Anda di halaman 1dari 7

NAMA :Azdka Dieva Tartia Khusna

NIM : PO.71.34.1.20.015
KELAS :2B
HARI/TANGGAL :Senin / 18 Oktober 2021

JUDUL :
Pemeriksaan Hematokrit metode :

1. Metode Wintrobe (Makro)

2. Metode Mikrokapiler

3. Metode POCT

TUJUAN PEMERIKSAAN :
Mampu memahami dan melakukan cara pemeriksaan Hematokrit menggunakan
metode wintrobe (Makro), Mikrokapiler, POCT untuk mengetahui kadar Hematokrit.

DASAR TEORI :
Hematokrit dalam kamus kedokteran Webster’s new world (2010:193)
didefinisikan sebagai jumlah volume darah merah terhadap seluruh darah yang
dinyatakan dalam % .
Hematokrit adalah perbandingan bagian darah yang mengandung eritrosit
terhadap volume seluruh darah atau eritrosit dalam seluruh volume darah yang dihitung
dalam %. Hematokrit (Ht) menunjukkan jumlah persentase perbandingan sel darah
merah terhadap volume darah. Sel darah merah ini memiliki peranan penting bagi
kesehatan tubuh, yaitu sebagai pembawa oksigen dan nutrisi ke seluruh bagian tubuh.
Semakin tinggi persentase hematokrit berarti konsentrasi darah semakin kental,
diperkirakan banyak plasma darah yang keluar dari pembuluh darah yang berlanjut ke
keadaan shok hipovolemik (Sutedjo, 2013). Nilai normal hematokrit pada anak-anak 33-
38%, laki-laki dewasa 40-48%, dan perempuan dewasa 37-43%. Nilai hematokrit
digunakan untuk mengetahui ada tidaknya anemia dan menghitung indeks eritrosit
(Riswanto, 2013). Peningkatan hematokrit terjadi pada pasien yang mengalami
kehilangan darah akut, anemia, leukemia, penyakit Hodkins, limfosarcoma, mieloma
multiple, gagal ginjal kronik, serosis hepatis, malnutrisi, defisiensi vitamin B dan C,
kehamilan, SLE, arthritis reumatoid, dan ulkus peptikum. Penurunan kadar hematokrit
terjadi pada keadaan hipovelemia, dehidrasi, polisitemia vera, diare berat, asidosis
diabetikum, emfisema paru, iskemik cerebral, dan eklamsia. Akibat dari pembedahan,
1
dan luka bakar juga dapat menyebabkan penurunan kadar hematokrit (Sutedjo, 2013).

PROBANDUS :

Nama : Dwi Wahyuni

Umur : 19 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

JENIS SPESIMEN :

- Darah Vena EDTA (5 ml)

ALAT :

 Metode Wintrobe (Makro)

o Tabung Wintrobe

o Pipet Pasteur

o Sentrifuge Makro

o Penggaris

 Metode Mikrokapiler

o Pipet kapiler dengan antikoagulan Heparin yang merah itu mengandur


heparin

o Sentrifuge mikro hematokrit

o Skala pembacaan

o Dempul/lampu spiritus

 Metode POCT

o Alat POCT merk Family dr

REAGEN :
-

PRINSIP PEMERIKSAAN :

 Metode Wintrobe (Makro)

2
Darah dengan antikoagulan EDTA dimasukkan ke dalam tabung Wintrobe
kemudian dipusing 3000 rpm selama 30 menit sehingga sel-sel terpisah dalam
keadaan memadat, prosentase pemadatan sel eritrosit terhadap volume darah

 Metode Mikrokapiler
Darah dengan antikoagulan heparin dimasukkan ke dalam pipet kapiler
kemudian dipusing dalam waktu 3-5 menit dengan kecepatan 12.000-16.000 rpm
sehingga sel-sel terpisah dalam keadaan memadat. Tingginya sel eritrosit dihitung
sebagai nilai hematokrit

 Metode POCT
Menggunakan prinsip reflectance (pemantulan) yaitu membaca warna yang
terbentuk dari sebuah reaksi antara sampel yang mengandung bahan tertentu
dengan reagen yang ada pada sebuah strip, selanjutnya warna yang terbentuk
dibaca oleh alat.

PROSEDUR KERJA :

 Metode Wintrobe (Makro)

1. Darah dengan antikoagulan dihomogenkan.

2. Masukkan darah kedalam tabung Wintrobe dengan pipet Pasteur hingga


mencapai garis tanda 10. yang diatas warna putih.

3. Dipusing selama 30 menit dengan kecepatan 3000 rpm.

4. Setelah selesai diputar, akan terbentuk 3 (tiga) lapisan pada tabung darah,
yaitu paling bawah adalah eritrosit, kemudian buffycoat dan dibagian atas
terdapat plasma.

5. Tinggi kolom eritrosit yang dibaca sebagai nilai hematokrit dan dinyatakan
dalam %.

6. Tebalnya lapisan putih diatas eritrosit yang tersusun dari lekosit dan trombosit.
Lapisan ini disebut sebagai buffycoat dan dinyatakan dalam mm.

7. Warna kuning dari lapisan plasma yang disebut indeks ikterik (dibandingkan
dengan larutan Kalium Bikromat 1: 10.000).

3
 Metode Mikrokapiler

1. Hisap darah sampai 4 pipet kapiler

2. Sumbat salah satu ujung dengan dempul atau dibakar dengan lampu spirtus

3. Lakukan pemusingan dengan kecepatan 12.000 rpm selama 5 menit dengan


posisi yang tersumbat menghadap keluar

4. Baca dengan skala, dengan melihat tingginya eritrosit sebagai nilai hematokrit

5. Jika nilainya ≥50%, ulang lagi pemusingannya

 Metode POCT

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Mengambil 1 strip hematokrit masukkan pada alat pengukur dan secara


otomatis alat akan hidup.

3. Layar akan menampilkan nomor kode strip, yakinkan nomor kode sama
dengan kode pembungkus strip. Kemudian akan terlihat gambar tetesan
darah.

4. Menetaskan darah sampel pada zona reaksi pada tes strip.

5. Dalam hitungan ke 30 detik, layar akan menampilkan hasil.


HASIL :

 Metode Wintrobe (Makro)

 Hasil = 42 %

 Perhitungan :

Ht(%) = tinggi kolom eritrosit/volume darah seluruhnya x 100

= 42/100 x100

= 42%

4
 Metode Mikrokapiler

 Hasil = 38 %

 Metode POCT

 Hasil = 40 %

NILAI RUJUKAN :

 Metode Wintrobe (Mikro)

- Pria : 40-54%

5
- Wanita : 38-47%

- Buffy coat : 0,5-1 mm

- Plasma : 4-7 satuan

 Metode Mikrokapiler

- Pria : 40-54%
- Wanita : 38-47%
 Metode POCT

- Pria : 40-54%
- Wanita : 38-47%

PEMBAHASAN :
Hematokrit (HCT) atau Packed Volume Cell (PVC) adalah volume (dalam
milliliter) sel darah merah yang ditemukan di dalam 100ml (1 dl) darah, dihitung dalam
prosentase. Kadar hematokrit yang rendah sering ditemukan pada kasus anemia dan
leukemia, dan peningkatan kadar ditemukan pada dehidrasi. Sumber Kesalahan:

1. Sampling darah Jumlah perbandingan antara antikoagulan dengan darah. Adanya


thrombosis, stasis dan lain-lain.

2. Waktu centrifuge Waktu yang lebih dari waktu optimal, tidak memepengaruhi hasil
pemeriksaan. Tetapi bila waktunya kurang dari waktu optimal, maka hasil
pemeriksaan PVC menunjukan hasil yang lebih besar.

3. Diameter dari tabung yang digunakan Jadi harus ada standard dari tabung untuk
pengukuran PVC.

4. Saat pengukuran PVC Apabila pengukuran PVC dilakukan pada saat setelah
perdarahan akut atau pada saat transfusi darah, maka hasilnya tidak akan tepat.
Arti Klinis :

1. Pengukuran PVC ini merupakan pemeriksaan penyaring yang cepat untuk


penderita anemia atau polycytaemia.

2. Dapat untuk mengetahui jumlah leucocyte yang normal atau jumlah leucocyte
yang berlebih.

3. Untuk menghitung harga-harga absolute, seperti MCV, MCH, serta MCHC.


Hematologi

4. Dapat memperkirakan kadar hemoglobin, serta jumlah dari erythrocyte (untuk


darah yang normal).
6
KESIMPULAN :
Pada prakrikum kali ini dapat disimpulkan bahwa nilai hematokrit probandus
adalah Normal, dengan hasil yang tidak kurang ataupun tidak melebihi nilai normal baik
menggunakan metode Wintrobe (Makro), metode mikrokapiler dan metode POCT.
Namun terdapat kesalahan teknis pada metode POCT dikarenakan pada saat
meneteskan darah pada zona reaksi pada tes strip darah tidak keluar sepenuhnya,
sehingga mempengaruhi hasil hematokrit.
REFERENSI :
Buku modul praktikum Hematoloogi 1 tahun 2020
https://www.alodokter.com/kadar-hematokrit-tidak-nomal-waspadai-beragam-penyakit-
ini#:~:text=Hematokrit%20adalah%20kadar%20sel%20darah,darah%20merah
%20terhadap%20volume%20darah.
http://repository.um-surabaya.ac.id/4809/1/MODUL_HEMATOLOGI_2.pdf

Anda mungkin juga menyukai