Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN

PEMERIKSAAN LABORATORIUM SEDERHANA

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 5

Kelas : Reguler 3 Tingkat 1

1. Sabrina Aurora Zahra (2315301101)


2. Syifa Aulia Kusumaningtyas (2315301109)
3. Zaenah Sika Arta (2315301114)
4. Dzakiyyah Zakir (2315301141)

DOSEN PENGAMPU :

Marlina, SST, M.Kes

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

2024/2025
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadiran Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya
makalah ini dapat kami selesaikan seperti yang diharapkan. Makalah ini dimaksudkan untuk
memenuhi tugas kami terkait mata kuliah Keterampilan Dasar Kebidanan. Dalam makalah ini
kami membahas "Pemeriksaan Laboratorium Sederhana". Dengan adanya pengetahuan
terkait kami berharap kualitas hidup umat manusia dapat ditingkatkan.

Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Marlina, SST, M.Kes. Selaku
Dosen penanggung jawab mata kuliah “Keterampilan Dasar Kebidanan” yang telah
membimbing kami dalam pembelajaran ini. tentunya tanpa bimbingan beliau kami tidak
dapat menyelesaikan tugas kelompok makalah ini.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi siapa saja. Sekiranya makalah yang telah kami susun ini dapat berguna bagi
kami sendiri maupun orang yang membacanya. Kami memohon maaf apabila terdapat
kesalahan berupa kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon bimbingan dan saran
yang membangun demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Demikian makalah ini kami buat dengan sebaik-baiknya. Atas perhatiannya kami ucapkan
terima kasih.

Bandar Lampung, 3 Januari 2024


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan masalah......................................................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................3
A. Pemeriksaan Hemoglobin..........................................................................................................3
B. Pemeriksaan Protein Urine........................................................................................................5
C. Pemeriksaan Glukosa Urine.......................................................................................................7
BAB III....................................................................................................................................................9
PENUTUP...............................................................................................................................................9
A. Kesimpulan................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk kepentingan


klinik. Pemeriksaan laboratorium bertujuan untuk membantu menegakkan diagnosa
penyakit pada penderita atau menegakkan diagnosa penyakit, memantau perjalan
penyakit dan menentukan prognosis. Hasil pemeriksaan laboratorium dikeluarkan
oleh bagian laboratorium harus melalui berbagai tindakan atau penanganan (Purwanto
AP, 2010).
Salah satu pemeriksaan laboratorum kimia klinik yaitu pemeriksaan HDL kolesterol
(High Density Lipoprotein). HDL kolestrol merupakan lipoprotein yang mengandung
banyak protein dan sedikit lemak. HDL kolestrol berfungsi untuk membawa kembali
LDL kolestrol ke dalam hati untuk diproses kembali supaya tidak menimbulkan
penumpukan pada pembuluh darah (Vivian Odelia, 2011).
Hasil dari pemeriksaan laboratorium harus akurat dan juga dapat dipercaya, untuk
mendapatkan hasil yang akurat maka perlu dilakukan pengendalian terhadap tindakan
pra analitik, analitik, dan pasca analitik melalui pemantapan mutu laboratorium .
Pemeriksaan laboratorium terdiri dari 3 tahap yaitu : tahap preanalitik, analitik,dan
paska analitik. Kesalahan pada tahap preanalitik lebih sering terjadi dibandingkan
kesalahan pada tahap analitik (Okorodudu & Elgethany,2002). Preanalitik dapat
dikatakan sebagai tahap persiapan awal, dimana tahap ini sangat menentukan kualitas
spesimen yang nantinya akan dihasilkan dan mempengaruhi proses kerja berikutnya.
Yang termasuk dalam tahap preanalitik termasuk juga didalamnya yaitu kondisi
pasien, cara dan waktu pengambilan sampelperlakuan terhadap proses persiapan
sampel sampai sampel selesai dikerjakan (Buletin PRODIA, 2007). Namun, pada
kenyataannya masih ada beberapa spesimen yang diterima laboratorium. mengalami
hemolisis, sehingga tidak bisa dilakukan pemeriksaan sesuai permintaan klinis.
B. Rumusan masalah

1. Apa saja yang termasuk dalam laboratorium sederhana?


2. Bagaimana cara pemeriksaan hemoglobin?
3. Bagaimana cara pemeriksaan protein urine?
4. Bagaimana cara pemeriksaan glukosa urine?

