NIM : 711345319031
MK : Hematologi
Darah merupakan jaringan tubuh yang berbentuk cairan, beredar dalam suatu sistem
tertutup yaitu pembuluh darah dan menjalankan sistem transport berbagai bahan serta fungsi
hemostasis. Fungsi utama darah adalah mengangkutO2yang diperlukan sel-sel di seluruh
tubuh. Darah menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat metabolisme dan
berbagai bahan penyusun sistem imun yang berguna mempertahankan tubuh dari berbagai
penyakit (Sadikin, 2002).
Definisi Hematokrit
Hematokrit adalah volume sel darah merah (SDM) yang ditemukan di dalam 100 mL
darah, dihitung dalam %. Pengukuran ini merupakan persentase sel darah merah dalam darah
setelah spesimen dicentrifugasi.Biasanya nilai hematokrit itu ditentukan dengan darah vena
atau darah kapiler(Bakta, 2012).
Nilai hematokrit dapat digunakan sebagai tes skrining sederhana untuk anemia, sebagai
referensi kalibrasi untuk metode otomatis hitung sel darah, dan secara kasar untuk
membimbing kekuratan pengukuran hemoglobin. Nilai hematokrit yang dinyatakan g/L
adalah sekitar tiga kali kadar Hb (Kiswari,2014).Nilai hematokrit dari sampel adalah
perbandingan antara volume eritrosit dengan volume darah secara keseluruhan. Nilai
hematokrit dapat dinyatakan sebagai presentase (konvensional) atau sebagai pecahan desimal
(unit SI), liter/liter (L/L). Asam heparin kering dan etilen diamin tetra asetat (EDTA) adalah
antikoagulan yang memuaskan untuk tujuan tes ini (Kiswari, 2014). Penentuan hematokrit
dilakukan dengan sentrifugasi. Tinggi dari kolom eritrosit, buffy coat, dan kolom plasma harus
diperhatikan.Buffy coatadalah lapisan merah keabu –abuan antara eritrosit dengan plasma.
Dalam buffy coatterdiri dari trombosit dan lekosit. Plasma berwarna oranye atau hijau, yang
menunjukkan peningkatan terjadinya hemoglobinemia akibat spesimen mengalami hemolisis.
Manfaat Pemeriksaan Hematokrit
Pemeriksaan kadar hematokrit dapat digunakan untuk mengukur konsentrasi sel darah
merah, mengindikasikan hemokonsentrasi akibat penurunan volume cairan dan peningkatan
sel darah merah (Joyce Ie Fever, 2007).Dapat juga digunakan untuk menentukan nilai rata-
rata volume eritrosit, merupakan tes screening dalam mendeteksi adanya hiperbilirubinemia
dan mendeteksi penyakit demam berdarah. Warna plasma yang diperoleh dari pemusingan
yang berwarna kuning atau kuning tua dalam keadaan fisiologis atau patologis merupakan
indikasi naiknya bilirubin dalam darah misalnya: infeksi hepatitis.
Faktor invivo
a. Eritrosit
Faktor ini sangat penting pada pemeriksaan hematokrit karena eritrosit merupakan
sel yang diukur dalam pemeriksaan tersebut. Hematokrit dapat meningkat pada
polisitemia yaitu peningkatan jumlah sel darah merah dan nilai hematokrit dapat
menurun pada anemia yaitu penurunan kuantitas sel-sel darah merah dalam sirkulasi
(Corwin, 2001).
b. Viskositas
Darah Efek hematokrit terhadap viskositas darah adalah makin besar presentasi sel
arah merah maka makin tinggi hematokritnya dan makin banyak pergeseran diantara
lapisanlapisan darah, pergeseran inilah yang menentukanviskositas. Viskositas darah
meningkat secara drastis ketika hematokrit meningkat (Guyton, 2007).
c. Plasma
Pada pemeriksaan hematokrit plasma harus pula diamati terhadap adanya ikterus
atau hemolisis. Keadaan fisiologis atau patofisiologis pada plasma dapatmempengaruhi
pemeriksaan hematokrit.
Faktor invitro
a. Pemusingan / sentrifugasi
Penempatan tabung kapiler pada lubang jari-jari centrifuge yang kurang tepat dan
penutup yang kurang rapat dapat menyebabkan hasil pembacaan hematokrit tinggi
palsu. Kecepatan putar centrifuge dan pengaturan waktu dimaksudkan agar eritrosit
memadat secara maksimal. Harus diatur secara tepat. Pemakaian microcentrifuge dalam
waktu yang lama mengakibatkan alat menjadi panas sehingga dapat mengakibatkan
hemolisis dan nilaihematokrit menjadi rendah palsu.
b. Antikoagulan
Penggunaan antikoagulan Na2EDTA/ K2EDTA lebih dari kadar 1,5 mg/ ml darah
mengakibatkan eritrosit mengkerut sehingga nilai hematokrit akan rendah
c. Bahan pemeriksaan tidak dicampur hingga homogen sebelumpemeriksaan dilakukan
d. Tabung hematokrit tidak bersih dan kering
e. Suhu dan waktu penyimpanan sampel Bahan pemeriksaan sebaiknya segera diperiksa,
jika dilakukan penundaan pemeriksaan sebaiknya sampel disimpan pada 4 derajat
celcius selama 24 jam memberikan nilai hematokrit yang lebih tinggi (Gandasoebrata,
2008).
a. Kelebihan
Tekniknya lebih sederhana, sampel yang digunakan sedikit dan nilai hematokrit dari
tabung kapiler variabilitasnya hanya 1-2 %(Mahode,2011).
b. Kekurangan
Penutupan ujung tabung kapiler yang tidak rapat, karena hal tersebut dapat
menyebabkan kebocoran tabung kapiler saat disentrifus dan dapat menyebabkan nilai
hematokrit menurun.
D. Alat dan Bahan :
• Pipet kapiler
• Tabung EDTA
• Sentrifuge
E. Prosedur Kerja :
1. Isilah tabung mikrokapiler yang khusus dibuat untuk peetapan mikrometer dengan
darah
2. Tutuplah ujung satu dengan nyala api atau dengan bahan penutup khusus
3. Masukkanlah tabung kapiler itu ke dalam sentrifuge khusus yang mencapai kecepatan
4. besar , Yaitu lebih dari 16000 rpm ( sentrifuge mikrohematokrit )
5. Pusinglah selama 3-5 menit
6. Bacalah nilai hematokrit dengan menggunakan grafik atau alat khusus
Interpretasi Hasil :
Kadar hematokrit rendah bisa disebabkan oleh adanya kondisi kesehatan sebagai berikut:
Sementara itu, kadar hematokrit yang tinggi bisa dialami oleh orang yang hidup di ketinggian
dan perokok berat. Tingginya kadar hematokrit juga dapat menunjukkan penyakit seperti:
• Penyakit jantung bawaan
• Dehidrasi
• Gagal jantung kanan
• Rendahnya kadar oksigen dalam darah
• Penyakit sumsum tulang yang menyebabkan tidak normalnya kadar sel darah merah
• dalam darah
• Jaringan parut atau penebalan pada paru-paru
• Tumor ginjal
• Polisitemia vera
F. Pembahasan :
Sumber :
http://cdn.stikesmucis.ac.id/13DA277020.pdf
https://www.atlm-edu.id/2019/02/pemeriksaan-hematokrit-metode-mikrohematokrit.html
http://repository.unimus.ac.id/3058/5/BAB%20II.pdf