Anda di halaman 1dari 11

TUGAS TEORI

Matakuliah : Toksikologi

Dosen Pengajar:
Ayu Puspitasari, ST, M.Si

Oleh:
Alifiyah Yunanda Primadiani
P27834118043
D-IV SEMESTER 4

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA


PROGRAM STUDI D4 ANALIS KESEHATAN
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
1. Sebutkan faktor yang mempengaruhi sampel toksikologi !
Jawab :
 Faktor Fisiologi

I. Usia VI. Siklus haid


II. Jenis Kelamin VII. Kehamilan
III. Berat Badan VIII. Perubahan Psikologis
IV. Diet IX. Obat
V. Variasi Makanan

 Faktor Sampling
I. Spesimen Darah
II. Kesalahan Pengumpulan Sampel
III. Hemolisis
IV. Kontaminasi Selular
V. Penyimpanan salah atau berlebihan
VI. Pengambiln sampel selama infus

2. Sebutkan secara lengkap jenis-jenis sampel toksikologi !


Jawab :
A. Darah
 Darah arteri
 Darah vena
 Darah dan cairan terkait
B. Cairan Tubuh Selain Darah
 Cairan amnion adalah cairan yang mengelilingi janin.
 Aqueous humor (cairan berair yang menempati ruang antara kornea dan iris
mata).
 ASI
 Aspirasi empedu
 Getah bening
 Cairan peritoneal (cairan yang menumpuk pada peritoneum).
 Cairan semen
 Cairan vagina
 Vitreous Humor (cairran transparan dan kental yang berada dibalik lensa mata).
C. Serum
Untuk banyak analisis, serum lebih disukai daripada plasma karena menghasilkan
lebih sedikit presipitat (fibrin) pada pembekuan atau pencairan.
D. Plasma
Pemisahan plasma dari darah utuh dengan antikoagulan biasanya memerlukan
sentrifugasi. Lebih banyak plasma yang dipisahkan dari darah utuh daripada serum.
E. Sel darah
F. Urin
Spesimen urin yang berbeda, misalnya acak, pagi hari, 24 jam dapat dikumpulkan
dalam perjalanan studi metabolik lainnya. Dalam studi metabolis, penting untuk
mencatat waktu awal dan akhir periode pengumpulan sehingga tingkat produksi urin
dapat dihitung.
G. Feses
H. Jaringan

3. Terangkan cara pengambilan dan penanganan sampel darah untuk analisis


kualitatif toksikologi !
Jawab :
Darah postmortem (sekotar 20 mL) untuk analisis kualitatif harus diambil dari
jantung (sebaiknya atrium kanan), vena kava inferior atau pembulu darah besar yang
mudah. Tempat pengabilan sampel yang tepat harus dicatat pada tabung sampel dan
darah harus bebas mengalir.
Tidak jarang sampel darah, yang diterima sudah mengalami hemolisis atau
menggupal, dalam hal ini darah dilarutkan dengan metanol, dan kemudian disentrifuga,
sepernatannya dapat langsung dilakukan uji penapisan menggunakan teknik
immunoassay.
4. Terangkan cara pengambilan dan penanganan sampel darah untuk analisis
kuantitatif toksikologi!
Jawab :
Darah dengan antikoagulan heparin atau EDTA akan menghasilkan darah utuh atau
plasma yang sesuai. Untuk memaksimalkan keandalan pengukuran yang dilakukan pada
darah postmortem, maka direkomendassikan untuk :
I. Interval antara kematian dan pemeriksaan postmortem diminimalkan.
II. Sampel disimpan pada suhu 4℃ sebelum pemeriksaan atau sesudah
pengumpulan.
III. Darah dikumpulkan dari 2 lokasi periver yang berbeda, lebih disukai vena
femoralis.
IV. Pengawet ditambahakan ke sebagian sampel darah.

5. Terangkan cara pengambilan dan penanganan sampel urin untuk analisis


toksikokogi !
Jawab :
Apabila identifikasi racun pada urin dengan menggunakan metode kromatogrfi,
maka mengambil spesimen 50 mL dikumpulkan dalam wadah steril yang disegel. Tidak
perlu ditambahkan dengan bahan pengawet. Sampel harus diperoleh segera setelah
dicurigai keracunan.
Untuk pemeriksaaan postmortem, jika mungkin mendapatkan sampel 2 × 25 mL
yang dikumpulkan dalam wadah steril, maka ditambahkan dengan bahan pengawet
fluorida di salah satu wadah tersebut.

