Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM

PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH METODE WINTROBE

OLEH:

ANNISA SHAFA AZZAHRA


PO714203221052
KELOMPOK 6

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR


JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN
2023

1
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Berkat limpahan Nikmat dan Karunia Nya Penulis dapat
menyelesaikan Laporan Lengkap Hematologi I dengan Judul
“Pemeriksaan Laju Endap Darah Metode Wintrobe”. Penyusunan
Laporan Lengkap ini dalam rangka memenuhi tugas Mata Pelajaran
Hematologi I yang diampu oleh Ibu Yaumil Fachni Tandjungbulu, S.
ST., M.Kes. Penulis Berterima Kasih Kepada Dosen Pengampu
Hematologi I dan pihak yang terkait . yang telah menuntun Penulis
untuk menyelesaikan Tugas yang telah diberikan ini. Dengan demikian,
penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan dan kekeliruan di dalam
penulisan Laporan Lengkap ini, baik dari segi tanda baca, tata Bahasa
maupun isi. Sehingga penulis secara terbuka menerima segala kritik
dan saran positif dari pembaca. Demikian apa yang dapat saya sampaikan.
Semoga Tugas ini dapat bermanfaat untuk para Pembaca , dan khususnya
untuk saya Sendiri.

Makassar, 16 November 2023

Annisa Shafa Azzahra

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I Pendahuluan 4
1. Latar Belakang 4
2. Manfaat Praktikum 6
BAB II Tinjauan Praktikum 7
1. Hari/ Tanggal Praktikum 7
2. Judul Praktikum 7
3. Tujuan Praktikum 7
4. Prinsip 7
5. Dasar Teori 6
6. Prosedur Pemeriksaan 10
a. Pra Analitik10
b. Analitik 10
c. Pasca Analitik 11
BAB III Keterbatasan Praktikum 14
BAB IV Kesimpulan dan Saran 15
1. Kesimpulan 15
2. Saran 15
DAFTAR PUSTAKA 16
DAFTAR LAMPIRAN 17
BIODATA PRAKTIKAN 18

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hematologi rutin adalah pemeriksaan rutin dan lengkap yang
mencakup sel-sel darah dan bagian-bagian lain dari darah, yang
meliputi pemeriksaan hemoglobin, jumlah eritrosit, hematokrit,
leukosit, hitung jenis, dan trombosit. Pemeriksaan darah hematologi
menunjukkan ada tidaknya suatu penyakit infeksi atau peradangan.
Adanya. penyakit keganasan yang samar-samar dapat menyebabkan
gejala sistemik dan hampir selalu menghasilkan perubahan hematologi
reaktif (Kusumawati, 2018)
Pemeriksaan hematologi sangatlah penting dan sering diminta di
beberapa laboratorium untuk mengetahui keadaan darah dan
komponen-komponennya. Pemeriksaan hematologi juga selalu
dilakukan untuk melihat suatu infeksi atau peradangan yang terjadi di
dalam tubuh Pemeriksaan hematologi merupakan salah satu disiplin
ilmu dalam kedokteran laboratorium. Hasil pemeriksaan laboratorium
merupakan bahan penunjang atau penentu diagnosis yang berkaitan
dengan terapi dan prognosis dokter. Tujuan pemeriksaan laboratorium
itu sendiri antara lain menegakkan dan menentukan diagnosis,
menentukan beratnya penyakit, follow up pengobatan dan memantau
jalannya penyakit, rasionalisasi pemberian obat, serta untuk
mengetahui kondisi pasien secara umum (Faruq, 2018)

Pemeriksaan Laju Endap Darah (LED) adalah salah satu


pemeriksaan hematologi yang rutin diusulkan oleh para klinisi sebagai
penunjang diagnosis penyakit. Prosedur pemeriksaan Laju Endap Darah
(LED) relatif mudah dan sederhana, biayanya cukup ekonomis, tetapi
masih memiliki aspek klinik penting untuk membantu menunjang
diagnosis, memantau perjalanan penyakit, serta evaluasi hasil

