.

Agar seorang mahasiswa dapat berperan dengan baik dalam gerakan

anti-korupsi maka pertama mahasiswa tersebut harus berperilaku anti-

korupsi dan tidak melakukan tindakan korupsi. Dengan demikian

mahasiswa harus mempunyai nilai-nilai anti-korupsi dan memahami

korupsi dan prinsip-prinsip anti-korupsi. Kedua hal tersebut dapat diperoleh

dari mengikuti kegiatan sosialisasi, kampanye, seminar dan kuliah

pendidikan anti korupsi. Nilai-nilai dan pengetahuan yang diperoleh

tersebut harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata

lain seorang mahasiswa harus mampu mendemonstrasikan bahwa dirinya

bersih dan jauh dari perbuatan korupsi.

Berbagai bentuk kegiatan dapat dilakukan untuk menanamkan nilai-

nilai anti korupsi kepada komunitas mahasiswa dan organisasi

kemahasiswaan agar tumbuh budaya anti korupsi di lingkungan kampus.

Kegiatan kampanye ujian bersih atau anti mencontek misalnya, dapat

dilakukan untuk menumbuhkan antara nilai-nilai kerja keras, kejujuran,

tanggung jawab, dan kemandirian.


B. Bidang Kesehatan

Sejak berlakunya Jaminan Kesehatan Nasional, potensi frauddalam layanan

kesehatan semakin nampak di Indonesia. Potensi ini muncul dan dapat menjadi

semakin meluas karena adanya tekanan dari sistem pembiayaan yang baru

berlaku di Indonesia, adanya kesempatan karena minim pengawasan, serta ada

pembenaran saat melakukan tindakan ini.

The Association of Certified Fraud Examiners (ACFE), sebuah organisasi

profesional yang bergerak dibidang pemeriksaan atas kecurangan dan

mempunyai tujuan untuk memberantas kecurangan yang berkedudukan di

Amerika Serikat dan telah memiliki cabang di Indonesia, mengklasifikasikan

Fraud (kecurangan) dalam beberapa klasifikasi, dan dikenal dengan istilah

“Fraud Tree” yaitu sistem klasifikasi mengenai hal-hal yang ditimbulkan oleh

kecurangan sebagai berikut:

1. Penyimpangan atas aset (Asset Misappropriation). Asset

misappropriation meliputi penyalahgunaan/ pencurian aset atau harta

perusahaan atau pihak lain. Ini merupakan bentuk Fraud yang paling

mudah dideteksi karena sifatnya yang tangible atau dapat diukur/

dihitung (defined value).


2. Pernyataan palsu atau salah pernyataan (Fraudulent Statement).

Fraudulent statement meliputi tindakan yang dilakukan oleh pejabat

atau eksekutif suatu perusahaan atau instansi pemerintah untuk

menutupi kondisi keuangan yang sebenarnya dengan melakukan

rekayasa keuangan (financial engineering) dalam penyajian laporan

keuangannya untuk memperoleh keuntungan atau mungkin dapat

dianalogikan dengan istilah window dressing.

3. Korupsi (Corruption). Jenis Fraud ini yang paling sulit dideteksi

karena menyangkut kerja sama dengan pihak lain seperti suap dan

korupsi, di mana hal ini merupakan jenis yang terbanyak terjadi di

negara-negara berkembang yang penegakan hukumnya lemah dan

masih kurang kesadaran akan tata kelola yang baik sehingga faktor

integritasnya masih dipertanyakan. Fraud jenis ini sering kali tidak

dapat dideteksi karena para pihak yang bekerja sama menikmati

keuntungan (simbiosis mutualisma). Termasuk didalamnya adalah

penyalahgunaan wewenang/konflik kepentingan (conflict of interest),

penyuapan (bribery), penerimaan yang tidak sah/illegal (illegal

gratuities), dan pemerasan secara ekonomi (economic extortion).

Saat ini di Indonesia sudah terbit Permenkes No. 36 tahun 2015 tentang

Pencegahan Kecurangan (Fraud) dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional

(JKN) pada Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) sebagai dasar hukum
pengembangan sistem anti Fraud layanan kesehatan di Indonesia. Dalam

peraturan menteri ini, sudah mencakup kegiatan-kegiatan seperti membangun

kesadaran, pelaporan, deteksi, investigasi, dan pemberian sanksi. Kegiatan-

kegiatan ini sesuai dengan rekomendasi European Comission tahun 2013.

