Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

Nama Mahasiswa : Nurwafiq Fitrianti Suhardi Putri

NIM : 711345319031

Tingkat / Semester : 2B/ III

MK : Hematologi

Instruktur : Dyan R Sukandar S.KM,. M.Kes

A. Judul Praktikum : Pemeriksaan Hematokrit Metode Mikro


B. Tujuan :
• Mahasiswa Mampu Mengetahui Apa Itu Darah
• Mahasiswa Mampu Mengetahui komponen darah
• Untuk Mengetahui Apa Itu pemeriksaan hematokrit
• Mahasiswa Mampu Mengetahui Kelebihan Dan Kekurangan pemeriksaan hematokrit
• metode mikro
• Untuk Mengetahui Prinsip pemeriksaan hematokrit metode mikro
C. Dasar Teori :

Darah merupakan jaringan tubuh yang berbentuk cairan, beredar dalam suatu sistem
tertutup yaitu pembuluh darah dan menjalankan sistem transport berbagai bahan serta fungsi
hemostasis. Fungsi utama darah adalah mengangkutO2yang diperlukan sel-sel di seluruh
tubuh. Darah menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat metabolisme dan
berbagai bahan penyusun sistem imun yang berguna mempertahankan tubuh dari berbagai
penyakit (Sadikin, 2002).

Sel darah terdiri atas tiga jenis yaitu :

a. Eritrosit atau sel darah merah


b. Lekosit atau sel darah putih
c. Trombosit atau butir pembeku Definisi Hematokrit

Secara umum fungsi darah adalah sebagai berikut :


• Bekerja sebagai sistem transfor dari tubuh, menghantarkan semua bahan kimia,
oksigen
• dan zat makanan yang diperlukan untuk tubuh supaya fungsi normalnya dapat
dijalankan,
• dan menyingkirkan karbon dioksida dan hasil buangan lain
• Eritrosit mengantarkan oksigen ke jaringan dan menyingkirkan sebagian karbon
dioksida
• Leukosit menyediakan banyak bahan pelindung dan arena gerakan fagositosis dari
• beberapa sel untuk melindungi tubuh terhadap serangan mikroorganisme
• Plasma membagi protein yang diperlukan untuk pembentukan jaringan.
• Hormon dan enzim diantarkan dari organ ke organ dengan perantara darah.
• Menghentikan perdarahan melalui proses pembekuan

Definisi Hematokrit

Hematokrit adalah volume sel darah merah (SDM) yang ditemukan di dalam 100 mL
darah, dihitung dalam %. Pengukuran ini merupakan persentase sel darah merah dalam darah
setelah spesimen dicentrifugasi.Biasanya nilai hematokrit itu ditentukan dengan darah vena
atau darah kapiler(Bakta, 2012).

Nilai hematokrit dapat digunakan sebagai tes skrining sederhana untuk anemia, sebagai
referensi kalibrasi untuk metode otomatis hitung sel darah, dan secara kasar untuk
membimbing kekuratan pengukuran hemoglobin. Nilai hematokrit yang dinyatakan g/L
adalah sekitar tiga kali kadar Hb (Kiswari,2014).Nilai hematokrit dari sampel adalah
perbandingan antara volume eritrosit dengan volume darah secara keseluruhan. Nilai
hematokrit dapat dinyatakan sebagai presentase (konvensional) atau sebagai pecahan desimal
(unit SI), liter/liter (L/L). Asam heparin kering dan etilen diamin tetra asetat (EDTA) adalah
antikoagulan yang memuaskan untuk tujuan tes ini (Kiswari, 2014). Penentuan hematokrit
dilakukan dengan sentrifugasi. Tinggi dari kolom eritrosit, buffy coat, dan kolom plasma harus
diperhatikan.Buffy coatadalah lapisan merah keabu –abuan antara eritrosit dengan plasma.
Dalam buffy coatterdiri dari trombosit dan lekosit. Plasma berwarna oranye atau hijau, yang
menunjukkan peningkatan terjadinya hemoglobinemia akibat spesimen mengalami hemolisis.
Manfaat Pemeriksaan Hematokrit

Pemeriksaan kadar hematokrit dapat digunakan untuk mengukur konsentrasi sel darah
merah, mengindikasikan hemokonsentrasi akibat penurunan volume cairan dan peningkatan
sel darah merah (Joyce Ie Fever, 2007).Dapat juga digunakan untuk menentukan nilai rata-
rata volume eritrosit, merupakan tes screening dalam mendeteksi adanya hiperbilirubinemia
dan mendeteksi penyakit demam berdarah. Warna plasma yang diperoleh dari pemusingan
yang berwarna kuning atau kuning tua dalam keadaan fisiologis atau patologis merupakan
indikasi naiknya bilirubin dalam darah misalnya: infeksi hepatitis.

Faktor -faktor yang mempengaruhi pemeriksaan hematokrit

Faktor invivo

a. Eritrosit
Faktor ini sangat penting pada pemeriksaan hematokrit karena eritrosit merupakan
sel yang diukur dalam pemeriksaan tersebut. Hematokrit dapat meningkat pada
polisitemia yaitu peningkatan jumlah sel darah merah dan nilai hematokrit dapat
menurun pada anemia yaitu penurunan kuantitas sel-sel darah merah dalam sirkulasi
(Corwin, 2001).
b. Viskositas
Darah Efek hematokrit terhadap viskositas darah adalah makin besar presentasi sel
arah merah maka makin tinggi hematokritnya dan makin banyak pergeseran diantara
lapisanlapisan darah, pergeseran inilah yang menentukanviskositas. Viskositas darah
meningkat secara drastis ketika hematokrit meningkat (Guyton, 2007).
c. Plasma
Pada pemeriksaan hematokrit plasma harus pula diamati terhadap adanya ikterus
atau hemolisis. Keadaan fisiologis atau patofisiologis pada plasma dapatmempengaruhi
pemeriksaan hematokrit.

Faktor invitro

a. Pemusingan / sentrifugasi
Penempatan tabung kapiler pada lubang jari-jari centrifuge yang kurang tepat dan
penutup yang kurang rapat dapat menyebabkan hasil pembacaan hematokrit tinggi
palsu. Kecepatan putar centrifuge dan pengaturan waktu dimaksudkan agar eritrosit
memadat secara maksimal. Harus diatur secara tepat. Pemakaian microcentrifuge dalam
waktu yang lama mengakibatkan alat menjadi panas sehingga dapat mengakibatkan
hemolisis dan nilaihematokrit menjadi rendah palsu.
b. Antikoagulan
Penggunaan antikoagulan Na2EDTA/ K2EDTA lebih dari kadar 1,5 mg/ ml darah
mengakibatkan eritrosit mengkerut sehingga nilai hematokrit akan rendah
c. Bahan pemeriksaan tidak dicampur hingga homogen sebelumpemeriksaan dilakukan
d. Tabung hematokrit tidak bersih dan kering
e. Suhu dan waktu penyimpanan sampel Bahan pemeriksaan sebaiknya segera diperiksa,
jika dilakukan penundaan pemeriksaan sebaiknya sampel disimpan pada 4 derajat
celcius selama 24 jam memberikan nilai hematokrit yang lebih tinggi (Gandasoebrata,
2008).

Metode Mikro Hematokrit

Pada teknik mikrohematokrit, spesimen darah diputar dengan kecepatan tinggi


yaitu menggunakan centrifuge dalam waktu tertentu hingga eritrosit terpisah dari
plasmanya. Centrifuge adalah alat yang digunakan untuk memisahkan padatan dan cairan
berdasarkan perbedaan massa jenis zat terlarut. Kecepatan centrifuge diukur dalam rpm
(revolutionper minute atau putaran per menit), kecepatan tersebut tidak menggambarkan
gaya atau daya pemisah alat centrifuge. Terdapat beberapa jenis centrifuge berdasarkan
otomatisasi alat, kedudukan selongsong tabung atau rotor, kecepatan putaran centrifuge
dengan penggunaan secara spesifik, misalnya centrifuge sudutdan centrifuge
mikrohematokrit (Nugraha, 2015). Berdasarkan pengalaman yang diperoleh peneliti pada
saat praktik di lapangan menemukan upaya modifikasi atas pemeriksaan hematokrit
metode mikrohematokrit dimana sebagai pemusingnya tidak lagi menggunakan pemusing
yang khusus yaitu centrifuge mikrohematokrit dengan kecepatan 12.000 rpm melainkan
centrifuge sudut dengan kecepatan 2.500 rpm dengan cara menggunakan tabung kapiler
yang disimpan pada dasar tabung centrifuge yang sudah dipasang pengganjal seperti tisu,
lama waktu pemusingannya sama yaitu selama 5 menit.
Pembacaan metode mikrohematokrit ditentukan dengan membandingkan volume
sel darah merah dengan total volume sampel darah lengkap menggunakan skala
mikrohematokrit (mricrohematocrit reader). Volume sel darah merah ini disebut dengan
packed cell volume (PCV) inilah yang terkadang pemeriksaan hematokrit juga disebut
pemeriksaan PVC. Hasil pemeriksaan dilaporkan dalam satuan persen (%) atau pecahan
desimal. Hasil dari PCV dan jumlah eritrosit, bisa digunakan untuk menghitung mean
corpuscular volume(MCV). Selain PCV juga bisa untuk menghitung mean corpuscular
hemoglobin concentration (MCHC) dengan Mengetahui konsentrasi hemoglobin.

Prinsip pemeriksaan hematokrit

Pada cara mikrohematokrit digunakan tabung kapiler yang panjangnya 75 mm dan


diameter dalam 1 mm, tabung ini ada dua jenis, ada yang dilapisi antikoagulan Na2EDTA
atau heparin dibagian dalamnya dan ada yang tanpa koagulan. Tabung kapiler dengan anti
koagulan dipakai bila menggunakan darah tanpa anti koagulan seperti darah kapiler,
sedangkan tabung kapiler dengan antikoagulan dipakai bila menggunakan darah dengan
anti koagulan seperti darah vena.