C. Tujuan

1. Dapat mengetahui apa saja yang termasuk dalam laboratorium sederhana


2. Dapat mengetahui bagaimana cara pemeriksaan hemoglobin
3. Dapat mengetahui bagaimana cara pemeriksaan protein urine
4. Dapat mengetahui bagaimana cara pemeriksaan glukosa urine
BAB II

PEMBAHASAN

Pemeriksaan laboratorium sederhana meliputi pemeriksaan hemoglobin, pemeriksaan


protei urine, dan pemeriksaan glukosa urine. Pemeriksaan laboratorium ini diperlukan
untuk menujang diagnosa kebidanan yang akan ditegakkan. Ketepatan diagnosa akan
mempengaruhi ketepatan tindakan yang akan dilakukan.

A. Pemeriksaan Hemoglobin

1. Konsep Pemeriksaan Hemoglobin

Pemeriksaan Hb dilakukan untuk mengetahui kadar haemoglobin darah pada ibu.


Hal ini dilakukan untuk mengetahui seorang ibu apakah menderita anemia atau
tidak. Anemia pada wanita tidak hamil didefinisikan sebagai konsentrasi
hemoglobin yang kurang dari 12 g/dl dan kurang darii 10 g/dl selama kehamilan
atau masa nifas. Konsentrasi hemoglobin lebih rendah pada pertengahan
kehamilan, pada awal kehamilan dan kembali menjelang aterm, kadar hemoglobin
pada sebagian besar wanita sehat yang memiliki cadangan besi adalah 11 g/dl atau
lebih. Atas alasan tersebut Centers for disease control (1990) mendefinisikan
anemia sebagai kadar hemoglobin kurang dari 11 g/dl pada trimester pertama dan
ketiga , dan kurang dari 10,5 g/dl pada trimester kedua (Suheimi,2007) Anemia
juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani karena sel-sel tubuh tidak
cukup mendapat pasokan oksigen. Pada wanita hamil, anemia meningkatkan
frekuensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan. Risiko kematian maternal,
angka prematuritas, berat bayi lahir rendah, dan angka kematian perinatal
meningkat. Di samping itu, perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering
dijumpai pada wanita yang anemis dan lebih sering berakibat fatal, sebab wanita
yang anemis tidak dapat mentolerir kehilangan darah.

Sebelum melakukan praktikum pemeriksaan Hb dan Golongan darah yang harus


disiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan :
a. Ruang yang nyaman dan tertutup.
b. Air mengalir, sabun, handuk untuk cuci tangan.
c. Tempat tidur pasien dan selimut.
d. Form/buku untuk pendokumentasian hasil pemeriksaan ibu hamil : buku KIA,
kartu ibu atau status ibu hamil.
e. Set Hemometer sahli, lancet, autoclik, pipet biasa, larutan HCL, aquadest.
f. Set pemeriksaan golongan darah; lancet, autoclik, slide, reagen anti A, reagen
anti B, kapas.
g. Larutan clorin 0,5%.
h. Sarung tangan bersih.

Praktik pemeriksaan Hb dan Golongan darah dapat dilakukan di laboratorium skill


atau real setting klinik (BPM, RB, Puskesmas, atau RS) saat praktik. Langkah
awal yang dilakukan adalah mempersiapkan alat dan bahan, menjelaskan tujuan
dan prosedur pemeriksaan Hb dan Golongan darah ibu hamil, mengupayakan
pemeriksaan pada ujung jari tangan yang tidak aktif. Hindari mencoblos berulang-
ulang karena gagal menghisap darah dengan pipet sahli. Lakukan pengalihan
perhatian dari rasa sakit, saat mencoblos ujung jari tangan. Pengalihan perhatian
dengan cara ibu hamil diajak komunikasi. Hati-hati paparan dengan produk darah,
karena bisa menjadi media infeksi. Jangan lupa langkah universal
precaution/pencegahan infeksi.

2. Pelaksanaan Praktik

Pemeriksaan hemoglobin dapat dipraktikkan dengan mengacu pada daftar tikik


pemeriksaan hemoglobin berikut ini.

