Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM

PATOLOGI KLINIK

HEMATOLOGI ERITROSIT

OLEH:

SUSI M. S. TAKUBAK 1709010012

LIDYA OLU LANDO 1709010016

RICHARD R. TOELLE 1709010022

CESARIO SAPUTRA U. NGARANG 1709010024

DEVILIA R. ATHANDAU 1709010034

ELSI ENJELS SINAMOHINA 1709010044

YOHANA SIMAMORA 17090100

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

2020
BAB I

METODOLOGI

A. WAKTU DAN TEMPAT


Hari/ tanggal : Senin, 24 Februari 2020
Waktu : Pukul 09:00-11.00 WITA.
Tempat : Laboratorium Patologi Klinik (Lab. D), Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Nusa Cendana.
B. ALAT DAN BAHAN
 Perhitungan nilai hematokrit
ALAT

Nama Gambar
Centrifuge

Hematocrit reader

Tabung kapiler tanpa antikoagulan


BAHAN

Nama Gambar

Darah anjing 2 ml

Crystoceal

 Perhitungan kadar hemoglobin


ALAT

Nama Gambar

Tabung salih

Pipet salih
Pipa penyedot

Pipet

Batang pengaduk

BAHAN

Nama Gambar

Darah anjing 2 ml
Aquades

Larutan hcn

 Perhitungan total eritrosit


ALAT

Nama Gambar

Hemositometer
Mikroskop

BAHAN

Nama Gambar

Darah anjing 2 ml

Larutan hayem

Tissue

C. METODE KERJA
 Perhitungan nilai hematokrit
 Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk menghitung nilai
hematokrit
 Tabung kapiler yang digunakan adalah tabung tanpa antikoagulan
 Mulut tabung tanpa tanda strip diletakan pada permukaan sampel darah dan
disisakan sekitar 1 cm ruang kosong pada ujung permukaan kearah pertanda
strip. Kemudian ujung jari dipindahkan ke ujung tabung tanpa tanda strip.

Gambar 1. Tabung tanpa tanda streep di


letakkan pada permukaan sampel darah
(Sumber: Dokumen Pribadi).

Gambar 2. Terdapat ruang sekitar 1 cm pada


ujung permukaan ke arah penanda strip
(Sumber : Dokumen Pribadi).

 Ujung tabung dekat tanda strip disumbat dengan crystoseal


 Tabung kapiler diletakan dalam sentrifugator dengan posisi ujung tabung tanpa
sumbat kearah tangan (ke arah dalam lingkaran) dan diseimbangkan dengan
meletakan tabung lain pada posisi yang berlawanan dari tabung sampel tersebut.
Gambar 3. Posisi Tabung kapiler di dalam
sentrifugator (Sumber: Dokumen Pribadi).

 Sentrifuse selama 5 menit dan tekanan 1000 rpm


 Pembacaan : perhatikan daerah titik merah dan baca titik permukaan daerah
merah yang berbatasan dengan daerah bening, ujung tabung yang ada
sumbatnya diletakan pada posisi o.
 Perhitungan kadar hemoglobin
 Tabung sahli diisi dengan hcn 0,1 n sampai garis terbawah atau angka 10 dalam
tabung
 Darah diisap menggunakan pipet sahli dan pipa penyedotnya smpai batas garis
20 mm3
 Ujung pipet dibersihkan
 Masukkan segera dalam tabung sahli
 Diamkan 3-5 menit
 Encerkan isi tabung dengan aquadest dengan menggunakan pipet tetes, sampai
menyamai warna standar. Batang pengaduk tidak boleh dikeluarkan sampai
proses selesai.
 Kadar hb dibaca dengan melihat miniskus cairan pada tabung sahli. Satuannya
% atau gr/dL
 Perhitungan total eritrosit
 Pengambilan sampel pada darah anjing, sebanyak 1mL, kemudian ditampung
dalam tabung EDTA.
 Homogenkan tabung darah, kemudian buka tutup tabung.
 Ambil pipet thoma dan hisap darah hingga tanda 0,5. Bersihkan ujong pipet dari
noda-noda darah yang menempel menggunakan tissue.
 Kemudian tambahkan larutan Hayem hingga tanda 0,11 dan pastikan tidak
terdapat gelembung dalam pipet.
 Angkat pipet, tutup ujungnya dengan ibu jari dan pangkalnya dengan jari tengah
dengan posisi pipet mendatar. Homogenkan pipet tersebut selama 15-30 detik
lalu diamkan sekitar 5 menit.
 Buang 3-5 tetes pertama
 Ambil kamar hitung, letakkan penutup (cover glass) di atas kamar hitung.
 Teteskan enceran tadi kedalam kamar hitung dengan cara menyentuhkan ujung
pipet pada tepi antara dataran kaca penutup dengan kamar hitung. Cairan yang
merembes keluar dari kamar hitung dapat dihilangkan dengan menyentuhkan
tissue secara hati-hati dan pastikan cairan yang sudah masuk dalam kamar
hitung tidak terhisap.
 Diamkan kamar hitung beberapa menit agar darah mengendap dengan baik.
 Siapkan mikroskop, letakkan kamar hitung di mikroskop.
 Amati dengan perbesaran 10x.
 Hitunglah eritrosit yang terdapat pada 5 kotak besar seperti gambar di bawah.
Hitunglah jumlah total eritrosit dengan rumus = n x 50 x 200 (n : jumlah
eritrosit yang diperoleh dari 5 kotak yang diamati).
HASIL DAN PEMBAHASAN

Darah adalah cairan ekstraseluler yang beredar dalam tubuh melalui saluran berupa
pembuluh darah dan merupakan bagian dari sistem sirkulasi. Fungsi darah antara lain
membawa O2 dan CO2 dalam tubuh, membawa nutrisi ke seluruh tubuh, membawa sisa
metabolisme untuk dikeluarkan dari tubuh, membawa air dan elektrolit, sebagai pertahanan
tubuh melawan penyakit, serta menjaga keseimbangan suhu dan pH tubuh (Peranan darah
terhadap tubuh sangat penting dilihat dari fungsi utamanya sebagai sarana transportasi zat-
zat metabolik. Gambaran darah dapat memberikan informasi tentang kondisi kesehatan.
Salah satu cara untuk mengetahui keadaan darah adalah dengan menganalisa nilai-nilai
gambaran darah tersebut. Gambaran darah yang tidak normal dapat mengindikasikan
adanya gangguan dalam tubuh. Swenson and Reece 1993).
A. Perhitungan nilai hematokrit
Hasil Praktikum:

(a) (b)
Gambar 4. (a) Hasil uji hematokrit menggunakan sentrifugator;
(b) Pembacaan nilai hematokrit ( Sumber: Dokumen Pribadi).

Tinggi plasma = 53
Tinggi sel darah yang di mampatkan = 18
Tinggi seal(hambatan) = 12

Pembahasan Praktikum:
Darah adalah jaringan cair yang beredar dalam tubuh melalui saluran berupa
pembuluh darah (Deldar 1998). Darah terdiri atas benda-benda darah dan cairan plasma.
Benda-benda darah terdiri dari eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih), dan
trombosit (platelet atau keping-keping darah). Plasma darah terdiri dari 91% air dan 9% zat
terlarut (Deldar 1998). Volume darah umumnya mencapai sekitar 8 - 10% dari total berat
badan (Reece 2006). Pada anjing, volume darah adalah 90 ml per kilogram berat badan.
Volume total darah dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, spesies, berat badan, dan lain-
lain. (Clarenburg 1992). Darah umumnya memiliki pH sekitar 7,4. Darah pada pembuluh
vena sedikit lebih asam daripada darah arteri. Keasaman yang lebih tinggi tersebut
disebabkan oleh kandungan CO2 yang terdapat dalam darah vena. Reaksi antara CO 2 dan
H2O menghasilkan ion H+ dan HCO3. Ion H+ itulah\ yang mengakibatkan keasaman yang
tinggi dan pH yang rendah. Pada anjing, kisaran pH normal adalah 7,31 - 7,42 (Reece
2006).
Eritrosit dikenal juga sebagai Red Blood Cell (RBC) atau sel darah merah. Fungsi
eritrosit adalah membawa gas-gas berupa oksigen dari paru-paru ke jaringan dan
karbondioksida dari jaringan ke paru-paru. Sepertiga bagian dari eritrosit adalah
hemoglobin. Hemoglobin memberi warna merah pada eritrosit dan berperan utama dalam
membawa gas-gas tersebut (Clarenburg 1992).
Persentase volume eritrosit dari volume keseluruhan darah setelah sentrifugasi
dikenal dengan sebutan PCV (Packed Cell Volume) atau hematokrit (Swenson and Reece
1993). Nilai PCV normal pada anjing adalah 40 - 59% (Foster et al. 2007) Nilai PCV
menunjukkan ukuran eritrosit dan jumlah eritrosit, sehingga mengindikasikan dua
kemungkinan, yaitu jumlah eritrosit yang sedikit, atau jumlah eritrosit normal tetapi
ukurannya kecil.
Berdasarkan hasil praktikum menunjukkan nilai PCV berada pada angka 18
sedangkan untuk normalnya berada pada angka 40-59 %. Nilai PCV yang rendah dapat
diindikasikan bahwa anjing sedangm mengalami anemia.

B. Perhitungan kadar hemoglobin


C. Perhitungan total eritrosit
Hasil :

A B C D E
Gambar 5. A. Kamar hitung kanan bawah, B. kamar hitung Kanan atas, C. Kamar hitung Kiri
Bawah, D. Kamar hitung tengah E. Kamar hitung Kiri atas
 Jumlah eritrosit tiap kamar hitung:
Kamar A: 28
Kamar B: 53
Kamar C: 40
Kamar D: 92
Kamar E: 32
 Jumlah sel darah dari 5 kamar hitung
n= A+ B+ C+ D+ E
n= 28+ 53+ 40+ 92+ 32
n= 245
 Jumlah total sel darah merah
= n x 50 x 200
= 245 x 50 x 200
= 2.450.000
= 245 x 104
= 2,45 x 106juta/mm3
Pembahasan:
Pada pemeriksaan hitung jumlah eritrosit metode manual, reagen yang biasa
digunakan sebagai larutan pengencer yang ideal adalah larutan dengan kriteria isotonik,
anti hemolisis, anti krenasi, antikoagulan, anti agregasi, anti rouleaux dan
memperlihatkan bentuk eritrosit. Ada beberapa larutan pengencer yang bisa digunakan
dalam hitung jumlah erirosit ini antara lain adalah larutan Hayem, larutan Gowers,
larutan Saline, larutan Formal Sitrat, lautan Toisson dan larutan ReesEcker (garini dkk,
2019)
Pada praktikum ini lartan yang digunakan adalah larutan Hayem. Berikut adalah
komposisi dari larutan hayem terdiri dari 1gr NaCl untuk menjaga keseimbangan
larutan (bersifat isotonis) sehingga eritrosit tidak lisis; 5gr Na2SO4 bertindak sebagai
larutan fiksatif yang berfungsi untuk menandai batas eritrosit dan menjaga serta
memperlihatkan bentuk eritrosit; Na2SO4 juga berfungsi untuk mencegah agregasi dari
eritrosit seperti adanya pembentukan rouleaux; 0,5gr HgCl2 sebagai pencegah adanya
pertumbuhan organisme pengganggu seperti bakteri dan jamur; 200ml aquadest sebagai
larutan pengencer dan pelarut dari semua komposisi (Garini dkk, 2019).
Pada umur 3 bulan rataan jumlah butir darah merah sebesar 3.89 juta/mm³.
Jumlah ini terus mengalami peningkatan sampai umur 7 bulan dengan jumlah rataan
sebesar 5.67 juta/mm³. Jumlah butir darah merah normal pada anjing dewasa sekitar
5.5-8.5 juta/mm3. Butir darah merah di produksi di sumsum tulang pada tulang setelah
lahir dan jumlahnya akan terus meningkatan seiring pertambahan umur sampai
mendapatkan nilai yang stabil, yaitu 6.8 juta/mm3 (Nugraha, 2007).
Dari hasil perhitungan tiap kamar hitung dan dilanjutkan perhitungan dengan
rumus jumlah sel darah merah anjing adalah 2,45 x 10 6juta/mm3. Anjing yang diambil
sampelnya adalah anak anjing berusia 3 bulan. Maka hasil perhitungan sel darah merah
anjing ini adalah normal. Namun hasil ini bisa bias dikarenakan kesalahan yang
dilakukan oleh praktikan. Adapun kesalahan yang dilakukan adalah praktikan
menggunakan sisa waktu 10 menit terakhir untuk perhitungan Butir Darah Merah.
Sehingga perhitungan tidak langsung dilakukan di lab tetapi di lakukan di luar lab,
setelah jam praktikum selesai. Perhitungan dilakukan pada foto kamar hitung, yang di
ambil oleh praktikan sendiri. Dan kemudian di perhatikan bahwa pengaturan cahaya
mikroskop kurang tepat sehingga hasil foto yang di peroleh pun buram, atau tidak
sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Clarenburg R. 1992. Physiological Chemistry of Domestic Animals. St. Louis USA: Mosby
Year Book.
Deldar A. 1998. Blood and Bone Marrow. Di dalam: Dellmann HD, Eurell JA, editor.
Textbook of Veterinary Histology. Baltimore USA: Lipincott Williams and Wilkins.
Foster R et al. 2007. Complete Blood Count. www.peteducation.com
Garini, A., dkk. 2019. Perbandingan Hasil Hitung Jumlah Eritrosit Dengan Menggunakan
Larutan Hayem, Larutan Saline dan Larutan Reesecker. Jurnal Riset Kesehatan, 8(1),
35-40. Palembang.
Nugraha, K. N. N. 2007. Gambaran Darah Anjing Kampung Jantan (Canis Familiaris)
Umur 3 Sampai 7 Bulan. Skripsi FKH IPB. Bogor.
Reece WO. 2006. Functional Anatomy and Physiology of Domestic Animals. Ed ke-3. Iowa:
Blackwell Publishing.
Swenson MJ, Reece WO. 1993. Duke’s Physiology of Domestic Animals. Ed ke-7. Ithaca
USA: Cornell University Press.

Anda mungkin juga menyukai