Anda di halaman 1dari 23

Djoko Priyatno

SECARA FORMAL : LEBIH LUAS :


Perilaku individu
Perilaku pejabat
yang menimbulkan
publik, baik
kerugian, baik
politikus maupun
materiil maupun
pegawai negeri
immateriil sehingga
untuk memperkaya
menimbulkan
diri sendiri dengan
dampak merugikan
menyalahgunakan
kepentingan umum
wewenang dan
scr langsung
jabatannya
maupun tidak
langsung.
Prinsip-prinsip antikorupsi pada dasarnya
terkait dengan semua aspek kegiatan publik yg
menuntut adanya:

* Integritas
* Objektivitas
* Kejujuran
* Keterbukaan
* Tanggung jawab serta
* Meletakkan kepentingan
publik di atas kepentingan
individu
LANGKAH - LANGKAH ANTISIPASI UNTUK
MEMBENDUNG/BERANTAS
LAJU PERGERAKAN KORUPSI :

MENERAPKAN PRINSIP - PRINSIP


ANTI KORUPSI :
1. Akuntabilitas
2. Transparansi
3. Kewajaran
4. Kebijakan
5. Kontrol kebijakan
Transparansi

Akuntabilitas Kewajaran
PRINSIP-
PRINSIP
ANTI-
KORUPSI

Kontrol
kebijakan
kebijakan
Akuntabilitas

 Akuntabilitas kesesuaian antara


aturan dan pelaksanaan kerja
 Prinsip akuntabilitas membutuhkan
perangkat pendukung baik berupa:
- Perundang-undangan (de jure) &
- Komitmen & dukungan masyarakat
(de facto)
baik pada level budaya (individu
• Prinsip akuntabilitas harus mulai
diterapkan oleh mahasiswa dalam
program kegiatan kemahasiswaan

• Dengan harapan bahwa integritas atau


kesesuaian antara aturan dengan
pelaksanaan kerja pada diri mahasiswa
dapat semakin ditingkatkan
Transparansi
 Transparansi: prinsip yang
mengharuskan semua proses kebijakan
dilakukan secara terbuka, sehingga segala
bentuk penyimpangan dapat diketahui oleh
publik.
Transparansi menjadi pintu masuk
sekaligus kontrol bagi seluruh proses
dinamika struktural kelembagaan.

 Dalam bentuk yang paling sederhana,


transparansi mengacu pada keterbukaan
dan kejujuran untuk saling menjunjung
tinggi kepercayaan (trust )
Perlunya keterlibatan masyarakat dalam
proses transparansi:

Proses penganggaran yang bersifat


bottom up, mulai dari perencanaan,
implementasi, laporan
pertanggungjawaban dan penilaian
(evaluasi) terhadap kinerja anggaran.
Proses penyusunan kegiatan. Hal ini
terkait pula dengan proses pembahasan
tentang sumber-sumber pendanaan
(anggaran pendapatan) dan alokasi
anggaran (anggaran belanja).
 Proses pembahasan tentang pembuatan
rancangan peraturan yang berkaitan dengan
strategi penggalangan dana, mekanisme
pengelolaan kegiatan mulai dari pelaksanaan
tender, pengerjaan teknis, pelaporan finansial
dan pertanggungjawaban secara teknis.
 Proses pengawasan dalam pelaksanaan
kegiatan yang berkaitan dengan kepentingan
publik dan yang lebih khusus lagi adalah
kegiatan yang diusulkan oleh masyarakat
sendiri.
 Proses evaluasi terhadap penyelenggaraan
kegiatan yang dilakukan secara terbuka dan
bukan hanya pertanggungjawaban secara
administratif, tapi juga secara teknis dan fisik
dari setiap out put kegiatan.
Kontrol masyarakat sangat diperlukan
Proses Perencanaan
Program Pembangunan,
Anggaran Pendapatan
dan Anggaran Belanja Negara
atau Daerah

Evaluasi dan Penilaian Implementasi


Kinerja Anggaran
Kontrol Alokasi Sektor,
Out Come Jangka Pendek Masyarakat Pelaksanaan,
& Jangka Panjang serta Pengawasan Format

Laporan Pertanggungjawaban
Out Put
(Teknisi Fisik dan Administrasi)
Kewajaran (Fairness)

 Prinsip fairness
ditujukan untuk
mencegah terjadinya
manipulasi dalam
penganggaran, baik
dalam bentuk mark up
maupun ketidakwajaran
lainnya
64
lima langkah penegakan prinsip fairness

1. Komprehensif dan disiplin: mempertimbangkan


keseluruhan aspek, berkesinambungan, taat asas, prinsip
pembebanan, pengeluaran dan tidak melampaui batas (off
budget).
2. Fleksibilitas: adanya kebijakan tertentu untuk efisiensi
dan efektifitas.
3. Terprediksi: ketetapan dalam perencanaan atas dasar
asas value for money dan menghindari defisit dalam tahun
anggaran berjalan. Anggaran yang terprediksi merupakan
cerminan dari adanya prinsip fairness di dalam proses
perencanaan pembangunan.

65
4. Kejujuran : adanya bias perkiraan
penerimaan maupun pengeluaran
yang disengaja, yang berasal dari
pertimbangan teknis maupun politis.
Kejujuran bagian pokok dari prinsip
fairness.
5. Informatif : adanya sistem
informasi pelaporan yang teratur dan
informatif sebagai dasar penilaian
kinerja, kejujuran dan proses
pengambilan keputusan. Sifat
informatif ciri khas dari kejujuran.

66
Kebijakan Antikorupsi
 Mengatur tata interaksi agar tidak terjadi
penyimpangan yang dapat merugikan negara
dan masyarakat.
 Tidak selalu identik dengan undang-undang
(UU) antikorupsi, namun bisa berupa UU
kebebasan mengakses informasi, UU
desentralisasi, UU anti-monopoli, maupun
lainnya yang dapat memudahkan masyarakat
mengetahui sekaligus mengontrol terhadap
kinerja dan penggunaan anggaran negara oleh
para pejabat negara.

69
4 Aspek Kebijakan Anti-Korupsi

Pembuat
Isi

Kebijakan Antikorupsi

Kultur Pelaksana

70
4 Aspek Kebijakan ….
• Isi kebijakan: Kebijakan antikorupsi akan efektif
apabila di dalamnya terkandung unsur-unsur yang
terkait dengan persoalan korupsi.
• Pembuat kebijakan: Kualitas isi kebijakan
tergantung pada kualitas dan integritas pembuatnya.
• Pelaksana kebijakan: Kebijakan yang telah dibuat
dapat berfungsi apabila didukung oleh aktor-aktor
penegak kebijakan; yaitu kepolisian, kejaksaan,
pengadilan, pengacara, dan lembaga pemasyarakatan.
• Kultur kebijakan: Eksistensi sebuah kebijakan
terkait dengan nilai-nilai, pemahaman, sikap,
persepsi, dan kesadaran masyarakat terhadap hukum
atau undang-undang antikorupsi. Lebih jauh kultur
kebijakan ini akan menentukan tingkat partisipasi 71
Kontrol Kebijakan

Kontrol kebijakan merupakan upaya agar kebijakan


yang dibuat betul-betul efektif dan mengeliminasi
semua bentuk korupsi.
3 Model Kontrol Kebijakan

Evolusi

KEBIJAKAN

Reformasi

74
3 Model Kontrol Kebijakan

 Partisipasi:
Melakukan kontrol terhadap kebijakan
dengan ikut serta dalam penyusunan dan
pelaksanaannya.
 Evolusi:
Mengontrol dengan menawarkan alternatif
kebijakan baru yang dianggap lebih layak.
 Reformasi;
Mengontrol dengan mengganti kebijakan
yang dianggap tidak sesuai.
75
Perbedaan kontrol terhadap
kebijakan tergantung pada
sistem yang terbangun. Dalam
sistem demokrasi yang sudah
mapan (established), kontrol
kebijakan tersebut dapat
dilakukan melalui partisipasi,
evolusi, & reformasi.

77
Prinsip-
prinsip
anti
korupsi

faktor
eksternal
penyebab
korupsi

78
Dalam penerapan prinsip-prinsip
antikorupsi, dituntut adanya
integritas, objektivitas, kejujuran,
keterbukaan, tanggung gugat dan
meletakkan kepentingan publik di
atas kepentingan individu.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai