Anda di halaman 1dari 7

Protobiont (2017) Vol.

6 (3) : 283 – 289

Profil Hematologi Ikan Gabus (Channa striata Bloch, 1793)

Esti Lestari1,Tri Rima Setyawati1, Ari Hepi Yanti1


1
Program Studi Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura, Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak,
l_esti@yahoo.com

Abstract

The hematology profile that include hematocrite value, erythrocyte count, leucocyte count, differential
leucocyte can used to determined the health state and diagnosis of fish diseases. The purpose of this research
is to study the hematology profiles of gabus (C. striata). This research was conducted on August to October
2016. Gabus with body length about 25-35 cm and the blood samples were collected from vena caudalis
(caudal vein) to evaluate hematocrite value, erythrocyte count, leucocyte count, eythrocyte and leucocyte
diameter and differential leucocyte. The result of the research showed that hematocrite values 23,25-24,83%,
erythrocyte counts 2,34-2,51x106cell/mm3, erythrocyte diameter 7,69-8,16 µm, leucocyte counts 1,53-
1,65x105cell/mm3, leucocyte diameter 5,73-6,53 µm, monocytes 5,73-6,53%, limphocytes 76,13-78,20% and
neutrophils 16,07-17,40%.

Kata Kunci: Channa striata, hematology, erythrocyte, leucocyte, hematocrite

PENDAHULUAN penyakit akan mengalami perubahan pada nilai


hematokrit, kadar hemoglobin, jumlah sel darah
Konsumsi ikan air tawar di masyarakat sudah mulai merah dan jumlah sel darah putih. Pemeriksaan
mengalami peningkatan sehingga usaha budidaya darah dapat digunakan sebagai indikator tingkat
ikan juga berkembang. Salah satu jenis ikan air keparahan suatu penyakit. Studi hematologis
tawar yang biasa dikonsumsi adalah ikan gabus merupakan kriteria penting untuk diagnosis dan
(Channa striata). Ikan ini memiliki kandungan penentuan kesehatan ikan (Hidayat et al.,2014).
albumin yang tinggi sehingga dapat digunakan
untuk mengobati penyakit tertentu (Santoso et al., Kajian tentang profil hematologi pada beberapa
2009). spesies ikan telah banyak dilakukan, contohnya
Usaha budidaya ikan air tawar mengalami kendala hematologi ikan lele dumbo (Andayani et al.,
akibat kondisi lingkungan yang semakin menurun. 2014), hematologi ikan kerapu tikus (Samsisko,
Kualitas air dan lingkungan yang rusak akan 2013), dan hematologi ikan nila (Hartika et al.,
memicu berkembangnya virus dan penyakit pada 2014). Kajian tersebut dapat digunakan untuk
ikan (Andayani et al., 2014). Menurut Onyia et al. membandingkan status kesehatan ikan yang sehat
(2013), kehidupan ikan sangat berhubungan dan sakit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
dengan habitatnya.Perubahan lingkungan secara mengetahui profil hematologi yang meliputi nilai
fisik atau kimia akan mempengaruhi komponen hematokrit, jumlah eritrosit, jumlah leukosit dan
darah ikan.Jika ikan terpapar pada senyawa kimia diferensial leukosit pada ikan gabus.
tertentu akan meningkatkan atau menurunkan level
hematologisnya. Anemia merupakan salah satu BAHAN DAN METODE
gangguan yang terjadi pada jaringan darah ikan. Waktu dan tempat
Gangguan ini terjadi akibat ikan terpapar oleh Penelitian dilakukan selama 3 bulan mulai dari
polutan kimia atau logam-logam berat sehingga bulan Agustus hingga Oktober 2016. Penelitian ini
terjadi disfungsi pada organ osmoregulator (Heath, dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Fakultas
1995). Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Tanjungpura Pontianak.
Darah merupakan salah satu parameter yang dapat
digunakan untuk melihat kelainan yang terjadi pada Alat dan Bahan Penelitian
ikan, baik yang terjadi karena penyakit ataupun
karena keadaan lingkungan. Ikan yang terserang Alat-alat yang diperlukan adalah spuit, gelas
obyek, gelas penutup, hemositometer, mikroskop
283
Protobiont
2017
Vol …(…):

