Anda di halaman 1dari 25

BUKU PETUNJUK

PRAKTIKUM

PATOLOGI KLINIK

DEPARTEMEN PATOLOGI KLINIK


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
Kata Pengantar
Buku petunjuk praktikum Patologi Klinik Blok 4.2 disusun guna
memperlancar mahasiswa yang sedang mengikuti proses belajar di
Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Soegijapranata. Harapan kami,
buku petunjuk praktikum ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan
mahasiswa ketika mengikuti praktikum dan dapat dijadikan panduan
untuk menggambar preparat yang diamati.
Kami ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian penulisan petunjuk praktikum ini.
Penyusun sadar bahwa masih banyak kekurangan pada penyusunan
petunjuk praktikum ini, oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan petunjuk
praktikum ini di kemudian hari. Semoga petunjuk praktikum ini
bermanfaat dalam upaya mencapai tujuan kita bersama yaitu
pendidikan kedokteran yang bermutu, efesien, efektif, adil dan merata.

Semarang, Mei 2021

Dekan Fakultas Kedokteran


dr. Indra Adi Susianto, M.Si.Med., Sp.OG

1|PatologiKlinikFakultasKedokteranUnikaSoegijapranata
Daftar Isi

Kata Pengantar ........................................................... 1


Daftar Isi ................................................................... 2
Materi Praktikum ......................................................... 3
Darah Tepi Abnormal .................................................. 4
Pemeriksaan Retikulosit ............................................ 22
Daftar Pustaka .......................................................... 24

2|PatologiKlinikFakultasKedokteranUnikaSoegijapranata
MATERI PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK
MODUL 4.2

I. DARAH TEPI ABNORMAL


1. Membaca preparat darah tepi abnormal meliputi :
A. Hitung jenis lekosit
B. Gambaran Darah Tepi
 Seri Lekosit
 Seri Eritrosit
 Seri Trombosit
2. Melengkapi gambar morfologi sel darah, kelainan morfologi dan benda
inklusi sel darah
 Seri Lekosit
 Seri Eritrosit
 Seri Trombosit

II. PEMERIKSAAN RETIKULOSIT

3|PatologiKlinikFakultasKedokteranUnikaSoegijapranata
I. DARAH TEPI ABNORMAL

PENDAHULUAN
Sediaan hapus darah tepi (SADT) merupakan sarana penting untuk diagnosis,
pemantauan, serta uji penyaring untuk menentukan pemeriksaan lanjutan yang
diperlukan.

INDIKASI EVALUASI APUSAN DARAH TEPI


1. Indikasi Klinis
a. Investigasi bila ditemukan sitopenia
b. Diagnosis dan pemantauan penyakit
c. Gejala klinis yang mencurigakan anemia, neutropenia, atau
trombositopenia.
d. Kecurigaan adanya infeksi yang dapat didiagnosis dengan hapusan
darah
2. Indikasi Laboratoris
a. Mengkonfirmasi kelainan kualitatif yang dijumpai pada pemeriksaan
dengan alat analisis hematologi otomatis.
b. Melakukan hitung jenis leukosit apabila didapatkan populasi
abnormal/flag pada alat otomatik, apabila hitung jenis tidak dapat
dilakukan dengan alat otomatik, atau terdapat tanda hitung jenis tidak
akurat/adanya sel abnormal/sel muda.
c. Splenomegali, limfadenopati, penurunan berat badan, gejala sistemik,
atau temuan klinis lain yang mencurigakan kelainan hematologi

MEMBACA PREPARAT DARAH TEPI ABNORMAL

BAHAN : Darah segar vena / kapiler dengan / tanpa antikoagulan EDTA


PENGECATAN : Giemsa
ZONA BACA : Zona IV, V dan VI dimana eritrosit tersebar rata dan tidak
saling berdesakan

Tempat pembacaan preparat

4|PatologiKlinikFakultasKedokteranUnikaSoegijapranata
Arah baca/ perhitungan SADT

PEMBESARAN MIKROSKOP
Lensa Obyektif 10x :
 Orientasi semua zona
 Periksa ada tidaknya sel abnormal
 Estimasi jumlah leukosit
 Distribusi eritrosit
Lensa Obyektif 40x :
 Hitung jenis lekosit
 Morfologi eritrosit
Lensa obyektif 100x (harus dengan oil imersi) :
 Estimasi jumlah trombosit
 Mengkonfirmasi sel abnormal
 Benda inklusi lebih jelas
Pembagian zona dan arah gerakan lapang pandang mikroskop sama seperti pada
pembacaan darah tepi normal (lihat gambar).

Pemeriksaan darah tepi abnormal meliputi :


C. Hitung jenis lekosit
D. Gambaran Darah Tepi
 Seri Lekosit
 Seri Eritrosit
 Seri Trombosit

HITUNG JENIS LEKOSIT


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ∑ %
Eosinofil
Basofil
Batang
neutrofil
Segmen
neutrofil
Limfosit
5|PatologiKlinikFakultasKedokteranUnikaSoegijapranata
Monosit
Sel Blas
Promielosit
Mielosit
Metamielosit
Jml Sel 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100

Pada keadaan normal hitungan sel : 100 sel lekosit


Untuk jumlah yang meningkat :
20.000 – 30.000/mm3 : hitung lekosit sampai 200 sel
> 30.000/mm 3 : hitung lekosit sampai 300 sel

Laporkan hasil hitung jenis lekosit sebagai berikut


Eosinofil : .......... %
Basofil : .......... %
Staf : .......... %
Segmen : .......... %
Limfosit : .......... %
Monosit : .......... %
Sel Blas : .......... %
Promielosit : .......... %
Mielosit : .......... %
Metamielosit : .......... %

6|PatologiKlinikFakultasKedokteranUnikaSoegijapranata
HAL-HAL YANG PERLU DILAPORKAN PADA GAMBARAN DARAH TEPI :
I. SERI ERITROSIT
BENTUK-BENTUK ABNORMAL : (termasuk benda inklusi)
a. Kelainan ukuran/anisositosis:
Ukuran eritrosit dibagi menjadi 3:
 Normositik: diameter rerata 7,5 µm dengan variasi ringan. Pada
pemeriksaan mikroskopis setara dengan inti limfosit kecil
 Mikrositik: eritrosit berukuran lebih kecil dari normal, berkaitan
dengan MCV rendah (< 80 fL), kecuali terdapat variasi ukuran
bermakna
 Makrositik: eritrosit berukuran lebih besar dari normal (MCV >
100 fL)
Kelainan ukuran/anisositosis: ukuran eritrosit yang tinggi berkaitan
dengan RDW yang tinggi pada pemeriksaan hematologi automatik.
Anisositosis dibagi menjadi 3:
 Anisositosis ringan : 1-2 variasi
Misal : normosit & mikrosit
 Anisositosis sedang : 2-3 variasi
Misal : mikrosit, normosit, makrosit
 Anisositosis berat : 4 variasi / lebih
Misal : mikrosit, normosit, makrosit, megalosit
b. Kelainan bentuk sel/poikilositosis dibagi menjadi 3 :
 Poikilositosis ringan : 1-2 variasi
Misal : normosit, ovalosit
 Poikilositosis sedang : 2-3 variasi
Misal : normosit, ovalosit, target sel
 Poikilositosis berat : lebih dari 4 variasi
Misal : ovalosit, burr cell, tear drop cell, target sell, stomatosit

