Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA DAN FISIKA KESEHATAN

PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH

Dosen Pengampu: Yustin Nurkhoriyah, Msi

Disusun Oleh :
1. Mutia Isna Rahmalia (2115301026)
2. Chintya Mutiara Amanda (2115301031)
3. Humairoh Berliana Azhar (2115301034)
4. Angeline Priscilla Sinaga (2115301040)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN


KEBIDANAN POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG
KARANG 2021/2022
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan laporan hasil praktikum kami yang berjudul “pemeriksaan laju
endap darah” tepat pada waktunya. Laporan hasil praktikum ini disusun untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah biokimia dan fisika kesehatan.
Dalam penyusunan laporan hasil praktikum ini, berbagai hambatan telah dialami. Oleh karena
itu, terselesaikannya laporan ini tentu saja bukan karena kemampuan kami semata. Namun
karena adanya dukungan dan bantuan dari pihak-pihak yang terkait. Sehubungan dengan hal
tersebut, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen mata kuliah Biokimia dan
Fisika Kesehatan yang telah membimbing kami dalam menyelesakan makalah ini. Kami juga
berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Dalam menyusun makalah ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa pengetahuan dan
pengalaman kami masih sangat terbatas. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya
kritik dan saran dari berbagai pihak agar makalah ini menjadi lebih baik dan bermanfaat.
Wassalamualaikum wr.wb

Bandar Lampung, 4 September 2021

Kelompok 14
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................

BAB III METODE...............................................................................................................................

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................................................

BAB V KESIMPULAN.........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Laju Endap Darah ( LED ) atau dalam bahasa inggris disebut Erythrocyte
Sedimentation Rate ( ESR ) adalah kecepatan mengendapnya eritrosit dari satu sampel
darah yang diperiksa dengan alat tertentu dinyatakan dalam mm/jam yang merupakan
salah satu pemeriksaan rutin untuk darah untuk mengetahui tingkat peradangan dalam
tubuh seseorang.Proses pemeriksaan sedimentasi (pengendapan) darah ini diukur dengan
memasukkan darah ke dalam tabung khusus LED dalam posisi tegak lurus selama satu jam.
Sel darah merah akan mengendap ke dasar tabung sementara plasma darah akan
mengambang di permukaan. Kecepatan pengendapan sel darah merah inilah yang disebut
LED.
Pemeriksaan ini guna mengukur kecepatan pengendapan eritrosit dalam plasma
dengan sifat pemeriksaan LED: sensitif tetapi tidak spesifik
Manfaat dari pemeriksaan LED antara lain :
1. Menunjang diagnosis
 Infeksi akut
 Inflamasi menahun pada fase aktif
 Kerusakan jaringan
2. Memantau perjalanan penyakit
3. Respons terhadap pengobatan

LED merupakan salah satu tes untuk pemeriksaan darah rutin.Karena LED
merupakan tes yang sering dilakukan dan mempunyai banyak manfaat maka kami
membuat makalah ini untuk lebih memperdalam lagi pengetahuan tentang Laju Endap
Darah sehingga memperkecil terjadi kesalahan pemeriksaan karena kurangnya
pengetahuan dari analis kesehatan sehingga hasil pemeriksaan yang diberikan benar-
benar valid.
B. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui pengertian dari Laju Endap Darah
2. Mengetahui sifat dari pemeriksaan Laju Endap Darah
3. Mengetahui manfaat dari pemeriksaan Laju Endap Darah
4. Mengetahui tahapan dalam proses Laju Endap Darah
5. Mengetahui cara pemeriksaan Laju Endap Darah
6. Mengetahui nilai normal hasil pemeriksaan Laju Endap Darah
7. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan Laju Endap Darah
8. Mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan saat pemeriksaan Laju Endap Darah
9. Mengetahui faktor kesalahan dalam pemeriksaan Laju Endap Darah
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. LED

1. Definisi LED
Laju Endap Darah adalah kecepatan mengendapnya eritrosit dari suatu sampel
darah yang diperiksa dalam suatu alat tertentu yang dinyatakan dalam mm/jam. LED
sering juga diistilahkan dalam bahasa asing BBS (Blood Bezenking Snelheid), BSR (Blood
Sedimentation Rate), ESR (Erytrocyte Sedimentation Rate) dan dalam bahasa
indonesianya adalah KPD (Kecepatan Pengendapan Darah).(Depkes, 1992).
Proses pengendapan darah terjadi dalam 3 tahap yaitu tahap pembentukan rouleaux,
tahap pengendapan dan tahap pemadatan. Di laboratorium cara untuk memeriksa Laju
Endap Darah (LED) yang sering dipakai adalah cara Wintrobe dan cara Weetergren. Pada
cara Wintrobe nilai rujukan untuk wanita 0 — 20 mm/jam dan untuk pria 0 — 10
mm/jam, sedang pada cara Westergren nilai rujukan untuk wanita 0 — 15 mm/jam dan
untuk pria 0 — 10 mm/jam. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Laju Endap Darah
(LED) adalah faktor eritrosit, faktor plasma dan faktor teknik. Jumlah eritrosit/ul darah
yang kurang dari normal, ukuran eritrosit yang lebih besar dari normal dan eritrosit yang
mudah beraglutinasi akan menyebabkan Laju Endap Darah (LED) cepat. Pembentukan
rouleaux tergantung dari komposisi protein plasma. Peningkatan kadar fibrinogen dan
globulin mempermudah pembentukan roleaux sehingga Laju Endap darah (LED) cepat,
sedangkan kadar albumin yang tinggi menyebabkan 2. Fase-fase LED

2. Proses
 Fase pertama (fase pembentukan rouleaux)

Pada fase ini terjadi rouleaux formasi yaitu eritrosit mulai saling menyatukan diri.
Waktu yang dibutuhkan adalah dari beberapa menit hingga 30 menit. Adanya
makromolekul dengan konsentrasi tinggi di dalam plasma, dapat mengurangi sifat
saling menolak di antara sel eritrosit, dan mengakibatkan eritrosit lebih mudah
melekat satu dengan yang lain, sehingga memudahkan terbentuknya rouleaux.
Rouleaux adalah gumpalan eritrosit yang terjadi bukan karena antibodi atau ikatan
konvalen, tetapi karena saling tarik-menarik di antara permukaan sel. Bila
perbandingan globulin terhadap albumin meningkat atau kadar fibrinogen sangat
tinggi, pembentukan rouleaux dipermudah hingga LED meningkat.

 Fase kedua (fase pengendapan cepat)


Fase ini disebut juga fase pengendapan maksimal, karena telah terjadi agregasi atau
pembentukan rouleaux atau dengan kata lain partikel- partikel eritrosit menjadi
lebih besar dengan permukaan yang lebih kecil sehingga menjadi lebih cepat pula
pengendapannya. Kecepatan pengendapan pada fase ini adalah konstan. Waktunya
30 menit sampai 120 menit.

 Fase ketiga (fase pengendapan lambat/ pemadatan)

Fase ini terjadi pengendapan eritrosit yang sangat lambat. Dalam keadaan normal
dibutuhkan waktu setengah jam hingga satu jam untuk mencapai fase ketiga
tersebut. Pengendapan eritrosit ini disebut sebagai laju endap darah dan dinyatakan
dalam mm/1jam.

3. Etiologi
 Faktor eritrosit.

Faktor terpenting yang menentukan kecepatan endapan eritrosit adalah ukuran atau
masa dari partikel endapan. Pada beberapa penyakit dengan gangguan fibrinogen
plasama dan globulin, dapat menyebabkan perubahan permukaan eritrosit dan
peningkatan LED, LED berbanding terbalik dengan vikositas plasma.

 Faktor plasma

Beberapa protein plasma mempunyai muatan positif dan mengakibatkan muatan


permukaan eritrosit menjadi netral, hal ini menyebabkan gaya menolak eritrosit
menurun dan mempercepat terjadinya agregasi atau endapan eritrosit. Beberapa
protein fase akut memberikan kontribusi terjadinya agregasi.

 Faktor tehnik dan mekanik.

Faktor terpenting pemeriksaan LED adalah tabung harus betul- betul tegak lurus,
perubahan dan menyebabkan kesalahan sebesar 30%. Selain itu selama
pemeriksaan rak tabung tidak boleh bergetar atau bergerak. Panjang diameter
bagian dalam tabung LED juga mempengaruhi hasil pemeriksaan.(Herdiman T.
Pohan,2004).

4. Patofasiologi
 Faktor yang meningkatkan LED
a. Jumlah eritrosit kurang dari normal
b. Ukuran eritrosit yang lebih besar dari ukuran normal, sehingga lebih mudah atau
cepat membentuk rouleaux, sehingga LED dapat meningkat.
c. Peningkatan kadar fibrinogen dalam darah akan mempercepat pembentukan
rouleaux, sehingga LED dapat meningkat.
d. Tabung pemeriksaan digoyang/bergetar akan mempercepat pengendapan, LED
dapat meningkat.
e. Suhu saat pemeriksaan lebih tinggi dari suhu ideal (>20 C) akan mempercepat
pengendapan, sehingga LED dapat meningkat.

 Faktor yang menurunkan LED

Lekositosis berat, polsitemia, abnormalitas protein (hyperviskositas), faktor teknik


(problem pengenceran, darah sampel beku, tabung LED pendek, getaran pada saat
pemeriksaan). (Herdian T.Pohan,2004)

LED dijumpai meningkat selama proses inflamasi/peradangan akut, infeksi akut dan
kronis, kerusakan jaringan (nekrosis), penyakit kolagen, rheumatoid, malignansi, dan
kondisi stress fisiologis (misalnya kehamilan). Laju endap darah yang cepat
menunjukkan suatu lesi yang aktif, peningkatan LED) dibandingkan sebelumnya
menunjukkan proses yang meluas, sedangkan Laju Endap Darah (LED) yang menurun
dibandingkan sebelumnya menunjukkan suatu perbaikan. LED yang menurun
dibandingkan sebelumnya menunjukkan suatu perbaikan. Selain pada keadaan
patologik, LED yang cepat juga dapat dijumpai pada keadaan-keadaan fisiologik seperti
pada waktu haid, kehamilan setelah bulan ketiga dan pada orang tua.
(hnz11.wordpress.com/2009)
BAB III
METODE

A. Metode
Terdapat dua metode untuk melakukan pemeriksaan Laju Endap Darah yaitu metode
Wintrobe yang menggunakan tabung wintrobe dalam pemeriksaan dan metode westergren
yang menggunakan tabung westergren dalam pemeriksaan.

Metode Westergren adalah metode pengukuran LED paling memuaskan yang hingga
saat ini masih digunakan di klinik.
CARA PEMERIKSAAN
1. Metode Wintrobe

Pemeriksaan LED metode Wintrobe ini sudah jarang dilakukan


- Alat pemeriksaan

Panjang tabung : 110 mm


Diameter tabung : 2,5 mm
Skala tabung : 0 – 100

- Bahan pemeriksaan

Darah Na2EDTA
Atau
Darah Oksalat seimbang.

- Prinsip Pemeriksaan

Pengenceran darah : 1kali (tidak diencerkan)


Nilai normal : pria :0-10 mm/jam , wanita : 0-20 mm/jam
1. Perolehlah darah oxalat atau darah EDTA
2. Dnegan memaki pipet wintrobe,masukkanlah darah itu ke dalam tabung
wintrobe setinggi garis tanda 0 mm.Jagalah jangan sampai terjadi gelembung
hawa atau busa.
3. Biarkan tabung wintrobe itu dalam sikap tegak lurus pada satu tempat yang
tak banyak angin selama 60 menit
4. Bacalah tingginya lapisan plasma dengan milimeter dan laporkanlah angka itu
sebagai laju endap darah

2. Metode Westergren

Metode rujukan LED yang telah diterima oleh WHO adalah metode Westergen
- Alat pemeriksaan

Pipet Westergren : Terbuat dari kaca


Panjang alat : 300.0 ± 0.5
Diameter pipet : 2,65 ± 0.15
Skala pipet : 0 – 200

- Bahan Pemeriksaan
1. Darah EDTA

Stabilitas : Suhu kamar : 4 jam


Suhu 4*C : 6 jam
Darah EDTA di bolak-balik minimal 8 kali
2. Darah sitrat
Stabilitas : Suhu kamar : 4 jam
Suhu 4*C : 24 jam

- Reagensia

Larutan natrium sitrat 3.2% (0.109 M)


atau
Larutan NaCI 0.9%

- Prinsip Pemeriksaan
1. Darah K3EDTA diencerkan dengan NaCI0.9% dengan perbandingan 4:1
2. Darah lengkap diencerkan dengan antikoagulan larutan natrium sitrat
0.109 M dengan perbandingan 4:1

B. Cara Kerja Pemeriksaan


1. Isaplah dalam semprit steril 0,4 ml larutan Natrium Sitrat 3,8 % yang steril juga.
2. Lakukanlah pungsi vena dengan semprit itu dan isaplah 1,6 ml darah sehingga
mendapatkan 1,0 ml campuran.
3. Masukkanlah sampuran itu ke dalam tabung dan campurlah baik-baik
4. Isaplah darah itu ke dalam pipet Westergren sampai garis bertanda 0
mm,kemudian biarkan pipet itu dalam sikap tegak lurus dalam rak Westergren
selama 60 menit
5. Bacalah tingginya plasma dengan milimeter dan laporkanlah agka itu sebagai laju
endap darah.

- Hal yang harus diperhatikan


 Suhu 18*C – 25*C
 Hindari cahaya matahari
 Hindari getaran
 Tunggu 1 (satu) jam tepat
 Baca Hasil dalam mm/jam

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Nilai rujukan normal LED


Jenis kelamin dan NILAI NORMAL
usia Westergren Wintrobe
Wanita 0 – 15 mm/jam 0 – 20 mm/jam
Pria 0 - 10 mm/jam 0 – 10 mm/jam

Kelamin dan Usia Nilai Normal


Wanita dewasa 0 – 20 mm/jam
Wanita usia > 50 tahun 0 – 30 mm/jam
Pria dewasa 0 - 15 mm/jam
Pria usia > 50 tahun 0 - 20 mm/jam
Anak-anak 0 - 10 mm/jam
Neonatus 0 - 2 mm/jam

B. Pembahasan
Proses pengendapan darah terjadi dalam 3 tahap yaitu tahap pembentukan
rouleaux, tahap pengendapan dan tahap pemadatan. Di laboratorium cara untuk
memeriksa Laju Endap Darah (LED) yang sering dipakai adalah cara Wintrobe dan
cara Weetergren. Pada cara Wintrobe nilai rujukan untuk wanita 0-20 mm/jam dan
untuk pria 0-10 mm/jam, sedang pada cara Westergren nilai rujukan untuk wanita 0-
15 mm/jam dan untuk pria 0-10 mm/jam. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
Laju Endap Darah (LED) adalah faktor eritrosit, faktor plasma dan faktor teknik.
Jumlah eritrosit/ul darah yang kurang dari normal, ukuran eritrosit yang lebih besar
dari normal dan eritrosit yang mudah beraglutinasi akan menyebabkan Laju Endap
Darah (LED) cepat. Pembentukan rouleaux tergantung dari komposisi protein
plasma. Peningkatan kadar fibrinogen dan globulin mempermudah pembentukan
roleaux sehingga Laju Endap Darah (LED) cepat sedangkan kadar albumin yang tinggi
menyebabkan Laju Endap Darah (LED) lambat.
BAB V
KESIMPULAN

Sifat pemeriksaan Laju Endap Darah adalah sensitif tetapi tidak spesifik.
Tinggi rendahnya nilai pada Laju Endap Darah (LED) sangat dipengaruhi oleh keadaan tubuh
kita, utamanya saat terjadi radang. Namun ada beberapa kondisi khusus seperti orang hamil,
lansia maupun yang sedang mengalami haid ditemukan nilai LED yang tinggi. Jadi orang normal
pun bisa memiliki Laju Endap Darah tinggi, dan jika nilai LED rendah pun belum tentu tidak
terjadi apa-apa. Karena itu LED kurang spesifik untuk menjelaskan kondisi tubuh seseorang. Ia
tidak bisa berdiri sendiri untuk menentukan suatu penyakit. Namun biasanya nilai LED ini
menjadi rujukan bagi dokter untuk melakukan pemeriksaan tambahan bila ditemukan nilai Laju
Endap Darah seseorang di atas normal. Sehingga akan ditemukan sebab kenapa nilai LED tinggi.
Selain itu Laju Endap Darah pun bisa dipergunakan untuk mengecek perkembangan dari suatu
penyakit. Bila terjadi penurunan LED, bisa di katakan proses penyembuhan atas suatu penyakit
berjalan dengan baik.

 
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/document/386079450/Makalah-Laju-Endap-Darah-docx
https://www.scribd.com/doc/101194739/Pemeriksaan-LED

Anda mungkin juga menyukai