Anda di halaman 1dari 9

Nama Mahasiswa : Nurwafiq Fitrianti Suhardi Putri

NIM : 711345319031

Tingkat/Semester : 2B/III

MK : Hematologi 1

Instruktur : Dyan R. Sukandar S.KM., M.Kes

LAPORAN MORFOLOGI ERITROSIT

Judul Praktikum : Morfologi Eritrosit

Tujuan : Untuk Mengetahui Morfologi Eritrosit (Warma, Ukuran, Bentuk, dan


Adanya Badan Inklusi)

Warna Eritrosit

a. Normokromik (Normochromic)

- Warna eritrosit normal


- Kondisi pucat tengah (central pallor) sepertiga dari diameter sel
- Mengandung hemoglobin dengan kadar normal (12 – 17 g/dl)
b. Hipokromik (Hypochromic)
- Memiliki konsentrasi hemoglobin yang rendah
- Menghasilkan pucat sentral (central pallor) lebih dari sepertiga diameter sel
- Dapat dijumpai pada berbagai jenis anemia
c. Hiperkromik (Hyperchromic)

- Kondisi eritrosit terlihat sangat gelap


- Tidak ada pucat di bagian dalam (lacking inner pallor)
- Dijumpai Ketika MCHC meningkat
d. Polikromatik (Polychromatic)

- Sel berukuran lebih besar dari sel darah merah normal


- Berwarna merah muda biru-abu-abu (karena sisa ribosom DNA)
- Dilepaskan secara premature dari sumsum tulang karena stimulasi eritropoletin yang
intens
- Sebagai respons terhadap anemia hemolitik

Ukuran Eritrosit

a. Normosit (Normocytes)
- Eritrosit berukuran normal
- Diameter 6 – 8 𝜇m
- Menunjukkan sedikit variasi ukuran
- Ukuran eritrosit normal hampir sama besar dengan inti sel limfosit kecil
b. Makrosit (Macrocytes)

- Kelainan ukuran eritrosit


- Eritrosit berukuran lebih besar dari eritrosit normal
- Diameter > 8,5 𝜇m
- Berbentuk bulat atau lonjong
- Dijumpai pada kondisi anemia megaloblastic dan anemia defisiensi B12
- MCV > 100 fl
c. Mikrosit (Microcytes)

- Kelainan ukuran eritrosit


- Eritrosit berukuran lebih kecil dari eritrosit normal
- Diameter < 6,5 𝜇m
- MCV < 80 fl
d. Anisositosis (Anisocytosis)

- Anisositosis adalah kondisi meningkatnya variabilitas dalam ukuran sel darah merah
- Anisositosis tidak spesifik dan akan tercermin dalam peningkatan nilai Red
Distribution Width (RDW-SD) dalam alat otomatis
- Dijumpai pada kondisi anemia megaloblastik

Bentuk Eritrosit

a. Sel Target (Target Cell)

- Dijumpai pada kondisi talasemia, penyakit hemoglobin C, icterus obstruktif dan


hiposplenisme
b. Skistosit (Schistoctes)

- Dapat berbentuk fragmen dengan sudut tajam atau tepi lurus “bulan sabit kecil”,
“sel helm” atau keratosit
- Skistosit adaalh gambaran diagnostic dari anemia hemolitik mikroangiopatik
(Microangiopathic Hemolytic Anemia-MAHA)
c. Sel Helm (Helmet sel)

- Varian morfologis spesifik dari suatu “skistosit”, yang dicirikan oleh


penampilannya yang “tampak seperti helm”
- Dapat dijumpai pada kondisi talasemia
d. Sel sabit (Sickle Cell)

- Sel darah merah yang berbentuk bulan sabit atau sabit dengan ujung runcing akibat
polimerisasi HbS.
- Dapat dijumpau pada anemia sel sabit
e. Sferosit (Spherocytes)

