Oleh :
Ririn Khoirina : 1615371013
Ria Ayu Marvina : 1615371037
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan
rahmatnya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini
terdiri dari pokok pembahasan mengenai Tugas Dan Tanggung Bidan di
Komunitas. Setiap pembahasan dibahas secara sederhana sehingga mudah
dimengerti.
Dalam penyelesaian Makalah ini, kami banyak mengalami kesulitan,
terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun,
berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan dengan cukup baik. Karena itu, sudah sepantasnya jika kami
mengucapkan terima kasih kepada semua dosen yang membimbing kami.
Kami sadar, sebagai seorang mahasiswa dan mahasiswi yang masih dalam
proses pembelajaran, penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat
positif, guna penulisan makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Penyusun
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bidan komunitas adalah bidan yang bekerja melayani keluarga dan
masyarakat di wilayah tertentu. Kebidanan komunitas adalah bentuk-bentuk
pelayanan kebidanan yang dilakukan diluar bagian atau pelayanan berkelanjutan
yang diberikan dirumah sakit dengan menekankan kepada aspek-aspek psikososial
budaya yang ada di masyarakat (Karwati dkk.Asuhan Kebidanan Komunitas
V.2010.Jakarta:Trans Info Media). Bidan memandang pasiennya sebagai mahluk
social yang memiliki budaya tertentu dan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi,
politik social, budaya dan lingkungan sekitarnya.
B. Tujuan Penulisan
1. Memahami tentang tugas utama bidan di komunitas
2. Memahami tentang tugas tambahan bidan di komunitas
3. Kewenangan bidan dikomunitas bidan praktik mandiri dan bidan delima
4. Peran dan fungsi bidan dikomunitas
5. Tanggungjawab bidan dikomunitas
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
perkembangan keluarga dan masyarakat. Dalam hal ini mau tidak mau Bidan
harus memiliki kemampuan meneliti.
Peran peneliti yang dilakukan Bidan bukan dimaksudkan seperti peneliti yang
dilakukan oleh peneliti professional. Dasar-dasar penelitian perlu diketahui oleh
Bidan seperti pencatatan, pengolahan dan analisa data. Secara sederhana Bidan
dapat memberikan kesimpulan atau hipotesa atas hasil analisisnya. Berdasarkan
data ia dapat menyusun rencana dan tindakan sesuai dengan permasalahan yang
ditemui, ia juga harus mampu melaksanakan evaluasi atas tindakan yang
dilakukannya tersebut.
1. Antenatal
2. Berbagai cara mengelola ibu hamil di komuniti
3. Antenatal care dan persalinan dilakukan dirumah oleh bidan.
4. Antenatalcare kombinasi (bidan dan deleter dan persalinan di rumah).
5. Antenatalcare dan persalinan di rumah sakit
6. Pelaksanaan antenatal di komuniti antara lain
7. Pada awalnya ibu perlu konsultasi dengan SpOG/dokter untuk
mengidentifikasi apakah Ibu ada kontra indikasi untuk persalinan di RB,
pondok bersalin atau di rumah.
8. Bidan merujuk kepada SpOG / Dokter bila ada komplikasi yang timbul.
9. Bidan menggunakan seluruh keterampilannya bukan hanya untuk memberi
asuhan pada keadaan fisik normal tetapi juga membantu Ibu bagaimana
cara beradaptasi dengan perubahan akibat kehamilan dan kesiapan menjadi
Ibu.
10. Mendorong atau memotivasi Ibu untuk membicarakan tentang perasaan,
kecemasannya dengan suasana yang mendukung dan terjamin
kerahasiaannya.
11. Jika memungkinkan selama kehamilannya Ibu dapat bertemu dengan
semua Bidan yang akan menolongnya di kamar bersalin dan selama masa
post partum.
3
Keterampilan Dasar yang harus dimiliki oleh Bidan komunitas adalah:
1. Melakukan pengelolaan pelayanan ibu hamil, nifas, laktasi, bayi balita dan
KB masyarakat.
2. Mengidentifikasi status kesehatan ibu dan anak
3. Melakukan pertolongan persalinan di rumah dan polindes.
4. Mengelola pondok bersalin desa (polindes)
5. Melaksanakan kunjungan rumah pada ibu hamil, nifas dan laktasi, bayi
dan balita
6. Melakukan penggerakan dan pembinaan peran serta masyarakat
untuk mendukung upaya-upaya kesehatan ibu dan anak.
