Anda di halaman 1dari 41

Modul Askeb neonatus

KBM 1

KONSEP LABORATORIUM KLINIK


DAN PEMERIKSAAN
 120 Menit

PENDAHLUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam dunia kerja laboratorium tidak hanya satu jenis saja melainkan
banyak jenisnya. Contohnya laboratorium klinik dan kesehatan. Adanya
perbedaan jenis laboratorium maka sumber daya manusia pun memilki
klasifikasi masing-masing.Laboratorium kesehatan adalah sarana kesehatan
yang melaksanakan pengukuran, penetapan dan pengujian terhadap bahan
yang berasal dari manusia atau bahan bukan berasal dari manusia untuk
penentuan jenis penyakit, penyebab penyakit, kondisi kesehatan atau faktor
yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan kesehatan
masyarakat.
Laboratorium Klinik adalah laboratorium kesehatan yang
melaksanakan pelayanan pemeriksaan di bidang hematologi, kimia klinik,
mikrobiologi klinik, parasitologi klinik, imunologi klinik atau bidang lain
yang berkaitan dengan kepentingan kesehatan perorangan terutama untuk
menunjang upaya diagnosis penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan. Selain itu, laboratorium klinik dan kesehatan pun memilki
klasifikasi tertentu sesuai dengan kebutuhan masing-masing laboratorium .

1
Modul Askeb neonatus

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian laboratorium klinik?
2. Bagaimana cara kerja di laboratorium klinik?
3. Bagaimana ruang lingkup di laboratorium klinik?
4. Bagaimana pemeriksaan labortorium Hemoglobin, test kehamilan,
protein urine, reduksi urine ?

TUJUAN PEMBELAJARAN

2.1 Tujuan

1. Mampu menjelaskan konsep laboratorium klinik.


2. Mampu menjelaskan pemeriksaan laboratorium klinik.
3. Mampu mendiagnosisi penyakit berdasarkan hasil pemeriksaan
laboratorium dengan tepat.
4. Dapat menjelaskan pengertian laboratorium klinik.
5. Dapat mengetahui ruang lingkup laboratorium klinik.
6. Dapat melakukan cara kerja di laboratorium klinik
7. Dapat mengetahui pemeriksaan laboratorium Hemoglobin, test kehamilan,
protein urine, reduksi urine.

2.2 Manfaat
1. Diharapkan bagi pembaca makalah ini, khususnya calon bidan dapat
mengetahui dan mengaplikasikan teori konsep laboratorium klinik.
2. Melatih kesabaran dalam menghadapi permasalahan.
3. Mampu memehami apa yang dialami orang lain dengan memberikan
motivasi yang mampu meringankan beban fikiran mereka.
4.Melatih diri untuk bersifat simpati dan empati terhadap orang lain

2
Modul Askeb neonatus

URAIAN MATERI

3.1 Pengertian Laboratorium Klinik


Laboratorium klinik (disingkat lab) adalah tempat riset ilmiah,
eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium
biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan
tersebut secara terkendali (Anonim, 2007). Sementara menurut Emha (2002),
laboratorium klinik diartikan sebagai suatu tempat untuk mengadakan
percobaan, penyelidikan, dan sebagainya yang berhubungan dengan ilmu
fisika, kimia, dan biologi atau bidang ilmu lain.
Berdasarkan definisi tersebut, laboratorium adalah suatu tempat yang
digunakan untuk melakukan percobaan maupun pelatihan yang berhubungan
dengan ilmu fisika, biologi, dan kimia atau bidang ilmu lain, yang merupakan
suatu ruangan tertutup, kamar atau ruangan terbuka seperti kebun dan lain-
lain.
Di jelaskan dalam Anonim (2003),fungsi dari laboratorium adalah :
1. Laboraturium sebagai sumber belajar
Tujuan pembelajaran fisika dengan banyak variasi dapat digali,
diungkapkan, dan dikembangkan dari Laboraturium. Laboratorium sebagai
sumber untuk memecahkan masalah atau melakukan percobaan. Berbagai
masalah yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran terdiri dari 3 ranah
yakni: ranah pengetahuan, ranah sikap, dan ranah keterampilan/afektif.
2. Laboratorium sebagai metode pembelajaran
Di dalam laboraturium terdapat dua metode dalam pembelajaran yakni
metode percobaan dan metode pengamatan.
3. Laboratorium sebagai prasarana pendidikan.
Laboratorium sebagai prasarana pendidikan atau wadah proses
pembelajaran. Laboratorium terdiri dari ruang yang dilengkapi dengan
berbagai perlengkapan dengan bermacam-macam kondisi yang dapat
dikendalikan, khususnya peralatan untuk melakukan percobaan.

3
Modul Askeb neonatus

3.2 Ruang Lingkup

1.Pemeriksaan Hemoglobin
2. Pemerisaan test kehamilan
3. Pemeriksaan Protein urine
4. Pemeriksaan Reduksi urine

3.3 Cara Kerja di Laboraturium Klinik

1. Cara kerja yang baik dengan memperhatikan keselamatan dan keamanan :


a. Menjaga kebersihan baik ruangan maupun alatalat selama
praktikum.
b. Meneliti jumlah dan keadaan alat-alat praktikum sebelum dan
sesudah praktikum selesai.
c. Dalam penimbangan, pengerjaan dan penulisan laporan harus
sistematik, cermat dan teliti.
d. Jujur dalam semua tindakan, mulai dari pembuatan sampai
penyerahan hasil praktikum.
e. Kreatif, misalnya sebelum memulai praktik telah mempersiapkan
komponen perlengkapan seperti meyiapkan wadah, tutup botol, dll.
f. Tidak ceroboh dalam menempatkan alat-alat laboratorium,sehingga
menimbulkan kecelakaan kerja seperti : ketumpahan air panas atau
memecahkan alat laboratorium.

4
Modul Askeb neonatus

3.4 Pemeriksaan Laboraturium Klinik

A. Pemeriksaan darah
a. Hemoglobin
1. Pengertian Hemoglobin
Hemoglobin merupakan protein yang kaya akan zat besi. Ia
memiliki afinitas ( daya gabung ) terhadap oksigen dan dengan oksigen itu
membentuk oxihemoglobin di dalam sel darah merah. Dengan melalui fungsi
ini maka oksigen dibawa dari paru-paru ke jaringan-jaringan.

2. Pemeriksaan Kadar Hemoglobin


Saat ini pengukuran kadar hemoglobin dalam darah sudah
menggunakan mesin otomatis. Selain mengukur hemoglobin, mesin ini juga
dapat mengukur beberapa komponen darah yang lain.
Mesin pengukur akan memecah hemoglobin menjadi sebuah larutan.
Hemoglobin dalam larutan ini kemudian dipisahkan dari zat lain dengan
menggunakan zat kimia yang bernama sianida. Selanjutnya dengan
penyinaran khusus, kadar hemoglobin diukur berdasarkan nilai sinar yang
berhasil diserap oleh hemoglobin.

