Anda di halaman 1dari 7

Nama

: Ni Putu Eka Agustini

NIM

: P07134015009

Hitung Eritrosit ( Red Blood Cell )


I.

Tujuan :`
a. Tujuan Instruksional Umum
1. Mahasiswa dapat mengetahui cara menghitung jumlah eritrosit
darah probandus
2. Mahasiswa dapat menjelaskan cara menghitung jumlah eritrosit
darah probandus
b. Tujun Instruksional Khusus
1. Mahasiswa dapat melakukan cara menghitung jumlah eritrosit
darah probandus
2. Mahasiswa dapat mengetahui jumlah eritrosit per l darah
probandus

II.

Metode
Metode yang digunakan adalah metode Manual (menggunakan bilik

hitung).
III.

Prinsip :
Darah diencerkan dalam pipet eritrosit dengan larutan isotonis,

kemudian dimasukkan kedalam kamar hitung. Jumlah eritrosit dihitung dalam


volume tertentu, dengan menggunakan faktor konersi jumlah eritrosit per l darah
dapat diperhitungkan.
IV. Tinjauan Pustaka
Sel darah merah (RBC) atau eritrosit adalah salah satu unsur terbentuk
darah selain sel darah putih (WBC), trombosit dan plasma. Bentuknya normal
bulat, bikonkaf dan diratakan, sekitar 7 m dengan diameter dan 2,2 pM tebal.
Bentuknya berkaitan dengan fungsinya yang mengangkut oksigen dan
memberikan luas permukaan untuk transmisi atau menyebarkan gas (Fox,2009).

Menghitung Sel darah merah (sel darah merah) sangat penting untuk
mendiagnosa penyakit darah terkait seperti malaria dan anemia sebelum
pengobatan yang tepat dapat diusulkan. Praktek konvensional untuk prosedur
tersebut dieksekusi manual oleh ahli patologi di bawah mikroskop cahaya.
Namun, inspeksi visual manual tugas melelahkan dan tergantung pada penilaian
subjektif yang mengarah ke variasi dalam RBC menghitung terutama ketika ada
banyak daerah RBC berkelompok. (Razali Tomari et al, 2015) Perangkat
konvensional yang digunakan untuk menghitung sel darah adalah haemositometer.
Ini terdiri dari slide mikroskop kaca tebal dengan lekukan persegi panjang
menciptakan ruang dimensi tertentu. Ruangan ini terukir dengan grid garis lurus.
Hal ini dimungkinkan untuk menghitung ruang sel dalam volume tertentu cairan,
dan menghitung konsentrasi sel dalam cairan. Untuk menghitung sel darah, dokter
harus melihat haemositometer melalui mikroskop dan menghitung sel darah
menggunakan tangan penghitungan counter. (Thejaswini, M. 2015)
Di bidang medis, diagnosis dari kontribusi eritrosit memberikan informasi
tentang penyakit dan kondisi patologis. Bentuk dari RBC dan deformabilitas yang
memiliki koneksi ke penyakit terkait seperti penyakit Huntington, Myalgic
Encephalomyelities (ME) dan Multiple Sclerosis (MS) (Vromen, 2009, Wang,
2008, Wang, 2010) dan karena itu, diagnosis yang akurat sangat penting dalam
menentukan pengobatan yang tepat untuk pasien. Menghitung darah, dikenal
sebagai hitung darah lengkap (CBC) yaitu Tes kompilasi komponen darah
termasuk RBC, dan setiap temuan abnormal akan memberikan tanda penyakit
seperti penurunan RBC menunjukkan rendahnya vitamin tertentu (Sharif, 2012,
Zahir, 2006), anemia, penurunan hemoglobin (protein yang mengikat dengan
molekul oksigen di RBC), dan efek sekunder dari beberapa gangguan lainnya
(Webster, 2004). Namun beberapa faktor yang harus dipertimbangkan ketika
melakukan penghitungan RBC, termasuk usia tingkat orang (anak-anak dan
dewasa, muda dan tua) dan aktivitas fisik yang berat (Webster, 2004).
Profil darah mengungkapkan keadaan seseorang kesehatan. Jika kita
melihat sampel darah yang tidak sehat, kita akan melihat bahwa sel-sel darah
merah (sel darah merah) yang saling menempel (menggabungkan) dan berperilaku

seperti lem - dengan resistensi yang tinggi mengalir ("viskositas tinggi"). (T Lew
Lim, 2010)

V.

Alat dan bahan :


1. Alat :
a. Pipet thoma eritrosit
b. Kamar hitung Improved Neubaeur
c. Cover glass
d. Mikroskop
e. Spuit 3cc
f. Kapas kering
g. Alkohol swab
2. Bahan :
a. Darah vena EDTA
b. Larutan Hayem
Natrium sulfat 2,50g,
Natrium Chlorida 0,50g,
Merkuri Chlorida 0,25g,
Akuadest ad 100ml
c. Larutan Gower
Natrium Sulfat 12,5g,
Asam asetat glasial 33,3 ml
Akuadest ad 200ml
d. Larutan Formal Sitrat
e. Formalin 40% 10ml
f. Larutan sodium sitrat 0,109M 1000ml

VI.

Prosedur Kerja
1. Membuat pengenceran
a. Cara Pipet
1. Alat dan bahan yang akan digunakan disiapkan diatas meja
praktikum
2. Darah diisap dengan pipet thoma leukosit hingga skala 0,5
tepat.
3. Hapuslah kelebihan darah yang melekat pada ujung pipet
4. Masukkanlah ujung pipet dalam larutan Turk sambil menahan
darah pada garis tanda tadi. Pipet dipegang dengan sudut 45
derajat dan larutan Turk diisap perlahan-lahan sampai garis
tanda 11. Hati-hati jangan sampai terjadi gelembung udara

5. Angkatlah pipet dari cairan, tutup ujung pipet dengan ujung


jari lalu lepaskan karet penghisap.
6. Pipet tersebut dikocok selama 15-30 detik. Jika tidak segera
akan dihitung, letakkanlah dalam sikap horisontal.
b. Cara Tabung
Larutan pengencer sebanyak 4ml dimasukkan kedalam
tabung ukuran 75 x 10 mm. Dibuat pengencer darah 1 : 200 dengan
menambahkan 20 l darah EDTA / darah kapiler kedalam tabung
yang telah berisi larutan pengencer. Tindakan selanjutnya sama
seperti yang telah diterangkan pada hitung leukosit.
2. Menghitung Kamar Hitung
1. Letakkanlah kamar hitung yang bersih dengan kaca penutupnya
terpasang mendatar diatas meja
2. Kocoklah pipet yang diisi tadi selama 3 menit terus menerus,
jagalah jangan sampai ada cairan terbuang dari dalam pipet itu
selama waktu mengocok.
3. Buanglah semua cairan yang ada didalam batang kapiler pipet ( 3
atau 4 tetes ) dan segeralah sentuhkan ujung pipet itu dengan sudut
30 derajat pada permukaan kamar hitung dengan menyinggung
pinggir kaca penutup. Biarkan kamar hitung itu terisi cairan
perlahan-lahan dengan daya kapilaritasnya.
4. Biarkan kamar hitung selama 2 menit supaya eritrosit dapat
dihitung. Jika tidak segera dihitung maka kamar hitung dapat
diletakkan pada sebuah cawan petri tertutup yang berisi segumpal
kapas basah.
3. Menghitung jumlah sel
1. Lensa kondensor diturunkan atau diafragma dikecilkan. Meja
mikroskop harus dalam sikap rata air.
2. Fokus diatur terlebih dahulu dengan memakai lensa obyektif kecil
(10%), kemudian lensa itu diganti atau digeser dengan lensa
obyektif besar (40%), sampai garis bagi dalam bidang besar tengah
jelas tampak.

3. Semua eritrosit dihitung yang terdapat dalam 5 bidang yang


tersusun dari 16 bidang kecil, umpamanya pada keempat sudut
bidang besar ditambah yang ditengah-tengah.
4. Hitunglah semua eritrosit yang terdapat dalam keempat bidang
besar pada sudut-sudut seluruh permukaan yang dibagi
a) Mulailah menghitung dari sudut kiri atas, terus kekanan,
kemudian turun kebawah dan kanan kekiri, lalu turun lagi
kebawah dan dimulai lagi dari kiri kekanan. Cara seperti ini
dilakukan pada keempat bidang besar.
b) Kadang-kadang ada sel-sel yang letaknya menyinggung garis
batas sesuatu bidang. Sel-sel yang menyinggung garis batas
sebelah kiri atau garis atas haruslah dihitung. Sebaiknya sel-sel
yang menyinggung garis batas sebelah kanan atau bawah tidak
boleh dihitung.

VII.

Hasil Pengamatan
Nama Probandus
: Ni Kadek Arika Putri
Usia
: 18 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Nilai Eritrosit
: 4,05 x 1012 sel/L
Nilai normal Eritrosit :
Laki-laki : 4,4 5,6 x 106 sel/mm3 SI Unit : 4,4 5,6 x 1012 sel/L
Perempuan : 3,8 5,0 x 106 sel/mm3 SI Unit : 3,5 5,0 x 1012 sel/L
Perhitungan
:
Jumlah eritrosit = 314
Volume bilik hitung = 0,02
Pengenceran
= 200 x
Eritrosit
: 405 x 50 x 200
405 x 10000
405 x 104 sel per mm3
4,05 x 106 sel per mm3

VIII. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan penghitungan jumlah eritrosit.
Menghitung eritrosit sangat penting untuk mendiagnosa penyakit darah terkait
seperti malaria dan anemia sebelum pengobatan yang tepat dapat diusulkan.
(Razali Tomari et al, 2015).