Implementasi siklus anti Fraud tidak serta merta dapat berjalan mulus.

Penelitian Sparrow (1998) menunjukkan 7 faktor yang membuat kontrol fraud

di lingkungan manapun sulit dicegah: (1) fraud hanya terlihat ketika dilakukan

deteksi dan seringkali hanya mewakili sebagian kecil dari kecurangan yang

dilakukan; (2) indikator kinerja yang tersedia masih ambigu dan belum jelasnya

apa yang disebut keberhasilan pelaksanaan fraud control plan; (3) upaya kontrol

fraud terbentur data banyak yang harus diolah oleh SDM terbatas; (4)

pencegahan fraud bersifat dinamis bukan satu statis. Sistem pencegahan fraud

harus cepat dan mudah beradaptasi dengan model-model fraud baru; (5)

penindakan fraud umumnya bersifat tradisional. Kekuatan ancaman sanksi

fraud baru terlihat dari penangkapan pelaku dan beratnya sanksi dijatuhkan bagi

pelaku; (6) pihak berwenang terlalu percaya diri dengan model kontrol fraud

baru. Bila sebuah model terlihat dapat mengatasi bentuk fraud yang sering

muncul, upaya pengembangan model fraud ini tidak akan optimal; (7)

pencegahan fraud seringnya hanya dialamatkan untuk bentuk fraud yang

sederhana.
Kemudian, dalam gerakan anti korupsi, mahasiswa memiliki peranan

sebagai berikut:

1. Ikut dalam mensosialisasikan pentingnya pembangunan kesadaran

masyarakat.

Dalam Permenkes No. 36/ 2015, pembangunan kesadaran dapat dilakukan

oleh dinas kesehatan kabupaten/ kota dengan pembinaan dan pengawasan

dengan melalui program-program edukasi dan sosialisasi. Namun,

mahasiswa tentu dapat ikut andil di dalamnya untuk ikut serta di dalamnya

tentunya setelah melalui proses pembinaan.

2. Melaporkan apabila menjumpai adanya fraud.

Mahasiswa yang menjumpai adanya praktik fraud dapat melaporkannya

pada pihak yang berwenang. Adapun mekanisme pelaporan terdapat dalam

Permenkes No. 36/ 2015 yang mengamanatkan bahwa pelaporan dugaan

Fraud minimalnya mencakup identitas pelapor, nama dan alamat instansi

yang diduga melakukan tindakan kecurangan JKN, serta alasan pelaporan.

3. Ikut mendeteksi adanya praktik fraud.

Mahasiswa dapat mendeteksi melalui pendekatan: mencari anomali data,

predictive modeling, dan penemuan kasus. Analisis data klaim dapat

dilakukan secara manual dan/atau dengan memanfaatkan aplikasi verifikasi

klinis yang terintegrasi dengan aplikasi INA-CBGs.


4. Membantu tim investigasi untuk memastikan ada atau tidaknya kecurangan

atau praktik fraud.

C. Bidang Politik

Korupsi menjadi salah satu masalah terbesar yang dimiliki oleh Negara

Indonesia. Statistik terbaru menunjukkan bahwa kasus korupsi di Indonesia

terus meningkat. Di tahun 2004 penuntutan terhadap kasus korupsi hanya

berjumlah 2 dalam setahun, namun terus meningkat hingga menjadi 62 tuntutan

kasus korupsi di tahun 2015 kemarin.

Faktor politik merupakan salah satu faktor yang paling umum yang

mendasari suatu tindakan penyebab korupsi. Tindakan korupsi berupa suap atau

yang biasa kita kenal sebagai tindakan sogok menyogok sangat sering terjadi.

Korupsi suap biasa terjadi untuk kepentingan khusus seperti suap untuk “naik

jabatan”, suap untuk “menutupi” sesuatu.

Peran mahasiswa dalam gerakan anti korupsi pada bidang politik

1. Moralitas

Sebagai generasi penerus bangsa, mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan

interpersonal yang lebih tinggi sehingga memiliki moral, rasa peduli dan rasa

bertanggung jawab untuk turut memajukan Negara Indonesia dengan

memberantas korupsi. Mahasiswa yang menyelesaikan pendidikannya

cenderung memiliki tenggang rasa yang lebih baik terhadap Negara dan

masyarakat sekitarnya dan cenderung benci terhadap tindakan korupsi.


