Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

Nama Mahasiswa : Nurwafiq Fitrianti Suhardi Putri


NIM : 711345319031
Tingkat / Semester : 2B / III
MK : Hematologi
Instruktur : Dyan R Sukandar S.KM,. M.Kes

A. Judul Praktikum : Pemeriksaan Hematokrit Makro


B. Tujuan : Mahasiswa mampu memahami pemeriksaan hematokrit makro
C. Dasar Teori :
Darah adalah jaringan cair yang terdiri dari dua bagian. Bahan intraseluler adalah cairan
yang disebut plasma dan didalamnya terdapat unsur-unsur padat, yaitu sel darah merah.
Volume darah secara keseluruhan kira-kira merupakan satu perdua belas berat badan dan kira-
kira 5 liter. Sekitar 55 persennya adalah cairan, sedangkan 45 persen sisanya terdiri atas sel
darah. Angka ini dinyatakan dalam nilai hematokrit. (Pearce, 2009).
Darah adalah cairan berwarna merah pekat, berwarna merah cerah didalam arteri (sudah
dioksigenasi) dan berwarna ungu gelap didalam vena (deoksigenasi), setelah melepas
Sebagian oksigen ke jaringan. Darah bersifat sedikit alkali dan pH-nya hanya sedikit
bervariasi sepanjang kehidupan karena sel-sel badan hanya bisa hidup bila pH dalam batas
normal. Jumlah darah sekitar 5% berat badan, sehingga volume rata-ratanya adalah 3-4 liter.
(Watson, 2002)

Komposisi Darah :
Meskipun darah secara makroskopis berbentuk cair, sebenarnya darah terdiri dari bagian
yang cair dan padat. Darah yang diperilaku dibawah mikroskop, tampak hanya benda bundar
kecil didalamnya, yang dikenal sebagai sel darah. Sel-sel darah merupakan bagian padat,
sedangkan cairan tempat sel-sel ini berada merupakan bagian cair yang disebut plasma. Sel-
sel darah membentuk 45% seluruh volume darah dan plasma membentuk 55% seluruh volume
darah. (Watson, 2002)
Definisi Hematokrit :
Hematokrit (Ht) atau dalam Bahasa inggris disebut packed cell volume (PCV) adalah
pemeriksaan untuk menentukan perbandingan eritrosit terhadap volume darah atau volume
eritrosit di dalam 100 ml darah, yang ditetapkan dalam satuan %. Pemeriksaaan ini
menggambarkan komposisi eritrosit dan plasma did alam tubuh. Hematokrit dalam kamus
kedokteran Webster’s new world (2010) didefinisikan sebagai jumlah volume darah merah
terhadap volume seluruh darah yang dinyatakan dalam % yang tergantung pada jenis kelamin.
Hematokrit adalah perbandingan bagian dari darah yang mengandung eritrosit terhdap volume
seluruh darah yang dihitung dalam %. (Sutedjo, 2009)
Pemeriksaan hematokrit merupakan salah satu metode yang paling teliti dan simple dalam
mendeteksi derajat anemia atau polistemia. Kadar hematokrit juga digunakan untuk
menghitung nilai eritrosit rata-rata. Nilai ini ditentukan dengan darah vena atau darah kapiler.
(Gandasoebrata, 2007). Darah utuh disentrifus, partikel yang lebih berat akan turun ke dasar
tabung kapiler dan partikel endapan yang lebih ringan berada diatasnya. Kadar hematokrit
dapat segera diukur. Kadar normal hematokrit berbeda dalam jenis kelamin laki-laki kadar
hematokritnya adalah 40-48%, sedangkan untuk wanita kadar hematokritnya adalah 37-43%.

Beberapa factor yang mempengarui kadar nilai hematokrit. (Frandson, 1992) :


1. Factor Jenis Kelamin
2. Faktor Jumlah Sel Darah Merah
Dimana sel darah merah Pria lebih banyak dari pada Wanita, apabila jumlah sel darah
merah meningkat atau banyak maka jumlah nilai hematokrit juga akan mengalami
penigkatan.
3. Aktivitas dan keadaan patologis
4. Ketinggian Tempat
Kadar oksigen dalam udara berkurang sehingga oksigen yang masuk ke dalam paru-
paru berkurang, oleh karena itu supaya terjadi keseimbangan maka sumsum tulang
belakang memproduksi sel-sel darah merah.

Faktor yang mempengaruhi kadar hematokrit

A. Pembendungan vena
Pemasangan tourniquet (tali pembedung)hendaknya tidak lebih dari 2 menit.
Pemasangan tali pembendung dalam waktu lama dan terlalu keras dapat menyebabkan
hemokonsentrasi (peningkatan nilai hemoglobin, hematokrit dan elemen sel).
(Riswanto, 2009)
B. Kecepatan centrifuge
Makin tinggi kecepatan centrifuge semakin cepat terjadinya pengendapan eritosit dan
begitu pula sebaliknya, semakin rendah kecepatan centrifuge semakin lambat
terjadinya pengendapan eritrosit.Pengaruh kecepatan centrifuge, dapat kita lihat pada
hasil pemeriksaan hematokrit dengan menggunakan kecepatan centrifuge16.000rpm
dan selama2-3menit yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna.
C. Waktu centrifugasi
Selain radius dan kecepatan centrifuge, lamanya centrifugasi juga berpengaruh
terhadap hasil pemeriksaan hematokrit. Makin lama centrifugasi dilakukan maka hasil
yang diperoleh semakin maksimal.

Metode Makro

Hematokrit (Ht) atau dalam bahasa inggris disebut packed cell volume(PCV) adalah
pemeriksaan untuk menentukan perbandingan eritrosit terhadap volume darah atau volume
eritrosit di dalam 100 mL darah, yang ditetapkan dalam satuan %. Pemeriksaan ini
menggambarkan komposisi eritrosit dan plasma di dalam tubuh.

Makrometode menurut Wintrobe Padatnya kolom eritrosit yang didapat dengan memusing
darah di tentukan oleh faktor : radius sentrifuge, kecepatan sentrifuge dan lamanya
pemusingan. Dalam sentrifuge yang cukup besar, dengan memakai makro metode dicapai
kekuatan pelantingan ( relative centrifugal force ) sebesar 2.260 g , untuk memadatkan sel –
sel merah dengan memakai sentrifuge itu diperlukan rata –rata 30 menit. (Gandasoebrata,
2008)

Pemeriksaan hematokrit baik metode makro maupun metode mikro terdapat lapisan Buffy
coat yang letaknya diantara lapisan sel darah merah dan plasma. Lapisan ini terdiri dari
leukosit dan trombosit yang berwarna kelabu kemerahan atau keputih-putihan.
Keadaaan normal tingginya lapisan Buffy coat 0,1 mm sampai dengan 1 mm. Tingginya 0,1
mm kira-kira sesuai dengan 1000 eukosit/mm³. Tinggi Buffy coatyang masih dalam range
normal belum berarti benar, misalnya kalau ada limfosit yang pada umumnya lebih kecil dari
granulosit. Tingginya lapisan Buffy coatmerupakan perkiraan saja terhadap ada tidaknya
leukositosis. (Dacie and Lewis,2010).

Prinsip : Darah dicentrifugasi pada kecepatan tinggi dalam waktu tertentu, sehingga selsel
akan terpisahdari plasmanya. Ruangan yang ditempati sel darah merah diukur dan dinyatakan
sebagai persen dari seluruh volume darah.Pada teknik makrohematokrit, spesimen darah yang
digunakan berasal dari darah vena yang dimasukkan kedalam tabung wintrobe dan diputar
pada kecepatan tertentu sehingga eritrosit terpisah dari plasmanya secara sempurna.