7|PatologiKlinikFakultasKedokteranUnikaSoegijapranata
Gambar : Kelainan ukuran (anisositosis ) dan bentuk (poikilositosis)
eritrosit ( Sumber : Hoffbrand AV)
c. Kelainan warna:
 Normokromik : central pallor meliputi 1/3 bagian tengah
eritrosit
 Hipokromasi : central pallor melebar >1/3 bagian tengah
eritrosit , misal anulosit / sel cincin
 Hiperkromasi : central pallor menyempit
 Polikromasi : adanya variasi pewarnaan sel pada lapangan
pandang, dimana tampak bersamaan normokrom dan hiperkrom atau
normokrom dan sperosit atau normokrom dan retikulosit (warna
lebih gelap)
d. Sel eritrosit berinti
 dilaporkan : beberapa sel eritrosit berinti / 100
 Misalnya 10/100 lekosit
 Normal : tidak ditemukan eritrosit berinti dalam darah tepi
e. Benda inklusi eritrosit :
 Basophilic stippling : granula halus dan kasar keunguan pada
sitoplasma SDM
 Pappenheimer bodies : granula keunguan mengkelompok timbunan
besi
 Howell Jolly Bodies : granula keunguan, 1 atau 2.
8|PatologiKlinikFakultasKedokteranUnikaSoegijapranata
 Cabot rings (cincin cabot) : benang tipis warna ungu berbentuk cincin
atau angka 8

Gambar Benda inklusi eritrosit pada preparat darah tepi (Sumber


Hoffbrand AV)
f. Distribusi Eritrosit :
 Formasi rouleaux: serangkaian sel darah merah yang saling
bertumpukan pada permukaannya, seperti tumpukan uang logam

II. SERI LEUKOSIT


Gambaran darah tepi seri lekosit
1. Estimasi jumlah leukosit
2. Hitung jenis
3. Bentuk abnormal

ESTIMASI JUMLAH LEUKOSIT:


Estimasi jumlah leukosit pada perbesaran 10x obyektif, normal ditemukan 20-
30 sel leukosit di area baca.
a. Lekopeni :
 Jumlah kurang dari 4.000/mm3 darah biasanya netropeni
 Biasanya pada penyakit
i. Infeksi usus
ii. Obat
iii. Anemi aplastik
iv. Infiltrasi sumsum tulang dan sel ganas
b. Leukositosis
 Jumlah SDP lebih dari 12.000/mm3
 Gambaran darah tampak peningkatan jumlah lekosit
 Peningkatan jumlah leukosit :
9|PatologiKlinikFakultasKedokteranUnikaSoegijapranata
i. Netrofilia, pada : Inflamasi
Uremi
Trauma

ii. Eosinofilia, pada :alergi


Infeksi parasit
Syndrome loeffer
Limfoma hodkin
iii. Basofilia, pada :mix oedeme (virus)
Cacar air
iv. Limfositosis, pada :Infeksi
Penyakit limfoproliferatif
Infeksi monukleosis
v. Monositosis, pada :leukemi monositik
 Lekositosis fisiologis ditemukan pada
i. Kerja berat
ii. Emosi
iii. Hamil / partus / haid

MORFOLOGI LEUKOSIT: NORMAL/ABNORMAL


BENTUK ABNORMAL
a. Kelainan bentuk inti :
 Inti ganda
 Inti multipel
 Inti piknotik
 Pematangan inti dan sitoplasma yang tidak sesuai
b. Smudge cell dilaporkan dalam %
 Normal : <5%  oleh karena pembuatan preparat
 Abnormal : >15%  misalnya : keganasan lekosit
c. Tanda-tanda akut leukemia :
 Sel blas meningkat antara 30-90%, lebih tampak monoton.
 Perubahan pada sitoplasma sel blas : vakuolisasi, benda inklusi.
 Hiatus leukemikus positif
Akut leukemia :
 Acute Myelogenous Leukemia /AML (Leukemia mielositik akut/LMA)
 Acute Lymphoblastic Leukemia/ALL (Leukemia limfoblastik akut/
LLA)
d. Tanda-tanda kronis leukemia :
 Jumlah 5000 – 50.000 /mm3
 Sel blas kurang dari 5%

