Matakuliah : Toksikologi
Dosen Pengajar:
Ayu Puspitasari, ST, M.Si
Oleh:
Alifiyah Yunanda Primadiani
P27834118043
D-IV SEMESTER 4
Faktor Sampling
I. Spesimen Darah
II. Kesalahan Pengumpulan Sampel
III. Hemolisis
IV. Kontaminasi Selular
V. Penyimpanan salah atau berlebihan
VI. Pengambiln sampel selama infus
6. Terangkan cara pengambilan dan penanganan sampel isi lambung untuk analisis
toksikologi!
Jawab :
Bilas lambung jarang dilakukan saat ini dalam mengobati keracunan akut.
Namun, jika sampel isi perut diperoleh segera setelah waktu keracunan, sejumlah besar
racun mungkin masih ada. Saat menguji kemungkinan keracunan, penting untuk
mendapatkan sampel pertama dari cairan pembasah, karena sampel berikutnya terlalu
encer. Sebanyak 50 mL tanpa pengawet diambil untuk langsung dilakukan pemeriksaan
dan analisis.
7. Terangkan cara pengambilan dan penanganan sampel residu dari kejadian untuk
analisis toksikologi !
Jawab :
Bahan seperti sisa tablet, bubuk, jarum suntik dan sebagainya, dapat memberikan
informasi berharga mengenai racun yang terlibat dalam sebuah insiden dan harus
dikemas terpisah oleh sampel biologis. Hal ini sangat penting jika senawa volatil terlibat.
Semua barang harus dikemas dan diberi label. Jarum harus dikemas dalam wadah yang
sesuai untuk meminimalisir resiko cedera bagi staff laboratorium.
13. Jelaskan metode preparasi sampel ganja untuk persiapan sampel toksikologi !
Jawab :
Tanaman Ganja
Kurang lebih 400 mg yang telah diserbuk halus, dimasukkan dalam enlemeyer
bertutup. Menambahkan 10 mL petroleum eter atau toluen. Kocok selama 1 jam
kemudian saring. Tambahkan dengan pelarut apabila dibutuhkan.
Damar Ganja
Kurang lebih 100 gram damar ganja ihaluskan dengan ± 2ml toluen hingga
terbantuk pasta dalam mortil. Masukkan ke dalam enlemeyer bertutup dengan
menambhakan 8 ml toluen , kocok selama 1 jam.
Hasis
Kurang lebih 50mg hasis dilarutkan dalam 10 ml toluen.
14. Jelaskan bagaimana teknik preparasi sampel spesimen darah untuk persiapan
sampel toksikologi!
Jawab :
Untuk persiapan sampel berupa darah dengan menggunakan metode ekstraksi.
Prinsipnya yaitu Pemisahan atau isolasi specimen dengan pelarut organik pada pH
tertentu dari zat-zat yang mengganggu berdasarkan dengan kelarutannya. Hasil ekstraksi
disaring dan dikeringkan sehingga didapat residu yang dapat dianalisa.
Cara kerja :
4 ml sampel ditambahkan 2 ml Buffer Phospat (pH 7,4)dan 40 ml kloroform lalu
kocok. Kemudian menambahkan 2 gram Na2SO3 anhidrat lalu kocok kembali untuk
menghasilkan masa padat.
Tuangkan kembali CHCL3 melalui saringan. Ekstraksi kembali masa padat tersebut
daam 20 ml CHCL3, da campur kembali.
Apabila terdapat salisilat I fraksi CHCL3 di ekstraksikan dengan NaHCO3 untuk
menghilangkan Salisilat yang dapat menghambat penentuan selanjutnya.
Pada fraksi CHCL3 ditmbahkan dengan 8 ml NaOh 0,45M. Kocok selama 2 menit
kemudian sentrifuge. Cuci fraksi CHCL3 dengan sedikit air lalu buang cucian.
Keringkan dengan Na2SO3 anhidrat, uapkan hingga kering.
15. Jelaskan bagaimana teknik preparasi sampel isi lambung untuk persiapan sampel
toksikologi !
Jawab :
Menambhakan 10 ml urin dg asam phospat dan asam tatrat untuk membuat pH
menjadi 3. Ekstrasi 2 kali masing-masing dengan 30 ml eter, campur hasil
ekstraksi.
Cuci dengan 5 ml air dan menambahkan air kedalam spesimen. Simpan fraksi air
untuk ekstraksi selanjutnya. Fraksi eter diatas diekstraksikan dengan 5 ml NaOH
0,45 N dan disimpan sebagian hasil ekstraksi untuk pemeriksaan barbiturate dan
bebebrapa substansi asam lemah lainnya,.
Sebagian lain dari fraksi eter diatas dicuci dengan air, saring hasil cucian dan
menambahkan dengan Na2SO4 anhidrat lalu diupkan sampai kering.
Residu kemungkinan mengandung obat-obatan netral (fraksi C)
Fraksi air pada butir 3 ditambah dengan ammonia untuk membuat pH 8.
Ekstraksi sebanyak 2 kali masing-masing dengan 100 ml CHCL3.
Mencuci campuran ekstraksi fraksi dengan air, kemudian saring dan
menambahkan dengan sedikit asam tatrat untuk menghindari hilangnya
zat-zat yang mudah menguap.
Menguapkan hingga kering, residu kemungkinan mengandung antara lain
golongan Benzodiazepin : Klordiazepoksid, Diazepam, Nitrozepam (faksi
D).
16. Jelaskan bagaimana teknik preparasi sampel rambut untuk persiapan sampel
toksikologi !
Jawab :
Homogenisasi dengan memotong rambut menjadi potongan 1-3 mm atau dengan
grinder.
Untuk memastikan homogenitas sampel, disarankan agar menggunakannya
setidaknya 20-30 mg rambut. Hindari kontaminasi dari gunting dan botol harus
sekali pakai.
Senyawa yang terdapat dalam matriks rambut, dilarutkan dengan menggunakan
berbagai metode ekstraksi, yang efisien dan selektivitasnya harus sesuai dengan
karakteristik obat target dan teknik analisis.
Ekstraksi dengan metanol
Metanol melarutkan senyawa lipofilik netra dan hidrofilik sedang.
Sonikasi sampel dalam bak mandi ultrasonik dapat meningkatkan proses
ekstraksi.
Ekstrakksi dengan larutan asam atau larutan buffer
Menginkubasi pada HCl 0,01 – 0,05 M atau buffer phosphat pada pH
6,4-7,6 biasanya dilakukan pada suhu 56℃ atau 60℃.
Digesti dengan NaOH encer
Larutan NaOH 1M ditambahkan pada sampel rambut dan
menginkubasi selama 1 jam pada suhu 80℃. Metode ini hanya cocok
digunakan pada obat-obatan yang sifatnya stabil dalam kondisi basa.
Rahayu, Muji dan Firman Sholihat. 2018. Toksikologi Klinik. Jakarta : Pusat Pendidikan
Sumber Daya Manusia.
Agus, I Made dan Rasmaya Niruri. 2006. Toksikologi Umum. Bali : Jurusan Farmasi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana.