Anda di halaman 1dari 21

PRAKTIKUM FAAL 1

PENGUKURAN KADAR HEMOGLOBIN, HEMATOKRIT, HITUNG


ERITROSIT DAN NILAI ERITROSIT RATA-RATA
Jo Suherman,dr.,MS.,AIF

A. MENGUKUR KADAR HEMOGLOBIN (Hb)


Pada praktikum ini digunakan dua cara pengukuran Hb yaitu cara Sahli dan cara
Tallquist-Adam

CARA SAHLI
Prinsip
Darah ditambah asam (HCl 0,1 N) akan membentuk hematin asam yang berwarna
coklat. Warna coklat yang terbentuk diencerkan dengan akuades hingga warnanya
sesuai dengan warna coklat standard pada Hemoglobinometer Sahli.

Bahan Pemeriksaan
Darah kapiler atau darah vena yang diberi antikoagulan EDTA

Alat-Alat dan bahan kimia


1. Kapas alkohol 70%
2. Blood lancet atau Syringe
3. Pipet Pateur
4. Hemoglobinometer Sahli
5. Larutan HCL 0,1 N
6. Akuades
7. Kertas Tissue

2
PRAKTIKUM FAAL 1
Prosedur Kerja

1. Isi tabung Sahli dengan larutan HCl 0,1 N sampai tanda 2.


2. Isap darah perifer dari jari tangan (telunjuk, jari tengah atau jari manis) atau darah
vena yang telah diberi antikoagulan dengan pipet Sahli sampai tanda 0,02 dan
hapus darah yang menempel pada bagian luar pipet dengan kertas tissue.
3. Masukkan darah dari pipet Sahli ke dalam tabung Sahli dengan meniup perlahan,
kemudian bilas pipet tersebut dengan larutan HCl 0,1 N yang sudah ada dalam
tabung Sahli.
4. Dengan batang pengaduk, aduk darah dengan larutan HCl 0,1 N sampai berwarna
coklat, kemudian tambahkan air akuades setetes demi setetes sambil diaduk hingga
warnanya sesuai dengan warna standard.
5. Prosedur no3 - 4 dikerjakan tidak lebih dari 5 menit.
6. Catat hasil pemeriksaan Hb dalam g/dL

Catatan: Harga normal Hb laki-laki 13 – 18 g/dL dan Hb perempuan 12 – 15 g/dL

CARA TALLQUIST – ADAM


Prinsip
Darah di udara akan teroksidasi sehingga warnanya berubah jadi lebih gelap. Perubahan
warna disesuaikan dengan warna standard pada buku Haemoglobin Skala

Bahan Pemeriksaan
Darah kapiler atau darah vena yang diberi antikoagulan EDTA

Alat-Alat
1. Kapas alkohol 70%
2. Blood lancet atau Syringe
3. Buku Haemoglobin Skala

3
PRAKTIKUM FAAL 1
Prosedur Kerja
1. Isap setetes darah perifer dengan kerta penghisap yang diambil dari buku
Haemoglobin Skala.
2. Biarkan lebih kurang 60 detik sampai agak kering, lalu samakan warna darah
tersebut dengan warna standard yang ada di buku
3. Catat kadar Hb nya dalam persen.
4. Hasilnya dapat dikonversikan ke dalam g/dL dengan rumus:
% Hb dibagi 100 kali 15,8 g Oksi-hemoglobin dalam 100 ml darah

B. MENGUKUR HEMATOKRIT (Ht)


Pengukuran Ht untuk mengetahui volume eritrosit dalam 100 ml darah (Packed Cell
Volime) dinyatakan dalam %.
Nilai Ht digunakan untuk mengetahui ada tidaknya anemia/polisitemia dan untuk
menghitung nilai eritrosit rata-rata.
Ada dua cara pengukuran Ht : cara mikro atau makro. Cara mikro menggunakan tabung
kapiler (panjang 75 mmm dan diameter dalam 1 mm) sedangkan cara makro menggunakan
tabung Wintrobe ( panjang 110 mm, diameter dalam 2,5-3 mm dan volume 1 ml) Tabung
ini berskala interval 1 mm sepanjang 100 mm.

CARA WINTROBE
Prinsip
Darah dalam tabung dipadatkan dengan cara sentrifugasi kemudian volumenya
dibandingkan dengan volume darah semula

Bahan Pemeriksaan
Darah vena yang diberi antikoagulan Paul Heller atau EDTA

Alat-Alat
1. Kapas alkohol 70%
2. Syringe 5 ml
3. Antikoagulan Paul Heller atau EDTA dalam toples kecil
4. Pipet Pasteur
5. Injuk
6. Kertas tissue
7. Tabung Wintrobe
8. Rak tabung
4
PRAKTIKUM FAAL 1
9. Alat sentrifugasi

Prosedur Kerja
1. Ambil darah vena dengan syringe (dilakukan oleh asisten) campurkan dengan
antikoagulan, lalu masukkan ke dalam tabung Wintrobe dengan memakai pipet Pasteur
dibantu injuk sampai tanda 0.
2. Sentrifugasi tabung berisi darah dengan kecepatan 3000 rpm selama 30 menit.
3. Kemudian letakkan tegak dalam rak tabung dan amati kolom eritroit nyatakan dalam
%.
4. Amati tebal buffy coat dan plasma diatasnya (warna dan kekeruhan)
5.
Catatan: Nilai normal Ht laki-laki 47 ± 7 % dan perempuan 42 ± 5%

CARA MIKRO
Prinsip
Darah dalam tabung dipadatkan dengan cara sentrifugasi kemudian volumenya
dibandingkan dengan volume darah semula

Bahan Pemeriksaan
Darah vena yang diberi antikoagulan Paul Heller atau EDTA

Alat-Alat
1. Kapas alkohol 70%
2. Blood lancet
3. Tabung kapiler berheparin
4. Tabung kapiler berheparin
6. Alat sentrifugasi microhematocrit
7. Microhematocrit reader
8. Malam untuk menyumbat tabung mikro

Prosedur Kerja
1. Tindak asepsis pada ujung jari tangan yang akan ditusuk dengan lancet.
2. Tusuk ujung jari dengan lancet sampai keluar darah (jari tidak boleh diurut supaya
keluar darah).
3. Tempelkan ujung tabung kapiler dan isi sampai 2/3 tabung.
4. Tutup salah satu ujung tabung kapiler dengan malam dengan cara menusuk-nusukkan
5
PRAKTIKUM FAAL 1
ke dalam malam.
5. Sentrifugasi tabung tersebut dengan menempatkan yang bermalam dipinggir dan ujung
tak bermalam ke arah tengah. Kecepatan sentrifugasi 12.000 rpm selama 5 menit.
6. Tempatkan tabung yang telah disentrifugasi pada microhematocrit reader dan baca %
Ht.

MENGHITUNG JUMLAH ERITROSIT


Jumlah eritrosit dapat dihitung secara manual dan dengan menggunakan mesin otomatis.
Pada praktikum ini dengan cara manual.

Prinsip
Darah diencerkan dengan larutan Hayem. Sebagian kecil dari darah tersebut di masukkan
ke dalam kamar hitung dan dengan mikroskop dihitung jumlah eritrosit sesuai ketentuan
yang berlaku.

Bahan Pemeriksaan
Darah kapiler atau darah vena yang diberi antikoagulan EDTA

Alat dan bahan


1. Kapas alkohol 70%
2. Blood lancet atau Syringe
3. Antikoagulan Paul Heller atau EDTA dalam toples kecil
4. Satu set Hemositometer
(pipet Thoma leukosit, pipet Thoma eritrosit dan kamar hitung Improved Neubauer)
5. Mikroskop cahaya
6. Kertas Tissue

Prosedur Kerja
1. Isap darah dengan pipet Thoma eritrosit sampai garis tanda 0,5.
2. Bersihkan sisa darah yang menempel pada bagian luar pipet dengan kertas tissue.
3. Pipet dipegang miring 450 sambil tahan darah pada tanda 0,5 lalu hisap larutan Hayem
sampai tanda 101 tidak boleh lebih atau kurang.
4. Keluarkan pipet dan tutup ujungnya dengan ibu jari kemudian lepaskan pipa penghisap.
5. Tutup ujung pipet lain dengan jari tengah.
6. Pipet dipegang pada posisi horizontal lalu kocok isi pipet dengan gerakan membuat
angka 8 selama 3 menit.
6
PRAKTIKUM FAAL 1
7. Buang 3 - 4 tetes pertama isi pipet lalu isi kamar hitung dan tunggu 2 menit.
8. Dengan mikroskop hitung jumlah eritrosit dalam 5 bidang sedang di bidang besar yang
ada di tengah.
9. Jumlah eritrosit tersebut dikali 10.000 = jumlah eritrosir per mm3
Rumusnya = jumlah eritrosit yang dihitung x faktor pengenceran
Volume yang dihitung (mm3)

Catatan : Nilai normal Laki-laki 4,6 juta -6 juta / mm3


Perempuan 4 – 5 juta / mm3
Larutan Hayem:
Cairan isotonik yang mengandung NaCl 0,5, Na2SO4 2,5 dan HgCl2 0,25 (g/100 ml)

Buku Haemoglobin Skala

Set Haemocytometer Sahli

7
PRAKTIKUM FAAL 1
Pipet Thoma

Kamar Hitung

8
PRAKTIKUM FAAL 1
http://medical.tpub.com/14295/css/Figure-7-16-Hemacytometer-Counting-Chamber-279.htm

9
PRAKTIKUM FAAL 1
Eritrosit yang menyentuh garis tengah sisi kanan dan sisi bawah kotak sedang tidak
turut dihitung

https://laboratoryinfo.com/manual-cell-counting-neubauer-chamber/

NILAI- NILAI ERITROSIT RATA-RATA

Nilai eritrosit rata-rata atau mean corpuscular values adalah nilai yang menggambarkan
keadaan eritrosit dengan perhitungan yang menyatakan besarnya volume eritrosit dan
kadar hemoglobin dalam setiap eritrosit.
Dengan nilai-nilai eritrosit rata-rata dapat ditentukan keadaan eritrosit:
Dari nilai VER dapat ditentukan normositer, mikrositer atau makrositer.
Dari niali KHER dapat ditentukan normokrom, hipokrom atau hiperkrom
Pada gilirannya membantu mendiagnosis jenis anemia.

Nilai-nilai ini meliputi:


1. Volume Eritrosit Rata-rata (VER) atau Mean Corpuscular Volume (MCV)
Rumusnya:
VER = Hematokrit (%) x 10 fl (fl = 10-15l)
Jumlah Eritrosit (juta/mm3)

Nilai normal VER: 82 – 92 fl


10
PRAKTIKUM FAAL 1
2. Hemoglobin Eritrosit Rata-rata (HER) atau Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH)
Rumusnya:

HER = Hemoglobin (g/dl) x 10 pg (pg = 10-12g)


Jumlah Eritrosit (juta/mm3)

Nilai normal HER: 27 -31 pg

3. Konsentrasi Hemoglobin Eritrosit Rata-rata (KHER) atau Mean Corpuscular


Hemoglobin concentration (MCHC)
Rumusnya:

KHER = Hemoglobin (g/dl) x 100 g/dl
Jumlah Eritrosit (juta/mm3)

Nilai normal KHER: 32 -37 g/dl

11
PRAKTIKUM FAAL 1
PRAKTIKUM FAAL 2
HITUNG JUMLAH LEKOSIT
Harijadi Pramono, dr., M.Kes.

Hitung jumlah lekosit merupakan salah satu dari tiga pemeriksaan hitung jumlah sel
darah, dua jenis hitung jumlah sel darah lainnya, yaitu hitung jumlah eritrosit dan hitung
jumlah trombosit. Walaupun teknik hitung jumlah sel saat ini sudah komputerisasi, tetapi
penghitungan jumlah sel darah secara manual masih direkomendasikan, terutama untuk
hitung jumlah lekosit dan trombosit.

