Sumber: Jurnal 2013 Jose M. Porcel “Handling Pleural Fluid Samples For Routine Analyses
I. Proses pengambilang Efusi Pleura dinamakan THORACENTESIS
II. Cairan diambil sekitar 20-40mL untuk analisa lengkap di laboratorium (kimia, sitologi, mikrobiologi) untuk mengatahui jenisnya termasuk transudat atau eksudat, penegakkan diagnose penyebab efusi, dan lanjutan terapi yang diambil III. Jika terapi yang diambil ada drainase maka dipasang kateter interkostal ditampung di wadah steril (Urine Bag Sterile) IV. Cairan pada umumnya diambil dengan syringe steril dan dikirim ke laboratorium V. Cairan harus sudah berada di laboratorium dalam kurun 2 jam setelah sampling dan dalam kondisi suhu kamar, jika butuh waktu lebih maka pengiriman dilakukan dalam kondisi suhu 4℃ kecuali yang diperuntukkan pemeriksaan mikrobiologi harus tetap suhu ruang. *Penyimpanan spesimen >48 jam dalam suhu 4℃ tidak akan memberi efek signifikan pada hitung leukosit, CDC, kimia (kecuali LDH), dan sitologi VI. Persiapan Spesimen 1. Pindahkan cairan pleura dari syringe ke tabung dengan antikoagulan EDTA atau Heparin untuk mencegah pembekuan untuk keperluan px CDC karena berpengaruh banget ke hitung leukosit. Hindari kontak terlalu lama dengan udara! 2. Jumlah yang dibutuhkan tiap px: Pemeriksaan hitung sel 3-5 Ml dari tabung heparin atau EDTA Pemeriksaan pH dengan heparinised syringe (yg biasa digunakan AGD) kalau ada, atau ikut tabung px lain Pemeriksaan kimia 5 mL pakai tabung Heparin atau EDTA atau non aditif Pemeriksaan mikrobiologi - 2-5 mL ke tabung darah kultur aerob dan anaerob masing-masing - 1 tabung steril untuk pewarnaan Gram - 5 mL untuk inokulasi ke media cair (lebih sensitif dr media padat) untuk diagnosa TB 3. Pemeriksaan Sitologi sekitar 20 mL tergantung besar sedimen yang diperkirakan, makin besar maka volume makin banyak VII. Langkah Pemeriksaan 1. Cek pH idealnya di BGA tapi lihat kondisi spesimen takutnya bikin probe tersumbat karena komponen di dalamnya (jika ada permintaan px) 2. Lanjut Cell Counting dari eritrosit, leukosit, dan Diffcount MN dan PMN 3. Lanjut Tabung disentrifus 3000 rpm selama 15 menit suhu ruang: Supernatan untuk periksa kimia (protein, LDH, glukosa, dan enzim Adenosine Deaminase) Opt. tambahan px kimia: albumin dan kolesterol (kecurigaan spesimen bukan transudat); amilase (pankreasitis & kelainan esofagus); Trigliserida (chylothorax) Sedimen untuk pewarnaan gram, ZN, dan diinokulasi ke media BAP, Chocolate Agar, MacConkey, kalau ada juga ke media anaerob (ga disebut). Inkubasi media di suhu 35°-37℃ selama minimal 4 hari atau dengan cara lain, botol kultur diinkubasi kalau positif dikultur di media padat. Untuk pemeriksaan Mycobacterium bisa pakai BACTEC atau MODS (Microscopic-Observation Drug Suspectibility) yang lebih cepat daripada tanam di Lowenstein Jensen 4. Pemeriksaan Sitologi, ketahanan sampel sampai 72 jam suhu 2-8℃, Pemeriksaan sitologi pakai metode cytospin (disentrifus, sedimen dijadikan sediaan) dan cell block (teknik smear). Teknik fiksasi dan pewarnaan beragam yang biasa dipakai Cytospin fiksasi di isopropyl alkohol 95% dan diwarnai metode Papanicolaou (ada gambar udah di share di grup) Cell block fiksasi formalin diwarnai dengan Haematoxylin & Eosin