10|PatologiKlinikFakultasKedokteranUnikaSoegijapranata
 Semua stadium sel tampak (hiatus leukemikus negatif)
Kronis leukemia :
 Chronic Myelogenous Leukemia /CML (Leukemia mielositik kronik)
 Chronic Lymphoblastic Leukemia/CLL (Leukemia limfoblastik kronik)
e. Shift to the left
 gambaran pergeseran ke kiri pada hitung jenis leukosit)
 Misalnya pada : infeksi bakteri
Eosinofil Basofil Staf Segmen Limfosit Monosit
LEFT RIGHT
Staf meningkat >20% : Segmen meningkat >70%
- Leukemia - Leukemia
- Infeksi - Infeksi
f. Hiatus Leukemikus :
Pada hitung jenis bentuk muda (sel blas) banyak sekali dan bentuk
yang lebih tua sedikit sekali (myelosit & metamielosit), sedang bentuk tua
banyak sekali (segmen)  sehingga seakan-akan terjadi kekosongan
hitung jenis.
g. Tanda-tanda keganasan umum :
Sel :  Ukuran abnormal
 Bergerombol
 Monoton

Sitoplasma :  Granula abnormal


 Inclusion bodies
 Rapuh

Inti : :  Bercelah
 Berlekuk-lekuk
 Multinukleus (inti tidak hanya satu)
 Megaloblastoid
 Hipersegmentasi

Bentuk-bentuk lekosit abnormal dan benda inklusi leukosit


1. Barr bodies/ drum stick :
 tonjolan kecil pada inti neutrofil
 pada wanita, merupakan inaktif kromosom X)
2. Toxic granulasi :
 granulasi biru hitam pada sitoplasma neutrofil
 pada infesi akut, keracunan, kebakaran
3. Hipersegmentasi :

11|PatologiKlinikFakultasKedokteranUnikaSoegijapranata
 Terdapat lobus 6 buah/lebih
 Pada defisiensi B12/asam folat
4. Dohle Bodies :
 small blue granulo netrofil
 pada infeksi, keracunan, luka bakar
5. Neutrofil degenerasi dengan inti piknotik :
 nukleus menggumpal, kromatin tidak tampak.
6. Pelger-huet Anomali :
 Leukosit neutrofil berlobus 2
7. Vakuolisasi neutrofil :
 Menunjukkan proses fagositosis aktif pada infeksi bakteri
8. Auer-Rods :
 batang merah ungu pada sel mieloblas
 terdapat pada leukemia akut
9. Smudge cell/basket sel :
 Leukosit yang mati, sisa inti
10. Giant Lisosom :
 Benda Supras
 terdapat pada leukemia akut

Gambar leukosit abnormal: a. Neutrophil leucocytosis: toxic (red-


purple granule, b. Dohle body in cytoplasm of neutrophil, c.
Hipersegmentasi neutrophil, d. May Hegglin anomaly: neutrophil
contain basophilic inclution, e. Pelger Huet anomaly, f. Chediak-higashi
syndrome: bizzare giant granules in cytoplasm monocyte,g. Alder’s
anomaly : Violet graules in cytoplasm neutrophil
(Sumber : Hoffbrand AV)2

12|PatologiKlinikFakultasKedokteranUnikaSoegijapranata
III. SERI TROMBOSIT
Gambaran darah tepi seri trombosit
1. Estimasi jumlah (menurut Barbara Brown)
2. Bentuk Abnormal