2. Identifikasi korupsi

Mahasiswa fakultas tertentu (khususnya hukum dan ekonomi) memiliki

kemampuan untuk mengidentifikasi dan menganalisa suatu tindakan korupsi

lebih baik daripada masyarakat pada umumnya. Mahasiswa memiliki

pengetahuan mengenai standar standar identifikasi dan analisis korupsi dari segi

finansial maupun hukum. Dengan kemampuan ini mahasiswa diharapkan dapat

memperbaiki kualitas penegakkan hukum di Indonesia.

3. Pelaporan

Seorang mahasiswa yang telah mengidentifikasi adanya tindakan korupsi oleh

suatu entitas, cenderung berhasil melaporkan tindakan korupsi tersebut kepada

pemerintah karena mahasiswa dianggap memiliki suara yang lebih didengarkan

oleh pemerintah dan mampu menekan pemerintah. Selain itu mahasiswa

cenderung lebih berani untuk melaporkan tindakan korupsi tersebut karena

mereka memiliki pengetahuan akan prosedur dan langkah hukum untuk

melaporkan suatu tindakan korupsi.

4. Generasi masa depan

Ketika mahasiswa yang memiliki moralitas tinggi dan memiliki kemampuan

interpersonal tinggi naik dan menggantikan generasi sekarang yang dianggap

penuh dengan koruptor, Tindakan korupsi diharapkan dapat ditekan bahkan

dihapuskan karena adanya kesadaran dalam diri mahasiswa untuk turut

memajukan Negara dengan tidak melakukan korupsi.


Kualitas kualitas professional maupun interpersonal yang ditanamkan pada

mahasiswa saat ini diharapkan mampu untuk memberantas korupsi yang terus

menggerogoti Negara Indonesia. Dengan artikel peran mahasiswa dalam

pemberantasan korupsi ini, kami harapkan anda dapat lebih mengerti

pentingnya pendidikan bukan hanya untuk memperoleh hard skill, namun juga

untuk mendapatkan kemampuan interpersonal dan moralitas yang lebih baik.

D. Bidang Ekonomi

Mahasiswa memiliki peran untuk mengatasi dan mengurangi tindak korupsi

yang terjadi di Indonesia. Peran tersebut dengan memahami dan mempelajari

mengenai perekonomian di Indonesia mengenai infrastruktur

ataupunperekonomian. Maka, dengan hal tersebut jika ada pejabat negara yang

melebihkan anggaran dalam hal infrastruktur maupun pembangunan atau yang

lainnya mahasiswa memiliki peran penting yaitu dengan menuntut keadilan

baik itu melalui laporan ke pihak berwajib. Dengan hal ini, mahasiswa sangat

cocok disebut sebagai agent of control the agent of analysis yaitu bagaimana

mahasiswa memiliki peran dalam mengontrol bangsa karena memiliki sifat

kritis dalam mengkritik pejabat negara dan memiliki legend of analysis sebagai

cara untuk menganalisa suatu permasalahan yang ada karena jika mahasiswa

terutama yang menggeluti bidang perekonomian bangsa akan memiliki

pemahaman yang lebih luas daripada yang tidak dan akan sangat mudah bagi
mahasiswa dalam menanggapi persoalan korupsi di Indonesia khususnya dalam

bidang ekonomi.

Adapun peran mahasiswa dalam gerakan anti korupsi di bidang ekonomi

adalah:

1. Tidak menyalahgunakan kepercayaan dalam sebuah organisasi, dalam hal ini

yang dimaksud adalah sebuah kewirausahaan di organisasi tersebut.

2. Tidak memberikan suap kepada pengurus beasiswa dikampus.

3. Menuntut jaminan atau fasilitas terhadap biaya yang telah dibayarkan pada

saat menjadi mahasiswa baru.

4. Memiliki kesadaran untuk mengkritisi pejabat atau petinggi/pemimpin

sehingga menghindarkan terciptanya peluang korupsi pada petinggi tersebut

E. Bidang Sosial Budaya

Peran mahasiswa dalam gerakan anti korupsi selain pada bidang-bidang

yang telah disebutkan sebelumnya juga terdapat pada bidang sosial dan budaya.

