Anda di halaman 1dari 14

Nama Mahasiswa : Nurwafiq Fitrianti Suhardi Putri

NIM : 711345319031

Tingkat / Semester : 2B / III

MK : Hematologi 1

Instruktur : Dyan R Sukandar, S.KM., M.Kes

LAPORAN PRAKTIKUM

LED METODE WINTROBE

A. Judul Praktikum : Pemeriksaan LED dengan Metode Wintrobe


B. Tujuan : Untuk mengetahui Laju Endap Darah (LED)
C. Prinsip :
Darah EDTA dimasukkan ke dalam tabung Wintrobe setinggi garis tanda 0 mm dengan hati-
hati, kemudian tabung dibiarkan dalam sikap tegak lurus selama 60 menit dan tinggi lapisan
plasma dilaporkan sebagai nilai LED.
D. Dasar Teori :
Darah merupakan jaringan cair yang merupakan bagian terpenting dari system
transportasi zat dalam tubuh. Darah berfungsi mengangkut semua nutrisi, udara maupun zat
buangan yang ada di dalam tubuh. Darah berfungsi mengangkut semua nutrisi, udara
maupun zat buangan yang ada di dalam tubuh. Volume darah pada manusia kurang lebih
lama sampai enam liter atau sekitar 8% dari total berat badannya.
Laju endap darah (LED) meupakan salah satu pemeriksaan hematologi rutin untuk
mengetahui tingkat peradangan atau inflamasi dalam tubuh. Proses pemeriksaan dilakukan
dengan memasukkan darah yang diberi antikoagulan pada suatu kolom darah berbentuk
tabung vertical dalam posisi tegak lurus selama satu jam.
Sel darah merah akan mengendap ke dasar tabung karena proses gravitasi dan plasma darah
bergerak ke bagian lapisan atau tabung, tinggi lapisan plasma diukur dan dilaporkan sebagai
hasil pemeriksaan LED denga satuan milimeter per jam (mm/jam). (Rubenstein, 2007)
1. Fase-fase LED
Proses pengendapan eritrosit pada pemeriksaan LED dapat dibedakan dalam 3
tahap/fase yaitu:
a. Lag phase atau fase agregasi
Fase agregasi mencerminkan periode dimana sel-sel eritrosit mulai
membentuk rouleaux (gumpalan sel-sel darah merah), pada fase ini terdapat
sedikit sedimentasi atau pengendapan eritrosit.
b. Decantation phase atau fase pengendapan
Fase pengendapan adalah fase dimana terjadi peningkatan sedimentasi
atau pengendapan eritrosit karena pembentukan reoleux membuat partikel-
partikel eritrosit menjadi lebih besar dan sel eritrosit jauh lebih cepat.
c. Packing phase atau fase pemedatan
Sel eritrosit mengumpul di bagian bawah tabung, proses pengendapan
sudah melambat karena agregat eritrosit sudah mulau memadat. (NCCLS, 2000)
2. Fungsi Pemeriksaan LED
Pemeriksaan laju endap darah mempunyai 3 kegunaan utama, yaitu sebagai alat
bantu untuk mendeteksi suatu proses peradangan atau infeksi, sebagai pemantau
perjalanan atau aktivitas suatu penyakit, dan sebagai pemeriksaan penapis untuk
peradangan atau neoplasma yang tersembunyi. (Sacher, 2012)
Pemeriksaan LED berfungsi mendeteksi adanya peradangan dengan mekanisme
sebagai berikut:
a. Respon peradangan terhadap cedera jaringan meliputi perubahan konsentrasi
protein yang dikenal sebgai protein fase akut dalam plasma. (Hoffbrand,
2005)
b. Peningkatan protein plasma (terutama fibrogen) membuat eritrosit cenderung
menumpuk satu sama lain, membuatnya semakin berat dapat menyebabkan
mereka lebih cepta turun. (Elsevier, 2006)
c. Beberapa protein dalam plasma juga memiliki muatan positif yang
menyebabkan muatan eritrosit menjadi netral sehingga gaya menolak eritrosit
menurun dan mempercepat terjadinya endapan eritrosit, oleh karena itu pada
proses peradangan nilai LED meningkat.
Hal ini menunjukkan bahwa LED dapat memberikan informasi secara tidak
langsung akan adanya peningkatan protein reaktan fase akut. (Atik, 2010)

LED sebagai sarana pemantauan keberhasilan terapi dan perjalanan penyakit


terutama penyekit kronis arthritis rheumatoid dan tuberculosis. (Sutedjo, 2006)

3. Factor -faktor yang memperngaruhi hasil pemeriksaan LED


Banyak factor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan LED, yaitu:
a. Factor plasma
Pembentukan rouleaux akan meningkat apabila proporsi globulin terhadap
albumin meningkat atau kadar fibrinogen sangat tinggi, hal ini menyebabkan
pengendapan juga akan meningkat.
b. Factor sel darah merah
Kecepatan pengendapan eritrosit pada pemeriksaan LED sangat dipengaruhi
kemampuan eritrosit membentuk rouleaux yaitu adanya gumpalan sel-sel
darah merah yang terjadi bukan karena antibodi atau ikatan kovalen, tetapi
karena saling tarik menarik diantara permukaan sel darah merah (Sacher,
2012).
c. Factor Teknik
Faktor teknik meliputi kemiringan tabung, getaran, suhu, panjang dan
diameter tabung, hemolisis darah, kontaminasi tabung, dan perbandingan dan
tipe antikoagulan yang tidak sesuai.
1) Kemiringan tabung
Posisi pipet dalam pemeriksaan LED harus tegak lurus karena
selisih sedikit dari posisi garis vertikal dapat mempengaruhi hasil
LED. Hal ini dikarenakan kemiringan pipet membuat sel eritrosit
lebih mudah membentuk rouleaux sehingga menyebabkan
peningkatan nilai LED (Gandasoebrata, 2011)
2) Getaran
Getaran menyebabkan nilai LED menurun karena sel-sel eritrosit
yang hendak mengendap ke bagian bawah pipet terhambat akan
adanya getaran, sehingga pemeriksaan LED harus dikerjakan jauh
dari semua peralatan yang dapat menimbulkan getaran (Herdiman,
2004).
3) Suhu
Pemeriksaan LED harus dilakukan pada suhu 18-25° C. Suhu
pemeriksaan LED dapat dijaga pada kisaran 18-25° C dengan
menggunakan AC dan menjauhkan tabung LED dari cahaya matahari
langsung. Peningkatan suhu dapat menyebabkan nilai LED dipercepat
(NCCLS, 2000)
4) Hemolisis darah
Sampel hemolisis akan mengganggu pembacaan dan membuat
hasil pemeriksaan LED dipercepat. Sampel hemolisis bisa disebabkan
karena konsentrasi larutan pengencer yang digunakan lebih rendah
dari konsentrasi seharusnya.
5) Kontaminasi pipet
Pipet yang kotor atau terkontaminasi akan mempengaruhi hasil
pemeriksaan LED
6) Perbandingan dan tipe antikoagulan yang tidak sesuai
Pengencer sampel darah EDTA dalam pemeriksaan LED harus
bersifat isotonis agar tidak mempengaruhi volume eritrosit. Na sitrat
3,8% dan NaCl 0,86% dapat dipakai sebagai pengencer sampel darah
EDTA karena tersedia dalam bentuk larutan yang isotonis dalam
darah dan tidak mempengaruhi ukuran dan volume eritrosit. Jika sel
darah merah ditempatkan dalam larutan hipotonik (konsentrasi larutan
garan lebih rendah dari seharusnya) maka sel-sel eritrosit akan
membengkak dan bisa pecah, hemolisis darah akan mengganggu
pembacaan LED.
7) Panjang dan diameter pipet
Pipet yang panjang dapat menunjukkan hasil yang lebih tinggi dan
diameter pipet yang lebih sempit akan membuat nilai LED
diperlambat. (NCCLS, 2000)
4. Metode pemeriksaan LED wintrobe
Prinsip metode Wintrobe adalah darah EDTA dimasukkan ke dalam tabung
Wintrobe setinggi garis tanda 0 mm dengan hati-hati, kemudian tabung dibiarkan
dalam sikap tegak lurus selama 60 menit dan tinggi lapisan plasma dilaporkan
sebagai nilai LED.
Harga normal LED Wintrobe untuk laki-laki adalah 0-10 mm/jam, sedangkan
untuk perempuan adalah 0-20 mm/jam (Gandasoebrata, 2011).
Kelebihan pemeriksaan LED metode Wintrobe adalah metode ini tidak
menggunakan larutan pengencer sehingga lebih hemat reagen. Kekurangan metode
Wintrobe adalah sering terjadi gelembung pada saat memasukkan darah EDTA ke
dalam tabung Wintrobe (Gandasoebrata, 2011)

E. Alat dan Bahan :


 Darah Oxalate / darah EDTA
 Pipet Wintrobe
 Rak tabung wintrobe
 Rak tabung
 Spuit
 Kapas
 Kawat
 Tabung darah
 Pipet tetes
 Timer
F. Prosedur Kerja :
1. Perolehlah darah oxalate atau darah EDTA
2. Dengan memakai pipet Wintrobe, masukkanlah darah itu kedalam tabung Wintrobe
setinggi garis tanda 0 mm. Jagalah jangan sampai terjadi gelembung hawa atau busa.
3. Biarkan tabung Wintrobe itu dalam sikap tegak-lurus pada satu tempat yang tak
banyak angin selama 60 menit
4. Bacalah tingginya lapisan plasam dengan milimeter dan laporkanlah angka itu
sebagai laju endap darah.
G. Pembahasan :
Nilai NormaWintrobe :
 Laki-laki : 0 – 10 mm / jam
 Perempuan : 0 – 20 mm / jam
Hasil yang didapatkan pada saat pemeriksaan LED dengan metode Wintrobe adalag 6
mm/jam.
Dimana hasil yang didapat adalah Normal

Antikoagulan yang digunakan adalah EDTA (Ethylene Diamine Tetra Acetate) umumnya
tersedia dalam bentuk garam natrium dan kalium, yang mencegah koagulasi dengan cara
mengikat atau mengkhelasi kalsium (Ca) dalam darah. EDTA memiliki keunggulan
dibanding antikoagulan yang lain, yaitu tidak mempengaruhi sel-sel darah, sehingga ideal
untuk pemeriksaan hematologi.
EDTA yang digunakan dalam praktek laboratorium ada tiga macam, yaitu dinatrium
(Na2EDTA), dipotassium (K2EDTA) dan tripotasium (K3EDTA). Na2EDTA dan K2EDTA
biasanya digunakan dalam bentuk kering, sedangkan K3EDTA biasanya digunakan oleh
ICSH (International Council for Standardization in Hematology).
Tabung darah dan tabung hampa udara (vacutainer tube) yang berisi EDTA bertutup
lavender (Ungu) atau pink. (Riswanto, 2013)
EDTA pada tabung vakum biasanya berupa K3EDTA yang memiliki stabilitas lebih baik
daripada garam EDTA yang lain karena memiliki pH mendekati pH darah, namun demikian
tabung EDTA berisi larutan K3EDTA sudah tidak diproduksi lagi.
Penggunaannya digantikan oleh tabung EDTA berisi serbuk K 2EDTA yang
direkomendasikan oleh ICSH. Penggunaan tabung vacutainer pada pengambilan darah vena
tidak perlu menggunakan spuit dan kondisi vakum mengontrol jumlah darah yang masuk ke
dalam tabung sampai volume tertentu sehingga perbandingan takaran antikoagulan dengan
volume darah dapat dipertanggungjawabkan (Nurrachmat, 2005).
H. Kesimpulan :
Laju endap darah (LED) meupakan salah satu pemeriksaan hematologi rutin untuk
mengetahui tingkat peradangan atau inflamasi dalam tubuh. Proses pemeriksaan dilakukan
dengan memasukkan darah yang diberi antikoagulan pada suatu kolom darah berbentuk
tabung vertical dalam posisi tegak lurus selama satu jam.
Antikoagulan yang digunakan adalah EDTA (Ethylene Diamine Tetra Acetate) umumnya
tersedia dalam bentuk garam natrium dan kalium, yang mencegah koagulasi dengan cara
mengikat atau mengkhelasi kalsium (Ca) dalam darah. EDTA memiliki keunggulan
dibanding antikoagulan yang lain, yaitu tidak mempengaruhi sel-sel darah, sehingga ideal
untuk pemeriksaan hematologi.
Hasil yang didapatkan dalam metode ini adalah Normal.

Sumber :

 R. Gandasoebrata. Penuntun Laboratorium Klinik


 http://digilib.unimus.ac.id/files//disk1/161/jtptunimus-gdl-murniatunn-8033-3-babii.pdf
 https://www.youtube.com/watch?v=Bh4H0r1p3N4 “WINTROBE”
Nama Mahasiswa : Nurwafiq Fitrianti Suhardi Putri

NIM : 711345319031

Tingkat / Semester : 2B / III

MK : Hematologi 1

Instruktur : Dyan R Sukandar, S.KM., M.Kes

LAPORAN PRAKTIKUM
LED METODE WESTERGREN
A. Judul Praktikum : Pemeriksaan LED dengan Metode Westergren
B. Tujuan : Untuk mengetahui Laju Endap Darah
C. Prinsip :
Sampel darah dengan antikoagulan dihomogenkan dengan baik dimasukkan kedalam tabung
Westergren diletakkan secara tegak lurus pada rak Westergren, dan ditunggu selama 1 jam,
mencatat dalam mm/jam sebagai LED.
D. Dasar teori :
Darah adalah cairan yang terdiri dari plasma dan sel darah. Darah merupakan bagian
penting dari sistem sirkulasi. Plasma darah merupakan bagian cair yang terdiri dari air 91%,
protein 8% (albumin, globulin, protombin, fibrinogen dan lain-lain) dan mineral 0,9%.
Sisanya berisi sejumlah bahan organik, yaitu glukosa, lemak, urea, asam urat, kreatinin,
kolesterol, dan asam amino. Bagian korpuskuli, yaitu bendabenda dara yang terdiri dari sel
darah merah (eritrosit), sel darah putih (lekosit), dan sel pembekuan darah (trombosit).
(Bakta, 2006)
Laju Endap Darah (LED) adalah kecepatan sel-sel darah merah mengendap dari sampel
darah yang akan diperiksa dalam suatu alat tertentu yang dinyatakan dalam mm per jam.
Proses LED menentukan kecepatan eritrosit jatuh pada dasar tabung vertical dalam waktu
tertentu. Pengukuran jarak dari atas kolom eritrosit yang mengendap sampai ke atas batas
cairan dalam periode tertentu menentukan laju endap darah. (Sacher, 2009)
1. Fase-fase LED
Proses pengendapan eritrosit pada pemeriksaan LED dapat dibedakan dalam 3
tahap/fase yaitu:
a. Lag phase atau fase agregasi
Fase agregasi mencerminkan periode dimana sel-sel eritrosit mulai
membentuk rouleaux (gumpalan sel-sel darah merah), pada fase ini terdapat
sedikit sedimentasi atau pengendapan eritrosit.
b. Decantation phase atau fase pengendapan
Fase pengendapan adalah fase dimana terjadi peningkatan sedimentasi
atau pengendapan eritrosit karena pembentukan reoleux membuat partikel-
partikel eritrosit menjadi lebih besar dan sel eritrosit jauh lebih cepat.
c. Packing phase atau fase pemedatan
Sel eritrosit mengumpul di bagian bawah tabung, proses pengendapan
sudah melambat karena agregat eritrosit sudah mulau memadat. (NCCLS,
2000)
2. Arti Klinis Kaju Endap Darah
a. Peningkatan LED
Peningkatan LED dapat dijumpai pada:
 Peradangan (inflamasi) akut maupun kronis, seperti pada arthritis
rheumatoid, demam rematik, endocarditis bakeretial, gout, hepatitis,
sirosis hati, inflamasi panggul akut, sifilis, glomerulo nefritis, serta
eoplasma.
 Menstruasi dan kehamilan
 Diskrasia sel plasma, sperti myeloma multiple (multiple
myeloma/MM)
 Penyakit kolagen-vaskuler, keganasan, kanker dan tuberculosis.
 Penyakit hemolitik pada bayi baru lahir
 Penyakit Systemic Lupus Erythematosus (SLE). Pengaruh obat
Dextran, metildopa, metal sergid, penisilamin, prokainamid, teofilin,
kontrasepsi oral, vitamin.
b. Penurunan LED
Penurunan LED dapat dijumpai pada polistemia vera, Chronicheartfailure
(CHF), anemia sel sabit, mononukleus infeksiosa, defisiensi factor V, arthritis
degenaratif, angina pektoris, pengaruh obat : Etambutol, kinin, salisilat,
kortison, prednisone.
3. Metode Westergren
Prinsip pemeriksaan : sampel darah dengan antikoagulan dihomogenkan dengan
baik dimasukkan kedalam tabung Westergren diletakkan secara tegak lurus pada rak
Westergren, dan ditunggu selama 1 jam, mencatat dalam mm/jam sebagai LED.
Tabung Westergren memiliki Panjang kurang lebih 300 mm dengan diameter
dalam tabung kurang lebih 2,6 mm dengan kedua ujung tabung berlubang dan memiliki
skala 0-200 mm dengan interval skala 0,2 mm.

Metode Westergreen merupakan metode yang disarankan oleh International


Committee for Standardization in Hematology (ICSH) (Kosasih, 2008) Tes LED
manual dengan metode Westergren memiliki beberapa kelebihan, antara lain memiliki
skala tabung yang panjang sehingga memungkinkan untuk menghitung skala
pembacaan yang besar. Kekurangan metode westergreen adalah apabila pemasangan
tabung tidak tegak lurus akan memberikan hasil yang berbeda (Sacher, 2009).
E. Alat dan Bahan :
 Darah
 Larutan natriumsitrat 3,8%
 Pipet Westergren
 Rak tabung Westergren
 Rak tabung
 Tabung darah
 Spuit + tip
 Tissue
 Timer
F. Prosedur Kerja :
1. Isaplah dalam semprit steril 0,4 ml larutan natriumsitrat 3,8% yang steril juga
2. Lakukanlah pungsi vena dengan semprit itu dan isaplah 1,6 ml darah sehingga
mendapat 2,0 ml campuran
3. Masukkanlah campuran itu ke dalam tabung dan campurlah baik-baik
4. Isaplah darah itu kedalam pipet Westergren sampai garis bertanda 0 mm, kemudian
biarkan pipet itu dalam sikap tegak lurus dalam rak Westergren selama 60 menit.
5. Bacalah tingginya lapisan plasam dengan millimeter dan laporkanlah angka itu
sebagai laju endap darah.
G. Pembahasan :
Nilai normal pada metode Westergren ini adalah:
 Laki-laki : 0 – 10 mm / jam
 Perempuan : 0 – 15 mm / jam

Pada video 2 yang diberikan. Hasil pengamatan yang dikerjakan dengan menggunakan
antikoagulan Na. sitrat 3,8% yaitu:

a. Waktu dimulai : 15. 45


Waktu selesai : 16. 45
b. Hasil awal : 0,00 mm
Hasil akhir : 35 mm/jam
Pada pemeriksaan ini sampel pasien yang diambil adalah sampel darah pasien
perempuan, dimana bahwa nilai normal sebenarnya pada perempuan yaitu 0 – 15
mm/jam. Tetapi pada pemeriksaan di video 2, menyatakan bahwa hasil pemeriksaan Laju
Endap darah Pasien yaitu 35 mm/jam. Dimana hasil yang didapat saat melaukan
pemeriksaan melampau jauh dari nilai nomal sebenarnya.

Ini disebabkan karena pada saat pengocokan darah kurang homogen, lalu saat
dipipet darah tidak dihomogenkan kemabli, serta saat pelepasan spuit tidak benar
sehingga menyebabkan ada gelembung/ udara yang masuk dalam table.

Pada video 3 yang diberikan. Hasil pengamatan yang dikerjakan dengan menggunakan
antikoagulan Na. sitrat 3,8% yaitu:
Setelah didiamkan selama 60 menit atau 1 jam, dilihat Laju Endap Darah (LED) eritrosit
didapatkan nilai LED 0,2 mm/jam pada pasien laki-laki. Dimana hasil yang didapat
adalah Normal.

Antikoagulan Natrium Sitrat (Na3C6H5O7.2H2O) sering digunakan dalam


bentuk larutan dengan konsentrasi 3,8% dan 3,2%. Cara kerjanya sebagai bahan yang
isotonik dengan darah dan mencegah pembekuan darah dengan cara mengikat ion Ca++
melalui gugus karboksilat dari senyawa ini membentuk ikatan kompleks khelasi larut.
Sering digunakan beberapa macam pemeriksaan hemostasis dan LED metode
Westergren.
Pemeriksaan LED metode Westergren digunakan perbandingan 1 bagian Natrium
Sitrat 3,8% dan 4 bagian darah. Pemeriksaan hemostasis menggunakan konsentrasi 3,2%
dengan perbandingan 1 bagian Natrium Sitrat 3,2% dan 9 bagian darah sesuai dengan
NICCLS. Antikoagulan Natrium Sitrat 3,8% dan 3,2% tidak dapat digunakan bila
mengalami kekeruhan. Antikoagulan sitrat ini karena tidak toksis maka sering digunakan
dalam unit transfusi darah dalam bentuk ACD (Acid Citric Dextrose) namun
pemakaiannya terbatas dalam pemeriksaan hematologic (Riswanto, 2013).
H. Kesimpulan :
Metode Westergreen merupakan metode yang disarankan oleh International Committee
for Standardization in Hematology (ICSH) (Kosasih, 2008) Tes LED manual dengan metode
Westergren memiliki beberapa kelebihan, antara lain memiliki skala tabung yang panjang
sehingga memungkinkan untuk menghitung skala pembacaan yang besar. Kekurangan
metode westergreen adalah apabila pemasangan tabung tidak tegak lurus akan memberikan
hasil yang berbeda (Sacher, 2009).
Pada video 2 hasil prakitum pemeriksaan Laju Endap Darah (LED) metode Westregren,
didapatkan hasil yang pada darah pasien yang bernama Resna Irma Kumala yaitu 35
mm/jam
Pada video 3, didapatkan hasil dari pemeriksaan Laju Endap Darah pada pasien laki-laki
yaitu hasil LED 0,2 mm/jam. Dimana hasil LED pasien tersebut adalah Normal

Sumber :
 R. Gandasoebrata. Penuntun Laboratorium Klinis
 http://repository.unimus.ac.id/3285/4/BAB%20II.pdf
 https://www.canva.com/design/DAECtDbWofI/I0lq0RnkCeIIj9FufUBQNg/view?
utm_content=DAECtDbWofI&utm_campaign=designshare&utm_medium=link&utm_so
urce=sharebutton#6
 https://www.youtube.com/watch?v=aJcArus2CYE LED WESTERGREN
 https://www.youtube.com/watch?v=KX--7mYAwVo LED WESTERGREN

Anda mungkin juga menyukai