4
f. Melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi dan balita dengan
melibatkan klien/keluarga.
g. Melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita atau ibu dengan
gangguan sistem reproduksi dengan melibatkan klien/keluarga.
h. Melaksanakan asuhan kebidanan komunitas melibatkan klien/keluarga.
i. Melaksanakan pelayanan keluarga berencana melibatkan
klien/keluarga.
j. Melaksanakan pendidikan kesehatan di dalam pelayanan kebidananan
5
B. TUGAS TAMBAHAN BIDAN DIKOMUNITAS
6
3. Surveilance (Pengamatan) Penyakit yang Timbul di Masyarakat
SurveilaHH/ Ance adalah suatu kegiatan pengamatan terus menerus terhadap
kejadian kesakitan dan faktor lain yang memberikan
kontribusi yang menyebabkan seseorang menjadi sakit dan upaya
tindakan yang diperlukan, dengan kegiatan mencakup:
a. Mendiagnosis secara klinis atau laboratories
b. Mengidentifikasi penyebab terjadinya sakit atau faktor risiko terjadinya
sakit
c. Pencatatan hasil anamnesa klinis dan identifikasi kasus menurut variable
orang, tempat, dan waktu.
d. Analisis hasil identifikasi kasus
e. Tindakan penanganan kasus
f. Melakukan tindakan observasi di rumah kasus dan sekitar kasus dengan
konsep wilayah satu kelompok Rukun Tetangga (RT) atau satu wilayah
Posyandu.
g. Analisis hasil identifikasi kasus dan hasil observasi lapangan di wilayah
kasus.
Surveilance merupakan kegiatan pengamatan terhadap penyakit atau
masalah kesehatan serta faktor determinannya. Penyakit dapat dilihat dari
perubahan sifat penyakit atau perubahan jumlah orang yang menderita
sakit. Sakit dapat berarti kondisi tanpa gejala tetapi telah terpapar oleh
kuman atau agen lain, misalnya orang terpapar HIV, terpapar logam berat,
radiasi dsb. Sementara masalah kesehatan adalah masalah yang
berhubungan dengan program kesehatan lain, misalnya Kesehatan Ibu dan
Anak, status gizi, dsb. Faktor determinan adalah kondisi yang
mempengaruhi resiko terjadinya penyakit atau masalah kesehatan.
7
dari awal proses kehamilan sampai proses persalinan. Penggunaan teknologi tepat
guna dalam kebidanan antara lain:
a. Fetal Doppler
Adalah merupakan alat yang
digunakan untuk mendeteksi denyut
jantung bayi, yang menggunakan
prinsip pantulan gelombang
elektromagnetik, alat ini sangat
berguna untuk mengetahui kondisi
kesejahteraan janin.
b. Staturmeter
Adalah alat yang digunakan untuk
mengukur tinggi badan, alat ini
sangat sederhana karena hanya
ditempelkan pada tembok bagian atas
dan ketika akan digunakan hanya
perlu untuk menariknya sampai ke
bagian kepala teratas, sehingga dapat
diketahui tinggi badan orang
tersebut.
c. Alat Pengukur Panjang Bayi
8
d. Reflek Hammer / Reflek Patela
Adalah merupakan alat yang digunakan untuk menjepit tali pusar bayi
sesaat setelah bayi dilahirkan.
f. Breast Pupm
Biasanya digunakan oleh para ibu yang berkarier diluar rumah, agar ASI
tidak terbuang dengan percuma, sehingga tetap bisa mendapatkan ASI dari
bundanya.
9
g. Lingkar Lengan Ibu Hamil
Alat cek darah biasanya memiliki tiga fungsi dalam satu alat. Selain untuk
mengecek kadar gula darah, juga dapat digunakan untuk mengecek asam
urat dan kolesterol dalam darah. Dipergunakan pada pemeriksaan penyakit
kolesterol, asam urat, diabetes, dan lain sebagainya.
i. Ultrasonography (USG)
10
C. KEWENANGAN BIDAN DI PRAKTIK MANDIRI DAN BIDAN
DELIMA
1. BIDAN PRAKTEK MANDIRI
a. Pengertian BPM
Bidan Praktek Mandiri ( BPM ) merupakan bentuk pelayanan kesehatan di
bidang kesehatan dasar. Praktek bidan adalah serangkaian kegiatan
pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan kepada pasien (individu,
keluarga, dan masyarakat) sesuai dengan kewenangan dan
kemampuannya.Bidan yang menjalankan praktek harus memiliki Surat Izin
Praktek Bidan (SIPB) sehingga dapat menjalankan praktek pada saran
kesehatan atau program. (Imamah, 2012:01)
Bidan Praktek Mandiri memiliki berbagai persyaratan khusus untuk
menjalankan prakteknya, seperti tempat atau ruangan praktek, peralatan,
obat – obatan. Namun pada kenyataannya BPM sekarang kurang
memperhatikan dan memenuhi kelengkapan praktek serta kebutuhan
kliennya.Di samping peralatan yang kurang lengkap tindakan dalam
memberikan pelayanan kurang ramah dan bersahabat dengan klien.
Sehingga masyarakat berasumsi bahwa pelayanan kesehatan bidan praktek
mandiri tersebut kurang memuaskan
( Rhiea, 2011 : 01)
Praktek pelayanan bidan mandiri merupakan penyedia layanan kesehatan,
yang memiliki kontribusi cukup besar dalam memberikan pelayanan,
khususnya dalam meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak.Supaya
masyarakat pengguna jasa layanan bidan memperoleh akses pelayanan
yang bermutu, perlu adanya regulasi pelayanan praktek bidan secara jelas
persiapan sebelum bidan melaksanakan pelayanan praktek seperti
perizinan, tempat, ruangan, peralatan praktek, dan kelengkapan
administrasi semuanya harus sesuai dengan standar.
11
b. Persyaratan Pendirian Bidan Praktek Mandiri
a) Menjadi anggota IBI
b) Permohonan Surat Ijin Praktek Bidan selaku Swasta Perorangan
c) Surat Keterangan Kepala Puskesmas Wilayah Setempat Praktek
d) Surat Pernyataan tidak sedang dalam sanksi profesi/ hukum.
e) Surat Keterangan Ketua Ranting IBI Wilayah
f) Persiapan peralatan medis dan medis usaha praktek bidan secara
perorangan dengan pelayanan pemeriksaan pertolongan persalinan dan
perawatan.
g) Membuat Surat Perjanjian sanggup mematuhi perjanjian yang tertulis
h) Bidan dalam menjalankan praktek harus :
1) Memiliki tempat dan ruangan praktek yang memenuhi persyaratan
kesehatan.
2) Menyediakan tempat tidur untuk persalinan minimal 1 dan maksimal 5
tempat tidur.
3) Memiliki peralatan minimal sesuai dengan ketentuan dan melaksanakan
prosedur tetap (protap) yang berlaku.
4) Menyediakan obat-obatan sesuai dengan ketentuan peralatan yang berlaku.
i) Bidan yang menjalankan prakytek harus mencantumkan izin praktek
bidannya atau foto copy prakteknya diruang praktek, atau tempat yang
mudah dilihat.
j) Bidan dalam prakteknya memperkerjakan tenaga bidan yang lain, yang
memiliki SIPB untuk membantu tugas pelayanannya
k) Bidan yang menjalankan praktek harus harus mempunyai peralatan
minimal sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan peralatan harus
tersedia ditempat prakteknya.
l) Peralatan yang wajib dimilki dalam menjalankan praktek bidan sesuai
dengan jenis pelayanan yang diberikan .
m) Dalam menjalankan tugas bidan harus serta mempertahankan dan
meningkatkan keterampilan profesinya antara lain dengan :
1) Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan atau saling tukar
informasi dengan sesama bidan .
12
2) Mengikuti kegiatan-kegiatan akademis dan pelatihan sesuai dengan
bidang tugasnya, baik yang diselenggarakan pemerintah maupun
oleh organisasi profesi.
3) Memelihara dan merawat peralatan yang digunakan untuk praktek
agar tetap siap dan berfungsi dengan baik.
13
5. Planning Pembukaan Bidan Praktek Mandiri (BPM)
Sebelum memulai suatu perencanaan, sebaiknya kita membuat planning
terlebih dahulu itu sangatlah penting bagi seorang bidan sebelum
mendirikan sebuah klinik mandiri atau yang biasa dikenal dengan nama
BPM . karena dengan adanya suatu perencanaan yang fokus maka akan
sangat membantu kita dalam merealisasikan langkah-langkah yang
nantinya akan kita jumpai sehingga BPM yang kita dirikan nantinya dapat
diterima oleh masyarakat sekitar dan pastinya akan menguntungkan bagi
semua pihak baik bagi bidan, klien/pasien bahkan lingkungan masyarakat
sekitar kita.
Apabila nanti saya sudah menjadi seorang bidan yang professional maka
sebelum saya mendirikan sebuah BPM disekitar lingkungan masyarakat
saya, maka sebaiknya saya juga harus memperhatikan berbagai aspek-
aspek yang ada disana mulai dari keadaan lingkungan yang akan saya
tempati, kondisi masyarakat yang ada disana, dan aspek keterjangkauan
dimana harapan saya klinik itu nantinya bisa menjangkau semua keluhan
yang dihadapi oleh pasien dan bisa dengan mudah dijangkau oleh
masyarakat yang lainnya juga sehingga masyarakat tersebut dapat merasa
puas dengan pelayanan kebidanan yang akan saya berikan nantinya kepada
mereka dan bisa merasakan kenyamanan dengan fasilitas dari klinik yang
saya dirikan tersebut.
Dan selanjutnya Analisis yang akan saya gunakan ini untuk membuat
perencanaan tersebut lebih mudah sebelum merumuskan perencanaan itu
yaitu dengan memakai analisis “SWOT” yang terdiri dari beberapa aspek
yaitu diantaranya sebagai berikut:
1. S= Srtength ( kekuatan yang berasal dari internal)
a. Lingkungan sekitar saya termasuk lingkungan yang bersih.
b. BPM yang sudah ada disana lumayan jauh jaraknya dari penduduk
sekitar..
c. Lingkungan sekitar tempat tinggal saya termasuk masyarakat yang padat
penduduk.
d. Banyak masyarakat yang suka dan sering memeriksakan kehamilannya
14
kebidan.
Dengan melihat kondisi yang seperti ini maka planning saya untuk
mendirikan BPM sesuai dengan strength /kekuatan yaitu:
1. Saya akan mencari lokasi yang sekiranya mudah dijangkau oleh
masyarakat sekitar
2. Mengumpulkan dana yang ada
3. Mengumpulkan data dan Menganalis berbagai kekurangan atau keluhan
masyarakat terhadap BPS yang sudah ada kemudian berusaha mencari
penyebab dan solusinya sehingga berusaha untuk melengkapi semua
kekurangan tersebut
2. W= Weakness ( kelemahan yang berasal dari internal)
a. Masyarakat masih beranggapan kalau periksa kebidan itu biayanya
terlalu mahal.
b. Kurangnya transportasi/ kondisi jalan yang masih sulit untuk dijangkau
oleh masyarakat sekitar (seperti: jalannya becek, berlumpur, dan berbatu).
c. Banyaknya BPM yang sudah berdiri dan dikelola oleh bidan yang sudah
berpengalaman.
Dengan melihat kondisi yang seperti ini maka planning saya untuk
mendirikan BPM sesuai dengan weakness /kelemahan yaitu:
1. Meminta bantuan atau kolaborasi dengan bidan bidan yang sudah
praktik agar bisa membantu memberi masukan
2. Menciptakan lingkungan yang bersih dan sadar kesehatan
3. Mendirikan BPS dengan desain senyaman mungkin untuk pasien/ klien
yang diantaranya dengan memberi fasilitas yang baik, menyediakan ruang
tunggu yang nyaman, membuat taman kecil sebagai wahana pemandangan
dan tempat bermain untuk si kecil, menyediakan mushola, dan
membangun tempat makan dan belanja perlengkapan di dekatnya .
3. O= Opportunity ( kesempatan yang dari eksternal)
a. Dengan adanya kemauan dari diri sndiri untuk meningkatkan mutu
pelayanan kebidanan.dukungan dari keluarga
b. Dengan adanya dukungan dari kelurga juga.