1. ESTIMASI JUMLAH
Menurut Barbara Brown
a. Cara estimasi :
i. Dengan pembesaran 10 x
ii. Hitung jumlah trombosit /LPB,
iii. lakukan minimal 3 kali (dalam lapangan pandangan yang
berbeda), hitung reratanya.
iv. Perhitungan :
Estimasi jumlah trombosit = rerata trombosit x 20.000
v. Pada jumlah trombosit 150.000 – 400.000/mm3 sama
dengan 8 – 20 trombosit / LPB (40x)
b. Trombositopenia :
 Jumlah trombosit yang menurun pada preparat darah
tepi.
 Terdapat pada :
 ITP (Idiopatic Thrombocytopenic Purpura)
 Leukemia
 Anemia aplastik
 Obat-obatan/bahan kimia
 Hipoplasi megakariosit konginetal
 Sindrom Fankoni
 Sindrom Aldrich
 DIC (Disseminated intravascular coagulation)
c. Trombositosis :
 Kenaikan jumlah trombosit
 Terjadi pada :
 Perdarahan
 Trauma
 Anemia defisiensi besi

2. BENTUK ABNORMAL
a. Bentuk trombosit normal :
 Ukuran 1 – 4 mikrometer
 Sitoplasma biru muda
 Granula ditengah (tidak jelas)

13|PatologiKlinikFakultasKedokteranUnikaSoegijapranata
b. Bentuk abnormal
1. Giant platelet / trombosit 2. Seperti ular
raksasa
c. Kelainan ukuran dan bentuk :
 Pada perdarahan  bentuk dan ukuran bisa besar
 Menggumpal oleh karena darah membeku pada waktu
pembuatan preparat darah tepi

MORFOLOGI SEL DARAH


Lengkapi gambar tiap sel dan benda inklusi di bawah ini!
1. SERI ERITROSIT
- Eritroblas
- Basofilik eritroblas
- Polikromatik eritroblas
- Orthokromatik eritroblas
- Retikulosit
- Eritrosit

Diffrensiasi dan maturasi Eritrosit


(Sumber Hoffbrand AV)4
Penilaian :

1. Kelainan ukuran/ anisositosis

14|PatologiKlinikFakultasKedokteranUnikaSoegijapranata
2. Kelainan bentuk/ poikilositosis
3. Hiperkromasi
4. Hipokromasi
5. Polikromasi

Benda Inklusi Eritrosit


- Basophilic stippling
- Howell jolly bodies
- Pappenheimer body
- Howell jolly bodies
- Cincin cabot
- Benda Heinz

Kelainan bentuk eritrosit (bentuk eritrosit abnormal)


- Eliptosit
- Sferosit
- Burr cell
- Sel krenasi
- Akantosit
- Target cell
- Anulosit
- Tear drop cell
- Pear shape cell
- Cigar cell/ sel cerutu
- Sel sabit / sickle cell
- Sel lepuh
- Fragmentosit
- Sel sabit / sickle cell
- Helmet cell
- Stomatosit

2. SERI LEUKOSIT

SERI GRANULOSIT
 Mieloblas
 Promielosit
 Mielosit
 Metamielosit
 Staf
 Segmen

15|PatologiKlinikFakultasKedokteranUnikaSoegijapranata
Diffrensiasi dan maturasi Granulosit
(Sumber Hoffbrand AV)4
SERI LIMFOSIT
 Prolymphocyte
 Small lymphocute
 Medium lymphocyte
 Large lymphocyte

16|PatologiKlinikFakultasKedokteranUnikaSoegijapranata
Gambar preparat darah tepi limfosit :1 Prolymhocyte 2. Immunoblast 3. Small
lymphocyte 4. Large lymphocyte
(Sumber Hoffbrand AV)4

SERI MONOSIT
 Monoblas
 Promonosit
 Monosit

Gambar monosit pada preparate darah tepi


(Sumber Hoffbrand AV)4

17|PatologiKlinikFakultasKedokteranUnikaSoegijapranata
SERI PLASMOSIT
 Plasmoblas
 Proplasmosit
 Plasmosit

