I. TUJUAN
a. Tujuan Umum
1. Mahasiswa dapat mengetahui cara penetapan nilai Hematokrit (Hct) darah
probandus.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan cara penetapan nilai Hematokrit (Hct) darah
probandus.
b. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa dapat melakukan carapenetapan nilai Hematokrit (Hct) darah
probandus.
2. Mahasiswa dapat mengetahui volume eritrosit dalam 100 ml darah
probandus.
3. Mahasiswa dapat menginterprestasikan hasil penetapan nilai Hematokrit
(Hct) darah probandus.
II. METODE
A. Makrometode
B. Mikrometode
III. PRINSIP
Apabila darah disentrifuge dengan microhematokrit centrifuge, sel - sel yang
lebih berat (Eritrosit) akan turun kedasar tabung (mampat), sedangkan sel - sel yang
lebih ringan (Leukosit dan Trombosit) berada diatas sel - sel yang berat tadi.
Kemudian Eritrosit yang sudah mampat dibaca pada chart.
IV. DASAR TEORI
Hematokrit adalah persentase volume seluruh eritrosit yang ada di dalam
darah dan diambil dalam volume eritrosit yang dipisahkan dari plasma dengan cara
memutarnya di dalam abung khusus dalam waktu dan kecepatan tertentu yang
nilainya dinyatakan dalam persen (%), nilai untuk pria 40-48 vol % dan untuk
wanita 37-43 vol % (Sadikin. M, 2009).
Hematokrit dalam kamus kedokteran Webster’s new world (2010)
didefinisikan sebagai jumlah volume darah merah terhadap volume seluruh darah
yang dinyatakan dalam % yang tergantung pada jenis kelamin. Hematokrit adalah
perbandingan bagian dari darah yang mengandung eritrosit terhadap volume seluruh
darah yang dihitung dalam % [ CITATION Sut09 \l 1033 ].
Nilai hematokrit dapat digunakan sebagai tes skrining sederhana untuk
anemia, sebagai referensi kalibrasi untuk metode otomatis hitung sel darah, dan
secara kasar untuk membimbing kekuratan pengukuran hemoglobin. Nilai
hematokrit yang dinyatakan g/L adalah sekitar tiga kali kadar Hb ( Kiswari,2014).
a. Alat
b. Bahan
IX. PEMBAHASAN
Pada praktikum yang saya lakukan, memeriksa nilai hematokrit dapat
dilakukan dengan cara makro dan mikro. Cara makro digunakan tabung wintrobe
dengan panjang 9,5 cm, diameter 0,6 mm dan berskala 0-100.Cara mikro digunakan
tabung kapiler dengan panjang 75 mm dan diameter 1,5 mm[ CITATION Mah11 \l
1033 ]. Metode makro menggunakan sentrifuge yang cukup besar, untuk
memadatkan sel-sel darah merah dan membutuhkan waktu ±30 menit. Metode mikro
menggunakan sentrifuge mikrohematokrit yang mencapai kecepatan yang jauh lebih
tinggi, maka dari itu lamanya pemusingan dapat di perpendek.
Prinsip pada caramikro yaitu sejumlah darah dimasukkan kedalam tabung
kapiler kemudian disentrifuge untuk mendapatkan nilai hematokrit yang diukur
mrnggunakan Ht reader,sedangkan pada cara makro berprinsip sampel darah
disentrifuge dalam waktu tertentu kemudian volume dari masa eritrosit yang telah
dipadatkan didasar tabung dan dinyatakan dalam sekian persen dari volume semula
(%) (Gandasoebrata, 2010).
Darah disentrifuge agar mendapatkan lapisan plasma, buffy coat, sel darah
eritrosit. Pemeriksaan hematokrit metode makro bahan yang digunakan adalah darah
vena. Pemeriksaan hematokrit metode mikro dapat menggunakan darah kapiler dan
darah vena, pada praktikum yang sudah saya lakukan menggunakan sampel darah
vena (antikoagulan EDTA) dan menggunakan tabung mikrokapiler non heparin yang
berwana merah karena darah vena yan digunakan sudah mengandung antikoagulan.
Pada pemeriksaan makrometode saat menambahkan darah ke tabung wintrobe harus
hati hati agartidak terjadi gelembung udara. Pemeriksaan hematokrit baik metode
makro maupun metode mikro terdapat lapisan Buffy coat yang letaknya diantara
lapisan sel darah merah dan plasma. Lapisan ini terdiri dari leukosit dan trombosit
yang berwarna kelabu kemerahan atau keputih-putihan. Pada pemeriksaan
makrometode lapisan buffy coat yang terjadi yaitu 1 mm, warna plasma kuning
jernih dan nilai hematokrit nya42,5%. Sedangkan metode mikrometode didapatkan
nilai hematokrit nya 35%. Nilai normal hematokrit pada laki -laki berbeda dengan
wanita. Nilai hematokrit pada laki –laki yaitu 40–50% sedangkan pada wanita 38–
47%. Umumnya kadar hematokrit pada wanita lebih rendah daripada laki –laki.
Beberapa kesalahan yang terjadi dalam pemeriksaan hematokrit antara lain:
1) Penutupan ujung tabung kapiler dengan creatoseal yang kurang padat sehingga
dapat menyebabkan kehilangan banyak eritrosit pada waktu pemusingan. 2) Darah
yang digunakan untuk pemeriksaan tidak boleh mengandung bekuan. 3) Adanya
gelembung udara akan mengakibatkan kesalahan pada pembacaan nilai hematokrit.
4) Kondisi pemusingan haruslah stabil kecepatannya dan tidak boleh berubah-ubah.
5) Sewaktu menggunakan sentrifus kecepatan harus dinaikkan secara bertahap dan
tidak dibenarkan langsung memasang pada kecepatan tinggi.
X. SIMPULAN
A. Makrometode
Pada praktikum yang saya lakukan pada hari Jumat,23 Agustus 2019, pasien atas
nama Ni Putu Yulya Citra Yanti dengan umur 19 tahun didapatkan hasil nilai hematokrit
42,5%, warna plasma kuning jernih, dan tinggi buffy coat nya 1 mm. Dimana dengan hasil
tersebut berarti nilai hematokrit dalam darah nya normal.
B. Mikrometode
Pada praktikum yang saya lakukan pada hari Jumat,23 Agustus 2019, pasien atas
nama Ni Putu Yulya Citra Yanti dengan umur 19 tahun didapatkan hasil nilai hematokrit
35%. Dimana dengan hasil tersebut berarti nilai hematokrit dalam darah nya dibawah
normal.