6. Terangkan cara pengambilan dan penanganan sampel isi lambung untuk analisis
toksikologi!
Jawab :
Bilas lambung jarang dilakukan saat ini dalam mengobati keracunan akut.
Namun, jika sampel isi perut diperoleh segera setelah waktu keracunan, sejumlah besar
racun mungkin masih ada. Saat menguji kemungkinan keracunan, penting untuk
mendapatkan sampel pertama dari cairan pembasah, karena sampel berikutnya terlalu
encer. Sebanyak 50 mL tanpa pengawet diambil untuk langsung dilakukan pemeriksaan
dan analisis.

7. Terangkan cara pengambilan dan penanganan sampel residu dari kejadian untuk
analisis toksikologi !
Jawab :
Bahan seperti sisa tablet, bubuk, jarum suntik dan sebagainya, dapat memberikan
informasi berharga mengenai racun yang terlibat dalam sebuah insiden dan harus
dikemas terpisah oleh sampel biologis. Hal ini sangat penting jika senawa volatil terlibat.
Semua barang harus dikemas dan diberi label. Jarum harus dikemas dalam wadah yang
sesuai untuk meminimalisir resiko cedera bagi staff laboratorium.

8. Terangkan cara pengambilan dan penanganan sampel keringat untuk analisis


toksikologi!
Jawab :
Dapat menggunakan tissue yang ditempelkan pada dahi. Sebagai alternatifnya,
dapat menggunakan bantalan (patch) yang ditempel pada kulit yang biasa sering
mengeluarkan keringat.
Pengumpulan keringat adalah tindakan non-invasif dan tersedia alat komersial
yang dapat dipakai dalam jangka waktu yang cukup lama, yaitu sekitar 10-14 hari bahkan
lebih.

9. Jelaskan tentang tujuan preparasi sampel toksikologi !


Jawab :
Memberiksn beberapa perlakukan untuk menentukan apakah sampel tersebut
termasuk stabil atau tidak sebelum dilakukan analisa. Tujuan lainnya yaitu dengan
melakukan preparasi sampel dapat menghilangkan residu yang tidak larut bahkan
senyawa pengganggu dan kadang-kadang konsentrasi atau pengencer analit untuk
menyesuaikan sensitivitas.
10. Jelaskan bagaimana cara pemilihan metode analisis toksikologi ! ( berdasar faktor -
faktor yang berpengaruh )
Jawab :
Metode yang dipilih tergantung paa keseluruhan stategi analisis.
 Jika analit termal,maka GC biasanya tidak tepat digunakan. Karena menggunakan
penguapan pelarut ekstraksi pada suhu tinggi.
 Jika konsentrasi analit tinggi atau pengujian tertentu sangat sensitif, maka
persiapan sampel harus diminimalkan.
 Analisis jejak memerlukan suatu prosedur pengujian kompleks dengan beberapa
konsentrasi dan beberapa langkah pembersihan.
 Urin dan empedu mengandung konsentrasi senyawa yang lebih tinggi dan lebih
sedikit residu yang tidak larut dibandingkan dengan whole blood, plasma atau
serum. Sedihngga presparasinya kadang lebih disederhanakan.

11. Jelaskan metode hidrolisis metabolit terkonjugasi untuk persiapan sampel


toksikologi !
Jawab :
Metode ini merupakan proses pelepasan konjugasi. Meode ini merupakan langkah
penting dalam analisis toksikologi, terutama sampel urin. Menginkubasi dengan asam
mineral kuat seperti volume yang sama dengan 5 mol/L asam kuat (15-30 menit)
memberikan hidrolisis konjugasi yang cepat dan murah namun tidak selektif.
Inkubasi dengan enzim Glucuronidase atau aril sufatase selama 15 jam pada suhu
35 ℃ dapat memberikan hidrolisis selektif konjugat dan dalam kondisi yang relatif lunak.

