Anda di halaman 1dari 10

Laporan Praktikum Mata Kuliah Bakteriologi II

“Isolasi dan Identifikasi Bakteri Cemaran Air”

Disusun Oleh :

Nurwafiq Fitrianti Suhardi Putri

NIM. 711345319031

Tingkat/Semester : 2B/III

Dosen:

ELNE VIEKE RAMBI. S.Pd,.M.Si

PRODI DIII JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO

2020/2021

i
DAFTAR ISI

HALAMAN
COVER.................................................................................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii

BAB I....................................................................................................................................................1

TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................................................1

BAB II..................................................................................................................................................3

OBSERVASI MATERI.......................................................................................................................3

A. Pra Analitik..............................................................................................................................3

B. Analitik.....................................................................................................................................3

C. Pasca Analitik..........................................................................................................................4

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................7

CURRICULUM VITAE.....................................................................................................................8

ii
BAB I

TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Soemirat (2009), air minum yang ideal seharusnya jernih, tidak berwarna,
tidak berasa, dan tidak berbau. Air minum seharusnya tidak mengandung kuman patogen dan
segala mahluk yang membahayakan kesehatan manusia. Berdasarkan penelitian Hussain, et.
al., (2011) air merupakan tempat bagi kolonisasinya berbagai jenis mikroba seperti bakteri,
fungsi maupun yeast.

Penyakit yang penularannya terjadi melalui air yang terkontaminasi bakteri atau fungi
patogen dan ditularkan kepada manusia melalui mulut atau sistem pencernaan disebut
Waterborne disease. Penyakit paling umum yang disebabkan oleh Waterborne disease adalah
diare yang disebabkan oleh adanya pencemaran bakteri jenis Coliform pada air. Diare
merupakan salah satu penyebab kematian pada anak dibawah usia lima tahun atau sekitar
15% tahun 2008 (Kusuma & Rasyid, 2015; Winata & Hartantyo, 2013). Pengujian air secara
mikrobiologi sangat diperlukan untuk mengukur kualitas proses sanitasi dan derajat
kontaminasi cemaran mikroba dalam air terutama untuk air yang digunakan sehari-hari. Salah
satu air yang perlu diperhatikan kandungan mikrobanya adalah Air Minum dalam kemasan
(AMDK).

Air merupakan media yang baik untuk kehidupan bakteri patogen contohnya bakteri
Escherichia coli. Penelitian pada depot air minum, didapatkan hasil penelitian 9/9 terdapat
cemaran mikroba yaitu 1.0 x 102.

Escherichia coli terdapat di usus manusia atau hewan yang akan dikeluarkan melalui
tinja. Mikroorganisme patogen yang terkandung dalam tinja dapat menularkan beragam
penyakit bila masuk tubuh manusia, dalam satu gram tinja dapat mengandung satu miliar
partikel virus infektif yang mampu bertahan hidup selama beberapa minggu pada suhu
dibawah 10oC. Terdapat empat mikroorganisme patogen yang terkandung dalam tinja yaitu:
virus, protozoa, cacing dan bakteri yang umumnya banyak ditemukan adalah bakteri jenis
Escherichia coli.

Kontaminasi bakteri Coliform pada air minum dapat berasal dari berbagai sumber
yaitu bahan baku yang digunakan dari air yang sudah tercemar, pendistribusian yang kurang
baik serta tempat air yang tidak higienis. Kontaminasi air minum juga dapat bersumber dari
juru masak tidak higienis, seperti tangan tidak higienis karena tidak dicuci, wadah
1
penyimpanan yang tidak steril serta cara penyajian yang kurang higienis akan mempengaruhi
higienitas dari air minum.

Air minum yang telah terkontaminasi oleh bakteri Escherichia coli dapat
membahayakan manusia karena Escherichia coli merupakan bakteri patogen bagi manusia
yang dapat menyebabkan penyakit saluran cerna. Pada usus besar ditemukan Escherichia coli
yang dapat bersifat patogen jika melebihi jumlah normal. Diare atau muntaber dapat
menyebabkan wabah pada anak-anak. Strain tertentu juga dapat menyebabkan gastroenteritis.
Jenis Coliform lain seperti Salmonella typhi juga dapat menyebabkan penyakit yaitu demam
typoid. Bakteri ini masuk melalui mulut dan menyebar ke saluran pencernaan yang akan
menimbulkan gejala seperti demam, lemah, sakit kepala, sakit perut, penurunan nafsu makan
dan lain-lain.

Bakteri E. coli yang berada di dalam usus besar manusia berfungi untuk menekan
pertumbuhan bakteri jahat, dia juga membantu dalam proses pencernaan termasuk
pembusukan sisa-sisa makanan dalam usus besar. Fungsi utama yang lain dari E. coli adalah
membantu memproduksi vitamin K melalui proses pembusukan sisa makan. Vitamin K
berfungsi untuk pembekuan darah misalkan saat terjadi perdarahan seperti pada luka/mimisan
vitamin K bisa membantu menghentikannya Metode yang sering dilakukan untuk
mengidentifikasi bakteri E. coli pada air adalah metode MPN.

Dalam metode MPN uji kualitas mikrobiologi digunakan kelompok E. coli sebagai
indikator. Kelompok E. coli mencangkup bakteri yang bersifat aerobik, anaerobik fakultatif,
batang gram negatif, dan tidak membentuk spora. Colifecal memfermentasikan laktosa
dengan pembentukan asam dan gas dalam waktu 24 jam pada suhu 44oC. Metode MPN
menunjukkan besarnya angka konsentrasi yang secara statistik paling memungkinkan.

2
BAB II

OBSERVASI MATERI
Metode pemeriksaan:

Menggunakan metode Most Probable Number (MPN) dengan ragam I. Metode yang
digunakan MPN Ragam I adalah 5 x 10 mL, 1 x 1 mL, dan 1 x 0,1 mL. Ragam I untuk
sampel yang sudah diolah atau angka kumannya diperkirakan rendah.

A. Pra Analitik
Alat dan Bahan:
 Tabung reaksi
 Sampel AQUA
 Spuit
 Media LBSS
 Korek Api
 Spritus
Pengumpulan sampel:
1. Sampel air yang akan diperiksa diambil secara representative dengan
menggunakan botol sampel yang sudah disterilkan
2. Menyiapkan semua peralatan kerja, sterilisasi semua tempat/lokasi kerja dengan
disenfektan. Dibuka ikatan dan pembungkus botol sampel
3. Dengan posisi tertutup, kocok botol minimal 25 kali putaran.
4. Dilakuakn proses pemeriksaan tabung ganda, yang tersiri dari Presumptive Test
(Tes Pendugaan) dan Confirmative Test (Tes Penegasan)

B. Analitik
Prosedur Kerja:
1. Masukkan 10 mL sampel pada media LBSS
2. Lakukan penanaman pada 5 tabung
3. Tanam sampel pada tabung pertama sebanyak 1 ml sampel
4. Tabung kedua sebanyak 2 tetes sampel
5. Setelah penanaman sampel diinkubasi selama 2 x 24 jam pada suhu 37oC
a) Tes Pendugaan (Presumptive Test)