3. Kadar Normal Hemoglobin


Kadar hemoglobin menggunakan satuan gram/dl. Yang artinya
banyaknya gram
hemoglobin dalam 100 mililiter darah.
Nilai normal hemoglobin tergantung dari umur pasien:
 Bayi baru lahir : 17-22 gram/dl
 Umur 1 minggu : 15-20 gram/dl
 Umur 1 bulan : 11-15 gram/dl
 Anak anak : 11-13 gram/dl
 Lelaki dewasa : 14-18 gram/dl
 Perempuan dewasa : 12-16 gram/dl
 Lelaki tua : 12.4-14.9 gram/dl
 Perempuan tua : 11.7-13.8 gram/dl

5
Modul Askeb neonatus

Nilai diatas dapat berbeda pada masing masing laboratorium namun tidak
akan terlalu jauh dari nilai diatas. Ada pula laboratorium yang tidak
membedakan antara lelaki atau perempuan dewasa dengan lelaki atau
perempuan tua.
4. Terdapat tiga faktor utama yang mengakibatkan kesalahan hasil
laboratorium yaitu : a. Faktor Pra instrumentasi : sebelum dilakukan
pemeriksaan.
b. Faktor Instrumentasi : saat pemeriksaan ( analisa ) sampel.
c. Faktor Pasca instrumentasi : saat penulisan hasil pemeriksaan.
5. Pra instrumentasi
Pada tahap ini sangat penting diperlukan kerjasama antara petugas ,
pasien dan dokter. Hal ini karena tanpa kerja sama yang baik akan
mengganggu / mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium. Yang termasuk
dalam tahapan pra instrumentasi meliputi:
a.Pemahaman instruksi dan pengisian formulir laboratorium.
b.Persiapan penderita.
c.Persiapan alat yang akan dipakai.
d.Cara pengambilan sampel.
e.Penanganan awal sampel ( termasuk pengawetan ) & transportasi.

6.Obat
Penggunaan obat dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan hematologi
misalnya: asam folat, Fe, vitamin B12 dll. Pada pemberian kortikosteroid
akan menurunkan jumlah eosinofil, sedang adrenalin akan meningkatkan
jumlah leukosit dan trombosit. Pemberian transfusi darah akan mempengaruhi
komposisi darah sehingga menyulitkan pembacaan morfologi sediaan apus
darah tepi maupun penilaian hemostasis. Antikoagulan oral ataunheparin
mempengaruhi hasil pemeriksaan hemostasi. Bila kadar hemoglobin
rendah.Kadar hemoglobin dalam darah yang rendah dikenal dengan istilah
anemia. Ada banyak penyebab anemia diantaranya yang paling sering adalah
perdarahan, kurang gizi, gangguan sumsum tulang, pengobatan kemoterapi
dan abnormalitas hemoglobin bawaan. Bila kadar hemoglobin tinggi. Kadar
hemoglobin yang tinggi dapat dijumpai pada orang yang tinggal di daerah
dataran tinggi dan perokok. Beberapa penyakit seperti radang paru paru,

6
Modul Askeb neonatus

tumor dan gangguan sumsum tulang juga bisa meningkatkan


kadar hemoglobin.

7. Pemeriksaan
a. Prinsip
Hemoglobin darah diubah menjadi asam hematin dengan pertolongan
larutan HCl, lalu kadar dari asam hematin ini diukur dengna membandingkan
warna yang terjadi dengan warna standar memakai mata biasa.
b. Tujuan
Menetapkan kadar hemoglobin dalam darah.
c. Alat yang digunakan
1) Hemoglobinometer ( hemometer ) Sahli yang tediri dari :
 Gelas berwarna sebagai warna standar.
 Tabung hemometer dengan pembagian skala putih 2 samapai
dengan 22.
 Pengaduk
 Pipet Sahli yang merupakan kapiler dan mempunyai volume 20/ml.
 Pipet pasteur.
 Tissue / kain kasa / kapas
2) Reagen
 Larutan HCl 0,1 N.
 Aquades.
3) Cara Pemeriksaan
 Tabung hemometer diisi dengan larutan HCl 0,1 N sampai tanda 2.
 Hisaplah darah kapiler/vena dengan pipet Sahli sampai tepat pada tanda
20ml.Hapuslah kelebihan darah yang melekat pada ujung luar pipet dengan
kertas tissue secara hati-hati jangan sampai darah dari dalam pipet
berkurang.
 Masukkan darah sebanyak 20ml ini ke dalam tabung yang berisi larutan
HCl tadi tanpa menimbulkan gelembung udara.
 Bilas pipet sebelum diangkat dengan jalan menghisap dan mengeluarkan
HCl dari dalam pipet secara berulang-ulang 3 kali.
 Tunggu 5 menit untuk pembentukan asam.

7
Modul Askeb neonatus

 Asam hematin yang terjadi diencerkan dengan aquades setetes demi setetes
sambil diaduk dengan batang pengaduk dari gelas samapi didapat warna
yang sama dengan warna standar.
 Minikus dari larutan dibaca.
 Minikus adalah permukaan terendah dari larutan.
4) Catatan
Nilai Normal
Laki-laki : 14 – 18 gram/dl
Wanita : 12 – 16 gram/dl
5) Kesalahan yang sering terjadi :
1. Alat / reagen kurang sempurna yaitu :
 Volume pipet Hb tidak selalu tepat 20 ml.
 Warna standar sering sudah pucat.
 Kadar larutan HCl sering tidak dikontrol.
2. Orang yang melakukan pemeriksaan.
Pengambilan darah kurang baik dengan cara;
 Papat gelembung penglihatan pemeriksa tidak normal atau sudah lelah.
 Intensitas sinar atau penerangan kurang.
 Pada waktu membaca hasil dipermukaan terdapat gelembung udara.
 Pipet tidak dibilas dengan HCl.

b. Laju endap darah


Laju Endap Darah (LED) atau dalam bahasa Inggrisnya Erythrocyte
Sedimentation Rate (ESR) merupakan salah satu pemeriksaan rutin untuk
darah untuk mengetahui tingkat peradangan dalam tubuh seseorang.
Proses pemeriksaan sedimentasi (pengendapan) darah ini diukur dengan
memasukkan darah kita ke dalam tabung khusus LED dalam posisi tegak
lurus selama satu jam. Sel darah merah akan mengendap ke dasar tabung
sementara plasma darah akan mengambang di permukaan. Kecepatan
pengendapan sel darah merah inilah yang disebut LED. Atau dapat
dikatakan makin banyak sel darah merah yang mengendap maka makin
tinggi Laju Endap Darah (LED)-nya.

8
Modul Askeb neonatus

Standar Laju Endap Darah / LED


Proses pengendapan darah terjadi dalam 3 tahap yaitu:
1) tahap pembentukan rouleaux – sel darah merah berkumpul membentuk
kolom.
2) tahap pengendapan.
3) tahap pemadatan.
Di laboratorium cara untuk memeriksa Laju Endap Darah (LED) yang sering
dipakai adalah cara Wintrobe dan cara Westergren. Pada cara Wintrobe nilai
rujukan untuk wanita 0 — 20 mm/jam dan untuk pria 0 — 10 mm/jam,
sedang pada cara Westergren nilai rujukan untuk wanita 0 — 15 mm/jam dan
untuk pria 0 — 10 mm/jam.
Hasil pemeriksaan LED dengan menggunakan kedua metode tersebut
sebenarnya tidak seberapa selisihnya jika nilai LED masih dalam batas
normal. Tetapi jika nilai LED meningkat, maka hasil pemeriksaan dengan
metode Wintrobe kurang menyakinkan. Dengan metode Westergren bisa
didapat nilai yang lebih tinggi, hal itu disebabkan panjang pipet Westergren
yang dua kali panjang pipet Wintrobe. Kenyataan inilah yang menyebabkan
para klinisi lebih menyukai metode Westergren daribada metode Wintrobe.
Selain itu, International Commitee for Standardization in Hematology (ICSH)
merekomendasikan untuk menggunakan metode Westergreen.