12. Jelaskan metode mikrodifusi untuk persiapan sampel toksikologi !


Jawab :
Mikrodifusi adalah suatu bentuk pemurnian sampel yang bergantung pada
pembebasan senyawa mudah menguap, misalnya hidrogen sianida. Prinsip kerjanya :
 Larutan uji dimasukkan kedalam satu kompartemen tertutup.
 Senyawa yang menguap (volatile) selaanjutnya ditangkap menggunakan pereaksi
yang sesuai (ex. Larutan natrium hidroksida dalam kasus hidrogen sianida) yang
disimpan dalam kompartemen terpisah dari peralatan Conway yang dibuat khusus.
 Sel biasanya dibiarkan selama 2-5 jam pada suhu kamaragar proses difusi selesai.
 Konsentrasi analit diukur dalam sebgian pelarut perangkap baik secara spektro atau
perbandingan visual.

13. Jelaskan metode preparasi sampel ganja untuk persiapan sampel toksikologi !
Jawab :
 Tanaman Ganja
Kurang lebih 400 mg yang telah diserbuk halus, dimasukkan dalam enlemeyer
bertutup. Menambahkan 10 mL petroleum eter atau toluen. Kocok selama 1 jam
kemudian saring. Tambahkan dengan pelarut apabila dibutuhkan.
 Damar Ganja
Kurang lebih 100 gram damar ganja ihaluskan dengan ± 2ml toluen hingga
terbantuk pasta dalam mortil. Masukkan ke dalam enlemeyer bertutup dengan
menambhakan 8 ml toluen , kocok selama 1 jam.
 Hasis
Kurang lebih 50mg hasis dilarutkan dalam 10 ml toluen.

14. Jelaskan bagaimana teknik preparasi sampel spesimen darah untuk persiapan
sampel toksikologi!
Jawab :
Untuk persiapan sampel berupa darah dengan menggunakan metode ekstraksi.
Prinsipnya yaitu Pemisahan atau isolasi specimen dengan pelarut organik pada pH
tertentu dari zat-zat yang mengganggu berdasarkan dengan kelarutannya. Hasil ekstraksi
disaring dan dikeringkan sehingga didapat residu yang dapat dianalisa.
Cara kerja :
 4 ml sampel ditambahkan 2 ml Buffer Phospat (pH 7,4)dan 40 ml kloroform lalu
kocok. Kemudian menambahkan 2 gram Na2SO3 anhidrat lalu kocok kembali untuk
menghasilkan masa padat.
 Tuangkan kembali CHCL3 melalui saringan. Ekstraksi kembali masa padat tersebut
daam 20 ml CHCL3, da campur kembali.
 Apabila terdapat salisilat I fraksi CHCL3 di ekstraksikan dengan NaHCO3 untuk
menghilangkan Salisilat yang dapat menghambat penentuan selanjutnya.
 Pada fraksi CHCL3 ditmbahkan dengan 8 ml NaOh 0,45M. Kocok selama 2 menit
kemudian sentrifuge. Cuci fraksi CHCL3 dengan sedikit air lalu buang cucian.
Keringkan dengan Na2SO3 anhidrat, uapkan hingga kering.

15. Jelaskan bagaimana teknik preparasi sampel isi lambung untuk persiapan sampel
toksikologi !
Jawab :
 Menambhakan 10 ml urin dg asam phospat dan asam tatrat untuk membuat pH
menjadi 3. Ekstrasi 2 kali masing-masing dengan 30 ml eter, campur hasil
ekstraksi.
 Cuci dengan 5 ml air dan menambahkan air kedalam spesimen. Simpan fraksi air
untuk ekstraksi selanjutnya. Fraksi eter diatas diekstraksikan dengan 5 ml NaOH
0,45 N dan disimpan sebagian hasil ekstraksi untuk pemeriksaan barbiturate dan
bebebrapa substansi asam lemah lainnya,.
 Sebagian lain dari fraksi eter diatas dicuci dengan air, saring hasil cucian dan
menambahkan dengan Na2SO4 anhidrat lalu diupkan sampai kering.
 Residu kemungkinan mengandung obat-obatan netral (fraksi C)
 Fraksi air pada butir 3 ditambah dengan ammonia untuk membuat pH 8.
Ekstraksi sebanyak 2 kali masing-masing dengan 100 ml CHCL3.
 Mencuci campuran ekstraksi fraksi dengan air, kemudian saring dan
menambahkan dengan sedikit asam tatrat untuk menghindari hilangnya
zat-zat yang mudah menguap.
 Menguapkan hingga kering, residu kemungkinan mengandung antara lain
golongan Benzodiazepin : Klordiazepoksid, Diazepam, Nitrozepam (faksi
D).

16. Jelaskan bagaimana teknik preparasi sampel rambut untuk persiapan sampel
toksikologi !
Jawab :
 Homogenisasi dengan memotong rambut menjadi potongan 1-3 mm atau dengan
grinder.
 Untuk memastikan homogenitas sampel, disarankan agar menggunakannya
setidaknya 20-30 mg rambut. Hindari kontaminasi dari gunting dan botol harus
sekali pakai.
 Senyawa yang terdapat dalam matriks rambut, dilarutkan dengan menggunakan
berbagai metode ekstraksi, yang efisien dan selektivitasnya harus sesuai dengan
karakteristik obat target dan teknik analisis.
 Ekstraksi dengan metanol
Metanol melarutkan senyawa lipofilik netra dan hidrofilik sedang.
Sonikasi sampel dalam bak mandi ultrasonik dapat meningkatkan proses
ekstraksi.
 Ekstrakksi dengan larutan asam atau larutan buffer
Menginkubasi pada HCl 0,01 – 0,05 M atau buffer phosphat pada pH
6,4-7,6 biasanya dilakukan pada suhu 56℃ atau 60℃.
 Digesti dengan NaOH encer
Larutan NaOH 1M ditambahkan pada sampel rambut dan
menginkubasi selama 1 jam pada suhu 80℃. Metode ini hanya cocok
digunakan pada obat-obatan yang sifatnya stabil dalam kondisi basa.

17. Sebutkan dan jelaskan 3 metode konvensional untuk analisis toksikologi !


Jawab :
A. Test warna
Test warna ini paling banyak digunakan padaobat-obatan dan residu, serta
cairan biologis seperti isi perut dan urin. Tes ini digunakan untuk menempatkan
senyawa yang tidak diketahui kedalam kelas senyawa tertentu. Bnayak obat-
obatan dan racun lainnya memberikan warna khas dengan pereaksi yang sesuai
jika ada dalam jumlah yang cukup dan jika ada senyawa yang mengganggu.

B. Kromatografi Lapis Tipis


Kromatography lapis tipis atau KLT adalah teknik yang banyak digunakan
untuk pemisahan atau identifikasi obat. Hal ini berlaku juga untuk obat-obatan
dalam keadaan murni, yang diekstraksikan dari formulasi farmasi, bahan-bahan
yang diproduksi secara tidak resmi, dan sampel biologis.

18. Sebutkan dan jelaskan 3 metode modern untuk analisis toksikologi !


Jawab :
I. Point Of Care Test (POCT)
Mengacu pada pengujian yang dilakukan secara dekat terhadap pasien
atau subjek, dengan tujuan memberikan hasil yang segera. POCT dapat dianggap
sebagai pengujian yang dilakukan di luar laboratorium tradisional dan dapat juga
disebut sebagai uji pengawasan perawatan ditempat.
II. Spektrofotometri
Bila senyawa diradiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang yang
sesuai maka akan diserap energi. Energi yang diserap ini dapat dipancarkan
sebagai radiasi panjang gelombang (lebih lama) yang lebih energik, terdisipasi
sebagai panas atau menimbulkan reaksi fotokimia.
III. Kromatografi Gas
Kromatografi gas berlaku untuk senyawa yang menarik bagi ahli
toksikologi dan dokter. Jika suatu senyawa memiliki volatilitas yang cukup untuk
molekulnya berada dalam fase gas atau uap pada/dibawah 400℃, dan tidak
terurai pada suhu ini, maka senyawa tersebut dapat dianalisis dengan
kromatografi gas.
DAFTAR REFERENSI

Rahayu, Muji dan Firman Sholihat. 2018. Toksikologi Klinik. Jakarta : Pusat Pendidikan
Sumber Daya Manusia.

Agus, I Made dan Rasmaya Niruri. 2006. Toksikologi Umum. Bali : Jurusan Farmasi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana.

Anda mungkin juga menyukai