LANGKAH KERJA PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN

NO LANGKAH KERJA KETERANGAN


1. Menyiapkan alat dan bahan
a. Tempat cuci tangan dengan air mengalir, sabun
antiseptic dan handuk bersih.
b. Hemoglobinometer sahli lengkap (Standart
wama pembanding, tabung pengencer, ppipet
darah, batang pengaduk, sikat tabung, botol HCl
beserta pipetnya).
c. Aquadest dalam botol beserta pipetnya.
d. Lanset steril/jarum steril.
e. Tisu kering.
f. Perlak kecil dan alasnya.
g. Sarung tangan bersih.
h. Bengkok 1 buah.
i. Kom bersih air klorin 0,5%.

2. Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan yang akan


dilakukan.
3. Cuci tangan.
4. Memasang pengalas dan memposisikan klien dengan
duduk dengan nyaman
5. Memakai sarung tangan bersih.
6. HCl 0,1% ke dalam tabung pengencer sampai batas
angka 2 (± 5 tetes) menggunakan pipet khusus.
7. Menentukan jari yang akan diambil darahnya, mengusap
jari tersebut dengan alkohol swab dan menunggu
sejenak agar kering sambil menyiapkan lanset steril.
8. Memegang lanset dengan benar lalu menusuk jari klien
sampai batas lanset.
9. Menghapus darah yang pertama keluar dengan cepat
menggunakan tisu kering lalu menghisap darah dengan
pipet Hb sampai batas angka 20 µl.
10. Menghapus darah yang melekat di ujung luar pipet
dengan tisu kering dan segera memasukkan darah ke
dasar tabung pengencer yang telah diisi HCl. Usahakan
jangan sampai ada gelembung udara.
11. Angkat pipet sedikit lalu hisap HCl yang masih jernih
untuk membersihkan darah yang masih tertinggal di
dalam pipet Hb (lakukan 2-3).
12. Masukkan batang pengaduk lalu aduklah agar darah &
HCl bersenyawa dan warnanya menjadi coklat tua
karena membentuk hematin asam.
13. Tambahkan air setetes demi setetes, tiap kali diaduk
hingga tercapai persamaan warna dengan standart warna
(harus tercapai dalam 3-5 menit setelah darah & HCl
tercampur).
14. Membandingkan warna di tempat yang terang dengan
memutar tabung sehingga garis bagi tidak terlihat. Baca
hasilnya dalam gram %.
15. Membereskan alat dan mencuci tangan.

B. Pemeriksaan Protein Urine

1. Konsep Pemeriksaan Protein Urine

Pemeriksaan laboratorium protein urine bertujuan untuk mendeteksi adanya


keadaan preeklampsi/eklampsi. Proteinuri menjadi salah satu diantara trias tanda
preeklampsia (hipertensi, udema, dan proteinuri). Selain itu pemeriksaan
proteinuria juga bertujuan untuk mengetahui status ginjal. Pemeriksaan proterin
urine juga merupakan antisipasi terhadap adanya komplikasi obstetri preeklampsi,
maka bisa dilakukan upaya pencegahan maupun penatalaksanaan yang tepat.
Pemeriksaan protein urine dilakukan atas indikasi. Pemeriksaan protei urine juga
harus segera dilakukan apabila ditemukan salah satu tanda trias preeklampsi, yaitu
hipertensi atan udem. Preeklamsi merupakan hipertensi yang didiagnosis
berdasarkan protein urine, jika protein urine 1+, dan tekanan darah 140/90 mmHg,
maka interprestasinya adalah preeklampsi ringan. Apabia hopertensi dengan
tekanan darah sistol <160 mmHg, tekanan darah diastole >110 mmHg dan protei
urine 2+ atau 3+ (merupakan protein setara >0,3 gram/L atau 0,3 gram/24 jam)
pada pemeriksaan dipstick, menunjukan keadaan preeklampsi berat.
Hipertensi menyebabkan vasospasme arteriol aferen yang menurunkan aliran
darah ginjal, menimbulkan udema sel endotelial kapiler glomerulus, sehingga
memungkinkan protein plasma terutama dalam bentuk albumin, tersaring masuk
ke dalam urine, menyebabkan terjadinya protein urine. Kerusakan ginjal
diperlihatkan dengan penurunan kreatinin dan peningkatan serum kreatinin serta
kadar asam urat.
Oliguri terjadi jika kondisi tersebut memburuk yang merupakan tanda-tanda
preeklampsi berat dan kerusakan ginjal. Maka pemeriksaan protein urine menjadi
komponen yang penting untuk deteksi dini pada keadaan preeklampsi.