3
1. 5 tabung masing-masing berisi Lactose Broth Triple Strengh sebanyak 10
mL (tabung 1a s/d 5a). dua tabung yang masing-masing berisi 10 mL Lactose
Broth Single Strengh (tabung 1b s/d 2b)
2. Dengan pipet steril kedalam tabung 1a s/d 5a diinokulasikan masing-masing
10 mL sampel air minum, kedalam tabung 1b diinokulasikan masing-masing
1mL sampel air dan tabung 2b di inokulasikan 0,1 mL sampel air.
3. Kemudian tabung-tabung dikocok perlahan agar sampel air merata menyebar
ke seluruh bagian media, lalu inkbasi pada suhu 37 oC selama 2 x 24 jam, dan
diamati masing-masing tabung untuk melihat ada atau tidaknya gas.
4. Tes pendugaan yang positif ditandai dengan terbentuknya gas, tetapi hal ini
belum memastikan adanya Colifecal didalam air karena Lactose Broth dapat
juga di fermentasikan oleh bakteri lain, selain Colifecal. Oleh sebab itum tes
pendugaan yang positif dilanjutkan dengan tes penegasan (Confirmative
Test)
b) Tes Penegasan (Comfirmative Test)
1. Dari setiap tabung pendugaan yang positif, pindahkan 1-2 ose kedalam
tabung penegasan yang berisi 10 mL BGLB
2. Kemudian diinkubasi pada suhu 44oC selama 1 x 24 jam (untuk memastikan
adanya E. coli)
3. Pembacaan dilakuakn 24 jam dengan melihat jumlah tabung BGLB yang
menunjukkan positif gas pada tabung durhamnya atau positif ber gas pada
masing-masing tabung.

C. Pasca Analitik
Hasil:
Catatan jumlah tabung penegasan (tabung BGLB) yang menunjukkan positif gas. Angka
yang diperoleh dicocokkan dengan table MPN 511 Formula Thomas untuk mendapatkan
indeks MPN per mL sampel air.
Tabel 1. Identifikasi Bakteri E. coli pada Air Galon Reverse Osmosis (Ro) dan Non
Reverse Osmosis (Non Ro)

No Sampel Tes pendugaan Tes penegasan MPN/10 Pertimbangan


Coliform E. coli
Sampe 0 mL
o
LBTS & LBSS BGLBB 44 C
l KepMenKes RI No:
o
37 C (+/-) gas

