Anda di halaman 1dari 5

PEMERIKSAAN HITUNG JUMLAH ERITROSIT

PROBANDUS KOREKTOR

Nama : Tn. Jerry

Umur : 45 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

METODE : Tabung
I. TUJUAN
Untuk mengetahui jumlah sel eritrosit seseorang yang diperiksa dalam sel/μl darah
dengan metode tabung.
II. PRINSIP
Darah diencerkan dalam tabung serologi dengan menggunakan larutan pengencer
hayem kemudian dimasukkan ke dalam kamar hitung. Jumlah sel leukosit dihitung
dalam volume tertentu dengan menggunakan faktor konversi jumlah sel eritrosit /μl
darah dapat diperhitungkan.
III. ALAT dan BAHAN :
1. Haemocytometer
2. Aspirator
3. Mikroskop
4. Pen lancet
5. Lancet steril
6. Sampel darah kapiler
7. Larutan hayem
8. Pipet tetes
9. Tabung serologi
10. Parafilm
IV. CARA KERJA
1. Memasukkan 0,38 ml larutan hayem ke dalam tabung serologi menggunakan
pipet ukur.
2. Melakukan pengambilan sampel darah kapiler, dengan menggunakan lancet dan
menghapus tetes darah pertama.
3. Menghisap sampel darah sampai tanda 0,02 ml dengan pipet hemoglobin.
Menghapus darah yang melekat pada luar ujung pipet
4. Memasukkan darah ke dalam tabung serologi yang berisi larutan hayem , bilas
2-3 kali.
5. Menutup tabung dengan parafilm, homogenkan dengan cara membolak-
balikkan tabung.
6. Menyiapkan kamar hitung yang bersih dan kering tutp dengan deckglass lalu
letakkan diatas mikroskoP
7. Meneteskan 1 tetes kedalam kamar hitung menggunakan pipet tetes
8. Membiarkan 2-3 menit supaya sel eritrosit bisa mengendap
9. Menghitung jumlah eritrosit dalam 5 kotak sedang ditengah dengan perbesaran
40x.
10. Kriteria : sel yang menyinggung garis kiri dan atas dihitung, sel yang
menyinggung garis kanan dan bawah tidak dihitung.
V. HARGA NORMAL
- Wanita : 4.000.000 – 5.000.000 sel/μl darah.
- Pria : 4.500.000 – 5.500.000 sel/μl darah.
- Anak – anak : 6.000.000 – 7.000.000 sel/μl darah
VI. HASIL
N = 500
V = 1/50
P = 200
Rumus = N x V/P
= 500 x 1/50 x 200
= 500 x 50/1x 200
= 5.000.000 sel/μl darah.
VII. KESIMPULAN
Jadi pemeriksaan eritrosit pada probandus normal.
VIII. PEMBAHASAN
Sel darah merah atau eritrosit adalah sel yang sangat penting untuk mahluk hidup.
Sel eritrosit termasuk sel yang terbanyak di dalam tubuh manusia. Dalam keadaan
fisiologik, darah selalu berada dalam pembuluh darah sehingga dapat menjalankan
fungsinya sebagai pembawa oksigen, mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi
dam mekanisme hemostatis.
Fungsi utama eritrosit adalah mengangkut oksigen dari paru ke jaringan perifer,
mengacu CO2 dari jaringan ke paru, dan berperan dalam pengangkutan metabolisme
nitrit oksida (NO) sehingga membantu pembentukan NO dan vasodilatasi pada kondisi
hipoksia (Bain, 2015).
Pemeriksaan hitung jumlah eritrosit adalah pemeriksaan yang bertujuan untuk
menentukan jumlah eritrosit dalam 1μL darah dan digunakan sebagai tes skrining
penyakit anemia dan polisitemia (A. Brown, 1976; Gandasoebrata, 2010). Cara
menghitung jumlah eritrosit dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu manual dan
otomatis. Cara manual dilakukan dengan metode kamar hitung, yaitu darah diencerkan
menggunakan larutan isotonik yang kemudian dihitung didalam kamar hitung.
Sedangkan hitung jumlah eritrosit metode otomatis adalah menghitung jumlah eritrosit
menggunakan alat penghitung otomatis yaitu Hematology Analyzer (Army, 1973;
Dacie, 2011; Gandasoebrata, 2010).

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan diantaranya:

a. Umur, nilai untuk komponen drah bervariasi tergantung pada umur pasien.
b. Ketinggian, hasil pengujian untuk beberapa analit darah menunjukkan variasi
hasil yang signifikan pada orang yang tinggal pada ketinggian yang lebih
tinggi dibandingkan dengan permukaan laut
c. Dehidrasi (penurunan total cairan tubuh) yang terjadi, misalnya akibat
muntah terus-menerus atau diare, menyebabkan hemokonsentrasi.
d. Jenis kelamin, Jenis kelamin seseorang pasien mempengaruhi konsentrasi
sejumlah komponen darah
e. Kehamilan, menyebabkan perubahan fisiologis dalam banyak sistem tubuh.

Pada pemeriksaan hitung jumlah eritrosit metode manual, reagen yang biasa
digunakan sebagai larutan pengencer yang ideal adalah larutan dengan kriteria
isotonik, anti hemolisis, anti krenasi, antikoagulan, anti agregasi, antirouleaux dan
memperlihatkan bentuk eritrosit (El-Dahdouh, 2011; Pravati, 2001). Ada beberapa
larutan pengencer yang bisa digunakan dalam hitung jumlah erirosit ini antara lain
adalah larutan Hayem, larutan Gowers, larutan Saline, larutan Formal Sitrat, lautan
Toisson dan larutan Rees Ecker (A. Brown, 1976; Gandasoebrata, 2010;Joy P, 2012;
Nayak, Rai, & Gupta, 2012). Diantara penggunaan larutan pengencer tersebut larutan
Hayem lebih sering digunakan karena dianggap memenuhi kriteria yang ideal, karena
larutan ini memiliki semua syarat dari larutan pengencer dalam hitung jumlah eritrosit
yaitu anti hemolisis, anti agregasi, anti rouleaux, dan memperlihatkan bentuk eritrosit
(El-Dahdouh, 2011; Ghai, 2012). Namun kelemahannya, larutan hayem ini jika larutan
terdapat endapan, larutan disarankan tidak boleh digunakan lagi. Selain itu jika dilihat
dari segi ekonomis, harga larutan ini relatif lebih mahal jika dibandingkan dengan
larutan salin.

Kekurangan cara manual :

- Menghitung jumlah eritrosit dalam volume yang kecil danpengenceran tinggi


memakan waktu dan tidak teliti.(Widmann F.K.,1989).
- Tindakan menghitung eritrosit dengan kamar hitung jauh lebih sukardaripada
menghitung leukosit, ketelitian untuk orang yang cermatbekerja dan yang telah
mahir ialah ± 15%.
Kelebihan cara manual :

- Cara–cara menghitung sel darah secara manual dengan memakai pipet dan
kamar hitung tetap menjadi upaya penting dalam laboratorium klinik.
- Hitung cara manual menggunakan Hemositometer dapat dilakukan tanpa
menggunakan aliran listrik.
- Didalam kamar hitung sel yang dihitung benar–benar sel eritrositkarena
pengenceran menggunakan larutan hayemyang membuat bentuk–bentuk
eritrosit terlihat jelas sedangkan lekosit dan trombosit tidak tampak.
Kesalahan yang sering terjadi pada metode manual terutama akibat pengambilan
sampel, pengenceran dan pemipetan yang kurang tepat.Pengambilan sampel, pengenceran
dan pemipetan yang kurang tepat dapat menyebabkan darah dan larutan pengencer tidak
homogen sehingga hitung jumlah eritrosit tidak menjadi representatif dan hasil yang
didapatkan tidak akurat. Kesalahan lain yang dapat terjadi adalah berkaitan dengan kamar
hitung dan teknik menghitung sel eritrosit.
DAFTAR PUSTAKA

Gandasoebrata, R. (2010). Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta: Dian Rakyat.

Garini, Ardiya dkk. (2019). Perbandingan Hasil Hitung Jumlah Eritrosit Dengan Menggunakan Larutan
Hayem, Larutan Saline Dan Larutan Rees Ecker. Jurnal Riset Kesehatan. Vol. 8 (1) : 35-40.
Poltekkes Kemenkes Palembang

Ghai, C. L. (2012). A textbook of practical physiology. JP Medical Ltd.

Nayak, R., Rai, S., & Gupta, A. (2012). Essentials in hematology and clinical pathology. Jaypee Brothers
Medical Publishers

Anda mungkin juga menyukai