Sebelum melakukan praktikum protein urine dan glukosa urine, siapkan alat dan
bahan yang dibutuhkan :
a. Ruang yang nyaman dan tertutup.
b. Air mengalir, sabun, handuk untuk cuci tangan.
c. Set pemeriksaan protein urine (metode asam asetat), alat dan bahan.
d. Form/buku untuk pendokumentasian hasil pemeriksaan ibu hamil : buku KIA,
kartu ibu atau status ibu hamil.

2. Pelaksanaan Praktik

Pelaksanaan pemeriksaan protein urine dipraktikkan dengan mengacu pada daftar


tilik pemeriksaan protein urine berikut ini.

LANGKAH PEMERIKSAAN PROTEIN URINE

NO LANGKAH KERJA KETERANGAN


1. Siapkan alat dan bahan untuk pemeriksaan protein
urine metode asam asetat :
a. Asam asetat 6% (1 cc).
b. Lampu spirtus.
c. Tabung reaksi 2 buah.
d. Spuit 2-3 cc.
e. Pipet 2 buah
f. Tissue dan kertas saring.
g. Bengkok larutan klorin 0,5% sarung tangan
bersih.
h. Form/buku KIA, kartu ibu atau status ibu hamil
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan
dilaksanakan.
3. Komunikasi dengan ibu selama melakukan tindakan.
4. Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan dengan
teknik yang benar
5. Menempatkan alat dan bahan secara ergonomis.
6. Mengisi tabung reaksi masing-masing dengan urine
yang sudah disaring 2-3 cc (1 tabung reaksi sebagai
control).
7. Panaskan urine di atas lampu spirtus berjarak 2-3 cm
dari ujung lampu sambil digoyang-goyang hingga
mendidih.
8 Tambahkan 4 tetes asam asetat 6%.
9. Panaskan sekali lagi, bandingkan dengan urine kontrol.
10. Interoretasikan hasil pemeriksaan dengan indikator
sebagai berikut
1) Jernih (-)
2) keruh/butiran halus : (+)
3) endapan : (++)
4) mengkristal : (+++)
11. Membereskan peralatan dan bahan yang digunakan.
12. Melepas sarung tangan dan merendam dalam larutan
klorin 0,5%.
13. Melakukan dokumentasi.

C. Pemeriksaan Glukosa Urine

1. Pemeriksaan Glukosa Urine

Pemeriksaan glukosa urine bertujuan untuk mengetahui status diabetes mellitus


(DM) pada ibu, sehingga apabila diperlukan penatalaksanaan kegawatdaruratan
obstetri, kolaborasi atau diperlukan untuk rujukan maka bisa dipersiapkan.
Pemeriksaan glukosa untuk mendeteksi adanya penyakit pesenyerta DM pada ibu
melalui pemeriksaan laboratorium sederhana. Ibu yang dicurigai menderita DM,
misalnya mempunyai riwayat keluarga DM, pertumbuhan janin cenderung lebih
besar dari usia kehamilan. Progress pertumbuhan janin sangat cepat. DM
menggambarkan gangguan metabolik dengan berbagai etiologi yang
mempengaruhi metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein normal. Keadaan ini
ditandai dengan meningkatnya kadar glikosa dalam darah (hiperglikemia) dan
ekskresi glukosa melalui urine (glukosuria) ang terjadi akibat gangguan sekresi
insulin dan atau aktivitas insulin. Risiko terjadinya malformasi atau kecacatan
meningkat secara signifikan dan risiko bayi besar (makrosomia), sindrom distress
pernapasan meningkat. DM meningkatka risiko terjadinya komplikasi persalinan.