Variasi hasil Laju endap Darah / LED/ CSR


Pada orang yang lebih tua nilai Laju Endap Darah juga lebih tinggi.
Dewasa (Metode Westergren):
• Pria < 50 tahun = kurang dari 15 mm/jam
• Pria > 50 tahun = kurang dari 20 mm/jam
• Wanita < 50 tahun = kurang dari 20 mm/jam
• Wanita > 50 tahun = kurang dari 30 mm/jam
Anak-anak (Metode Westergren):
• Baru lahir = 0 – 2 mm/jam
• Baru lahir sampai masa puber = 3 – 13 mm/jam

9
Modul Askeb neonatus

Faktor-faktor yang mempengaruhi Laju Endap Darah / LED


Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Laju Endap Darah (LED) adalah
faktor eritrosit, faktor plasma dan faktor teknik.
LED dapat meningkat karena :
Faktor Eritrosit
• Jumlah eritrosit kurang dari normal
• Ukuran eritrosit yang lebih besar dari ukuran normal, sehingga lebih
mudah/cepat membentuk rouleaux → LED ↑.
Faktor Plasma
• Peningkatan kadar fibrinogen dalam darah akan mempercepat
pembentukan rouleaux→ LED ↑.
• Peningkatan jumlah leukosit (sel darah putih) → biasanya terjadi pada
proses infeksi akut maupun kronis
Faktor Teknik Pemeriksaan
• Tabung pemeriksaan digoyang/bergetar akan mempercepat pengendapan
→ LED ↑.
• Suhu saat pemeriksaan lebih tinggi dari suhu ideal (>20̊ C) akan
mempercepat pengendapan→ LED ↑.
LED dijumpai meningkat selama proses inflamasi/peradangan akut, infeksi
akut dan kronis, kerusakan jaringan (nekrosis), penyakit kolagen, rheumatoid,
malignansi, dan kondisi stress fisiologis (misalnya kehamilan).
Bila dilakukan secara berulang laju endap darah dapat dipakai untuk menilai
perjalanan penyakit seperti tuberkulosis, demam rematik, artritis dan nefritis.
Laju Endap Darah (LED) yang cepat menunjukkan suatu lesi yang aktif,
peningkatan Laju Endap Darah (LED) dibandingkan sebelumnya
menunjukkan proses yang meluas, sedangkan Laju Endap Darah (LED) yang
menurun dibandingkan sebelumnya menunjukkan suatu perbaikan.

10
Modul Askeb neonatus

Selain pada keadaan patologik, Laju Endap Darah (LED) yang cepat juga
dapat dijumpai pada keadaan-keadaan fisiologik seperti pada waktu haid,
kehamilan setelah bulan ketiga dan pada orang tua.
Catatan : Pengukuran Laju Endap Darah / LED /Erythrocyte Sedimentation
Rate / ESR berguna dalam mendeteksi dan memantau penyakit auto-immune
seperti systemic lupus erythematosus/ SLE, dan rheumatoid arthritis,serta
penyakit ginjal kronis. Pada penyakit-penyakit tersebut nilai Laju Endap
Darah / LED /Erythrocyte Sedimentation Rate / ESR dapat melampaui 100
mm/jam
Hasil Laju Endap Darah/LED/ ESR yang tinggi juga dapat terjadi
karena :
• Anemia
• Kanker seperti lymphoma atau multiple myeloma
• Kehamilan
• Penyakit Thyroid
• Diabetes
• Penyakit jantung
Terapi untuk penderita Laju Endap Darah / LED / ESR tinggi :
1. Menjadi vegetarian hanya makan sayuran saja
2. Kurangi penggunaan minyak dan lemak.
Biasanya dalam 2 sampai 3 bulan LED sudah normal kembali.
3. Terapi akupuntur

11
Modul Askeb neonatus

c. Golongan darah ABO


Golongan darah seseorang dengan orang lain dapat sama atau berbeda
tergantung antigen dan antibodi yang terdapat pada darahnya. Penggolongan
darah manusia yang paling umum adalah sistem ABO. Penggolongan darah
sistem ini ditemukan olek Karl Lensteiner pada tahun 1900, karena
penemuannya ini beliau mendapat hadiah nobel pada tahun 1930.

Golongan darah yang sesuai apabila dicampur tidak akan menggumpal.


Sedangkan golongan darah yang tidak sesuai apabila di campur akan
menggumpal (aglutinasi). Oleh karena itu, seseorang yang mengalami
kecelakaan dan memerlukan transfusi darah harus memperoleh jenis darah
yang sesuai dengan darahnya. Transfusi darah yang tidak sesuai dapat
mengakibatkan penggumpalan dan dapat membahayakan tubuh.

Terdapat tiga jenis darah dalam penggolongan sistem ABO, yaitu golongan
darah A, B, AB, dan O. Penggolongan ini ditentukan dari antigen dan antibodi
yang terdapat pada darah. Antigen dalam golongan darah (disebut juga
aglutinogen) terdapat pada eritrosit atau sel darah merah. Sedangkan antibodi
dalam golongan darah (disebut juga aglutinin) terdapat pada plasma darah.

 Golongan darah A memiliki antigen A pada eritrositnya dan memiliki


antibodi anti-B dalam plasmanya.
 Gongan darah B memiliki antigen B pada eritrositnya dan memiliki
antibodi anti-A dalam plasmanya.
 Golongan darah AB memiliki antigen A dan B pada eritrositnya, namun
tidak memiliki antibodi dalam plasmanya.
 Golongan darah O tidak memiliki antigen dalam eritrositnya, namun
memiliki antibodi anti-A dan anti-B dalam plasmanya.

Penggumpalan darah yang terjadi antara darah yang berbeda jenis terjadi
karena interaksi antara antigen dan antibodi. Apabila antigen A bertemu
dengan antibodi anti-A maka akan terjadi gumpalan, dan apabila antigen B
bertemu dengan anti-B akan terjadi gumpalan juga. Karena interaksi tersebut
maka pada saat transfusi darah, perlu diperhatikan tentang golongan darah
ang sesuai. Aturan dalam transfusi darah adalah sebagai berikut.

12
Modul Askeb neonatus

 Golongan darah A dapat diberikan kepada golongan A dan AB, dan


dapat menerima dari golongan A dan O.
 Golongan darah B dapat diberikan kepada golongan B dan AB, dan dapat
menerima dari golongan B dan O.
 Golongan darah AB dapat diberikan kepada golongan AB saja, namun
dapat menerima darah dari semua golongan sehingga golongan darah ini
disebut resipien (penerima) universal.
 Golongan darah O dapat diberikan pada semua golongan darah sehingga
disebut sebagai donor (pemberi) universal, namun golongan darah O
hanya bisa menerima dari golongan O saja.

Pengujian golongan darah atau yes golongan darah dapat dilakukan dengan
meneteskan antibodi pada darah yang telah diambil dari seseorang. Antibodi
yang digunakan adalah anti-A, anti-B, dan anti-AB. Darah diteteskan pada
tiga tempat terpisah dan diberi anti-A pada satu tempat, anti-B pada tempat
yang lain, dan anti-AB pada tempat terakhir. Yang akan terjadi pada darah
ketika diberi antibodi tersebut adalah sebagai berikut.

 Golongan darah A akan menggumpal ketika ditetesi anti-A dan anti-AB,


dan tidak menggumpal dengan anti-B.
 Golongan darah B akan menggumpal ketika ditetesi anti-B dan anti-AB,
dan tidak menggumpal dengan anti-A.
 Golongan darah AB akan menggumpal ketika ditetesi semua antibodi
tadi, baik anti-A, anti-B, maupun anti-AB.
 Golongan darah O tidak akan menggumpal ketika ditetesi anti-A, anti-B,
maupun anti-AB.

13
Modul Askeb neonatus

Tes golongan darah

Dalam penelitian yang banyak dilakukan, terbukti bahwa golongan darah O


merupakan golongan darah yang paling banyak ditemukan. Sedangkan
golongan darah AB merupakan golongan darah yang paling sedikit
ditemukan. Perbedaan golongan darah disebabkan oleh gen penentu
golongan darah yang terdapat pada kromosom. Terdapat alel IA, IB, dan i yang
menentukan golongan darah.
A A A
 Golongan darah A memiliki gen I I atau I i dalam kromosomnya.
B B B
 Golongan darah B memiliki gen I I atau I i dalam kromosomnya.
A B
 Golongan darah AB memiliki gen I I dalam kromosomnya.
 Golongan darah O memiliki gen ii dalam kromosomnya.