Untuk peran dalam bidang sosial antara lain:

1. Melakukan pressure dan mengawal kasus-kasus korupsi bersama masyarakat

dan lembaga pemerintahan

2. Memberikan edukasi kepada masyarakat tentang masalah korupsi serta

penyebabnya

3. Mendorong masyarakat supaya berani melapor terhadap pelanggaran korupsi


4. Mengontrol serta mengkritik kebijakan pemerintah yang memberikan

peluang adanya tindak korupsi

5. Melakukan gerakan serta kerja sama terhadap lembaga pemerintah dan

swasta untuk memerangi korupsi secara bersama-sama

Kemudian dalam bidang budaya atau kebudayaan adalah sebagai berikut:

a. Budaya Sebagai Panglima

Budaya adalah lapisan paling dasar dari sebuah sistem sosial, manusia

berbudaya demi beradaptasi dengan tantangan alam yang dihadapinya, mulai

dari tantangan geografis hingga ekologis. Budaya terbentuk dari pengetahuan

rekayasa yang membutuhkan perhitungan yang seksama, hingga kesenian yang

memberikan filosofi hidup, renungan, dan keriaan bersama sebagai makhluk

sosial.

Dari lapis budaya tersebut tumbuhlah tata ekonomi, di mana manusia berupaya

menata kehidupan rumah tangganya dengan membagi tugas di kalangan

individu, membagi sumber daya, dan mengatur pertukarannya untuk menjaga

sustainabilitas kehidupan mereka secara kolektif. Di atas lapis ekonomi,

manusia kemudian berusaha melakukan penataan kekuasaan dalam struktur

masyarakat yang bernama sistem politik.

Jadi, di atas lapisan budayalah dibangun tata ekonomi dan politik. Budaya

merupakan kolektivitas sosial perilaku yang menjadi tata kebiasaan masyarakat

dalam menyikapi tantangan pada lapis di bawahnya. Karena begitu strategisnya


peran budaya dalam tatanan kehidupan masyarakat inilah, maka sebuah

perubahan sosial yang besar harus dimulai dengan merubah kebudayaannya.

b. Merumuskan Budaya Anti Korupsi

Untuk membentuk budaya anti korupsi “asli” indonesia dibutuhkan kesepakatan

dari para cendekiawan agama, tokoh politik, budayawan, dan sejarahwan untuk

duduk bersama merumuskan sebuah formula kebudayaan baru yang diambil

dari nilai-nilai agama dan kearifan lokal yang tersebar di seluruh nusantara.

Formula kebudayaan baru anti korupsi ini akan berisi ajaran-ajaran positif

sebagai antitesis dari perilaku korupsi.

Penyebaran dan penerapan budaya baru ini bisa dilakukan melalui media

kebudayaan seperti film, musik, novel dan berbagai ekspresi seni lainnya.

Tokoh agama juga akan sangat berperan untuk mensosialisasikannya melalui

ceramah baik secara lansung maupun tulisan. Di ranah pendidikan, kebudayaan

baru ini bisa dimasukkan ke dalam materi pelajaran dan perkuliahan untuk

membentuk karakter generasi muda.

Memang membutuhkan waktu yangpanjang untuk merubah sebuah

kebudayaan, mungkin sampai beberapa generasi, tetapi adanya komitmen

politik yang kuatdari pemerintah akan semakin mempercepat prosesnya, apalagi

dengan didukung oleh seluruh komponen bangsa dalam penyebaran dan

penerapannya.Dengan begitu, harapan kita akan terciptanya Indonesia yang

bersih, berwibawa dan berjaya suatu hari nanti akan menjadi nyata.
Salah satu upaya pemberantasan korupsi adalah dengan sadar melakukan suatu

gerakan anti korupsi di masyarakat. Gerakan ini adalahupaya bersama yang

bersetujuan untuk menumbuhkan budaya anti korupsi di masayarakat. Dengan

budaya tumbuhnya anti korupsi di masyarakat diharapakan dapat mencegah

munculnya perilaku koruptif. Gerakan anti korupsi adalah suatu gerakan jangka

panjang yang harus melibatkan seluruh pemangku kepentingan yang terkait,

yaitu pemerintah, swasta, dan masyarakat. Dalam pemangku inilah peran

mahasiswa sebagai salah satu bagian penting dari masyarakat sangat

diharapkan.

c. Peran Mahasiswa

Dalam sejarah perjalanan bangsa indonesia tercatat bahwa mahasiswa

mempunyai peranan yang sangat penting. Peranan tersebut tercatat dalam

peristiwa-peristiwa besar yang dimulai dari Kebangkitan Nasional tahun 1908,

sumpah pemuda tahun 1928, proklamasi kemerdekaan NKRI tahun 1945,

lahirnya Orde Baru tahun 1996, dan reformasi tahun 1998. Tidak dapat di

pungkiri bahwa dalam peristiwa-peristiwa besar tersebut mahasiswa tampil

didepan sebagai motor penggerak dengan berbagai gagasan, semangat dan

idealisme yang mereka miliki.