2. Pelaksanaan Praktik

LANGKAH KERJA PEMERIKSAN GLUKOSA URINE

NO LANGKAH KERJA KETERANGAN


1. Siapkan alat dan bahan untuk pemeriksaan glukosa
urine yang terdiri dari :
a. Botol specimen urine.
b. Reagen benedict.
c. Lampu spritus.
d. Tabung reaksi 2 buah.
e. Gelas ukur dan spuit 5 cc.
f. Pipet 2 buah.
g. Tissue dan kertas saring.
h. Rak tabung dan penjepit tabung reaksi.
i. Bengkok larutan klorin 0,5%, sarung tangan
bersih, form/buku untuk pendokumentasian
hasil pemeriksaan ibu hamil : buku KIA, kartu
ibu atau status ibu hamil.
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan
dilaksanakan.
3. Komunikasi dengan ibu selama melakukan tindakan.
4. Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan dengan
teknik yang benar.
5. Menempatkan alat dan bahan serta posisi pemeriksa
secara ergonomis.
6. Isilah 2 tabung reaksi dengan pereaksi benedict.
Masing-masing 2,5 cc.
7. Masukkan urine pada salah satu tabung tersebut
sebanyak 4 tetes.
8. Panaskan di atas lampu spirtus sampai mendidih,
biarkan dingin.
9. Bandingkan dengan tabung yang lain, dan lihat
perbedaan warnanya. Interpretasi dari hasil
pemeriksaan glukosa urine dengan metode benedict
semikuantitatif adalah sebagai berikut :
1) Biru/hijau keruh : (-)
2) Hijau?hijau kekuningan : (+)
3) Kuning/kuning kehijauan : (++)
4) Jingga : (+++)
5) Endapan merah bata : (++++)
10. Bereskan alat.
11. Lepas sarung tangan.
12. Cuci tangan setelah tindakan.
13. Dokumentasikan hasil pemeriksaa.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk menunjang diagnosa kebidanan yang


akan ditegakkan. Ketepatan diagnose akan mempengaruhi ketepatan tindakan yang
akan dilakukan. Pemeriksaan laboratorium sederhana minimal yang harus bidan
kuasai adalah pelayanan kebidanan antara lain : pemeriksaan Hb sahli untuk
mengetahui kadar Hb seorang ibu hamil sehingga dimasukkan kategori anemia atau
tidak, pemeriksaan protein urine untuk memprediksi ibu hamil menderita
preeklampsia atau tidak, dan pemeriksaan glukosa urine untuk mendeteksi ibu hamil
menderita diabetes militus atau tidak.

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan dalam makalah ini menyangkut soal
“pemeriksaan laboratorium sederhana” maka dapat disimpukan sebagai berikut :

Laboratorium kesehatan adalah sarana kesehatan yang melaksanakan pengukuran,


penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia untuk penentuan
jenis penyakit, penyebab penyakit, kondisi kesehatan atau faktor yang dapat
berpengaruh pada kesehatan perorangan dan kesehatan masyarakat.

Labratorium sebagai pelaksana teknis kesehatan dan sebagai satuan penelitian


kesehatan mempunyai fungsi antara lain :

1. Pelaksana kesehatan sesuai dengan pembangunan kesehatan.

2. Pelaksana dan Pembina hubungan kerjasama dengan tenaga kesehatan yang lain
dan masyarakat.

Pelayanan laboratorium merupakan salah satu bagian dari pelayanan kesehatan yang
sangat dibuthkan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Maharani,Ayu E.dkk2018.Imunologi Dan Bank Darah : Jakarta Pusat Pendidikan


Sumber Daya Manusia Kesehatan.

Yeni,Yusuf.dkk.2016.Pegangan Instruktur Manual Ketrampilan Klinik Kedokteran


Tropis : Medan. Universitas Hasanudin.

Astuti, S. (2018). Skrening Kehamilan Sebagai Upaya Deteksi Dini Faktor Resiko
Penyulit Dan Komplikasi Pada Ibu Hamil. University Research Colloium,
134-138.

Farhan, k., & Dhanny, D. R. (2021). Anemia Ibu Hamil dan Efeknya pada bayi.
Muhamadiyah Journal Midwifery, 2(1). 27.

Adli, F. K. (2021). Diabetes Melitus Gestasional : Diagnosis dan Faktor Risiko.


Journal Medika Hutama.

Anda mungkin juga menyukai