Kelainan bentuk dan benda inklusi leukosit


 Hipersegmentasi neutrophil
 Barr bodies/ drum stick
 Limfosit plasma biru
 Sel L.E ( Lupus Erithematosus )
 Pelger Heuet
 Batang Auer/ Auer Rod
 May Hegglin
 Inklusi Supras/ Giant Iysosome
 Chediak - Higashi
 Sel Reider
 Alder - Railly
 Granula Toksik. Vakuolisasi .
 Hipogranulasi
 Bentuk Piknotik/ degenerasi
 Inti mulai degenerasi
 Vacuola

SERI TROMBOSIT
 Megakarioblas
 Promegakariosit
 Megakariosit
 Trombosit

18|PatologiKlinikFakultasKedokteranUnikaSoegijapranata
LAPORAN PRAKTIKUM DARAH TEPI ABNORMAL

Tujuan :
Mengetahui jenis/bentuk abnormal pada darah tepi dan melaporkan hasilnya
dengan benar

Prinsip pemeriksaan :
1. Hitung jenis lekosit
2. Gambaran Darah Tepi
a. Lekosit
b. Eritrosit
c. Trombosit
Bahan / Materi Preparat sediaan apus darah tepi
1. AML 2. CML
3. ALL 4. CLL
5. Lekositosis 6. Leukopenia
7. Thalassemia
Alat dan Bahan :
Mikroskop
Oil Imersi

Harga normal hitung jenis lekosit darah tepi


 Eosinofil 1–4%  Monosit 1–6%
 Basofil 0–1%  Sel Blas 0%
 Staf 2–5%  Promielosit 0%
 Segmen 50 – 70 %  Mielosit 0%
 Limfosit 20 – 40 %  Metamielosit 0%

1. AML : Acute Myeloid Leukemia


 Biasanya leukositosis
 Hitung jenis :
 Mieloblas meningkat
 Promieloblas meningkat
 Mielosit jumlahnya kecil
 Metamielosit jumlah kecil
 Batang meningkat
 Segmen jumlah tinggi
 Hiatus leukemikus (+)
 Smudge cell meningkat

19|PatologiKlinikFakultasKedokteranUnikaSoegijapranata
2. CML : Chronic Myeloid Leukemia
 Lekositosis : 100.000 – 500.000/mm3
 Hitung jenis :
 mieloblas dan promielosit ada 5%
 mielosit, metamielosit, batang, segmen banyak
 jadi hiatus lekemikus negatif (semua stadium ada)
 Eritrosit : kurang
 Retikulosit normal / sedikit meninggi
 Kadang-kadang Basofil dan Eosinofil meningkat
3. ALL (Acute Lymphoblastic Leukemia)
 Lekosit predominan limfoblas : jumlah 50-90%
 Gambaran Limfoblas:
 Sel besar, inti besar
 Sitoplasma relatif sedikit
 Kromatin inti agak gelap
 Nukleoli 1 – 2
 Bentuk limfosit tua sedikit
4. CLL (Chronic Lymphoblastic Leukemia)
 Lekosit : Lekositosis
Predomimam limfosit kecil 65 – 75%
Stadium lanjut : limfosit kecil 95 – 98 %
Limfoblas sedikit
Limfosit besar sedikit
Kadang-kadang tampak gambaran monoton
5. Leukositosis
 Jumlah leukosit dalam darah tepi meingkat
 Jumlah leukosit > 12.000/mm3
 Variasi bentuk sel : neutrofilia, eosinofilia, basofilia, limfositosis,
monositosis
6. Reaksi Leukemoid
 Gambaran darah perifer seperti leukemia
 Lekositosis jarang > 50.000/mm3
 Bentuk sel tidak khas (normal)
 Banyak bentuk matang, ada bentuk muda
 Anemia tidak berat dan bersifat sementara
 Terdapat pada : infeksi berat, hemolisis cepat, luka bakar
7. Limposit plasma biru :
 Merupakan bentuk limfosit atipik
 Limfosit dangan sitoplasma kebiruan

20|PatologiKlinikFakultasKedokteranUnikaSoegijapranata
 Inti bervariasi
 Menyerupai inti monosit (monositoid)
 Menyerupai plasmosit (Plasmositoid)
 Mempunyai nukleoli (blastoid)
 Dijumpai pada penyakit virus, khususnya DHF
 Dilaporkan dalam : jumlah sel / 100 lekosit
8. Thalassemia
 Eritrosit menunjukkan gambaran bentuk dan ukuran yang abnormal
 Anisositosis berat (makrosit, mikrosit)
 Poikilositosis berat :
 Target sel
 Schistocyt
 Basofilik Stipling
 dll

Cara kerja :
1. Pasang preparat pada mikroskop
2. Lakukan pemeriksaan dengan lensa obyektif 10x, 40x dan 100x
3. Lakukan hitung jenis leukosit
4. Gambarkan masing-masing sel yang ditemukan (identifikasi)

21|PatologiKlinikFakultasKedokteranUnikaSoegijapranata
PEMERIKSAAN HITUNG RETIKULOSIT

Retikulosit adalah sel darah merah muda yang terdapat dalam sumsum tulang dan
sebagian kecil dapat masuk ke sirkulasi perifer, masih mengandung inti dan
residual RNA.

Tujuan:
- Untuk mengetahui dan memahami metode pemeriksaan jumlah retikulosit
dengan pengecatan supravital.
- Untuk mengetahui dan memahami interpretasi pemeriksaan jumlah
retikulosit

Metode:
Hitung retikulosit umumnya menggunakan metode pewarnaan supravital
(Methylene Blue atau Brilliant Cresyl Blue) menyebabkan ribosom akan terlihat
sebagai filamen berwarna biru.

Indikasi pemeriksaan retikulosit:


- Anemia yang tidak diketahui penyebabnya
- Penurunan kadar Hb > 1,5 g/dl tanpa diketahui penyebabnya
- Monitor pengobatan pada anemia
- Neonatus dengan anemia

Prinsip:
Retikulosit diwarnai dengan cara supravital, jumlahnya dibandingkan dengan
jumlah eritrosit, dinyatakan dalam %.

Persiapan alat dan bahan:


1. Darah vena dengan antikoagulan EDTA
2. Pipet tetes
3. Tabung
4. Kaca objek
5. Cell counter
6. Mikroskop

Reagen: Brilliant Cressyl Blue

Cara Kerja:
 Masukkan 3 tetes larutan BCB kedalam tabung aliquot lalu tambahkan 3
tetes darah

22|PatologiKlinikFakultasKedokteranUnikaSoegijapranata
 Inkubasi selama 15 menit pada suhu kamar supaya retikulosit cukup
menyerap zat warna
 Setelah inkubasi selesai buat sediaan apus diatas slide/objek glass dari
larutan diatas
 Periksa dibawah mikroskop dengan pembesaran 100x, baca dalam 1000

Hasil dan Interpretasi:


 Terlihat retikulosit berbentuk eritrosit yang akan berwarna hijau dengan
bintik berwarna biru
 Retikulosit absolut = jumlah retikulosit /1000 eritrosit x jumlah eritrosit
Nilai normal retikulosit = 0,5 – 1,5%

Gambar Retikulosit dengan pengecatan methylene blue (Sumber : Hoffbrand AV)4

23|PatologiKlinikFakultasKedokteranUnikaSoegijapranata
DAFTAR PUSTAKA

1. Bain Barbara J. Blood Cell A Practice Guide. Fourth edition. Blackwell


Publishing. 2006
2. Hoffbrand AV. Hoffbrand Essential Haematology. Seventh Edition. 2016
3. Bain Barbara J. Leukaemia Diagnosis. Fourth Edition. 2010
4. Hoffbrand AV, Pettit John E, Vyas P. Color atlas of clinical haematology. Fourth
edition. Mosby Elseviere,2010.

24|PatologiKlinikFakultasKedokteranUnikaSoegijapranata

Anda mungkin juga menyukai