14
Modul Askeb neonatus

d. Leukosit

1. Pengertian sel darah putih (Leukosit).


Pengertian sel darah putih adalah sel yang membentuk komponen pada darah.
Sel darah putih disebut juga leukosit. Sel ini memiliki inti, tetapi tidak
memiliki bentuk sel yang tetap dan tidak berwarna. Sel darah putih dalam
setiap milimeter kubik darah lebih kurang berjumlah 8.000. Tempat
pembentukan sel darah putih adalah pada sumsum merah tulang pipih, limpa,
dan kelenjar getah bening. Semua sel darah putih memiliki masa hidup antara
enam hingga delapan hari.

Sel darah putih dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu limfosit,
monosit, neutrofil, eosinofil dan basofil. Umunya, berukuran lebih besar
daripada sel darah merah, bentuk anmeboid (tidak beraturan), dan berinti sel
bulat atau cekung. Jenis sel darah putih yang terbanyak ialah neutrofil, sekitar
60%. Neutrofil berfungsi menyerang dan mematikan bakteri penyebab
penyakit yang masuk ke dalam tubuh, dengan cara menyelubunginya dan
melepaskan suatu zat yang mematikan bakteri penyebab penyakit yang masuk
ke dalam tubuh, dengan cara menyelubunginya dan di dalam sel darah putih
sekitar 20%-30%.

Limfosit berfungsi membentuk antibodi, yaitu sejenis protein yang berfungsi


memerangi kuman penyakit. Jumlah monosit di dalam darah putih sekitar 5%-
10%. Seperti halnya neutrofil, monosit berfungsi menyerang dan mematikan
bateri. Jumlah eosinofil dalam darah putih sekitar 5%. Eosinofil berfungsi
menyerang bakteri, membuang sisa sel yang rusak, dan mengatur pelepasan
zat kimia pada saat menyerang bakteri. Basofil dalam darah putih berjumlah
sekitar 1%. Basofil berfungsi mencegah penggumpalan dalam pembuluh
darah.

Sel darah putih memiliki sifat fagosit, yaitu dapat mematikan kuman penyakit
dengan cara "memakan" kuman tersebut. Untuk menghancurkan kuman
penyakit, sel darah putih dapat menembus dinding pembuluh darah.
Kemampuan itu disebut diapedesis. Peningkatan jumlah sel darah putih yang
tidak terkendali dapat mengakibatkan sel-sel darah putih memakan sel darah.
merah atau bersifat abnormal. Hal ini terjadi pada penderita kanker darah
(leukimia).

15
Modul Askeb neonatus

Jenis-Jenis Sel Darah Putih (Leukosit) dan Fungsinya


Jenis-jenis sel darah putih (leukosit) yakni neutrofil, monosit, basofil,
eosinofil dan limfosit antar lain sebagai berikut..

 Neutrofil : (Pengertian Neutrofil). Neutrofil adalah sel darah putih


yang memiliki jumlah yang besar yakni sekitar 60% sampai 70% sel
darah putih (leukosit) dan mempunyai diameter dari 10 sampai dengan
12 mikrometer, dan Neutrofil memiliki 3 inti sel yang berwarna merah
kebiruan serta kelompok dari granula. Neutrofil juga disebut dengan
leukosit polimorfonuklear karna polimorfonuklear memiliki kesamaan
dengan neutrofil karna memiliki bentuk sel yang aneh. Neutrofil dapat
diketahui dengan melihat butiran yang ada di sitoplasma. Proses kerja
dari Neutrofil membunuh bakteri dengan menelannya secara langsung,
proses ini disebut dengan fagositosis. proses tersebut dapat diketahui
dan ditemukan pada saat luka yang bernanah. Neutrofil dapat bertahan
hidup 6 sampai 10 jam.

 Monosit : (Pengertian Monosit). Monosit adalah sel darah putih yang


berjumlah 1-10% yang berubah menjadi makrofag dalam memerangi
benda-benda asing yang menyerang tubuh dengan keluar dari aliran
darah dan masuk ke jaringan tubuh. Monosit memiliki waktu hidup
yang lebih lama dari pada neutrofil, Monosit akan tinggal dalam aliran
darah selama 10-20 jam. setelah itu monosit akan tinggal dalam
beberapa hari di dalam jaringan tubuh.

 Basofil : (Pengertian Basofil). Basofil adalah sel darah putih yang


berjumlah 0,01-0,3% yang mengandung banyak granula sitoplasmik
yang berjumlah dua lobus dan dapat bergerak ke jaringan tubuh pada
kondisi tertentu. Basofil bagian dari granulosit, disaat teraktivasi,
basofil akan mengeluarkan senyawa seperti kondroitin, histamin,
leukotriena, heparin, lisfospolipase, elastase dan beberapa jenis atau
macam sitokina.

16
Modul Askeb neonatus

 Eosinofil : (Pengertian Eosinofil). Eosinofil adalah sel darah putih


yang jumlahnya 7% dari seluruh jumlah leukosit dalam tubuh kita yang
memerangi parasit multiseluler dan beberapa infeksi yang terjadi pada
hewan vertebrata. Eosinofil berdiameter 10 hingga 12 mikrometer.
Jumlah eosinofil ini meningkat disaat terjadi asma, demam dan alergi
yang membuat jangka hidup eosinofil antara 8 hari hingga 12 hari.
Eosinofil berfungsi atau berperan dalam melawan parasit multiseluler
dan merespon alergi

 Limfosit : (Pengertian Limfosit). Limfosit adalah sel darah putih yang


berjumlah 40 hingga 50% dari sel darah putih yang jumlah terbesar
kedua. Menurut Merk, limfosit terbagi atas sel T, sel B dan sel
pembunuh alami. Sel T dan sel pembunuh alami berperan dalam
menyerang sel-sel asing dan membuat racun sedangkan sel B yakni
membuat anti bodi. Limfosit memiliki 1 nukleus dan tidak motil.
Fungsi secara umum limfosit adalah membuat anti bodi dan menjaga
kekebalan tubuh.

3. Ciri-Ciri Sel Darah Putih (Leukosit)

 Sel darah putih berjumlah kurang lebih 6 ribu-9 ribu butir/mm3


 Sel darah putih tidak memiliki warna atau tidak berwarna
 Mempunyai inti sel atau nukleus
 Memiliki bentuk yang banyak atau dapat dikatakan bentuknya tidak
beraturan
 Dapa berubah bentuk
 Sel darah putih hanya dapat bertahan hidup antara 12-13 hari
 Sel darah putih terbuat di dalam sumsum merah tulang pipih, limpa,
dan kelenjar getah bening
 Bergerak secara ameboid (seperti dengan amoeba)
 Dapat menembus dinding pembuluh darah.

17
Modul Askeb neonatus

Fungsi Sel Darah Putih (Leukosit)

 Berfungsi menjaga kekebalan tubuh sehingga tak mudah terserang


penyakit
 Melindungi badan dari serangan mikroorganisme pada jenis sel darah
putih granulosit dan monosit
 Mengepung darah yang sedang terkena cidera atau infeksi
 Menangkap dan menghancurkan organisme hidup
 Menghilangkan atau menyingkirkan benda-benda lain atau bahan lain
seperti kotoran, serpihan-serpihan dan lainnya.
 Mempunyai enzim yang dapat memecah protein yang merugikan tubuh
dengan menghancurkan dan membuangnya
 Menyediakan pertahanan yang cepat dan juga kuat terhadap penyakit
yang menyerang.
 Sebagai pengangkut zat lemak yang berasal dari dinding usus melalui
limpa lalu menuju ke pembuluh darah
 Pembentukan Antibodi di dalam tubuh.