Dengan melihat kondisi yang seperti ini maka planning saya untuk
15
mendirikan BPM sesuai dengan opportunity /kesempatan yaitu:
1. Menyediakan kotak saran di depan tempat praktik, selalu menjaga
kebersihan tempat praktik dan melayani dengan ramah
2. Setelah BPS tersebut berdiri saya juga ingin menyediakan Apotek serta
ruang khusus untuk pertemuan ibu- ibu hamil,penyuluhan kesehatan dll.
4. T= Threats ( Ancaman yang berasal dari eksternal)
a. Sudah banyakanya praktik bidan praktik mandiri yang sudah
professional dan berpengalaman.
b. Sudah banyaknya biaya yang dikeluarkan untuk pengembangan
pembangunan.
Dengan melihat kondisi yang seperti ini maka planning saya untuk
mendirikan BPM sesuai dengan threats /ancaman yaitu:
1. Menjaga dan Meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan.
2. Mengembangkan lagi pembangunan BPM yang ada di lingkungan
sekitar agar lebih luas lagi nantinya.
6. Analisa Kondisi Calon Lokasi Dan Memilih Lokasi Usaha Yang Tepat
Dalam membuat rencana usaha bidan praktek mandiri, pemilihan lokasi
usaha adalah hal utama yang perludipertimbangkan. lokasi strategis
menjadi salah satu faktor penting dan sangatmenentukan keberhasilan
suatu usaha. banyak hal yang harus dipertimbangkan dalammemilih lokasi,
sebagai salah satu faktor mendasar, yang sangat berpengaruh
padapenghasilan dan biaya, baik biaya tetap maupun biaya variabel. lokasi
usaha juga akanberhubungan dengan masalah efisiensi transportasi, sifat
bahan baku atau sifat produknya,dan kemudahannya mencapai konsumen.
Lokasi juga berpengaruh terhadap kenyamananpembeli dan juga
kenyamanan anda sebagai pemilik usaha. bagi wirausahawan
pemula,sebaiknya berhati-hati dalam menentukan lokasi usaha, jangan
sampai asal pilih lokasi.karena hal tersebut bisa berdampak buruk pada
usaha kita.beberapa pakar wirausaha menyarankan, agar dalam memilih
lokasi usaha sepertiruko, kios, rumah atau kaki lima harus pas dengan
jenis usaha yang ditekuni. karena adausaha yang cocok didirikan di satu
16
lokasi tapi tidak cocok di tempat lain.
Untuk itu pendiriusaha disarankan untuk melakukan survei untuk mencari
tempat yang sesuai bagi usahanya.amati kondisi pasarnya, potensi
permintaannya dan jangan lupa cari juga informasibagaimana prospek
perkembangan daerah itu ke depannya, karena hal ini bisamempengaruhi
kelangsungan usaha itu sendiri.
Lokasi yang “strategis” dalam teori wirausaha ditafsir kan sebagai lokasi
di manabanyak ada calon pembeli, dalam artian lokasi ini mudah
dijangkau, mudah dilihatkonsumen, dan lokasi yang banyak dilalui atau
dihuni target konsumen yang berpotensimembeli produk atau jasa yang
dijual. lokasi seperti ini cocok untuk usaha perdaganganbarang atau jasa
yang harus berhubungan langsung dengan pelanggan.
Itu sebabnya pasar,pusat pertokoan, atau pusat perbelanjaan menjadi
lokasi-lokasi usaha perdagangan yangpaling diincar orang. karena, di area
seperti itu calon konsumen tumpah tersedia. parapemilik usaha tinggal
mencari strategi untuk memasarkan usahanya.