- Dapat terbentuk sebagai konsekuensi dari kelainan sitoskeleton dan membrane sel
darah merah atau dari hemolisis imun dan mikroangiofatik atau sebagai kerusakan
langsung pada membrane sel darah merah.
f. Eliptosit (Elliptocytes)
- Berbentuk elips (sumbu Panjang lebih dari dua kali sumbu pendek)
- Bersifat normositik dan normokromik
- Dapat dijumpai pada kondisi eliprosit herediter
g. Ovalosit (Ovalocytes)

- Berbentuk oval (sumbu Panjang kurang dari dua kali sumbu pendek)
- Ovalosit dapat dijumpai pada kondisi penyakit menurun (hereditary condition) atau
anemia defisiensi besi
- Makro-Ovalosit merupakan ciri khas anemia megaloblastik
h. Sel tetes air mata (Teardrop cell)

- Berbentuk buah pir atau tetesan air mata


- Dapat dijumpai pada anemia megaloblastic dan talasemia
i. Stomatosit (Stomatocytes)
- Berbentuk cangkir cekung yang muncul dengan area pucat seperti celah
- Merupakan aetefak umum dalam darah
- Menggambarkan kondisi hiperhidtasi sel
- Meningkat dalam berbagai kondisi seperti kelainan hati dan keracunan alcohol akut
j. Akanosit (Acanthocytes)

- Akantosit bulat, sel hiperkromik dengan 2-20 proyeksi jarak tidak teratur atau
spikula variable Panjang, tebal dan tajam
- Dapat dijumpai pada abetaliproproteinanemia dan sirosis hati akibat alkohol
k. Ekinosit (Echinocytes)

- Merupakan sel darah merah yang telah kehilangan bentuk cakramnya


- Ditutupi dengan 10-30 tonjolan tumpul pendek atau spikula dengan bentuk yang
cukup teratur
l. Poikilositosis (Poikilocytosis)
- Merupakan kondisi adanya variasi yang besar pada bentuk
eritrosit (terdapat banyak variasi kelainan bentuk eritrosit)
a. Ovalosit
b. Eliptosit
c. Skistosit
d. Teardrop Cell

Badan inklusi

a. Howell-Jolly-Bodies

- Biasanya tunggal, kecil, padat, inklusi basofilik bulat sempurna yang merupakan
fragmen bahan nucklear (DNA)
- Dapat dijumpai pada anemia hemolitik dan splenektomi
b. Pappenheimer Bodies

- Merupakan agregat ferritin


- Dapat terlihat menggunakan pewarnaan Romanowsky
- Sebagai inklusi basofilik multiple dengan ukuran, bentuk dan distribusi yang
bervariasi
- Biasanya terbatas pada area sitoplasma
- Anemia sideroblastic dan splenektomi
c. Basophilic Stippling
- Menggmbarkan adanya butiran (granule) biru halus, sedang, atau kasar karena
ribosom yang teragregasi secara tidak normal
- Didistribusikan secara seragam keseluruh sel darah merah
- Dapat dijumpai pada kasus keracunan timbal atau pada berbagai penyakit yang
sering dikaitkan dengan anemia
d. Parasite

- Parasite malaria
- Malaria adalah penyakit yang ditularkan oleh nyamuk
- Parasite malaria memiliki ciri morfologi yang berbeda tetapi bentuk spesies ini
ditandai dengan parasite berbentuk cicnin di dalam eritrosit.

Sumber:

• PPT Bpk Allan J. Andaria, S.Tr.Kes MK Hematologi


• https://patologiklinik.com/2009/12/24/gambaran-eritrosit-abnormal/
• https://www.slideshare.net/kurniawan_trys/sel-darah-merah
• https://dustygerbera.wordpress.com/2015/10/29/kelainan-bentuk-eritrosit-shape/
• https://pdfslide.tips/documents/kelainan-morfologi-sel.html
• https://fdokumen.com/document/morfologi-eritrosit-566b2725e74ee.html
• https://fdokumen.com/document/variasi-bentuk-eritrosit-serta.html
• https://www.slideshare.net/birosmsFAunbrah/pemeriksaan-hematologi

Anda mungkin juga menyukai