Peran penting mahasiswa tersebut tidak dapat dilepaskan dari karakteristik yang

mereka miliki, yaitu: intelektualitas,jiwa muda, dan idealisme. Dengan

kemampuan intelektual yang tinggi, jiwa pemuda yang penuh semangat, dan
idealisme yang murni telah terbukti bahwa mahasiswa selalu mengambil peran

penting dalam sejarah perjalanan bangsa ini. Dalam beberapa peristiwa besar

perjalanan bangsa ini telah terbukti mahasiwa berperan sangat penting sebagai

agen perubahan.

Dalam konteks gerakan anti korupsi mahasiswa juga diharapakan dapat tampil

di depan menjadi motor penggerak. Mahasiswa didukung oleh kompetensi

dasar yang mereka miliki, yaitu: intelegensi, kemampuan berpikir kritis, dan

keberanian untuk menyatakan kebenaran. Dengan kompetensi yang mereka

miliki tersebut mahasiswa diharapkan mampu menjadi agen perubahan, mampu

menyeruakan kepentingan rakyat, mampu mengkritisi kebijakan-kebijakan

yang koruptif, dan mampu menjadi lembaga-lembaga negara dan penegak

hukum.

d. Gerakan Kultural

Gerakan kultural bertujuan untuk: 1) memberikan pemahaman tentang korupsi

dan bentuk nyata anti-korupsi di dalam kemahasiswaan, 2) menciptakan budaya

anti-korupsi sejak dini, dan 3) membentuk karakter generasi anti-korupsi.

Berbeda dengan sebelumnya, gerakan kultural ini cenderung bersifat aktif,

sehingga gerakan yang dilakukan tidak bergantung terhadap isu yang ada.

Beberapa model gerakan yang dapat dilakukan pada klasifikasi kultural

diantaranya:

1. Propaganda Integritas Akademik


Salah satu bentuk kecil korupsi adalah kecurangan akademik. Untuk itu,

sebagai pemupukan budaya anti-korupsi, perlu ditingkatkan propaganda

integritas akademik bagi mahasiswa. Upaya ini adalah untuk mencegah bibit-

bibit korupsi yang mungkin tumbuh dari kecurangan-kecurangan kecil yang

terjadi dalam pelaksanaan aktivitas akademik di kemahasiswaan.

2. Pemahaman Korupsi dalam Pemerintahan Mahasiswa (Student governance)

Dalam hal ini, mahasiswa diberikan pemahaman tentang definisi korupsi secara

luas dan bagaimana cara pencegahannya. Selain itu, ditampilkan contoh-contoh

bentuk korupsi di dalam organisasi kemahasiswaan sebagai satu upaya

pemupukan kesadaran untuk tidak melakukan tindakan korupsi dalam unit

kelembagaan yang kecil. Dengan pemahaman yang ada tentang jenis korupsi

yang mungkin terjadi pada organisasi kemahasiswaan, diharapkan

penyelenggaraan kelembagaan yang bersih dari korupsi mulai dipraktikkan oleh

mahasiswa sejak dini.

3. Propaganda Anti-Korupsi Mahasiswa

Propaganda anti-korupsi mahasiswa diterapkan dengan memberikan aksentuasi

pada peran mahasiswa sebagai penerus kepemimpinan. Bahwa sebagai generasi

penerus yang mengharapkan kondisi negara yang bersih, maka mahasiswa

harus mampu menjaga kebersihan perilakunya dari tindakan korupsi. Tujuan

dari hal ini menyadarkan peran sebagai generasi penerus serta menumbuhkan

mental anti-korupsi secara permanen.


Mekanisme pembudayaan yaitu dengan cara pemanfaatan media, propaganda,

serta ajang-ajang yang melibatkan mahasiswa dalam skala mikro hingga makro.

Luaran utama dari gerakan ini adalah timbulnya kesadaran untuk

mempertahankan integritas anti-korupsi sejak di bangku kuliah hingga bangku

pemerintahan.

F. Bidang Teknologi

Mahasiswa sebagai kaum intelektual tentu memiliki peranan penting kaitannya

dalam memberantas korupsi, dalam era sekarang dimana teknologi kian modern

malah mendukung adanya gerakan anti korupsi seperti ini. Adapun contoh

upaya mahasiswa dalam pemberantasan korupsi dalam bidang teknologi pada

kelompok kami ditekankan pada teknologi informasi sebagai berikut:

1. Turut mengkritisi dan memberi masukan terhadap lembaga pemerintahan

dengan menggunakan sosial media dengan bijak.

Sosial media yang makin banyak macamnya mempermudah masyarakat

terutama mahasiswa dalam menyalurkan kritik dan saran yang membangun.

Contohnya saja adalah mengkritiki lembaga eksekutif maupun legislatif

dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan perihal negara

seperti meninggalkan komentar pada setiap postingan namun diiringi dengan

bahasa yang santun tanpa adanya provokasi atau ujaran kebencian.

2. Menyalurkan bakat atau kemampuan yang berguna secara online untuk

mendorong partisipasi masyarakat dalam gerakan anti korupsi.


Kemampuan mahasiswa di bidang teknologi terutama dalam editing

dapat disalurkan untuk hal yang bermanfaat bagi negara seperti membuat

meme, poster atau film pendek berisi motivasi atau ajakan dalam upaya

pemberantasan korupsi. Dengan bantuan adanya media sosial dapat turut

menyebarkan ajakan anti korupsi ke penjuru Indonesia.

3. Membuat forum diskusi online dalam kaitannya dengan pemberantasan

korupsi

Dalam merespon perkembangan teknologi, sosial media dapat

dimanfaatkan dengan bijak dengan membuat forum diskusi online anti

korupsi. Dengan adanya forum ini memudahkan antara para aktivis

antikorupsi serta mahasiswa dari kalangan akademisi ataupun berbagai

elemen masyarakat lainnya dapat belajar melawan korupsi dengan diskusi

online.
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Adapun simpulan yang diperoleh dari pembahasan diatas adalah :

1. Pendidikan anti korupsi dini sebagai langkah awal taerhadap penanganan kasus

korupsi yang bermula dari diri sendiri dan diharapkan berimlikasi terhadap kehidupan

keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.

2. Dalam jangka panjang, pendidikan anti korupsi dini di harapkan mampu mewujudkan

pemerintahan yang bersih dari KKN serta mampu melaksanakan UUD 1945 demi

terwujudnya good goverment.

3. Pendidikan merupakan salah satu tonggak kehidupan masyarakat demokrasi yang

madani, sudah sepantasnya mempunyai andil dalam hal pencegahan korupsi. Salah

satu yang bisa menjadi gagasan baik dalam kasusu korupsi ini adalah penerapan anti

korupsi adalah penerapan anti korupsi pada pendidikan karakter bangsa di indonesisa,

khususnya ditunjukan bagi mahsiswa. Karena pada dasarnya merek adalah agen

perubahan bangsa dalam perjalanan bangsa indonesia.

4. Dengan kemampuan intelektual yang tinggi, jiwa muda yang penuh semangat, dan

idealisme yang murni telah terbukti bahwa mahasiswa selalu mengambil peran

penting dalam sejarah perjalanan bangsa ini. Dalam beberapa peristiwa besar

perjalanan bangsa ini telah terbukti mahasiswa berperan penting sebagai agen

perubahan (agent of change)

5. Mahasiswa dapat banyak berperan aktif dalam aksi pemberantasan korupsi pada

berbagai aspek mulai daari sosial budaya, ekonomi, politik, pendidikan dan lain-lain.
B. Saran

1. Pemerintah dalam halnya melalui dinas pendidikan memformulas kan pendidikan anti

korupsi dalam mata pelajaran pada jenjang pendidikan formal.

2. Pendidikan anti korupsi (PAK) seharusnya di terapkan di bangku perkuliahan tinggi

sebagai mata kuliah wajib. Karena mahasiswa sebagai salah satu bagaian dari genrasi

penerus bangsa yang memiliki kompetensi intelektual, ide-ide inovatif, kebijakan, dan

pola pikir yang lebih diplomatis menjadikan mereka agen perubahan pembelajaaran

kehidupan bangsa.

3. Pendidikan anti korupsi (PAK) di tingkat prguruan tinggi memberikan pembelajaran

lebih efektif dalam pengalaman aktif bagi mahasiswa tentang realitas sosial, masalah-

masalah yang berkaitan dengan profesi, pelayanan umum, dan lain-lain. Sehingga

tetmotivasi untuk kreatif dan mandiri mengajak dirinya sendiri dan keluarga dan

lingkungannya untuk proaktif memberantas korupsi.

4. Pemerintah seharusnya mampu memperbaiki kinerja lembaga peradilan baik dari

tingkat kepolisian, kejaksaan, pengadilan dan lembaga pemasyarakatan.

5. Adanya kerjasama masyarakat, pemerintah serta instansi terkait secara sinergis untuk

dapat mengimplementasikan dan menerapkan pendidikan anti korupsi dini di segala

aspek kehidupan.

6. Salah satu cara memberantas korupsi adalah dengan membentuk lembaga yang

independen yang khusus menangani korupsi.


DAFTAR PUSTAKA

Drajat, M Zakaria. 2018. Peran Mahasiswa Mengatasi Korupsi.

https://www.kompasiana.com/zakariadrajat/5c0aa900aeebe1349c4fe392/peran-

mahasiswa-mengatasi-korupsi(diakses pada hari Minggu, 24 Maret 2019 pukul 10.15

WIB)

Handinidevi, Medhira. 2013. BPKP Jawa Barat Jelaskan Peran Mahasiswa dalam

Pemberantasan Korupsi di Indonesia.

https://www.itb.ac.id/news/read/4017/home/bpkp-jawa-barat-jelaskan-peran-

mahasiswa-dalam-pemberantasan-korupsi-di-indonesia (diakses pada hari Minggu, 24

Maret 2019 pukul 10.14 WIB)

Huzaifah, Gibran. 2009. Gerakan Anti-Korupsi Mahasiswa.

https://gibranhuzaifah.wordpress.com/2009/12/17/gerakan-anti-korupsi-mahasiswa/

(diakses pada hari Kamis, 21 Maret 2019 pukul 21.34 WIB)

Nashuha, Imam. 2018. Peran dan Potensi Mahasiswa dalam Memberantas

Korupsi.https://www.kompasiana.com/imam75980/5c0a7365bde575513e4c3ab2/peran-

dan-potensi-mahasiswa-dalam-memberantas-korupsi (diakses pada hari Minggu, 24

Maret 2019 pukul 10.26 WIB)

Pujianto, Randra. 2015. Melawan Korupsi dengan Budaya.

https://www.kompasiana.com/rendra_pujianto/54f341427455137b2b6c6df7/melawan-

korupsi-dengan-budaya (diakses pada hari Jumat, 22 Maret 2019 pukul 13. 53 WIB)

Riset Publik. 2016. Korupsi Dalam Pelayanan Kesehatan Di Era Jaminan Kesehatan

Nasional: Kajian Besarnya Potensi Dan Sistem Pengendalian

Fraud.https://acch.kpk.go.id/id/artikel/riset-publik/korups i-dalam-pelayanan-kesehatan-
di-era-jaminan-kese hatan-nasional-kajian-besarnya-potensi-dan-sistem-pengendali an-

fraud(diakses pada hari Minggu, 24 Maret 2019 pukul 10.05 WIB)

Sari, Maya. 2016. 4 Peranan Mahasiswa dalam Pemberantasan

Korupsi.https://guruppkn.com/peranan-mahasiswa-dalam-pemberantasan-korupsi

(diakses pada hari Jumat, 22 Maret 2019 pukul 13.44 WIB)

Surono, Agus. 2016. Sikap Anti Korupsi di Kalangan Siswa dan Mahasiswa dalam

Mewujudkan Penyelenggaraan Negara Anti Korupsi dan Berbasis

Keadilan.https://www.researchgate.net/publication/315998390_Sikap_Anti_Korupsi_di

_Kalangan_Siswa_dan_Mahasiswa_dalam_Mewujudkan_Penyelenggaraan_Negara_An

ti_Korupsi_dan_Berbasis_Keadilan (diakses pada hari Kamis, 21 Maret pukul 16.45

WIB)

Zakiya, Wilda. 2018. Mahasiswa dalam Gerakan Anti Korupsi.

https://indonesiana.tempo.co/read/128571/2018/10/21/wildazakiya.id/mahasiswa-

dalam-gerakan-anti-korupsi (diakses pada hari Jumat, 22 Maret 2019 pukul 14.01 WIB)

Anda mungkin juga menyukai