Usaha-usaha yangsangat tergantung dengan lokasi strategis misalnya;
rumah sakit, praktek swasta, apotek,rumah makan, mini market, bengkel,
toko pakaian, juga salon kecantikan. mendapatkan lokasi yang strategis
beberapa usaha malahan dapat dilakukan di rumah. beberapa pengusaha
suksesternyata memulai usahanya di ruang tamu rumahnya sendiri. dokter,
bidan, konsultan,teknisi elektronik, biro jasa dan internet marketer banyak
menggunakan bagian rumahnyauntuk tempat usaha dengan memanfaatkan
rumah, anda bisa berhemat modal jutaan
7. Bahan-bahan bidan praktek mandiri
1) Peralatan Tidak Steril
1. Tensimeter
2. Stetoskop biokuler
3. Stetoskop monokuler
4. Timbangan dewasa
5. Timbangan bayi
6. Pengukuran panjang bayi
17
7. Thermometer
8. Oksigen dalam regulator
9. Ambu bag dengan masker resusitasi (ibu+bayi)
10. Penghisap lender
11. Lampu sorot
12. Penghitung nadi
13. Sterilisator
14. Bak instrument dengan tutup
15. Reflek Hammer
16. Alat pemeriksaan Hb (Sahli)
17. Set pemeriksaan urine (protein + reduksi)
18. Pita pengukur
19. Plastik penutup instrument steril
20. Sarung tangan karet untuk mencuci alat
21. Apron / celemek
22. Masker
23. Pengaman mata
24. Sarung kaki plastic
25. Infus set
26. Standar infuse
27. Semprit disposable
28. Tempat kotoran / sampah
29. Tempat kain kotor
30. Tempat
31. Plasenta
32. Pot
33. Piala ginjal / bengkok
34. Sikat, sabun dan tempatnya
35. Kertas lakmus
36. Semprit glyserin
37. Gunting verband
38. Spatel lidah
18
39. Suction
40. Gergaji implant
2) Peralatan Steril
1. Klem pean
2. Klem ½ kocher
3. Korentang
4. Gunting tali pusat
5. Gunting benang
6. Gunting episiotomy
7. Kateter karet / metal
8. Pinset anatomis
9. Pinset chirurgic
10. Speculum vagina
11. Mangkok metal kecil
12. Pengikat tali pusat
13. Pengisap lendir
14. Tampon tang dan tampon vagina
15. Pemegang Jarum
16. Jarum kulit dan otot
17. Sarung tangan
18. Benang suter + catgut
19. Doek steril
19
2. Formulir ANC
3. Partograf
4. Formulir persalinan / nifas dan KB
5. Formulir rujukan
6. Formulir surat kelahiran
7. Formulir permintaan darah
8. Formulir kematian
5) Obat-obatan
1. Roborantia
2. Vaksin
3. Syok anafilaktik
4. Adrenalin 1:1000
5. Anti histamine
6. Hidrokortison
7. Aminophilin 230 mg / 10ml
8. Dopamine
9. Sedatife
10. Antibiotik
11. Uterotonika
12. Antipiretika
13. Koagulantika
14. Anti kejang
15. Glyserin
16. Cairan infus
17. Obat luka
18. Cairan desinfektan
19. Obat penanganan asphiksia pada BBL
6) Papan Nama
di depan bangunan akan kami pasang papan nama dengan tulisan “ rumah
bersalin sehat hypno birthing ”. praktek setiap hari. juga tidak lupa
mencantumkan nomor sipb yang dimiliki.
20
7) kerjasama dengan dokter spesialiskami bekerjasama dengan dokter
spesialis dalam hal kegawat daruratan.
8) Jenis pelayanan
1. Konsultasi kehamilan
2. ANC
3. Pelatihan hypno birthing untuk ayah dan bunda
4. Persalinan Normal dan Hypno Birthing
5. KB
6. Pemasangan anting, imunisasi, memandikan bayi.
Salah satu upaya yang mempunyai dampak relatif cepat terhadap penurunan
AKI dan AKP adalah dengan penyediaan pelayanan kebidanan berkualitas yang
dekat dengan masyarakat dan didukung dengan peningkatan jangkauan dan
kualitas pelayanan rujukan. Sebanyak 30% bidan memberikan pelayanan praktek
perorangan (IBI, 2002), dengan berbagai jenis pelayanan yang diberikan yaitu
pelayanan kontrasepsi suntik 58%, kontrasepsi pil, IUD dan implant 25%, dan
pelayanan pada ibu hamil dan bersalin masing-masing 93% dan 66%. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa bidan mempunyai peran besar dalam
memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak di masyarakat.
21
Salah satu upaya IBI ialah bekerja sama dengan BKKBN dan Departemen
Kesehatan serta dukungan dan bantuan teknis dari USAID melalui program
STARH (Sustaining Technical Assistance in Reproductive Health) tahun 2000 –
2005 dan HSP (Health Services Program) tahun 2005 – 2009 mengembangkan
program Bidan Delima untuk peningkatan kualitas pelayanan Bidan Praktek
Swasta dan pemberian penghargaan bagi mereka yang berprestasi dalam
pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi.
22
c. Mempunyai standar kualitas, unggul, khusus, bernilai tambah, lengkap,
dan memiliki hak paten.
d. Rekrutmen Bidan Delima ditetapkan dengan kriteria, system, dan
proses baku yang harus dilaksanakan secara konsisten dan
berkesinambungan.
e. Menganut prinsip pengembangan diri atau self development, dan
semangat tumbuh bersama melalui dorongan dari diri sendiri,
mempertahankan dan meningkatkan kualitas, dapat memuaskan klien
beserta keluarganya.
f. Jaringan yang mencakup seluruh Bidan Praktek Swasta dalam
pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi
4. Tujuan
a. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.
b. Meningkatkan profesionalitas Bidan.
c. Mengembangkan kepemimpinan Bidan di masyarakat.
d. Meningkatkan cakupan pelayanan Kesehatan Reproduksi dan Keluarga
Berencana.
e. Mempercepat penurunan angka kesakitan dan kematian Ibu, Bayi dan
Anak.
23
a. Makna yang ada pada Logo Bidan Delima adalah:
Bidan :
Petugas Kesehatan yang memberikan pelayanan yang berkualitas, ramah-tamah,
aman-nyaman, terjangkau dalam bidang kesehatan reproduksi, keluarga berencana
dan kesehatan umum dasar selama 24 jam.
Delima :
Buah yang terkenal sebagai buah yang cantik, indah, berisi biji dan cairan manis
yang melambangkan kesuburan (reproduksi).
Merah :
Warna melambangkan keberanian dalam menghadapi tantangan dan pengambilan
keputusan yang cepat, tepat dalam membantu masyarakat.
Hitam :
Warna yang melambangkan ketegasan dan kesetiaan dalam melayani kaum
perempuan (ibu dan anak) tanpa membedakan.
Hati :
Melambangkan pelayanan Bidan yang manusiawi, penuh kasih sayang (sayang
Ibu dan sayang Bayi) dalam semua tindakan/ intervensi pelayanan.
6. Landasan Hukum
a. UU No.23 tahun 1992 tentang Kesehatan
b. Anggaran Dasar IBI, Bab II Pasal 8 dan Anggaran Rumah Tangga IBI Bab
III Pasal 4.
24
c. Permenkes No.900/VII/2002 tentang Registrasi dan Praktek Bidan.
d. SPK (Standar Pelayanan Kebidanan) IBI 2002.
25
8. Jenis pelayanan
a. Pelayanan rawat jalan dan inap
Pelayanan rawat jalan dan rawat inap adalah satu bentuk dari pelayanan
kedokteran. Secara sederhana yang dimaksud rawat jalan adalah pelayanan
kedokteran yang disediakan untuk pasien yang tidak dalam bentuk rawat
inap (hospitalization)
Bentuk kedua dari pelayanan rawat jalan adalah yang diselenggarakan oleh
klinik yang mandiri yakni yang tidak ada hubungan organisasi dengan
rumah sakit (free standing ambulatory center). Bentuk klinik mandiri ini
banyak macamnya yang secara umum dapat dibedakan atas dua macam:
26
9. Tanggung Jawab Bidan di Komunitas
1. Melaksanakan kegiatan Puskesmas berdasarkan urutan prioritas masalah
sesuai dengan kewenangan bidan
2. Menggerakan dan membina masyarakat desa berperilaku sehat.
Sebagai bidan yang bekerja di komunitas maka bidan harus memahami perannya
dikomunitas, yaitu :
a. Sebagai Pendidik
27
1) Bimbingan terhadap kelompok remaja masa pra perkawinan.
tinggi di keluarga.
c. Sebagai Pengelola
d. Sebagai Peneliti
e. Sebagai Pemberdaya
28
Bidan perlu melibatkan individu, keluarga dan masyarakat dalam memecahkan
permasalahan yang terjadi. Bidan perlu menggerakkan individu, keluarga dan
masyarakat untuk ikut berperan serta dalam upaya pemeliharaan kesehatan diri
sendiri, keluarga maupun masyarakat.
g. Sebagai Kolaborator
Kolaborasi dengan disiplin ilmu lain baik lintas program maupun sektoral.
h. Sebagai Perencana
29
atau kebutuhan masyarakat yang sangat dinamis serta pengembangan
iptek.(PPIBI,1997:hal5)
Dengan mengacu pada Permenkes 572 tahun 1996 tentang registrasi dan praktek
bidan serta memperhatikan kompetensi bidan yang disusun oleh ICM. Februari
1999 disusun kompetensi bidan Indonesia yang disahkan pada KONAS IBI ke XII
diDenpasar,Bali.
1. Mengkaji status kesehatan dan kebutuhan remaja dan wanita pranikah baik
individu maupun di masyarakat.
2. Menentukan diagnosa.
3. Menyusun rencana tindakan.
4. Melaksanakan tindakan sesuai rencana
5. Mengevaluasi tindakan.
6. Rencana tindak lanjut.
7. Membuat catatandalam laporan kegiatan/tindakan
30
Memberikan asuhan kebidanan pada klien selama kehamilan normal :
1. Mengkaji status kesehatan dan kebutuhan ibu hamil baik individu maupun
masyarakat.
2. Menentukan diganosa.
3. Menyusun rencana tindakan.
4. Melaksanakan tindakan sesuai rencana.
5. Mengevaluasi tindakan.
6. Rencana tindak lanjut.
7. Membuat catatan dalam laporan kegiatan/tindakan.
Memberikan asuhan kebidanan pada masa persalinan dengan melibatkan keluarga
1. Mengkaji status kesehatan dan kebutuhan ibu hamil baik individu maupun
masyarakat.
2. Menentukan diganosa.
3. Menyusun rencana tindakan.
4. Melaksanakan tindakan sesuai rencana.
5. Mengevaluasi tindakan.
6. Rencana tindak lanjut.
7. Membuat catatan dalam laporan kegiatan/tindakan.
Di masyarakat bidan harus menetukan jadwal kunjungan rumah pada keluarga.
Adapun dalam pelaporan bidan wajib melaporkan tindakan dalam persalinan baik
di desa, kecamatan, puskesmas, maupun dinas kesehatan kabupaten/kota
1. Mengkaji status kesehatan dan kebutuhan ibu hamil baik individu maupun
masyarakat.
2. Menentukan diganosa.
3. Menyusun rencana tindakan.
4. Melaksanakan tindakan sesuai rencana.
5. Mengevaluasi tindakan.
31
6. Rencana tindak lanjut.
7. Membuat catatan dalam laporan kegiatan/tindakan.
Langkah yang harus diambil adalah jadwal kunjungan pada BBL, laporan tentang
kelahiran dan kelengkapan surat kelahiran.
1. Mengkaji status kesehatan dan kebutuhan ibu hamil baik individu maupun
masyarakat.
2. Menentukan diganosa.
3. Menyusun rencana tindakan.
4. Melaksanakan tindakan sesuai rencana.
5. Mengevaluasi tindakan.
6. Rencana tindak lanjut.
7. Membuat catatan dalam laporan kegiatan/tindakan.
Informasi yang diberikan pada klien da masyarakat adalah:
1. Maslah gizi yang berkaitan dengan pemulihan kesehatan pada ibu nifas
2. Informasi yang berkaitan dengan pemberian makanan baik ASI maupun
pendamping ASI (PASI)
3. Informasi tentang latihan bagi ibu nifas, salah satunya senam nifas
4. Informasi tentang keluarga berencana
Memberikan asuhan pada pasangan usia subur yang membutuhkan pelayanan KB
1. Mengkaji status kesehatan dan kebutuhan ibu hamil baik individu maupun
masyarakat.
2. Menentukan diganosa.
3. Menyusun rencana tindakan.
4. Melaksanakan tindakan sesuai rencana.
5. Mengevaluasi tindakan.
6. Rencana tindak lanjut.
7. Membuat catatan dalam laporan kegiatan/tindakan.
32
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
33
DAFTAR PUSTAKA
Retna, Ery dan Sriati. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Komunitas. Numed :
Jakarta
https://monicahardiani.wordpress.com/2017/04/18/tugas-utama-bidan-di-
komunitas/ [diakses tanggal 06 Oktober 2018)
http://anysws.blogspot.com/2015/03/makalah-tugas-tambahan-bidan-di.html
[diakses pada tanggal 06 Oktober 2018)
34