Hitung jumlah lekosit menggambarkan nilai kuantitatif jumlah lekosit dalam ruang
sebesar 1mm3. Penghitungan jumlah lekosit dilakukan dengan menggunakan kamar hitung
Improved Neubauer. Nilai normal lekosit adalah 4.000 – 10.000 /mm3.

Alat dan bahan yang digunakan:


1. Darah kapiler dari jari, atau darah vena dengan EDTA
2. Larutan Turk (asam asetat 2% dan gentian violet 1%)
3. Pipet Thoma lekosit (bintik putih)
4. Kamar hitung Improved Neubauer
5. Mikroskop dengan pembesaran objektif 10x
6. Counter

Mengisi darah ke dalam pipet Thoma:


1. Memasang karet penghisap pada pangkal pipet Thoma
2. Menghisap darah sampai tanda 0,5
3. Membersihkan ujung pipet Thoma
4. Menghisap larutan Turk sampai tanda 11
5. Melepaskan karet penghisap secara hati-hati, kemudian memegang pipet Thoma
dengan kedua jari menutup kedua ujung pipet Thoma, posisi horisontal
6. Mencampur darah dengan larutan Turk secara perlahan dengan gerakan angka
delapan atau memutar horizontal (bukan gerakan dari ujung ke ujung). Gerakan
mencampur ini dilakukan selama 3 menit.

Mengisi kamar hitung Improved Neubauer:


1. Mempersiapkan kamar hitung:
a. membersihkan dan mengeringkan kamar hitung
12
PRAKTIKUM FAAL 2
b. membasahi bagian pematang kamar hitung untuk melekatkan kaca penutup
pada kamar hitung
c. menutup kamar hitung dengan kaca penutup
d. melihat gambaran cincin Newton bila kamar hitung tertutup secara benar oleh
kaca penutup
2. Mengisi kamar hitung:
a. membuang 3-5 tetesan awal isi pipet Thoma
b. mengisi kamar hitung secukupnya dengan tetesan berikutnya dari pipet Thoma
pada sisi atas dan bawah kaca penutup, posisi pipet Thoma miring sekitar 30o
c. membiarkan lautan menyebar rata dibawah kaca penutup, hindari adanya
gelembung pada area yang tertutup kaca penutup, dan hindari juga cairan yang
terlalu banyak meluber pada parit kamar hitung
d. menunggu sekitar 2 menit sebelum mengamati dibawah mikroskop

Menghitung jumlah lekosit:


1. Area penghitungan jumlah lekosit adalah 4 bidang besar pada keempat sudut yang
terletak diujung kamar hitung.
2. Menghitung pengenceran darah oleh larutan Turk dalam pipet Thoma:
a. darah yang dihisap sampai batas 0.5
b. selanjutnya dihisap larutan Turk sampai batas 11
c. daerah yang tidak ikut bercampur sampai batas 1 (bagian bawah pipet Thoma)
d. pengenceran: (11 – 1) / 0.5 = 20x
3. Menghitung luas ruang besar (area yang dibatasi oleh 3 garis)
a. ruangan dalam kamar hitung Improved Neubauer terdiri dari 9 bidang besar
berukuran 1x1 mm2 = 1 mm2.
b. tinggi bidang setelah tertutup kaca penutup adalah 0,1 mm
c. volume 1 bidang besar adalah: 1 mm2 x 0,1 mm = 0.1 mm3
d. volume 4 bidang besar adalah: 4 x 0.1 mm3 = 0,4 mm3
4. Menghitung faktor pengali: 20 x 1 mm3/ 0,4 mm3 = 50
5. Nilai hitung jumlah lekosit/1mm3 = jumlah lekosit dalam 4 bidang besar x 50