18
Modul Askeb neonatus

e. Wosserman (WR)

f. Waktu Perdarahan

Waktu perdarahan (bleeding time, BT) adalah uji laboratorium untuk


menentukan lamanya tubuh menghentikan perdarahan akibat trauma
yang dibuat secara laboratoris. Pemeriksaan ini mengukur hemostasis
dan koagulasi. Masa perdarahan tergantung atas : ketepatgunaan cairan
jaringan dalam memacu koagulasi, fungsi pembuluh darah kapiler dan
trombosit. Pemeriksaan ini terutama mengenai trombosit, yaitu jumlah
dan kemampuan untuk adhesi pada jaringan subendotel dan
membentuk agregasi. Bila trombosit

Prinsip pemeriksaan ini adalah menghitung lamanya perdarahan sejak


terjadi luka kecil pada permukaan kulit dan dilakukan dalam kondisi
yang standard. Ada 2 teknik yang dapat digunakan, yaitu teknik Ivy dan
Duke. Kepekaan teknik Ivy lebih baik dengan nilai normal 1-6 menit.
Teknik Duke nilai normal 1-8 menit. Teknik Ivy menggunakan lengan
bawah untuk insisi merupakan teknik yang paling terkenal. Aspirin dan
antiinflamasi dapat memperlama waktu perdarahan.

Uji ini tidak boleh dilakukan jika penderita sedang mengkonsumsi


antikoagulan atau aspirin; pengobatan harus ditangguhkan dulu selama
3 – 7 hari.

19
Modul Askeb neonatus

Prosedur

1. Metode Ivy
o Pasang manset tensimeter pada lengan atas pasien kemudian atur
tekanan pada 40 mmHg. Tekanan ini dipertahankan hingga
pemeriksaan selesai.
o Pilih lokasi penusukan pada satu tempat kira-kira 3 cm di bawah
lipat siku. Bersihkan lokasi tersebut dengan kapas alkohol 70 %,
tunggu hingga kering.
o Tusuk kulit dengan lancet sedalam 3 mm. Hindari menusuk
vena.
o Hidupkan stopwatch saat darah mulai keluar kemudian isap
darah yang keluar dengan kertas saring setiap 30 detik.
o Matikan stopwatch pada saat darah berhenti mengalir.
o Kurangi tekanan hingga 0 mmHg lalu lepas manset tensimeter.
o Hitung masa perdarahan dengan menghitung jumlah noktah
darah yang ada pada kertas saring. Jika telah lewat 10 menit
perdarahan masih berlangsung, maka hentikan pemeriksaan ini.
2. Metode Duke
o Bersihkan anak daun telinga dengan kapas alkohol 70 %, tunggu
hingga kering.
o Tusuk pinggir anak daun telinga dengan lancet sedalam 2 mm.
o Hidupkan stopwatch saat darah mulai keluar kemudian isap
darah yang keluar dengan kertas saring setiap 30 detik.
o Matikan stopwatch pada saat darah berhenti mengalir.
o Kurangi tekanan hingga 0 mmHg lalu lepas manset tensimeter.
o Hitung masa perdarahan dengan menghitung jumlah noktah
darah yang ada pada kertas saring.

20
Modul Askeb neonatus

g. Waktu Pembekuan

Pra Analitik
1. Persiapan pasien: tidak memerlukan persiapan khusus
2. Persiapan sample: darah vena
3. Prinsip:
Diambil darah vena dan dimasukkan kedalam tabung kemudian dibiarkan
membeku . Selang waktu dari saat pengambilan darah sampai saat darah
membeku dicatat sebagai masa pembekuan
4. Alat dan bahan
 Tabung reaksi 10 X 100 mm = 4 buah
 Stop watch
 Water bath

Analitik
I .Metode Tabung
Cara kerja :
1. Tempatkan ke 4 tabung reaksi ke dalam water bath (370C)
2. Ambil darah vena 4 ml, segera jalankan stop watch pada saat darah tampak di
dalam jarum . Tuangkan 1 ml kedalam setiap tabung.
3. Setelah 3 menit mulailah mengamati tabung 1 . Angkat tabung keluar dari
water bath dalam posisi tegak lurus, lalu miringkan perhatikan apakah darah
masih bergerak atau tida(membeku ).

21
Modul Askeb neonatus

Lakukan hal ini pada semua tabung setiap selang waktu 30 detik sampai
terlihat darah dalam tabung sudah tidak bergerak (darah sudah membeku ).
4. Catat selang waktu dari saat pengambilan darah sampai darah membeku
sebagal masa pembekuan.
Rumus : Rata - rata dari tabung 2,3,dan 4, hasil dibulatkan 0,5 menit.
Catatan : Nlilai rujukan 4-10 menit (370C). Tes dapat dilakukan tanpa
menggunakan water bath , masa pembekuan pada suhu kamar lebih panjang.
Disarankan tiap laboratorium untuk membuat nilai rujukan masing - masing.
II. Metode kapiler
Alat
 Kapas  Objek glass
 Alkohol 70%  Stopwatch
 Lanset
Cara kerja:

1. Basahi kapas dengan alcohol 70%


2. Desinfeksi ujung jari dengan dengan kapas alkohol dan biarkan
kering
3. Ujung jari ditusuk dengan lanset sedalam 3 mm hingga keluar darah
4. Darah diteteskan sebanyak 2 tetes pada objek glass dan stopwatch
dijalankan
5. Darah tadi diangkat dengan jarum tiap 30 detik sampai terlihat
adanya benang fibrin
6. Waktunya dicatan.

Pasca Analitik
Nilai rujukan :
I. 4 – 10 menit (37oC)
II. 2 – 6 menit

22
Modul Askeb neonatus

h. HIV

HIV yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia.


Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi
oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah
ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum
benar-benar bisa disembuhkan.

Tanda pertama penderita HIV biasanya akan mengalami demam selama


3 sampai 6 minggu tergantung daya tahan tubuh. Setelah kondisi membaik
orang yang terinfeksi HIV akan tetap sehat dalam beberapa tahun dan secara
perlahan kekebalan tubuhnya akan menurun karena serangan demam yang
berulang.
Pada tahun 1990, World Health Organization (WHO)
mengelompokkan berbagai infeksi dan kondisi AIDS dengan
memperkenalkan sistem tahapan untuk pasien yang terinfeksi dengan HIV-1.
Sistem ini diperbarui pada bulan Septembertahun 2005. Kebanyakan kondisi
ini adalah infeksi oportunistik yang dengan mudah ditangani pada orang
sehat.
1. Stadium I : infeksi HIV asimtomatik dan tidak dikategorikan sebagai
AIDS
2. Stadium II : termasuk manifestasi membran mukosa kecil dan
radang saluran pernapasan atas yang berulang
3. Stadium III : termasuk diare kronik yang tidak dapat dijelaskan
selama lebih dari sebulan, infeksi bakteri parah, dan
tuberkulosis.
4. Stadium IV : termasuk toksoplasmosis otak, kandidiasis esofagus,
trakea, bronkus atau paru-paru, dan sarkoma kaposi.
Semua penyakit ini adalah indikator AIDS.