4
penatalaksaan. Laju Endap Darah (LED) atau erythrocyte sedimentation
rate (ESR) adalah kecepatan sedimentasi eritrosit dalam darah yang
belum membeku, dengan pengendapan sel – sel eritrosit ke dasar
tabung berisi darah dengan antikoagulan dalam waktu satu jam
dinyatakan dalam satuan mm/jam ( Andika, 2019)
Sampel yang digunakan adalah darah vena dengan antikoagulan
EDTA, Na sitrat dan Double oxalate (Gandasoebrata, 2007), dengan
perbandingan darah vena 1 mL ditambah 10 µl EDTA 10%.
Pemeriksaan LED dengan metode wintrobe sama halnya dengan
pemeriksaan LED metode westergreen tetapi metode wintrobe
menggunakan tahung wintrobe yang lebih pendek daripada tabung
westergreen. ( Fatiyah rahma, dkk 2019)
Pemeriksaan Laju Endap Darah (LED) merupakan salah satu
parameter darah rutin yang sering diminta sebagai pelengkap
pemeriksaan hematologi lain. LED untuk mengukur kecepatan
pengendapan eritrosit di dalam plasma. Hasil pemeriksaan LED
digunakan sebagai penanda non spesifik perjalanan penyakit, khususnya
memantau proses inflamasi dan aktivitas penyakit akut. Peningkatan
nilai LED menunjukkan suatu proses inflamasi dalam tubuh seseorang,
baik inflamasi akut maupun kronis, atau adanya kerusakan jaringan
(Artha, 2019)

B. MANFAAT PRAKTIKUM

Praktikum ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai


sarana bagi praktikan untuk belajar dan mengembangkan kemampuan,
serta dapat memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan tentang
pemeriksaan laju endap darah metode Wintrobe. Dan Sebagai tinjauan
tentang tata cara dan pedoman dalam melakukan pemeriksaan laju
endap darah metode Wintrobe.

5
BAB II
TINJAUAN PRAKTIKUM

1. Hari : Rabu
Tanggal ; 15 November 2023
2. Judul Praktikum
Pemeriksaan Laju Endap Darah (LED) Metode Wintrobe
3. Tujuan Praktikum
Untuk Mengetahui cara penetapan Laju Endap Darah (LED) metode
Wintrobe dari darah EDTA dan darah campuran Natrium Sitrat 3,8 %
sebagai penunjang pemeriksaan Sedimentasi (Pengendapan) LED dalam
Plasma.
4. Prinsip Pemeriksaan
Darah EDTA dalam tabung wintrobe yang didiamkan tegak lurus dalam
wktu tertentu, maka sel- sel darah akan mengendap karena perbedaan berat
jenis. Jumlah milimeter yang mengendap selama 1 jam dinyatakan dalam
nilai LED dalam satuan mm/ jam.
5. Dasar Teori
Darah terdiri sekitar 55% plasma dan 45% komponen sel.
Plasma terdiri dari 90% air dan 10% sisanya dari protein plasma,
elektrolit,gas terlarut, berbagai produk sampah metabolisme, nutrient,
vitamin dan kolesterol. Plasma darah berfungsi untuk mengangkut sari
makanan ke sel-sel serta membawa sisa pembakaran dari sel ke ktempat
pembuangan. Fungsi lainnya adalah menghasilkan zat kekebalan tubuh
terhadap penyakit ( Kurniawan, 2018)
Pemeriksaan LED adalah pemeriksaan darah yang
menggambarkan kecepatan pengendapan eritrosit dalam plasma darah yang
menggunakan antikoagulan Natrium Sitrat 3, 8% dan dinyatakan dalam
mm/jam. Seiring dengan meningkatnya jumlah pemeriksaan, maka waktu
yang diperlukan akan semakin banyak, pada cara manual waktu yang
diperlukan untuk pemeriksaan LED maksimal 2 jam. Pemeriksaan LED cara

6
lain yang banyak dilakukan antara lain cara automatic dengan waktu lebih
cepat kurang lebih 15 menit. Tujuan pemeriksaan untuk mengetahui
gambaran pemeriksaan LED (metode Sedimat) menggunakan antikoagulan
Natrium Sitrat 3, 8% dan EDTA yang ditambah NaCl 0, 85%. (cut ryla dan
vivin, 2019)
Darah EDTA dapat dipakai untuk beberapa macam pemeriksaan
hematologi, seperti penetapan kadar hemoglobin, hitung jumlah lekosit,
eritrosit, trombosit, retikulosit, hematokrit, dan penetapan Laju Endap Darah
(LED) menurut Westergren dan Wintrobe, tetapi tidak dapat dipakai untuk
percobaan hemoragik dan pemeriksaan faal trombosit. Sedangkan
antikoagulan natrium sitrat 3,8%, yaitu larutan yang isotonik dengan darah
dapat dipakai untuk pemeriksaan LED dan beberapa macam percobaan
hemoragik.(2) Pada pemeriksaan LED cara Westergren, darah EDTA
diencerkan 5/4 kali dengan larutan Natrium Sitrat 0,109 M atau NaCl 0,9%.
(Dewi, 2021)
Metode Wintrobe menggunakan darah Amonium-kalium oksalat,
darah dimasukkan ke dalam tabung Wintrobe menggunakan pipet pasteur
sampai tanda 0, letakkan tabung dengan posisi tegak lurus dan biarkan tepat
1 jam dan catatlah berapa mm menurunnya eritrosit. Dalam batas normal,
pemeriksaan LED dengan metode Westergreen dan Wintrobe tidak memiliki
seberapa selisih, akan tetapi lai itu berselisih jauh pada keadaan dimana
LED meningkat. Dengan metode Westergreen didapatkan nilai yang lebih
tinggi, hal ini disebabkan karena panjang pipet Westergreen dua kali
panjang tabung Wintrobe ( Dekayana, 2019)
Kelebihan pemeriksaan LED metode Wintrobe adalah metode ini
tidak menggunakan larutan pengencer sehingga lebih hemat reagen.
Kekurangan metode Wintrobe adalah sering terjadi gelembung pada saat
memasukkan darah EDTA ke dalam tabung Wintrobe (Fitriana, 2020)
Laju Endap Darah (LED) adalah kecepatan mengendapnya eritrosit
dari sampel darah yang akan diperiksa dalam suatu alat tertentu yang
dinyatakan dalam milimeter per jam (mm/jam). LED sering juga

7
diistilahkan dalam bahasa asingnya Bloed Bezenking Snelheid (BBS),
Blood Sedimentation Rate (BSR), Bloed Sedimentation Erythrocyte (BSE),
Blood Sedimentation (BS), Erythrocyte Sedimentation Rate (ESR). Dalam
bahasa Indonesia diistilahkan sebagai Kecepatan Pengendapan Darah (KPD)
(Jou et al, 2011).
Proses LED menentukan kecepatan eritrosit (dalam darah yang telah
diberi antikoagulan) jatuh ke dasar sebuah tabung vertikal dalam waktu
tertentu. Pengukuran jarak dari atas kolom eritrosit yang mengendap sampai
ke atas batas cairan dalam periode tertentu menentukan laju endap darah
(Sacher, 2010).

6. Prosedur Pemeriksaan
a. Pra Analitik
Persiapan praktikan :
- Menggunakan APD level 2 ( Jas lab, Handscoon, Hair cup,
Masker)
- Menyiapkan alat dan bahan

Persiapan Pasien :

- Tidak perlu Persiapan khusus


Alat : Bahan :
- Tabung Wintrobe - Vacumtube EDTA
- Rak tabung - Vacutainer
- Nal - Kapas kering
- Pipet tetes - Sampel darah vena
- Tourniquet - Alkohol swab
- Timer - Tissue
- Tempat sampah infeksius

b. Analitik

8
- Prinsip Pemeriksaan
Untuk Mengetahui cara penetapan Laju Endap Darah (LED)
metode Wintrobe dari darah EDTA dan darah campuran Natrium
Sitrat 3,8 % sebagai penunjang pemeriksaan Sedimentasi
(Pengendapan) LED dalam Plasma.

- Prosedur Kerja Pengambilan Darah Vena


1. Gunakan APD level 2 yang lengkap (Jas Lab, Handscoon, Head
Cup, dan Masker).
2. Tanyakan identitas pasien (Nama, Tanggal lahir dan Alamat).
3. Pasanglah torniquet pada lengan pasien sekitar 8-10 cm atau 3 jari
diatas lokasi kanulasi.
4. Mintalah pasien untuk mengepalkan tangan yang menjadi lokasi
sampling.
5. Lakukan palpasi untuk menentukan lokasi sampling pembuluh
darah vena.
6. Setelah menentukan lokasi, disinfeksi disekitar lokasi sampling
menggunakan alcohol swab.
7. Pasang jarum pada holder.
8. Setelah lokasi kering, bukalah jarum menggunakan satu tangan,
pasang jarum pada holder.
9. Lakukan pengambilan darah.
10. Posisikan kemiringan jarum sesuai dengan kedalaman pembuluh
vena sekitar 10-30 derajat.
11. Jika telah muncul indicator, tangan kanan mengambil vacumtube
EDTA lalu masukkan kedalam jarum yang berada pada holder.
12. Darah akan masuk sendirinya kedalam vacutainer dan lepas
torniquet
13. Setelah volume darah mencukupi untuk kebutuhan pemeriksaan,
tahan holder menggunakan jari telunjuk kanan dan jari Tengah
kanan, sisa jari menarik Vacumtube

9
14. Lepaskan jarum dengan cepat dan tutuplah jarum dengan satu
tangan

- Prosedur Kerja Pemeriksaan :


1) Dengan memakai pipet wintrobe, masukkanlah darah
kedalam tabung wintrobe setinggi garis tanda O mm. jagalah
jangan sampai terjadi gelembung hawa atau busa.
2) Biarkan tabung wintrobe itu dalam sikap tegak lurus pada
satu tempat yang tidak banyak angin selama 60 menit.
3) Bacalah tingginya lapisan plasma dengan millimeter dan
laporkanlah angka itu sebagai laju endap darah
(Gandasoebrata,2016).

c. Pasca Analitik
Nama Pasien : Rindikaputri
Tempat/tanggal lahir : Kalimantan Timur, 29 Juni 2004
Hasil : 5 mm/ Jam

Menurut Nugraha & Imaduddin tahun 2018 Nilai Rujukan untuk


LED yaitu:
 Bayi Baru Lahir: 0-2 mm/jam
 Anak: 0-10 mm/jam
 Pria Dewasa <50 tahun: 0-15 mm/jam
 Wanita Dewasa <50 tahun: 0 -20 mm/jam
 Pria Dewasa >50 tahun: 0-20 mm/jam
 Wanita Dewasa >50 tahun: 0-30 mm/jam

10
BAB III
KETERBATASAN PRAKTIKUM

Pada Praktikum kali ini yakni pemeriksaan Laju Endap Darah (LED)
didapatkan beberapa keterbatasan yakni pada saat pengambilan darah vena,
dilakukan dua kali Karena kurangnya volume darah yang didapatkan.
Kemudian pada saat proses pemipetan terdapat kendala sehingga terdapat
gelembung yang bisa saja mempengaruhi hasil pemeriksaan

11
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan
Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, didapatkan hasil nilai laju
endap darah metode Wintrobe pada pasien nona R umur 19 tahun yakni 5
mm/ jam yang Dimana hasil tersebut termasuk kedalam nilai rujukan
normal LED Wanita dewasa yakni 0-20 mm/ jam.
2. Saran
Diharapkan praktikan lebih memperhatikan prosedur pemeriksaan LED
metode Wintrobe Dimana harus lebih tenang dan tidak gegabah pada saat
praktikum dilakukan. agar tidak terjadi kesalahan yang akan
mempengaruhi hasil pemeriksaan

12
DAFTAR PUSTAKA
Andika.2019. Buku ajar Hematologi. Sidoarjo. UMSIDA PRESS
Artha. 2019. Gambaran hasil pemeriksaan laju endap darah (led)
menggunakan metode Westergren pada pasien rawat jalan.
Jurnal Kesehatan terapan
Cut ryla dan vivin. 2019. Pemeriksaan jumlah leukosit, laju endap
darah dan bakteri tahan asam (BTA) [pada pasien penyakit
tuberculosis paru di RSUD langsa
Dekayana, 2019. Hitung laju endap darah (LED). Uwais inspirasi
indonesia
Dewi. 2021. Faktor koreksi nilai laju endap darah (LED) pada
penderita tuberculosis menggunakan metode westergren dan
wintrobe
Fatiyah Rahma, dkk. 2019. Hematologi Dasar. Makassar. Universitas
Muslim Indonesia
Faruq. 2018. Biokimia Metabolisme. Ponorogo. Uwais inspirasi
Indonesia
Fitriana, 2020. Perbedaan cara homogenisasi manual dengan alat
blood roller mixer terhadap hasil laju endap darah metode
Westergren
Kurniawan, 2018. Hematologi Praktikum analis Kesehatan. Jakarta.
Buku Kedokteran EGC
Kusumawati, 2018. Mengenali sel- sel darah dan kelainan darah.
Malang. UB PRESS

13
DAFTAR LAMPIRAN

14
BIODATA

-Nama. :Annisa Shafa Azzahra

-TTL :Makassar,19 Juni 2004

-Alamat :Jl.Bontobila XII

-Hobi :Mendengar lagu.

-Motto : Selalu bersyukur.

-Email : Annisazzahrah19@gmail.com

-No hp :081919286946

15

Anda mungkin juga menyukai