13
PRAKTIKUM FAAL 2
PRASYARAT:
1. Mengetahui cara penggunaan mikroskop
2. Mengetahui isi larutan Turk
3. Mengetahui Fungsi Larutan Turk
4. Memahami gambar bidang-bidang kamar hitung Improved Neubauer
5. Membawa gambar bidang-bidang kamar hitung Improved Neubauer

14
PRAKTIKUM FAAL 2
PRAKTIKUM FAAL 3
LAJU ENDAP DARAH DAN BEBERAPA SIFAT FISIK DARAH
Julia Windi Gunadi,dr.,M.Kes,AIFO

Laju endap darah adalah kecepatan pengendapan eritrosit dalam kolom vertikal berisi
darah yang diberi anti koagulan dalam waktu 60 menit. Satuannya adalah mm/jam.
Cara pemeriksaan yang dianjurkan oleh International Committee for Standardization in
Hematology (ICSH) adalah Cara Westergren.

Dalam percobaan ini, akan dipelajari :


A. Mengukur LED cara Westergren 1 jam
B. Mengukur LED cara Wintrobe 1 jam
C. Perubahan Laju Endap Darah
D. Sifat fisik darah sebelum dan sesudah hemolisis/plasmolisis

Alat dan Bahan


A. 1. Tabung Westergren + standar tabung
2. Botol berisi antikoagulan basah Na sitrat 3,8 %
3. Spuit 5 ml + kapas + alkohol 70 %
4. Timer
B. 1. Tabung Wintrobe + standar tabung
2. Pipet Pasteur
3. Botol berisi antikoagulan kering Paul Heller
4. Spuit 5 ml + kapas + alkohol 70 %
5. Timer
C. PhysioX di laptop masing-masing kelompok
D. 1. Mikroskop + kaca obyek + kaca penutup
2. Tabung reaksi + kaca arloji
3. Darah sapi – akuades – NaCl 3 % - NaCl 0,9 %
4. Ureum 1,8 % dalam air – ureum 1,8 % dalam NaCl 0,9 %

Cara Kerja
A. Mengukur LED cara Westergren 1 jam :
1. Campur 1,6 ml darah vena dengan 0,4 ml larutan Na sitrat 3,8 % dalam botol
pencampur. Isap campuran itu ke dalam tabung Westergren sampai angka 0.
2. Taruh tabung dalam kedudukan tegak selama 1 jam.
15
PRAKTIKUM FAAL 3
3. Amati warna dan kekeruhan plasma di atas endapan eritrosit.
4. Catat tinggi plasma dalam mm.
5. Normal LED cara Westergren laki-laki < 10 mm/jam
perempuan < 15 mm/jam

B. Mengukur LED cara Wintrobe 1 jam


1. Darah vena dicampur dengan antikoagulan kering Paul Heller.
2. Masukkan tabung darah ke dalam tabung Wintrobe dengan pipet Pasteur sampai
angka 0.
3. Taruh tabung dalam kedudukan tegak selama 1 jam
4. Amati warna dan kekeruhan plasma di atas endapan eritrosit.
5. Catat tinggi plasma dalam mm.
6. Normal LED cara Wintrobe laki-laki < 10 mm/jam
perempuan < 20 mm/jam

C. Perubahan Laju Endap Darah


Persiapan
Pelajari dan pahami tentang :
a. LED, sel darah merah, dan pembentukan rouleaux
b. Cara melakukan pemeriksaan LED
c. Hasil pemeriksaan LED dan interpretasinya

Activity 6 : Laju Endap Darah


Tujuan :
1. Memahami laju endap darah dan proses pembentukannya
2. Memahami cara pemeriksaan laju endap darah
3. Memahami interpretasi hasil laju endap darah

16
PRAKTIKUM FAAL 3
TABEL HASIL :

Jarak mengendapnya
Waktu yang Laju Endap
Sampel Darah sel darah merah diperlukan (menit) Darah (mm/jam)
(mm)
1
2
3
4
5
6

Sampel darah :
1. Individu sehat
2. Wanita sedang menstruasi
3. Individu dengan sickle cell anemia
4. Individu dengan anemia defisiensi Fe
5. Individu terkena infark miokard
6. Individu dengan angina pectoris

Pertanyaan :
1. Jelaskan efek sickle cell anemia terhadap laju endap darah !
2. Bagaimana LED pada wanita yang sedang menstruasi bila dibandingkan dengan
individu sehat ? Mengapa hal ini dapat terjadi ?
3. Bagaimana LED pada individu dengan infark miokard bila dibandingkan dengan
individu sehat ?
4. Bagaimana efek dari anemia defisiensi Fe terhadap LED ?
5. Bandingkan hasil LED individu yang terkena infark miokard dengan yang
mengalami angina pektoris. Jelaskan bagaimana Anda menggunakan data tersebut
untuk memonitor kondisi jantung.

D. Sifat fisik darah sebelum dan sesudah hemolisis/plasmolisis


1. Tabung A diisi 0,5 ml darah manusia + 1,5 ml air
Tabung B diisi 0,5 ml darah manusia + 1,5 ml NaCl 3 %
Tabung C diisi hanya dengan 0,5 ml darah manusia, campur larutan itu dengan
baik. Amati sifat tembus cahaya dari larutan-larutan dalam ketiga tabung tersebut.
2. Ambil sedikit larutan dari ketiga tabung itu masing-masing ke dalam kaca arloji,
17
PRAKTIKUM FAAL 3
lalu taruh sehelai kertas putih di bawah kaca arloji itu. Amati sifat tembus cahaya
dari larutan-larutan itu dengan melihat huruf-huruf pada kertas tersebut.
3. Tempelkan ujung kaca penutup pada larutan-larutan itu masing-masing, lalu pelan-
pelan tutupkan kaca penutup itu pada kaca obyek atau ambil setetes larutan, taruh
di atas kaca obyek lalu pelan-pelan tutup dengan kaca penutup. Amati bentuk sel-
sel darah merah dari larutan-larutan itu di bawah mikroskop.
4. Tabung A + 1,5 ml NaCl 5 %
Tabung B + 1,5 ml air
Amati larutan-larutan itu secara makroskopis dan mikroskopis seperti cara di atas.
5. 0,5 ml darah + 1,5 ml ureum 1,8 % dalam air
0,5 ml darah + 1,5 ml ureum 1,8 % dalam NaCl 0,9 %
Amati larutan-larutan itu secara makroskopis dan mikroskopis seperti cara di atas.

18
PRAKTIKUM FAAL 3
PRAKTIKUM FAAL 4
PEMERIKSAAN HEMOSTASIS
Stella Tinia Hasianna,dr.,M.Kes,IBCLC

Tujuan praktikum : Mengamati dan memahami fisiologi hemostasis melalui berbagai


pemeriksaan hemostasis.

Pemeriksaan Waktu Pembekuan


Prinsip :
Saat darah keluar dari pembuluh darah dan berkontak dengan benda asing (dalam hal ini
tabung reaksi atau pipa kapiler) akan terjadi aktivasi hemostasis jalur intrinsik sehingga
darah tidak lagi berbentuk cair.
Tujuan :
Mengamati dan memahami jalur intrinsik pembekuan darah.
A. Pembekuan Darah
Alat dan Bahan :
· Tabung reaksi dan rak tabung reaksi
· Stopwatch
· Spuit 5 ml , kapas, alkohol 70%
· Vaselin
· Es batu
· Heparin, Na Oksalat 1%, NaCl 0,9%
Cara kerja :
1. Siapkan 6 tabung reaksi di rak tabung dan berilah label A,B,C,D,E,F
2. Isilah tabung reaksi :
A. 1 tetes heparin
B. 0,1 ml Na Oksalat 1%
C. 1 ml NaCl 0,9%
D. Masukkan sedikit vaselin ke dalam tabung, pegang dengan penjepit
tabung dan panaskan hingga vaselin meleleh, dan putar agar
vaselin melapisi 1/3 bagian bawah tabung reaksi dengan merata,
membentuk lapisan tipis.
E. Dinginkan tabung dalam wadah berisi es batu
F. Tabung reaksi kosong
3. Isilah ke-enam tabung tersebut dengan masing-masing 0,5 ml darah vena .
4. Hitung kecepatan pembekuan darah dengan memiringkan tabung setiap
19
PRAKTIKUM FAAL 4
30 detik dan mencatat waktu saat darah tidak lagi bergerak saat tabung
dimiringkan. Hentikan percobaan saat didapatkan darah pada salah satu
tabung telah membeku seluruhnya.
5. Isilah tabel di bawah ini dan diskusikan dengan teman sekelompok alasan
terjadi atau tidak terjadinya pembekuan darah pada masing-masing tabung.

HASIL PRAKTIKUM

Terjadi Waktu
Tabung Isi Tabung pembekuan pembekuan Alasan
darah ? (detik)

B. Masa Pembekuan Darah Cara Duke Dengan Pipa Kapiler


Alat dan Bahan :
• Pipa kapiler tanpa antikoagulan
• Stopwatch
• Lancet darah, kapas, alkohol 70%
Cara Kerja :
1. Usap salah satu jari dengan kapas alkohol, setelah kering, tusukkan lancet
hingga darah keluar.
2. Dekatkan ujung pipa kapiler menyentuh tetesan darah, dan posisikan pipa
kapiler lebih rendah dari jari agar darah dapat masuk dengan lancar mengisi
pipa kapiler.
3. Isi pipa kapiler sepenuh mungkin, lalu genggam dengan tangan.
4. Tunggu 2 menit dihitung sejak mulai masuknya tetesan darah ke dalam
pipa kapiler.
5. Setiap 30 detik sekali, patahkan pipa kapiler sepanjang 1 cm dan lihatlah
apakah telah terjadi pembekuan darah.
6. Catat waktu terjadinya pembekuan darah.

20
PRAKTIKUM FAAL 4
HASIL PRAKTIKUM
• Terjadi pembekuan darah ?
• Pembekuan darah terjadi setelah ……………….. menit
• Nilai normal waktu pembekuan :
• Simpulan :
• Diskusikan proses terjadinya pembekuan darah dalam pipa kapiler.

Pemeriksaan Waktu Perdarahan


Prinsip :
Saat terjadi luka atau kerusakan integritas dinding pembuluh darah, akan timbul reaksi
untuk membentuk sumbat trombosit dan menghentikan perdarahan.
Tujuan :
Mengamati dan memahami mekanisme pembentukan sumbat trombosit.

Percobaan Masa Perdarahan Cara Modifikasi Duke


Alat dan bahan :
1. Stopwatch
2. Kertas pengisap
3. Lancet , kapas, alkohol 70%
Cara Kerja :
1. Tusuk jari tangan yang telah diasepsis dengan alkohol, isap tetesan darah yang
keluar dengan kertas pengisap setiap 30 detik sampai perdarahan berhenti.
2. Catat waktu saat darah tidak lagi keluar.
3. Diskusikan dengan kelompokmu tentang mekanisme penghentian perdarahan.

HASIL PRAKTIKUM
• Perdarahan berhenti setelah …………….. menit
• Nilai normal waktu pembekuan :
• Simpulan :
• Diskusikan proses penghentian perdarahan :

21
PRAKTIKUM FAAL 4

Anda mungkin juga menyukai