23
Modul Askeb neonatus

Sebelum seseorang bisa dikatakan terkena penyakit HIV/AIDS. Ia akan


mengalami gejala-gejala sebagai berikut :
1) Penderita akan mengalami demam tinggi yang berkepanjangan
2) Penderita akan mengalami napas pendek, batuk, nyeri dada dan
demam, Ia akan kehilangan nafsu makan, mual, dan muntah
3) Diare kronis yang tidak dapat dijelaskan pada infeksi HIV dapat terjadi
karena berbagai penyebab; antara lain infeksi bakteri dan parasit yang
umum (seperti Salmonella, Shigella, Listeria,Kampilobakter, dan
Escherichia coli), serta infeksi oportunistik yang tidak umum dan virus
(seperti kriptosporidiosis, mikrosporidiosis, Mycobacterium avium
complex, dan virus sitomegalo (CMV) yang merupakan penyebab
kolitis).
4) Batuk berekepanjangan.
5) Esofagitis adalah peradangan pada kerongkongan (esofagus), yaitu
jalur makanan dari mulut ke lambung. Pada individu yang terinfeksi
HIV, penyakit ini terjadi karena infeksi jamur (jamurkandidiasis) atau
virus (herpes simpleks-1 atau virus sitomegalo). Ia pun dapat
disebabkan oleh mikobakteria, meskipun kasusnya langka
6) Pembengkakan kelenjar getah bening diseluruh tubuh (dibawah telinga,
leher, ketiak, dan lipatan paha)
7) Sakit kepala.
8) Sulit berkonsentrasi
9) Respon anggota gerak melambat.
10) Sering nyeri dan kesemutan pada telapak tangan dan kaki
11) Mengalami tensi darah rendah
12) Terjadi serangan virus cacar air dan cacar api
13) Infeksi jaringan kulit rambut
14) Kulit kering dengan bercak-bercak.

24
Modul Askeb neonatus

Penularan HIV AIDS adslah :


1. Hubungan seks
2. Transfusi darah
3. Penggunaan jarum bekas penderita (akupuntur, jarum tattoo, harum
tindik).
4. Antara ibu dan bayi selama masa hamil, kelahiran dan masa menyusui.

Obat-obatan HIV AIDS :


1. NRTI (nucleoside atau nucleotide reverse transcriptase inhibitor)
2. NNRTI (non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor)
3. PI (protease inhibitor) Fusion Inhibitor

Cara mencegah HIV AIDS adalah dengan ;


1. Hindari seks bebas
2. Jangan berganti-ganti pasangan seksual
3. Gunakan kondom, terutama untuk kelompok perilaku resiko tinggi
jangan menjadi donor darah
4. Seorang ibu yang didiagnosa positif HIV sebaiknya jangan hamil.
5. Penggunaan jarum suntik sebaiknya sekali pakai
6. Jauhi narkoba.

B. Pemeriksaan urine
a. Tes Kehamilan
b. Protein Urine
c. Reduksi
d. Bilirubin
e. pH Urine

25
Modul Askeb neonatus

C. Pemeriksaan sekret vagina


a. Pap Smear
Pap Smear adalah pemeriksaan usapan mulut rahim untuk melihat sel-
sel mulut rahim (serviks) di bawah mikroskop.
Pap Smear merupakan tes skrining untuk mendeteksi dini perubahan atau
abnormalitas dalam serviks sebelum sel-sel tersebut menjadi kanker.
Kanker leher rahim merupakan jenis kanker yang sering terjadi pada
wanita, juga merupakan penyebab kematian nomor satu dari jenis kanker
yang menyerang wanita. Penyebabnya yaitu adanya perubahan gen mikroba
seperti; virus HPV (human papilloma virus), radiasi atau pencemaran bahan
kimia. Kanker leher rahim stadium dini yang cepat ditangani dapat sembuh
100%.

 Wanita yang telah melakukan hubungan seksual diusia muda


 Wanita yang melakukan kontak seksual dengan berganti-ganti
pasangan
 Perokok
 Kurang mengkonsumsi sayur dan buah- buahan.

Kanker leher rahim adalah kanker yang terjadi pada serviks uterus,
suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk
kearah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama
(organ V). Kanker ini biasa terjadi pada wanita berumur, tetapi beberapa data
menemukan kasus ini juga dialami wanita yang berumur 20-30 tahun.

Pemeriksaan ini dilakukan di atas kursi pemeriksaan khusus


ginekologis. Sampel sel-sel diambil dari luar serviks dan dari liang serviks
dengan melakukan usapan dengan spatula yang terbuat dari bahan kayu atau
plastik. Setelah usapan dilakukan, sebuah cytobrush (sikat kecil berbulu halus,
untuk mengambil sel-sel serviks) dimasukkan untuk melakukan usapan dalam
kanal serviks. Setelah itu, sel-sel diletakkan dalam object glass (kaca objek)
dan disemprot dengan zat untuk memfiksasi, atau diletakkan dalam botol
yang mengandung zat pengawet, kemudian dikirim ke laboratorium untuk
diperiksa.

26
Modul Askeb neonatus

 Menikah pada usia muda (dibawah 20 tahun)


 Pernah melakukan senggama sebelum usia 20 tahun
 Pernah melahirkan lebih dari 3 kali
 Pemakaian alat kontrasepsi lebih dari 5 tahun, terutama IUD atau
kontrsepsi hormonal
 Mengalami perdarahan setiap hubungan seksual
 Mengalami keputihan atau gatal pada vagina
 Sudah menopause dan mengeluarkan darah pervagina
 Berganti-ganti pasangan dalam senggama

1. Menghindari persetubuhan, penggunaan tampon, pil vagina, ataupun


mandi berendam dalam bath tub, selama 24 jam sebelum pemeriksaan,
untuk menghindari ‘kontaminasi’ ke dalam vagina yang dapat
mengacaukan hasil pemeriksaan.
2. Tidak sedang menstruasi , karena darah dan sel dari dalam rahim dapat
mengganggu keakuratan hasil pap smear.

Pap smear dapat mendeteksi kondisi kanker dan prakanker dalam


serviks. Biopsi (pengambilan jaringan) serviks umumnya dilakukan saat pap
smear bila ada indikasi kelainan signifikan, atau bila ditemukan kelainan
selama pemeriksaan dalam rutin, untuk mengidentifikasi kelainan tersebut.
Hasil pap smear dinyatakan positif, bila menunjukkan perubahan-perubahan
sel serviks. Biopsi (pengambilan jaringan) mungkin tidak perlu dilakukan
segera, kecuali anda dalam kategori risiko tinggi. Untuk perubahan sel yang
minor, umumnya direkomendasikan untuk mengulang pap smear dalam 6
bulan ke depan.

Ada 2 cara pemeriksaan pap smear:


1. Konvensional
2. Berbasis cairan atau Liquid

27
Modul Askeb neonatus

Keterbatasan pemeriksaan Sitologi Konvensional :

 Sampel tidak memadai karena sebagian sel tertinggal pada brus (sikat
untuk pengambilan sampel), sehingga sampel tidak representatif dan
tidak menggambarkan kondisi pasien sebenarnya.
 Subyektif dan bervariasi, dimana kualitas preparat yang dihasilkan
tergantung pada operator yang membuat usapan pada kaca benda.
 Kemampuan deteksi terbatas (karena sebagian sel tidak terbawa dan
preparat yang bertumpuk dan kabur karena kotoran/faktor
pengganggu).

Pemeriksaan Sitologi Berbasis Cairan/Liquid


Merupakan metode baru untuk meningkatkan keakuratan deteksi
kelainan sel-sel leher rahim. Dengan metode ini, sampel (cara pengambilan
sama seperti pengambilan untuk sampel sitologi biasa/Pap Smear)
dimasukkan ke dalam cairan khusus sehingga sel atau faktor pengganggu
lainnya dapat dieliminasi. Selanjutnya, sampel diproses dengan alat otomatis
lalu dilekatkan pada kaca benda kemudian diwarnai lalu dilihat di bawah
mikroskop oleh seorang dokter ahli Patologi Anatomi.

Keungulan pemeriksaan sitologi berbasis cairan/Liquid :

 Sampel memadai karena hampir 100 % sel yang terambil dimasukkan


ke dalam cairan dalam tabung sampel
 Proses terstandardisasi karena menggunakan prosesor otomatis,
sehingga preparat (usapan sel pada kaca benda) representatif, lapisan
sel tipis, serta bebas dari kotoran/pengganggu
 Meningkatkan kemampuan/keakuratan deteksi awal adanya kelainan
sel leher rahim
 Sampel dapat digunakan untuk pemeriksaan HPV-DNA.

28
Modul Askeb neonatus

Hasil pap smear normal menunjukkan hasil negatif, yaitu tidak adanya sel-sel
serviks yang abnormal.

Sedangkan hasil pap smear abnormal dibagi menjadi 3 hasil utama :

1. Bukan kanker
Kebanyakan hasilnya adalah infeksi kemudian pasien diminta untuk
berobat dan melakukan kontrol ulang dalam 4-6 bulan untuk
mengulang pap smear.

2. Prekanker
Menunjukkan beberapa perubahan sel abnormal, biasanya dilaporkan
sebagai “sel atipik” atau displasia serviks. Pasien akan dianjurkan
untuk melakukan pemeriksaan kolposkopi dan biopsi. Kurang dari 5%
hasil pap smear menemukan dysplasia serviks.

b. Jamur
Jenis yang paling umum dari vaginitis antara lain:
1. Infeksi jamur, yang biasanya disebabkan oleh jamur alami yang
disebut candidaalbicans
2. Bakteri vaginosis, yang dihasilkan dari pertumbuhan berlebih dari
salah satu organisme yang biasanya ada dalam vagina
3. .Atrofi vagina, (vaginitis atrofik), hasil dari penurunan kadar
estrogen setelah menopause
4. Trikomuniasis, yang disebabkan oleh parasit dan sering ditularkan
melalui hubungan seksual

29
Modul Askeb neonatus

Gejala vaginitis :
1. Vagina gatal atau iritasi
2. Perubahan warna, bau atau jumlah cairan dari vagina
3. Nyeri saat buang air kecil
4. Vagina mengalami perdarahan atau bercak
5. Nyeri saat berhubungan seksual
6.
Kondisi pada vagina dapat menunjukkan jenis vaginitis yang terjadi
antara lain:
1. Infeksi jamur
Gejala utama adalah gatal, dan juga keluar cairan kental yang berwarna
putih dan menyerupai keju.
2. Trikomoniasis Infeksi ini dapat menyebabkan keluarnya cairan
berwarna kuning kehijauan, kadangkadang berbusa.
3. Vaginitis bakteri
a. Keluar cairan putih keabu-abuan, berbau busuk.
b. Bau sering digambarkan menyerupai bau ikan. bagi anda yang
mengalami gejala vaginitis sebaiknya segera periksakan ke dokter
untuk mendapat pengobatan, konsultasi pemeriksaan dan pengobatan
dapat dilakukan di rumah sakit memiliki dokter spesialis ginekologi
yang profesional.

30
Modul Askeb neonatus

Cara praktis mencegah vaginitis:


- Jagalah Kebersihan Sekitar Vagina
- Usahakan kondisi vagina tetap kering terutama sehabis buang air
kecil dan buang air besar untuk mencegah tumbuhnya bakteri.
- Setelah buang air besar, bilaslah dengan air dari depan ke arah
belakang dan keringkan. Cara ini dapat mencegah penyebaran bakteri
dari arah anus ke vagina.
- Gunakan pembersih khusus vagina yang lembut, untuk mencegah
timbulnya iritasi.
- Untuk menjaga kestabilan pH vagina, pembersih khusus vagina
yang digunakan sebaiknya mempunyai pH sesuai dengan pH normal
vagina, yaitu 4,5 – 4,7.
- Pakaian Dalam
- Hindari pemakaian celana panjang atau celana dalam yang terlalu
ketat karena dapat menimbulkan rasa hangat dan lembab.
- Gunakan pakaian dalam yang terbuat dari katun karena mampu
menyerap keringat dan sirkulasi udara sekitar vagina terjaga.
- Segera ganti pakaian setelah berolahraga.
- Lepaskan pakaian renang yang basah setelah berenang.
- Mengganti pembalut sesering mungkin

D. Pemeriksaan cairan cerebro spinal

E. Pemeriksaan cairan limple

31
Modul Askeb neonatus

LATIHAN

1. Hemoglobin sebagai senyawa protein penyusun eritrosit memiliki


kemampuan mengikat …
a. Oksigen
b. Oksigen dan zat lemas
c. Oksigen dan karbon dioksida
d. Oksigen dan karbon monoksida
e. Oksigen, karbon dioksida, dan karbon monoksida
Jawaban : C
Pembahasan :
Hemoglobin (Hb) merupakan protein yang dikandung eritrosit. Sel ini mampu
mengangkut oksigen dan karbon dioksida.
1. Hemoglobin berikatan dengan oksigen dan membentuk oksihemoglobin
Hb4 + 4 O2 = 4 HbO2
2. Hemoglobin berikatan dengan gugus amin hemoglobin membentuk
karbominohemoglobin
1. Limfosit di dalam tubuh berperan dalam kekebalam dengan cara ….
2. Menghasilkan antibodi yang sesuai dengan antigen yang akan dilawan
3. Memakan kuman penyakit atau benda – benda asing yang ada di dalam
tubuh
4. Menghasilkan enzim yang menguraikan kuman dan benda asing
5. Menghasilkan zat asam yang dapat mengakibatkan terjadinya lisis bakteri
dan virus
6. Menghancurkan kuman penyakit dan benda asing dengan menggunakan
lisosom
Jawaban : A
Pembahasan :
Limfosit berperan dalam kekebalan denga cara menghasilkan antibodi yang
sesuai dengan antigen yang akan dilawan

32
Modul Askeb neonatus

2. Jika dalam darah seseorang terdapat aglutinogen B dan anglutinin A,


orang tersebut mempunyai golongan darah …
a. A d. A atau AB
b. O e. AB
c. B
Jawaban : C
Pembahasan :
Darah dengan kandungan aglutinogen B dan aglutinin A berarti darah tersebut
bergolongan B
Ingat ! Golongan darah dibedakan atat aglutinogen yang dikandungnya.
1. Pembekuan dan pengawetan darah untuk donor dapat dilakukan dengan
cara …
2. Disimpan dalam tempat dingign bersuhu 4 0C
3. Didiamkan dalam suhu kamar
4. Menambahkan vitamin B
5. Menambhak serum darah
6. Menambhakan natrium oksalat
Jawaban : A
Pembahasan :
Pembekuan dan pengawetan darah yang dilakukan dengan menyimpannya
dalam tenpat dingin bersuhu 4 oC.
Jangka waktu penyimpanan darah maksimal 21 hari

5. Fungsi darah yaitu ..


a. Sebagai hasil metabolisme
b. Sebagai tempat pembentukan hormon
c. Sebagai alat penerima rangsangan
d. Menjaga kestabilan suhu tubuh
e. Mengatur keseimbangan gula darah

33
Modul Askeb neonatus

Jawaban : D
Pembahasan :
– Hasil metabolisme : seluler
– Tempat pembentukan hormon : kelenjar
– Alat penerima rangsang : saraf
– Menjaga kestabilan suhu tubuh : darah
– Mengatur keseimbangan gula darah : hormon insulin

3. Pembuluh darah yang mempunyai volume darah terbesar terdapat


pada bagian …
a. Kapiler d. Jantung
b. Pembuluh limfa e. Arteri
c. Vena
Jawaban : A
Pembahasan :
Volume darah dalam kapiler secara keseluruhan sangatlah besar. Volume
darah dalam kapiler mencapai 800 kali volume darah dalam arteri.

4. Jika seseorang memerlukan transfusi darah, perlu diketahui dahulu


golongan darah orang tersebut untuk menghindari adanya
penggumpalan. Reaksi penggumpalan ini disebabkan oleh …
a. Masuknya sel – sel darah merah
b. Masuknya hemoglobin
c. Adanya reaksi antigen antibodi
d. Masuknya trombosit
e. Masuknya serum darah

Jawaban : C
Pembahasan :
Aglutinasi / penggumpalan terjadi apabila antigen bereaksi dengan antibodi

34
Modul Askeb neonatus

5. Transfusi darah dari donor yang bergolongan darah A ke resipen


yang bergolongan darah B, menyebabkan aglutinasi katena bertemunya

a. Aglitinogen A dengan Aglutinin α
b. Aglitinogen B dengan Aglutinin α
c. Aglitinogen B dengan Aglutinin β
d. Aglitinogen A dengan Aglutinin β
e. Aglitinogen β dengan Aglutinin B
Jawaban : C
Pembahasan :
Golongan darah A mempunyai aglutinogen A dan aglutinin β, sedangkan
golongan darah B mempunyai aglutinogen B. Ketika darah ini bertemu maka
aglutinogen B akanbereaksi dengan aglutini β yang mengakibatkan aglutinasi.

6. Pada waktu diperiksa oleh dokter, tekanan darah Rianan yang


ditunjukkan oleh Sphygmomanometer adalah 120 / 80 mmHg. Angka 80
mmHg menunjukkan …
a. Sistoles d. Jumlah darah yang keluar
b. Tekanan otot jantung e. Jumlah denyut nadi dari
c. Diastoles jantung
Jawaban : C
Pembahasan :
Hasil pengukuran Sphygmomanomete selalu menunjukkan sistole / diastole

7. Ion Ca penting dalam proses pembentukan darah karena ion Ca …


a. Memengaruhi perubahan fibrinogen menjadi fibrin
b. Berfungsi dalam pembentukan protrombin
c. Memengaruhi pengubahan protrombin menjadi trombin
d. Memacu keluarnya zat anti hemofilia
e. Memacu terlepasnya enzim trombokinase

35
Modul Askeb neonatus

Jawaban : C
Pembahasan :
Ion Ca berperan dalam pengubahan protrombin menjadi trombin bersama
vitamin K
1. Gangguan peredaran darah yang berupa pengerasan pembuluh nadi yang
disebabkan karena adanya endapan kapur disebut …
2. Hemofili
3. Miokarditis
4. Arterosklerosis
5. Embolus
6. Arteriosklerosis

8. Eritroblastosis fetalis pada bayi disebabkan oleh ….


a. Antigen anak masuk ke dalam darah ibu
b. Induksi mikroorganisme dalam kandungan
c. Aglutinin ibu masuk ke dalam darah bayi
d. Rusaknya aglutinin bayi
e. Masuknya antigen ibu ke dalam darah bayi.
Jawaban : E
Pembahasan :
Eritroblastosis fetalis pada bayi disebabkan oleh masuknya antogen anak ke
darah ibu, sehingga darah ibu menghasilkan antibodi. Antibodi ini kemudian
masuk ke peredaran darah anak dan bereaksi dengan antigen anak, terjadilah
agutinasi.

7. Pengerasan pembuluh darah karena adanya endapan endapan lemak


disebut ….
a. Arteriosklerosis d. Trombus
b. Arterosklerosis e. Hemoroid
c. Embolus
Jawaban : B

36
Modul Askeb neonatus

Pemabahasan :
– Arteriosklerosis pengerasan pembuluh kapur oleh zat kapur
– Arterosklerosis : pengerasan pembuluh darah oleh kolesterol dan
lemak
– Embolus : jenis penyakit jantung akibat tersumbatnya arteri menuju
otak oleh trombus.
– Trombus : darah yang membeku
– Hemoroid : pelebaran pembuluh darah disekitar anus

8. Jelaskan pengertian dari laboratorium klinik ?


Jawaban :
Laboratorium Klinik adalah laboratorium kesehatan yang
melaksanakan pelayanan pemeriksaan di bidang hematologi, kimia
klinik, mikrobiologi klinik, parasitologi klinik, imunologi klinik atau
bidang lain yang berkaitan dengan kepentingan kesehatan perorangan
terutama untuk menunjang upaya diagnosis penyakit, penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan.

9. Apa fungsi dari Laboratorium klinik ?


Jawaban :
Laboratorium klinik berfungsi sebagai laboratorium yang
melakukan pemeriksaan pada bidang hematologi, kimia klinik,
parasitologi klinik, imunologi klinik, patologi anatomi dan atau bidang
lain yang berkaitan dengan kepentingan kesehatan perorangan terutama
untuk menunjang upaya diagnosis penyakit, penyembuhan penyakit
dan pemulihan kesehatan.

37
Modul Askeb neonatus

10. Apa tujuan pemeriksaan laboratorium ?


a. Menyaring berbagai penyakit dan mengarahkan tes ke penyakit
tertentu misalnya dengan urinalisis ditemukan bilirubin dan urobilin
positif yang berarti ikterus, maka tes selanjutnya adalah untuk
melihat gangguan faal hati.
b. Menegakkan atau menyingkirkan diagnosis misalnya anemia,
malaria, TBC, DM.
c. Memastikan diagnosis dari diagnosis dugaan, misalnya tifoid,
hepatitis B, HIV.
d. Memasukkan/mengeluarkan dari diagnosis diferensial misalnya
pasien dengan panas; tifoid, malaria, dengue hemorrhagic
fever (DHF)
e. Menentukan beratnya penyakit, misalnya hepatitis, infeksi saluran
kemih.

38
Modul Askeb neonatus

RANG KUMAN

Dapat disimpulkan dari makalah ini laboaturium klinik adalah suatu


tempat yang digunakan untuk melakukan percobaan maupun pelatihan yang
berhubungan dengan ilmu fisika, biologi, dan kimia atau bidang ilmu lain,
yang merupakan suatu ruangan tertutup, kamar atau ruangan terbuka seperti
kebun dan lain-lain.
Cara kerja dilaboraturium klinik
adalah Menjaga kebersihan baik ruangan maupun alat -
alat selama praktikum, Jujur dalam semua tindakan, mulai dari pembuatan
sampai penyerahan hasil praktikum. Kreatif dan Tidak ceroboh dalam
menempatkan alat-alat laboratorium,sehingga menimbulkan kecelakaan kerja
seperti : ketumpahan air panas atau memecahkan alat laboratorium.
Pemeriksaan kadar hemoglobin Saat ini pengukuran kadar hemoglobin
dalam darah sudah menggunakan mesin otomatis. Selain mengukur
hemoglobin, mesin ini juga dapat mengukur beberapa komponen darah yang
lain.
Pemeriksaan test urine biasanya lebih akurat bila dilakukan sekitar 14
hari setelah ovulasi, atau sekitar saat anda tidak mendapatkan haid. Dan
dilakukan pada pagi hari, saat Anda pertama kali bangun tidur.
Protein urine adalah suatu tindakan uji laboratorium untuk mengetahui
apakah ibu hamil mengalami pre-eklamsi atau tidak.Pre-eklamsi adalah suatu
keadaan dimana ibu mengalami keracunan kehamilan yang menyebabkan
hipertensi.
Reduksi urine itu adalah pemeriksaan uji laboratorium untuk
mengetahui kadar gula pada pasien.
Tujuan reduksi urin adalah mencurigai atau mengetahui apakah ibu
mengalami positif penaikan gula darah atau negatif.

39
Modul Askeb neonatus

TES FORMATIF

40
Modul Askeb neonatus

DAFTAR PUSTAKA

Gandasoebrata R, Penuntun Laboratorium Klinik, Cetakan 13, Dian Rakyat,


Jakarta, 2007.
Hadi Sutrisno, Statistik 2, Penerbit Andi Offset,Yogyakarta, 1989.
Waterbury L, Buku Saku Hematologi, Alih Bahasa Sugi Suhandi, Edisi 3,
Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 1998.
Widmann F. K, Clinical Interpreation of Laboratory Test, (Tinjauan Klinik
Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium), Terjemahan R. Gandasoebrata, dkk,
Edisi 9. Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 1989.
Wirawan, Riadi dan Erwin Silman, Pemeriksaan Laboratorium Hematologi
Sederhana, Edisi 2, Fakultas Kedokteran UI, Jakarta, 1996.

41

Anda mungkin juga menyukai