• Kekurangan dalam melakukan pemeriksaan hematokrit cara konvensional metode


makro adalah waktu yang diperlukan untuk sentrifus rata-rata 30 menit dan sampel
darah yang digunakan juga cukup banyak
• Kelebihannya adalah tidak perlu menutup salah satu ujung tabung dengan nyala api,
karena disini menggunakan tabung wintrobe.(Gandasoebrata,2007)

D. Alat dan Bahan :


• Tabung wintrobe menggunakan haemometer dengan skala merah
• Sentifuge
• Darah
• oxalat , heparin atau EDTA
E. Prosedur Kerja :
1. Isilah tabung windrobe dengan darah oxalat , heparin atau EDTA sampai garis tanda
100 di atas
2. Masukkanlah tabung itu ke dalam sentrifuge yang cukup besar , pusingkanlah selama
30 menit pada kecepatan 3000 rpm
3. Bacalah hasil penetapan itu dengan memperhatikan :
a. Warna plasma di atas : Warna kuning itu dapat di bandingkan dengan warna
larutan kaliumbichromat dengan intensitasnya disebut dengan satuan . Satu satuan
sesuai dengan warna kaliumbichromat 1 : 100
b. Tebalnya lapisan putih di atas sel-sel merah yang tersusun dari leukosit dan
trombosit ( buffy Coat )
c. Volume sel-sel darah merah
Nilai Rujukan Hematokrit
Pria Dewasa : 40-54 %
Wanita Dewasa : 36-46 %

Interpretasi Hasil :
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan nilai hematokrit
a. Polisitemia
Polisitemia merupakan salah satu jenis penyakit mieloproliferatif yang ditandai oleh
peningkatan jumlah eritrosit, atau hematokrit didalam sirkulasi. Jumlah eritrosit
meningkat maka nilai hematokrit akan meningkat.
b. Anemia
Anemia adalah penguranganjumlah sel darah merah, kuantitas hemoglobin, dan
volume sel darah merah (hematokrit) per 100 mL darah.
c. Putaran centrifuge yang Kurang Tepat (terlalu lambat)Kecepatan putaran centrifuge
yang kurang tepat atau terlalu lambat hasil nilai hematokrit meningkat palsu.
d. Ukuran Eritrosit
Faktor terpenting pada pengukuran hematokrit adalah ukuran sel darah merah dimana
dapat mempengaruhi viskositas darah. Viskositas darah yang tinggi maka nilai
hematokrit juga akan tinggi.
e. Sel Lisis
Sel lisis akibat alkohol yang dapat mengakibatkan nilai hematokritrendah palsu.
f. Obat-obatan antibiotic
Obat-obatanantibiotikdapat menyebabkan hemokonsentrasi yang mempengaruhi hasil
pemeriksaan hematokrit.(Nugraha, 2015; Ugrasena, 2010).

Pembahasan :
Makrometode tebalnya buffy coat dengan , mililiter tiap 1 mm buffy coat secara kasar
sesuai dengan 10 000 leukosit per ul darah .
Pemeriksaan hematokrit digunakan dua macam antikoagulan yaitu Heparin dan Ethylen
Diamine Tetra Acetate (EDTA). EDTA adalah jenis antikoagulan yang sering digunakan
dalam pemeriksaan laboratorium hematologi. EDTA sebagai natrium atau kaliumnya. Garam-
garam mengubah ion kalsium dari darah menjadi yang bukan ion. Penambahan antikogulan
EDTA lebih dari 2 mg per ml darah maka nilai hematokrit menjadi lebih rendah dari yang
sebenarnya(Gandasoebrata,2007).
Tabung Wintrobe yang digunakan khusus pada tabung ini mempunyai pipa logam panjang
dan sempit . Pippet itu dipakai untuk mengisi tabung itu dengan darah tanpa gelembung hawa
dan dapat dipakai juga untuk membersihkan tabung itu.

Sumber :
R.GANDASOEBRATA.1984.Penuntun Laboratorium Klinik.Jakarta:DIAN RAKYAT
http://cdn.stikesmucis.ac.id/13DA277020.pdf
http://repository.unimus.ac.id/348/3/4.%20BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai