1. Ideologi.
1.1PENGERTIAN IDEOLOGI. Ideologi berasal dari kata ide dan
logos, istilah ideologi mengandung ilmu tentang gagasan, “ a system
of ideas”,rangkaian ide yang terpadu menjadi satu. Ia merupakan
sistem nilai,suatu kesatuan yang terdiri dari sejumlah nilai yang
menyeluruh dan mendasar, sebagai hasil pemikiran manusia dalam
berusaha memahami suatu realita situasi tertentu atau menggambarkan
situasi baru yang dicita-citakan serta cara mencapainya. Ideologi
dimiliki atau dipegang oleh suatu masyarakat atau bangsa sebagai
pandangan hidupnya.
1.2WATAK IDEOLOGI. Sutarno mengemukakan bahwa ideologi
berwatak :
a. Interpretasi dan evaluasi terhadap realitas dengan menggunakan
kriteria yang bersumber pada hasil pemikiran filsafati yang
membuat ideologi berwatak sebagai filsafat.
b. Sebagai pandangan hidup,ideologi berwatak sebagai sistem
nilai. Dalam hal ini ideologi memberi motivasi pada pemiliknya
untuk mewujudkannya.
c. Ideologi juga berwatak pemberi harapan, sehingga menjadi
sumber optimisme, didalam menghadapi pelbagai persoalan
d. Ideologi juga berwatak mempersatukan penganutnya . Jika
sebuah ideologi sudah menjadi ideologi negara , watak
mempersatukan ini sangat penting untuk membawa
warganegara yang memiliki latar belakang yang sangat
heterogin ke arah tujuan yang sama.
e. Ideologi bisa cenderung terbuka atau tertutup atau terbuka,
tergantung pada apakah berpijak pada watak dogmatis atau
berpijak pada realitas yang ada.
(Sutarno: Suara Pembaharuan, 25 Juni 1990)
1
memiliki makna yang penting bagi masyarakat atau suatu
bangsa,karena selain memberi motivasi, semangat dan harapan, juga
mempersatukan.
1.4PROSES TERBENTUKNYA IDEOLOGI .Istilah ideologi berasal
dari seorang ahli pikir berkebangsaan Perancis bernama Destutt de
Tracy (1754-1856). Ideologi diciptakan sebagai pembaharu
masyarakat , karena ideologi berperan penting dalam upaya
memperbaiki keadan masyarakat agar ketidak adilan tidak merajalela.
Pada waktu itu Perancis dibawah kekuasaan raja yang absolut ,dimana
kekuasaannya tidak dibatasi sehingga terjadi ketidakadilan. Ideologi
muncul sebagai reaksi terhadap ketidak adilan tersebut , sehingga
berperan sebagai alat kritik terhadap kondisi yang tidak dikehendaki
dan sekaligus sebagai alat pembaharu demi terwujudnya kondisi yang
diharapkan. Kondisiyang diharapkan adalah masyarakat yang ideal
(Sunarso: 1986, 6). Sejak itu ideologi berkembang terutama pada abad
ke 19 seiring dengan perubahan yang disebabkan adanya revolusi
industri dan revolusi Perancis. Kedua revolusi tersebut mengakibatkan
terjadinya perubahan dalam pelbagai aspek kehidupan dan munculnya
berbagai masalah baru. Demikian pula terjadinya reaksi terhadap
sistem monarkhi feodal absolut melahirkan pelbagai pandangan baru
yang menghendaki sistem sosial yang demokratis terbuka. Sejalan
dengan itu reaksi terhadap sistem kapitalisme yang eksploitatif
menghendaki sistem baru yaitu masyarakat yang berkeadilan tanpa
penghisapan kelas (komunisme) .Seiring dengan itu sebagai reaksi
terhadap kolonialisme dan imperialisme, muncullah nasionalisme
yang menginginkan kemerdekaan dan keadilan , seperti yang terjadi di
Indonesia(Soeryanto Poespowardoyo 1992:49) misalnya.
2
mewujudkan tujuan dan cita-cita nasional. Pancasila sebagai
rancangan dasar tentang keadaan ideal yang hendak dicapai
bangsa Indonesia. Pancasila juga memiliki watak seperti
dikemukakan diatas, kiranya jelas bahwa Pancasila adalah
sebuah ideologi.
3. Sikap Pancasila menghadapi pengaruh ideology asing :
Faktor Pendorong:
5. IDEOLOGI LIBERAL
3
- Buta pada kenyataan bahwa tidak semua orang sama kuat/cita-citanya
- Penekanan oleh yang kuat terhadap yang lemah
- Mementingkan keuntungan diri sendiri
- Sisi positif : individu haknya sangat dihargai, kebebasan,besarnya peran
warganegara
7. Ideologi
1.1 Pengertian ideologi
1.2 Ideologi Marxis/Leninis (Komunis)
- Sebagai reaksi terhadap kapitalisme yang eksploitatif
- Teori metafisika materialisme dialektis atheis
- Menuju masyarakat tanpa kelas
- Totaliter:negara menetapkan seluruh kehidupan masyarakatnya
- Kekuasaan ada di sekelompok elit (Partai komunis)
- Ciri: tertutup, tidak berdimensi realitas
- Sisi positif: solidaritas/kebersamaan tinggi dalam kepemilikan dan masyarakat
sangat taat pada konstitusi dan pemerintahnya, tak ada pengangguran