4
(+/-) gas 492/MenKes/SK/IV/2010
10 mL 1 mL 10 mL 1 mL
0,1 mL 0,1 mL
1 Air RO 0 0 0 0 0 0 0 Memenuhi persyaratan
2 Air Non 1 0 0 1 0 0 2 Tidak memenuhi
RO persyaratan
Keterangan:
LBSS : Laktosa Broth Single Strenght
LBTS : Laktosa Broth Triple Strength
BGLB : Brilianti Green Laktosa Bile Broth
MPN : Most Probable Number
D. Pembahasan
Hasil penelitian yang dilakukan pada sampel air galon RO dan Non RO pada media
LBSS, LBTS, dan BGLB ditunjukkan pada Tabel 1. Dari Tabel 1 dapat dilihat jumlah
bakteri E. coli dengan nilai MPN yaitu pada sampel air galon RO 0/100 mL dan Non RO
2/100 mL. Pada tes pendugaan (Presumptive test) terjadi pembentukan gas di dalam
tabung durham setelah diinkubasikan selama 2x24 jam pada suhu 37oC. Hasil yang
positif ini dilanjutkan lagi pada tes penegasan (Convirmative test) dengan cara tabung
yang positif gas diambil 1-2 ose dan diinokulasikan pada media BGLB yang kemudian
diinkubasikan pada suhu 44oC selama 24 jam. Setelah tabung diinkubasi ternyata pada
sampel air galon RO tidak terjadi pembentukan gas di dalam tabung durham atau
dinyatakan (-) negatif, sedangkan pada sampel air galon Non RO, tes dinyatakan (+)
positif atau terjadi pencemaran air oleh bakteri E. coli.
Hasil pengamatan dari penelitian yang dilakukan pada sampel air galon RO yang
ditanam pada media LBSS dan LBTS menggunakan ragam I memenuhi persyaratan
yaitu tidak menghasilkan gas, sedangkan hasil pengamatan pada air gallon Non RO yang
ditanam pada media LBSS dan LBTS menggunakan ragam I tidak memenuhi
persyaratan dengan volume 10 mL, 1 mL, 0,1 mL yang diinkubasikan pada suhu 37 oC
selama 2x24 jam ternyata tabung LBTS 10 mL menghasilkan gas. Pada tes pendugaan
sampel yang positif dilanjutkan ke tes penegasan dengan cara dipindahkan 1–2 ose ke
dalam tabung BGLB menggunakan metode ragam I dengan volume 10 mL, 1 mL, 0,1
mL diinkubasikan pada suhu 44oC selama 24 jam. Dari hasil tes penegasan ternyata ada
beberapa tabung sampel yang tetap menghasilkan (+) positif gas.
Setelah didapatkan jumlah tabung yang positif gas, kemudian dilanjutkan dengan
pembacaan tabel MPN menurut formula Thomas. Dari hasil penetapan nilai MPN air
5
galon RO dan Non RO didapatkan hasil nilai MPN untuk air galon RO dan Non RO
adalah 2/100 mL.
Dari hasil penelitian terhadap kandungan bakteri E. coli pada air galon Non RO
tersebut tidak memenuhi persyaratan yang dianjurkan oleh KepMenKes RI No.
492/MenKes/SK/IV/2010 kadar maksimum E. coli yang diperbolehkan untuk air minum
adalah 0 yaitu harus bebas dari mikroorganisme pathogen yang biasanya berasal dari
tinja. Berdasarkan Tabel MPN kadar E. coli yang terdapat pada air minum yang
bersumber dari air galon Non RO termasuk dalam kategori tidak baik atau beresiko.
Tindakan yang dianjurkan yaitu segera diperingatkan bahwa air galon Non RO tercemar
E. coli sehingga masyarakat harus berhati-hati dalam menggunakannya dan sebaiknya
diolah dengan benar agar tidak menimbulkan penyakit bagi yang mengkonsumsinya.
E. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Pada sampel air galon Reverse Osmosis (RO) tidak ditemukan bakteri E. coli yang
ditunjukkan dengan nilai MPN 0/100ml, artinya air galon RO ini sesuai dengan
ketentuan persyaratan bakteriologis air minum yang tercantum dalam Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor: 492/MenKes/SK/IV/2010 khususnya kandungan
bakteri E. coli.
2. Pada sampel Air galon Non Reverse Osmosis (Non RO) ditemukan bakteri E. coli
yang ditunjukkan dengan nilai MPN 2/100ml, artinya air galon Non Reverse
Osmosis (Non RO) tidak sesuai dengan ketentuan persyaratan bakteriologis air
minum yang tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor:
492/MenKes/SK/IV/201 khususnya kandungan bakteri E. coli.

6
DAFTAR PUSTAKA
 https://www.researchgate.net/publication/334779567_Identifikasi_Bakteri_Coliform_
Pada_Air_Minum_Dalam_Kemasan_AMDK_Yang_Diproduksi_Di_Kota_Batam
 http://jurnalfkip.unram.ac.id/index.php/JPM/article/view/1622/pdf
 file:///C:/Users/USER%20PC/Downloads/804-1515-1-SM.pdf
 https://ejournal.unib.ac.id/index.php/gradien/article/viewFile/136/110
 https://youtu.be/oFg4OW--lFA

7
CURRICULUM VITAE

A. Identitas Diri
Nama : Nurwafiq Fitrianti Suhardi Putri
Tempat, Tanggal Lahir : Kakas, 12 Desember 2001
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Desa Talikuran Dusun II, Kecamatan Kakas,
Kabupaten Minahasa
Email : fitrisuhardi7@gmail.com
No. HP : 089523795099
B. Riwayat Pendidikan
Tahun 2006 – 2007 : TK SI TOU TIMOU TUMOU TOU
Tahun 2007 – 2013 : SD ADVENT Kakas
Tahun 2013 – 2016 : SMP Negeri 1 Kakas
Tahun 2016 – 2019 : SMA Negeri 1 Kakas
Tahun 2019 –Sekarang : Politknik Kesehatan Kemenkes Manado Teknologi
Laboratorium Medis

Anda mungkin juga menyukai