Metode mikrohematokrit mempunyai

a. Kelebihan
Tekniknya lebih sederhana, sampel yang digunakan sedikit dan nilai hematokrit dari
tabung kapiler variabilitasnya hanya 1-2 %(Mahode,2011).
b. Kekurangan
Penutupan ujung tabung kapiler yang tidak rapat, karena hal tersebut dapat
menyebabkan kebocoran tabung kapiler saat disentrifus dan dapat menyebabkan nilai
hematokrit menurun.
D. Alat dan Bahan :
• Pipet kapiler
• Tabung EDTA
• Sentrifuge
E. Prosedur Kerja :
1. Isilah tabung mikrokapiler yang khusus dibuat untuk peetapan mikrometer dengan
darah
2. Tutuplah ujung satu dengan nyala api atau dengan bahan penutup khusus
3. Masukkanlah tabung kapiler itu ke dalam sentrifuge khusus yang mencapai kecepatan
4. besar , Yaitu lebih dari 16000 rpm ( sentrifuge mikrohematokrit )
5. Pusinglah selama 3-5 menit
6. Bacalah nilai hematokrit dengan menggunakan grafik atau alat khusus

Nilai Rujukan Hematokrit

• Bayi baru lahir: 55%–68%


• Usia 1 minggu: 47%–65%
• Usia 1 bulan: 37%–49%
• Usia 3 bulan: 30%–36%
• Usia 1 tahun: 29%–41%
• Usia 10 tahun: 36%–40%
• Pria dewasa: 42%–54%
• Wanita dewasa: 38%–46%

Interpretasi Hasil :

Kadar hematokrit rendah bisa disebabkan oleh adanya kondisi kesehatan sebagai berikut:

• Anemia (kekurangan sel darah merah)


• Perdarahan
• Leukemia
• Penghancuran sel darah merah
• Kekurangan gizi atau malnutrisi, misalnya kekurangan zat besi, folat, vitamin B12, dan
• vitamin B6
• Terlalu banyak minum air putih
• Kerusakan organ tertentu, misalnya kerusakan sumsum tulang dan gagal ginjal

Sementara itu, kadar hematokrit yang tinggi bisa dialami oleh orang yang hidup di ketinggian
dan perokok berat. Tingginya kadar hematokrit juga dapat menunjukkan penyakit seperti:
• Penyakit jantung bawaan
• Dehidrasi
• Gagal jantung kanan
• Rendahnya kadar oksigen dalam darah
• Penyakit sumsum tulang yang menyebabkan tidak normalnya kadar sel darah merah
• dalam darah
• Jaringan parut atau penebalan pada paru-paru
• Tumor ginjal
• Polisitemia vera
F. Pembahasan :

Metode mikrohematokrit memerlukan jenis sentrifuge khusus dan ada beberapa


jenis sentrifuge. Jenis sentrifuge ada yang hanya bisa digunakan untuk tabung
mikrohematokrit atau tabung kapiler, ada juga yang multifungsi yang dapat memutar
tabung urin, pembekuan darah, dan tabung kimia darah serta tabung mikrohematokrit.
Sentrifuge mikrohematokrit modern ada yang memiliki pembaca skala mikrohematokrit
internal namun menggunakan tabung kapiler khusus, tabung yang sudah dikalibrasi. Ada
jenis sentrifuge lainnya dengan skala mikrohematokrit internal namun tidak memakai
tabung khusus atau tabung yang tidak dikalibrasi. Tabung mikrohematokrit atau tabung
kapiler memiliki beberapa jenis. Tabung dengan diameter internal 0,5-1 mm dan memiliki
panjang 40 mm dan ada juga yang panjangnnya 75 mm. Panjang tabung harus sesuai untuk
jenis centrifuge mikrohematokrit yang akan digunakan. Tabung heparin dengan ciri-ciri
memiliki cincin merah digunakan untuk darah kapiler sedangkan tabung tanpa
antikoagulan yang memiliki cincin biru digunakan untuk darah vena yang telah
ditambahkan antikoagulan. Dari macam tabung kapiler paling bagus digunakkkan adalah
tabung kaca yang dibungkus mylar atau tabung kapiler plastik yang lentur, karena lebih
kecil kemungkinan untuk pecah daripada tabung gelas. Ada juga tabung self-sealing yang
sudah terdapat penutup sealant.

Sumber :

R.GANDASOEBRATA.1984.Penuntun Laboratorium Klinik.Jakarta:DIAN RAKYAT


http://repository.unimus.ac.id/2356/3/BAB%20II.pdf

http://cdn.stikesmucis.ac.id/13DA277020.pdf

https://www.atlm-edu.id/2019/02/pemeriksaan-hematokrit-metode-mikrohematokrit.html

http://repository.unimus.ac.id/3058/5/BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai