NIM : 711345319031
MK : Hematologi 1
LAPORAN PRAKTIKUM
Antikoagulan yang digunakan adalah EDTA (Ethylene Diamine Tetra Acetate) umumnya
tersedia dalam bentuk garam natrium dan kalium, yang mencegah koagulasi dengan cara
mengikat atau mengkhelasi kalsium (Ca) dalam darah. EDTA memiliki keunggulan
dibanding antikoagulan yang lain, yaitu tidak mempengaruhi sel-sel darah, sehingga ideal
untuk pemeriksaan hematologi.
EDTA yang digunakan dalam praktek laboratorium ada tiga macam, yaitu dinatrium
(Na2EDTA), dipotassium (K2EDTA) dan tripotasium (K3EDTA). Na2EDTA dan K2EDTA
biasanya digunakan dalam bentuk kering, sedangkan K3EDTA biasanya digunakan oleh
ICSH (International Council for Standardization in Hematology).
Tabung darah dan tabung hampa udara (vacutainer tube) yang berisi EDTA bertutup
lavender (Ungu) atau pink. (Riswanto, 2013)
EDTA pada tabung vakum biasanya berupa K3EDTA yang memiliki stabilitas lebih baik
daripada garam EDTA yang lain karena memiliki pH mendekati pH darah, namun demikian
tabung EDTA berisi larutan K3EDTA sudah tidak diproduksi lagi.
Penggunaannya digantikan oleh tabung EDTA berisi serbuk K 2EDTA yang
direkomendasikan oleh ICSH. Penggunaan tabung vacutainer pada pengambilan darah vena
tidak perlu menggunakan spuit dan kondisi vakum mengontrol jumlah darah yang masuk ke
dalam tabung sampai volume tertentu sehingga perbandingan takaran antikoagulan dengan
volume darah dapat dipertanggungjawabkan (Nurrachmat, 2005).
H. Kesimpulan :
Laju endap darah (LED) meupakan salah satu pemeriksaan hematologi rutin untuk
mengetahui tingkat peradangan atau inflamasi dalam tubuh. Proses pemeriksaan dilakukan
dengan memasukkan darah yang diberi antikoagulan pada suatu kolom darah berbentuk
tabung vertical dalam posisi tegak lurus selama satu jam.
Antikoagulan yang digunakan adalah EDTA (Ethylene Diamine Tetra Acetate) umumnya
tersedia dalam bentuk garam natrium dan kalium, yang mencegah koagulasi dengan cara
mengikat atau mengkhelasi kalsium (Ca) dalam darah. EDTA memiliki keunggulan
dibanding antikoagulan yang lain, yaitu tidak mempengaruhi sel-sel darah, sehingga ideal
untuk pemeriksaan hematologi.
Hasil yang didapatkan dalam metode ini adalah Normal.
Sumber :
NIM : 711345319031
MK : Hematologi 1
LAPORAN PRAKTIKUM
LED METODE WESTERGREN
A. Judul Praktikum : Pemeriksaan LED dengan Metode Westergren
B. Tujuan : Untuk mengetahui Laju Endap Darah
C. Prinsip :
Sampel darah dengan antikoagulan dihomogenkan dengan baik dimasukkan kedalam tabung
Westergren diletakkan secara tegak lurus pada rak Westergren, dan ditunggu selama 1 jam,
mencatat dalam mm/jam sebagai LED.
D. Dasar teori :
Darah adalah cairan yang terdiri dari plasma dan sel darah. Darah merupakan bagian
penting dari sistem sirkulasi. Plasma darah merupakan bagian cair yang terdiri dari air 91%,
protein 8% (albumin, globulin, protombin, fibrinogen dan lain-lain) dan mineral 0,9%.
Sisanya berisi sejumlah bahan organik, yaitu glukosa, lemak, urea, asam urat, kreatinin,
kolesterol, dan asam amino. Bagian korpuskuli, yaitu bendabenda dara yang terdiri dari sel
darah merah (eritrosit), sel darah putih (lekosit), dan sel pembekuan darah (trombosit).
(Bakta, 2006)
Laju Endap Darah (LED) adalah kecepatan sel-sel darah merah mengendap dari sampel
darah yang akan diperiksa dalam suatu alat tertentu yang dinyatakan dalam mm per jam.
Proses LED menentukan kecepatan eritrosit jatuh pada dasar tabung vertical dalam waktu
tertentu. Pengukuran jarak dari atas kolom eritrosit yang mengendap sampai ke atas batas
cairan dalam periode tertentu menentukan laju endap darah. (Sacher, 2009)
1. Fase-fase LED
Proses pengendapan eritrosit pada pemeriksaan LED dapat dibedakan dalam 3
tahap/fase yaitu:
a. Lag phase atau fase agregasi
Fase agregasi mencerminkan periode dimana sel-sel eritrosit mulai
membentuk rouleaux (gumpalan sel-sel darah merah), pada fase ini terdapat
sedikit sedimentasi atau pengendapan eritrosit.
b. Decantation phase atau fase pengendapan
Fase pengendapan adalah fase dimana terjadi peningkatan sedimentasi
atau pengendapan eritrosit karena pembentukan reoleux membuat partikel-
partikel eritrosit menjadi lebih besar dan sel eritrosit jauh lebih cepat.
c. Packing phase atau fase pemedatan
Sel eritrosit mengumpul di bagian bawah tabung, proses pengendapan
sudah melambat karena agregat eritrosit sudah mulau memadat. (NCCLS,
2000)
2. Arti Klinis Kaju Endap Darah
a. Peningkatan LED
Peningkatan LED dapat dijumpai pada:
Peradangan (inflamasi) akut maupun kronis, seperti pada arthritis
rheumatoid, demam rematik, endocarditis bakeretial, gout, hepatitis,
sirosis hati, inflamasi panggul akut, sifilis, glomerulo nefritis, serta
eoplasma.
Menstruasi dan kehamilan
Diskrasia sel plasma, sperti myeloma multiple (multiple
myeloma/MM)
Penyakit kolagen-vaskuler, keganasan, kanker dan tuberculosis.
Penyakit hemolitik pada bayi baru lahir
Penyakit Systemic Lupus Erythematosus (SLE). Pengaruh obat
Dextran, metildopa, metal sergid, penisilamin, prokainamid, teofilin,
kontrasepsi oral, vitamin.
b. Penurunan LED
Penurunan LED dapat dijumpai pada polistemia vera, Chronicheartfailure
(CHF), anemia sel sabit, mononukleus infeksiosa, defisiensi factor V, arthritis
degenaratif, angina pektoris, pengaruh obat : Etambutol, kinin, salisilat,
kortison, prednisone.
3. Metode Westergren
Prinsip pemeriksaan : sampel darah dengan antikoagulan dihomogenkan dengan
baik dimasukkan kedalam tabung Westergren diletakkan secara tegak lurus pada rak
Westergren, dan ditunggu selama 1 jam, mencatat dalam mm/jam sebagai LED.
Tabung Westergren memiliki Panjang kurang lebih 300 mm dengan diameter
dalam tabung kurang lebih 2,6 mm dengan kedua ujung tabung berlubang dan memiliki
skala 0-200 mm dengan interval skala 0,2 mm.
Pada video 2 yang diberikan. Hasil pengamatan yang dikerjakan dengan menggunakan
antikoagulan Na. sitrat 3,8% yaitu:
Ini disebabkan karena pada saat pengocokan darah kurang homogen, lalu saat
dipipet darah tidak dihomogenkan kemabli, serta saat pelepasan spuit tidak benar
sehingga menyebabkan ada gelembung/ udara yang masuk dalam table.
Pada video 3 yang diberikan. Hasil pengamatan yang dikerjakan dengan menggunakan
antikoagulan Na. sitrat 3,8% yaitu:
Setelah didiamkan selama 60 menit atau 1 jam, dilihat Laju Endap Darah (LED) eritrosit
didapatkan nilai LED 0,2 mm/jam pada pasien laki-laki. Dimana hasil yang didapat
adalah Normal.
Sumber :
R. Gandasoebrata. Penuntun Laboratorium Klinis
http://repository.unimus.ac.id/3285/4/BAB%20II.pdf
https://www.canva.com/design/DAECtDbWofI/I0lq0RnkCeIIj9FufUBQNg/view?
utm_content=DAECtDbWofI&utm_campaign=designshare&utm_medium=link&utm_so
urce=sharebutton#6
https://www.youtube.com/watch?v=aJcArus2CYE LED WESTERGREN
https://www.youtube.com/watch?v=KX--7mYAwVo LED WESTERGREN