Dalam penghitungan eritrosit kali ini, digunakan metode manual.


Perangkat konvensional yang digunakan untuk menghitung sel darah adalah
haemositometer. Ini terdiri dari slide mikroskop kaca tebal dengan lekukan persegi
panjang menciptakan ruang dimensi tertentu. Ruangan ini terukir dengan grid
garis lurus. Hal ini dimungkinkan untuk menghitung ruang sel dalam volume
tertentu cairan, dan menghitung konsentrasi sel dalam cairan. Untuk menghitung
sel darah, dokter harus melihat haemositometer melalui mikroskop dan
menghitung sel darah menggunakan tangan penghitungan counter. (Thejaswini,
M. 2015)
Sampel darah diproses di laboratorium dengan cara manual dengan
menggunakan hemositometer. Prosedur secara manual sangat tergantung pada
keterampilan pekerja laboratorium untuk menghitung sel dengan melihat sampel
melalui mikroskop. Proses penghitungan akan menghadapi masalah besar ketika
ada sel yang tumpang tindih dan biasanya temuan tersebut diabaikan. Metode ini
membutuhkan keahlian untuk secara manual mengklasifikasikan sel dimana
metode ini akan memakan waktu. Selain itu, metode ini berkontribusi untuk
ketidaktelitian, inkonsistensi dan ketepatan diagnosis yang rendah yang dapat
menyebabkan salah diagnosis. Untuk itu, maka teknik pengolahan secara otomatis
semakin diakui. (Razali Tomari,dkk. , 2015)
Kenaikan atau penurunan jumlah sel darah yang abnormal akan diketahui
dalam hitung darah lengkap dan dapat menunjukkan bahwa seseorang memiliki
suatu kondisi medis tertentu atau tidak. (Vinutha H. Reddy, 2014) Tes ini dapat
membantu mendiagnosis jenis anemia (rendahnya jumlah sel darah merah) dan
kondisi lain yang mempengaruhi sel-sel darah merah. (Todd Gersten, MD., 2014)
Penghitungan eritrosit ini dilakukan pada sampel darah probandus atas
nama Ni Kadek Arika Putri, usia 18 tahun, jenis kelamin perempuan. Hasil yang
didapatkan yaitu 4,05 x 1012 sel/L. Berdasarkan pada nilai rujukan untuk
perempuan yaitu : 3,8 5,0 x 106 sel/mm3 SI Unit : 3,8 5,0 x 10 12 sel/L maka
nilai tersebut termasuk normal. Itu artinya pasien tidak mengalami gangguan
patologis dalam tubuhnya yang berhubungan dengan eritrosit.

IX.

Kesimpulan
Pada praktikum kali ini melakukan pemeriksaan hitung eritrosit

(Red blood cell) dengan menggunakan metode Manual. Pemeriksaan dilakukan


pada probandus atas nama Ni Kadek Arika Putri, usia 18 tahun, jenis kelamin
perempuan didapatkan nilai eritrosit sebesar 4,05 x 10 12 sel/L. Nilai ini termasuk
nilai normal.
X.

Daftar Pustaka
Razali Tomari et al, 2015. Red Blood Cell Counting Analysis By
Considering
An
Overlapping
Constraint,
tersedia
pada
(http://www.arpnjournals.com/jeas/research_papers/rp_2015/jeas_0215_16
10.pdf) diakses tanggal 5 Oktober 2016
Alaa Hamouda, et al, 2012. Automated Red Blood Cells Counting tersedia
pada http://researchpub.org/journal/ijcs/number/vol1-no2/vol1-no2-3.pdf
diakses tanggal 5 Oktober 2016
T Lew Lim, 2010. The Effect Of Red Blood Cell Aggregation And How It
Can Be Reversed tersedia pada http://www.mediclights.com/wpcontent/uploads/2011/09/RBC-aggregation-research1.pdf diakses tanggal 5
Oktober 2016
Thejaswini, M. 2015. Counting of RBCs and WBCs Using Image
Processing
Technique
tersedia
pada
http://www.ijritcc.org/download/1432785900.pdf diakses tanggal 5
Oktober 2016
Todd

Gersten,

MD.,

2014.

RBC

Count.

[online]

tersedia

https://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003644.h
tm [diakses : Selasa, 4 Oktober 2016

Anda mungkin juga menyukai