Olympus CHX21, cawan petri, pipet tetes, hand


counter, mesin sentrifuse hematokrit SH120II, Perhitungan Jumlah Leukosit
tabung mikrokapiler, penutup tabung mikrokapiler Darah dihisap dengan pipet eritrosit sampai batas
(lilin), penggaris dan vacuum tube. Bahan yang 0,5. Kemudian darah dicampur dengan larutan
digunakan adalah ikan gabus berjumlah 30 ekor (15 Turk sampai batas 11 yang tertera pada pipet. Isi
jantan dan 15 betina) dengan ukuran sekitar 25-35 pipet dikocok dengan membuat gerakan angka 8
cm, anti koagulan (EDTA), larutan hayem, larutan agar tercampur. Cairan kemudian dimasukkan ke
turk, pewarna giemsa, metanol, akuades, alkohol kamar hitung kemudian dilakukan penghitungan di
70%, kertas label dan kertas tisu. bawah mikroskop. Kamar hitung dengan bidang
bergaris diletakkan di bawah obyektif dan fokus
Prosedur Kerja mikroskop diarahkan pada garis-garis bagi tersebut
Pengambilan Sampel Darah dan leukosit akan terlihat. Semua leukosit yang
Jarum spuit ditusukkan pada garis tengah tubuh di terdapat dalam keempat bidang besar dihitung pada
belakang sirip anal. Jarum dimasukkan ke dalam sudut-sudut seluruh permukaan yang terbagi.
musculus sampai mencapai tulang belakang. Leukosit dihitung dari sudut kiri atas, terus ke
Kemudian spuit ditarik perlahan-lahan sampai kanan, kemudian turun ke bawah dan dari kanan ke
darah masuk ke dalam spuit. Setelah itu darah kiri dan seterusnya (Pal & Pal, 2006).
dimasukkan ke dalam vacuum tube yang telah Rumus perhitungan jumlah leukosit:
diberi anti koagulan dan kertas label.
Perhitungan Nilai Hematokrit dengan Metode N = nx50
Mikrohematokrit Keterangan :
Tabung mikrokapiler diisi dengan darah ikan n : jumlah sel darah putih yang terdapat
dalam 64 kotak
hingga mencapai ¾ bagian tabung. Setelah itu
N : jumlah sel darah putih dalam 1 mm3
ujung tabung ditutup dengan penutup tabung. darah
Tabung kemudian dimasukkan ke dalam mesin
sentrifuse hematokrit dengan kecepatan 5000 rpm Sediaan Apus Darah (Pengamatan Diferensial
selama 5 menit. Setelah 5 menit, mesin dimatikan Leukosit)
dan tabung dikeluarkan lalu nilai hematokrit Sebanyak dua buah gelas obyek digunakan untuk
ditentukan dengan pengukuran menggunakan pembuatan sediaan apus darah, yaitu gelas obyek A
penggaris (Samsisko, 2013). dan gelas obyek B. Darah diteteskan pada gelas
obyek A, kemudian gelas obyek B ditempelkan
Perhitungan Jumlah Eritrosit pada tetes darah di gelas obyek A dengan sudut 45°.
Darah dihisap dengan pipet eritrosit sampai batas Gelas obyek B ditarik ke sisi kanan lalu didorong
0,5. Kemudian darah dicampur dengan larutan ke sisi kiri dengan cepat dan konstan. Setelah
Hayem sampai batas 101 yang tertera pada pipet. didapatkan film darah yang tipis, kemudian
Isi pipet dikocok dengan membuat gerakan angka 8 dikering anginkan. Setelah itu, preparat apusan
agar tercampur. Cairan kemudian dimasukkan ke dimasukkan kedalam metanol selama 5 menit, jika
kamar hitung kemudian dilakukan penghitungan di telah selesai preparat tersebut dimasukkan kedalam
bawah mikroskop. Kamar hitung dengan bidang pewarna giemsa selama 20 menit. Kemudian dicuci
bergaris diletakkan di bawah obyektif dan fokus dengan air mengalir selama 5 menit dan
mikroskop diarahkan pada garis-garis bagi tersebut dikeringkan. Jika preparat telah kering, preparat
dan eritrosit akan terlihat. Semua eritrosit dihitung diamati dengan menggunakan mikroskop (Klontz,
yang terdapat dalam 5 bidang yang tersusun dari 16 2009).
bidang kecil. Eritrosit dihitung dari sudut kiri atas, Perhitungan diferensial leukosit dilakukan dengan
terus ke kanan, kemudian turun ke bawah dan dari cara menemukan sel darah putih minimal
kanan ke kiri dan seterusnya (Pal & Pal, 2006). berjumlah 100 sel untuk menentukan persentase
Rumus perhitungan jumlah eritosit: jenis leukosit (Pal & Pal, 2006).
N = n x 104
Keterangan : Analisis Data
n : jumlah sel darah merah yang Perbedaan profil hematologi (nilai hemetokrit,
terdapat dalam 80 kotak kecil jumlah eritrosit, jumlah leukosit dan diferensial
N : jumlah sel darah merah dalam 1 leukosit) pada ikan gabus (C. striata) dianalisis
mm3 darah dengan menggunakan uji t pada taraf nyata 0,05.

284
Protobiont
2017
Vol …(…):

Terdapat hubungan antara panjang tubuh dan berat


tubuh, nilai hematokrit dan jumlah eritrosit, jumlah
HASIL DAN PEMBAHASAN eritrosit dan jumlah leukosit, panjang tubuh dan
jumlah eritrosit serta berat tubuh dan jumlah
Hasil eritrosit pada ikan gabus (Gambar 2-6).
Hasil penelitian profil hematologis ikan gabus (C.
striata) dapat dilihat pada Tabel1. Ikan gabus 300

Berat Tubuh (g)


jantan rata-rata lebih panjang dan lebih 250 y = 14,482x - 227,39
beratdibandingkan ikan gabus betina. 200 R² = 0,6954
Tabel 1. Profil Hematologi Ikan Gabus Jantan dan 150
Betina 100
50
Gabus
Parameter Prob. 0
Jantan Betina 0 10 20 30 40
Panjang (cm) 29,33 29,00 - Panjang Tubuh (cm)
Berat (g) 197,00 193,33 - Gambar 2. Hubungan Panjang dan Berat Tubuh Ikan
Hematokrit (%) 24,40 23,25 0,258 Gabus
Eritrosit (104 sel/mm3) 250,53 233,67 0,565 Gambar 2. menunjukkan bahwa panjang dan berat
Diameter Eritrosit 8,16 7,69 - tubuh ikan gabus berkorelasi positif, yaitu semakin
N=50, n♂=5 n♀=5 panjang tubuh ikan gabus maka semakin berat pula
Leukosit (103 sel/mm3) 153,51 164,67 0,061 tubuhnya.
Diameter Leukosit 7,82 7,24 - 500
N=50, n♂=5 n♀=5
400
Eritrosit (x104)

Monosit (%) 6,53 5,73 0,377


300
Limfosit (%) 76,13 78,20 0,448
Neutrofil(%) 17,40 16,07 0,603 200
y = 8,7621x + 24,579
Basofil - - - 100
R² = 0,7052
Eosinofil - - - 0
0 20 40 60
Berdasarkan hasil analisis uji tα.05, profil
Hematokrit (%)
hematologi yang meliputi nilai hematokrit, jumlah
eritrosit, jumlah leukosit, persentase monosit, Gambar 3. Hubungan Panjang dan Berat Tubuh Ikan
persentae limfosit dan persentase neutrofil pada Gabus
ikan gabus jantan tidak berbeda nyata dengan profil Nilai hematokrit dan jumlah eritrositnya pada ikan
hematologi ikan gabus betina. Diameter eritrosit gabus berkorelasi positif (Gambar 3).
dan leukosit pada ikan gabus betina lebih besar
dibandingkan pada ikan gabus jantan (Tabel 1).
200

150
Leukosit (x103)

100

50 y = -0,0263x + 163,27
R² = 0,0171
0
0 200 400 600

Gambar 1. Eritrosit dan Leukosit pada Ikan Gabus Eritrosit (x104)

285
Protobiont
2017
Vol …(…):

Gambar 4. Hubungan Jumlah Eritrosit dan Jumlah berkorelasi positif, yaitu semakin panjang tubuh
Leukosit Ikan Gabus ikan maka semakin berat pula tubuhnya.
Jumlah eritrosit dan leukosit berkorelasi negatif Panjang tubuh dan jumlah eritrosit pada ikan gabus
pada ikan gabus, artinya semakin tinggi jumlah berkorelasi negatif, artinya semakin panjang tubuh
eritrosit maka semakin rendah jumlah leukositnya ikan maka semakin kecil jumlah eritrositnya.
(Gambar 4). Menurut Adebayo et al. (2007), panjang tubuh ikan
Parachanna obscura dari famili Channidae
500
y = -2,1231x + 304,02 berkorelasi negatif dengan jumlah eritrosit. Tidak
400 R² = 0,0048 hanya pada panjang tubuh ikan, berat tubuh juga
Eritrosit (x104)

berkorelasi negatif dengan jumlah eritrosit, yaitu


300
semakin berat tubuh ikan maka semakin kecil
200 jumlah eritrositnya. Panjang dan tubuh ikan yang
berkorelasi negatif dengan jumlah eritrosit
100
disebabkan oleh laju metabolisme pada ikan.
0 Semakin besar ukuran tubuh ikan maka semakin
0 10 20 30 40 kecil laju metabolismenya. Adanya penurunan laju
metabolisme juga mengakibatkan penurunan pada
Panjang (cm)
jumlah eritrosit ikan (Ikeda, 1970).
Gambar 5. Hubungan Panjang Tubuh dan Jumlah
Eritrosit Ikan gabus Berdasarkan hasil uji t, profil hematologi ikan
gabus jantan tidak berbeda nyata dengan ikan
Panjang tubuh dan jumlah eritrosit ikan gabus betina. Rata-rata tiap parameter hematologi tidak
berkorelasi negatif, yaitu semakin panjang tubuh menunjukkan perbedaan yang signifikan,
ikan maka semakin rendah jumlah eritrositnya penelitian yang dilakukan Vazquez & Guerrero
(Gambar 4). (2007) tentang parameter hematologi (nilai
hematokrit, jumlah eritrosit, jumlah leukosit dan
450 persentase diferensial leukosit) ikan Cichlasoma
400 dimerus jantan dan betina juga menunjukkan tidak
350
Eritrosit (x104)

ada perbedaan yang signifikan ketika dianalisis


300 dengan uji t. Walaupun demikian, jenis kelamin
250
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
200
150
nilai hematokrit dan jumlah eritrosit pada ikan.
100 Menurut Weiss & Wardrop (2010), ikan jantan
y = -0,1416x + 269,71 memiliki nilai hematokrit dan jumlah eritrosit yang
50
R² = 0,0064 lebih tinggi dibandingkan dengan ikan betina.
0
0 100 200 300 Perbedaan rata-rata nilai hematokrit dan jumlah
eritrosit yang tidak signifikan kemungkinan
Berat Tubuh (g) dipengaruhi oleh masa pemijahan ikan. Menurut
Makmur & Prasetyo (2006), musim puncak
Gambar 6. Hubungan Berat Tubuh dan Jumlah Eritrosit pemijahan ikan gabus berlangsung saat musim
Ikan Gabus penghujan yaitu pada bulan September hingga
Desember. Selama masa pemijahan, ikan
Berat tubuh dan jumlah eritrosit pada ikan gabus
memerlukan energi yang besar sehingga pada ikan
berkorelasi negatif, yaitu semakinberat tubuh ikan
jantan dan betina nilai hematokrit dan jumlah
maka semakin kecil jumlah eritrositnya (Gambar
eritrositnya sama-sama meningkat.
6).
Ikan gabus memiliki nilai hematokrit rata-rata
Pembahasan 24,40% pada ikan jantan dan 23,25% pada ikan
Panjang dan berat tubuh ikan merupakan faktor betina. Hal ini menunjukkan bahwa nilai
yang mempengaruhi profil hematologi ikan.Rata- hematokrit pada ikan gabus adalah normal.
rata panjang dan berat tubuh ikan gabus jantan Adebayo et al. (2007) melaporkan bahwa pada ikan
lebih besar dibandingkan ikan gabus betina. P. obscura dari famili yang sama dengan ikan
Panjang dan berat tubuh ikan ikan gabus gabus (Channidae) memiliki rata-rata nilai
hematokrit 26,40% dan jumlah eritrosit sekitar
286
Protobiont
2017
Vol …(…):

2,004x106 sel/mm3. Hematokrit adalah gambaran pada ikan Parachanna obscura dari famili
persentase sel darah merah dalam darah (Hastuti & Channidae sekitar 4,01x103 sel/mm3. Jumlah
Subandiyono, 2010). Menurut Salasia et al. (2001), leukosit yang tinggi diduga karena stress pada ikan
nilai hematokrit berhubungan langsung dengan akibat kualitas air yang buruk dan tercemar.
jumlah eritrosit ikan, artinya nilai hematokrit akan Peningkatan jumlah leukosit disebut leukositosis
meningkat jika jumlah eritrosit mengalami (Erika, 2008). Jumlah leukosit dipengaruhi oleh
peningkatan. Hasil yang diperoleh pada penelitian beberapa faktor, yaitu spesies ikan, umur, nutrisi
ini juga menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai dan stress (Modra et al., 1998).
hematokrit maka semakin tinggi jumlah eritrosit.
Jumlah leukosit dan eritrosit pada ikan gabus
Nilai hematokrit normal pada ikan Teleostei
berkorelasi negatif, yaitu semakin tinggi jumlah
khususnya ikan air tawar berkisar antara 22%-60%
eritrosit semakin rendah jumlah leukositnya.
(Nabib & Pasaribu, 1989).
Menurut Adebayo et al. (2007), jumlah eritrosit
Campbell (2015) mengungkapkan bahwa kadar dan jumlah leukosit pada ikan P. obscura
hematokrit bervariasi tergantung pada faktor berkorelasi positif. Adanya perbedaan korelasi
nutrisi, umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, dan kemungkinan karena adanya perbedaan umur,
masa pemijahan. Pengukuran hematokrit dapat nutrisi dan kondisi fisik ikan.
dijadikan sebagai salah satu parameter untuk
Leukosit dibedakan menjadi dua macam
mengetahui kesehatan ikan, contohnya adalah
berdasarkan ada dan tidaknya butir-butir (granul) di
sebagai indikasi stress. Stress pada ikan dapat
dalam sel, yaitu granulosit dan agranulosit.
terjadi akibat beberapa faktor seperti faktor
Granulosit terdiri atas neutrofil, eosinofil dan
lingkungan, penanganan ketika pengambilan darah
basofil sedangkan agranulosit terdiri dari monosit
(injeksi) maupun karena infeksi patogen (Hardi et
dan limfosit (Campbell & Ellis, 2013). Hasil dari
al., 2011).
pengamatan preparat apus darah, diketahui jenis
Jumlah eritrosit pada ikan Teleostei berkisar antara leukosit yang ditemukan adalah monosit, limfosit
(1,05-3,0)x106 sel/mm3 (Robert, 2012). Rata-rata dan neutrofil. Eosinofil dan basofil tidak ditemukan
jumlah eritrosit pada ikan gabus (242,1x104 ketika dilakukan pengamatan. Menurut Jain (1993)
sel/mm3) masih dalam kisaran normal baik pada eosinofil dan basofil berperan di dalam infeksi
jantan maupun betina. parasit dan respon alergi serta dihubungkan dengan
penyakit yang bersifat akut. Oleh karena itu, dalam
Rata-rata diameter eritrosit pada ikan gabus jantan
kondisi ikan yang normal atau kondisi kesehatan
(8,16 µm) lebih besar dibandingkan ikan betina
yang tidak terlalu parah keduanya tidak ditemukan.
(7,69 µm), akan tetapi keduanya memiliki bentuk
Ikan gabus jantan memiliki ukuran diameter
sel yang hampir sama yaitu berbentuk oval dengan
leukosit yang lebih besar (7,82 µm) dibandingkan
inti di tengah. Diameter eritrosit ikan gabus dan
ikan betina (7,24 µm).
lebih kecil dibandingkan ikan mas yaitu sekitar
10,32 µm dan pada ikan nila sekitar 9,24 µm Persentase monosit pada ikan gabus betina (6,53%)
(Salasia et al., 2001). Menurut Maciak et al. (2011), lebih besar dibandingkan pada ikan jantan (5,73%).
perbedaan ukuran sel pada ikan dapat disebabkan Campbell & Ellis (2013), melaporkan bahwa
oleh beberapa hal, yaitu umur, laju pertumbuhan jumlah monosit pada ikan Teleostei adalah kurang
individu, ketahanan dalam kecepatan berenang dan dari 5%. Ikan gabus memiliki rata-rata persentase
laju metabolisme. Ikan yang memiliki diameter monosit yang tinggi. Hal ini kemungkinan
eritrosit yang kecil, laju metabolismenya lebih disebabkan adanya infeksi pada ikan. Menurut
tinggi dibandingkan dengan ikan yang diameternya Robert (2012), jumlah monosit pada ikan akan
lebih besar. Ikan gabus memiliki laju metabolisme meningkat dalam waktu yang singkat jika ikan
yang besar dibandingkan ikan mas dan ikan nila terinfeksi. Monosit pada ikan gabus berukuran
yang memiliki diameter eritrosit yang lebih besar. besar dengan diameter8-15µm. Bentuk inti selnya
bermacam-macam, ada yang berbentuk seperti
Leukosit merupakan komponen sel darah yang
ginjal hingga yang berbentuk dua lobus besar. Inti
berperan sebagai sistem pertahanan tubuh ikan
sel monosit biasanya mengisi kurang dari 50% dari
(Robert, 2012). Menurut Hartika et al. (2014)
volume sitoplasma. Menurut Thrall et al. (2012),
jumlah leukosit pada ikan berkisar antara 20.000-
monosit pada semua jenis ikan mirip dengan
150.000 sel per mm3 darah. Ikan gabus memiliki
monosit yang ada pada vertebrata lain.
rata-rata jumlah leukosit di atas kisaran normal.
Adebayo et al. (2007) melaporkan jumlah leukosit
287
Protobiont
2017
Vol …(…):

Persentase limfosit pada ikan Teleostei adalah 60- Erika, Y, 2008, Gambaran Diferensiasi Leukosit pada
80% dan persentase neutrofil adalah 6-8% dari Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) di
proporsi leukosit yang ada (Robert, 2012). Daerah Ciampea Bogor, Skripsi, Fakultas
Persentase limfosit pada ikan gabus jantan Kedokteran Hewan, Institut Pertanian
Bogor, Bogor, diakses tanggal 23
(76,13%) dan betina (78,20) masih berada dalam
September 2016
kisaran normal, sedangkan persentase neutrofil <http://s3.amazonaws.com/academia.edu.d
cukup tinggi yaitu pada ikan jantan sekitar 17,40% ocuments/34200926/B08yer.pdf?awsacces
dan betina 16,07%. Persentase neutrofil yang tinggi skeyid=akiaiwowyygz2y53ul3a&expires=
kemungkinan disebabkan adanya stress akibat air 1485657566&signature=74gvekjvpnmvjud
yang tercemar. Menurut Modra et al. (1998), ud1ajejuwhzo%3d&response-content-
persentase neutrofil yang meningkat dapat disposition=attachment%3b%20filename%
disebabkan oleh polusi air akibat polutan logam 3dgambaran_diferensiasi_leukosit_pada_ik
dan organik. an.pdf>

Limfosit ikan gabus berbentuk bulat, memiliki Hardi, E.H., Sukenda, E. Harris dan A.M. Lusiastuti,
2011, ‘Karakteristik dan Patogenitas
sedikit sitoplasma, tidak bergranula dan berwarna
Streptococcus agalactiae Tipe β-hemolitik
biru cerah atau ungu pucat. Bentuk limfosit pada dan Non-hemolitik pada Ikan Nila’, Jurnal
ikan mirip dengan bentuk limfosit pada semua Veteriner, vol. 12, No. 2:152-164, diakses
hewan vertebrata (Salasia et al., 2001). Neutrofil tanggal 18 Desember 2015
pada ikan gabus berbentuk sel bulat yang besar <https://www.mysciencework.com/publica
dengan banyak sitoplasma yang jernih dan tion/download/a6ff9437bcff5a8dec7a3703
bergranul. Inti selnya berwarna ungu berbentuk c216c0f7/ba4c7841c8b51d9e8ac14d69a2d
bulat, memanjang dan kadang-kadang membentuk ba2f8>
beberapa lobus. Hartika, R., Mustahal dan A.N. Putra, 2014, ‘Gambaran
Darah Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Ucapan Terima Kasih dengan Penambahan Dosis Prebiotik yang
Terima kasih kepada Muhammad Martadinata Berbeda dalam Pakan’, Jurnal Perikanan
yang telah membantu dalam pengambilan sampel dan Kelautan, vol. 4, No. 4: 259-267,
ikan gabus. diakses tanggal 7 Desember 2015
<http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jpk/ar
ticle/download/259-267/108>
DAFTAR PUSTAKA
Hastuti, S. & Subandiyono, 2011, ‘Performa
Adebayo, O.T., O.A. Fagbenro, C.B. Ajayi dan O.M. Hematologis Ikan Lele Dumbo (Clarias
Popoola, 2007, ‘Normal Haematological gariepinus) dan Kualitas Air Media pada
Profile of Parachanna obscura as a Sistim Budidaya dengan Penerapan Kolam
Diagnostic Tool in Aquaculture’, Biofiltrasi’, Jurnal Saintek Perikanan, vol.
International Journal of Zoological 6, No. 2, hal: 1-5, diakses tanggal 11 Januari
Research 3, (4): 193-199, diakses tanggal 2015
30 November 2015 <http://download.portalgaruda.org/article.p
<https://www.researchgate.net/publication/ hp?article=20745&val=1249>
269652798_Normal_Haematological_Profi
Heath, A.G., 1995, Water Pollution and Fish
le_of_Parachanna_obscura_as_a_Diagnost
Physiology, CRC Press, Florida
ic_Tool_in_Aquaculture>
Hidayat, R., E. Harpeni dan Wardiyanto, 2014, Profil
Andayani, S., Marsoedi, Sanoesi, E. Wilujeng, A. E. dan
Hematologi Kakap Putih (Lates calcallifter)
H. Suprastiani. 2014. ‘Profil Hematologis
yang Distimulasi dengan Jintan Hitam
Beberapa Spesies Ikan Air Tawar
(Nigela sativa) dan Efektivitasnya terhadap
Budidaya’,Green Technology. 3: 363-365,
Infeksi Vibrio dengan Alginolyticus, Jurnal
diakses tanggal 29 November 2015
Rekayasa dan Teknologi Budidaya
<http://saintek.uin-malang.ac.id/wp-
Perairan, vol. 3 no. 1, hal: 327-334, diakses
content/uploads/2014/05/363-365.pdf>
tanggal 29 November 2015
Campbell, T.W. & C.K. Ellis, 2013, Avian and Exotic <http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/bdpi/
Animal Hematology, Blackwell Publishing, article/download/470/443>
Iowa
Ikeda, T., 1970, Relationship Between Respiration Rate
Campbell, T.W., 2015, Exotic Animal Hematology and and Body Size in Marine Plankton Animals
Cytology, Wiley Blackwell, Iowa as a Function of the Temperature of Habitat,
288
Protobiont
2017
Vol …(…):

Bull. Fac. Fish, XXI 2, diakses tanggal 24 <http://www.netjournals.org/pdf/NJAS/20


April 2017 13/2/13-024.pdf>
<http://eprints.lib.hokudai.ac.jp/dspace/bits Pal, G.K. & P. Pal, 2006, Textbook of Practical
tream/2115/23417/1/21(2)_P91-112.pdf> Physiology, Orient Longman Private
Limited, Hyderabat
Jain, N.C., 1993, Essentials of Veterinary Hematology,
Lea & Febiger, Philadelphia Robert, R.J., 2012, Fish Pathology, Wiley-Blackwell,
Iowa
Klontz, G.W., 2009, Fish Hematology, Ace Learning
Company, California Salasia, S.I.O., D. Sulanjari dan A. Ratnawati, 2001,
Studi Hematologi Ikan Air Tawar, Biologi
Maciak, S., K. Janko, J. Kotusz, L. Choleva, A. Boron,
2, (12): 710-723, diakses tanggal 23
D. Juchno, R. Kujawa, J. Kozlowski and M.
Oktober 2016
Konarzewski, 2011, ‘Standard Metabolic
<http://ilib.ugm.ac.id/jurnal/download.php
Rate (SMR) is Inversely Related to
?dataId=238>
Erythrocyte and Genome size in
Allopolyploid Fish of the Cobitis taenia Samsisko, R.E.W., 2013, Respon Hematologis Ikan
Hybrid Complex’, Functional Ecology 25: Kerapu Tikus (Cromileptesaltivelis) pada
1072-1078, diakses tanggal 15 Januari 2017 Suhu Media Pemeliharaan yang Berbeda,
<http://onlinelibrary.wiley.com/store/10.11 Skripsi, Fakultas Perikanan dan Kelautan,
11/j.1365-2435.2011.01870.x/asset/j.1365- Universitas Airlangga, Surabaya, diakses
2435.2011.01870.x.pdf?v=1&t=iyi1rhr7&s tanggal 31 Juli 2016
=4d9921ffca1b4b8e3001e5294c72d84c780 <http://journal.unair.ac.id/download-
a76e3> fullpapers-aquaculture5590edf674full.pdf>
Makmur, S. & D. Prasetyo, 2006, Kebiasaan Makan, Santoso, A.G., M. Astawan dan T. Wresdiyanti, 2009,
tingkat Kematangan Gonad dan Fekunditas Potensi Ekstrak Ikan Gabus (Channa
Ikan Haruan (Channa striata Bloch) di striata) sebagai Stabilisator Albumin SGOT
Suaka Perikanan Sungai Sambujur DAS dan SGPT Tikus yang Diinduksi dengan
Barito Kalimantan Selatan, Jurnal Ilmu- Parasetamol Dosis Tinggi, Fakutas
ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia, kedokteran Hewan, Institut Pertanian
Jilid 13, no. 1, hal: 27-31 diakses tanggal 20 Bogor, Bogor, diakses tanggal 10 Oktober
April 2017 2016
<http://download.portalgaruda.org/article.p <http://prodid3gizi.poltekkesmalang.ac.id/
hp?article=419919&val=242&title=kebias downlot.php?file=artikel%20aguse%20heri
aan%20makan,%20tingkat%20kematangan %201.pdf>
%20gonad%20dan%20fekunditas%20ikan
Thrall, M.A., G. Weiser, R.W. Allison dan T.W.
%20haruan%20(channa%20striata%20bloc
Campbell, 2012, Veterinary Hematology
h)%20di%20suaka%20perikanan%20sung
and Clinical Chemistry, Wiley- Blackwell,
ai%20sambujur%20das%20barito%20kali
Iowa
mantan%20selatan>
Weiss, D.J. & K.J. Wardrop, 2010, Schalm’s Veterinary
Modra, H., Z. Svobodova dan J. Kolarova, 1998,
Hematology, wiley-Blackwell, Iowa
Comparison of Differential Leukocyte
Counts in Fish of Economic and Indicator
Importance, Acta Vet, vol. 67, hal: 215-226
diakses tanggal 7 Desember 2016
<https://actavet.vfu.cz/media/pdf/avb_199
8067040215.pdf>
Nabib, R. & F.H. Pasaribu, 1989, Patologi dan Penyakit
Ikan, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan
Tinggi, Pusat Antar Universitas
Bioteknologi, Institut Pertanian Bogor
Onyia, L.U., Michael K.G. dan Ekoto B., 2013,
‘Haematological Profile, Blood Group and
Genotype of Heterobranchus bidorsalis’,
Net Journal of Agricultural Science, vol. 1,
no.2, hal: 69-72, diakses tanggal 30
November 2015
289

Anda mungkin juga menyukai