ANTHAL ERITROSIT
PROBANDUS
Nama : Ny Cinta
Nama : Salsabila Indah Purnama
Umur : 30 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan Kelas : 2A2
I. TUJUAN :
Untuk mengetahui jumlah sel eritrosit seseorang dalam sel/µl darah
II. PRINSIP :
Darah diencerkan dalam pipet pipet thoma eritrosit dengan menggunakan larutan
hayem kemudian dimasukkan kedalam kamar hitung. Jumlah eritrosit dihitung dalam
volume tertentu dengan menggunakan factor konversi jumlah eritrosit/ µl darah dapat
diperhitungkan.
V. NILAI NORMAL :
Laki-laki : 4.500.000 – 6.000.000 sel/ µl darah
Perempuan : 4.000.000 – 5.500.000 sel/ µl darah (Arif, 2015)
VI. HASIL :
5.200.000 sel/ µl darah
VII. KESIMPULAN :
Anthal eritrosit metode pipet pada darah probandus adalah normal
VIII. PEMBAHASAN :
Jumlah eritrosit dihitung dengan hemositometer tipe Improved Neubauer. Darah
terlebih dahulu diencerkan dengan larutan Hayem 200 kali pengenceran lalu di
letakkan di Counting Chember kemudian dilakukan penghitungan pada perbesaran
10x 40 kali. Jumlah butir eritrosit dihitung dengan rumus: SDM = (Ne x P)/0,02
(Simmons, 1980 dalam Fitria et al., 2019)
Pada pemeriksaan hitung jumlah eritrosit metode manual, reagen yang biasa
digunakan sebagai larutan pengencer yang ideal adalah larutan kriteria isotonic, anti
hemolisis, anti krenasi, antioagulan, anti agregasi, anti rouleaux dan memperlihatkan
bentuk eritrosit (El-Dahdouh, 2011; Parvati, 2001). Ada beberapa larutan pengencer
yang bisa digunakan dalam hitung jumlah eritrosit ini antara lain adalah larutan
Hayem, larutan Gowers, larutan Saline, larutan Formal Sitrat, larutan Toisson dan
larutan Rees Ecker (A. Brown, 1976; Gandasoebrata, 2010; Joy P, 2012; Nayak, Rai,
& Gupta, 2012 dalam Garini et al., 2019).
Diantara penggunaan larutan pengencer tersebut larutan Hayem lebih sering
digunakan karena dianggap memenuhi kriteria yang ideal. Sedangkan larutan
pengencer Rees Ecker biasanya lebih sering digunakan dalam hitung jumlah
trombosit, tetapi dapat juga untuk menghitung eritrosit disaat bersamaan menghitung
jumlah trombosit. Namun dari sisi ekonomis, larutan saline lebih murah dibandingkan
dari kedua larutan pengencer tersebut (A. Brown, 1976; Gayatri Prakash, 2012;
Keohane, Smith & Walenga, 2015; Nayak et al., 2012 dalam Garini et al., 2019)