Anda di halaman 1dari 4

Pemeriksaan Hematokrit (Ht)

Pemeriksaan laboratorium hematologi merupakan pemeriksaan cairan darah yang


berhubungan dengan sel darah. Cara yang tepat dalam pemeriksaan tersebut dapat
bermanfaat untuk kepentingan klinis, maka harus diperhatikan mengenai persiapan, jenis,
spesimen (bahan pemeriksaan), cara pengambilan dan pengumpulan spesimen,
antikoagulan (zat anti pembekuan darah) dan pengawasan mutu. Macam-macam
pemeriksaan hematologi salah satunya adalah pemeriksaan Hematokrit.

A. PENGERTIAN HEMATOKRIT
Hematokrit adalah nilai yang menunjukan persentase zat padat dalam darah terhadap
cairan darah. Dengan demikian, bila terjadi perembesan cairan darah keluar dan
pembuluh darah, sementara bagian padatnya tetap dalam pembuluh darah, akan membuat
persentase zat padat darah terhadap cairannya naik sehingga kadar hematokritnya juga
meningkat.
Untuk pemeriksaan hematokrit darah tidak boleh dibiarkan menggumpal sehingga
harus diberi antikoagulan. Setelah tabung tersebut diputar dengan kecepatan dan waktu
tertentu, maka eritrosit akan mengendap (Sadikin, M. 2002). Tabung khusus yang di
gunakan untuk proses hematokrit disebut tabung Wintrobe. Tabung ini mempunyai skala
khusus pula yang di sebut dengan skala hematokrit. Karena menggunakan tabung
wintrobe, maka hematokrit dengan cara ini sering di sebut dengan istilah
hematokrit metode wintrobe atau metode mikro.

Nilai hematokrit yang rendah sering ditemukan pada kasus anemia leukemia,
sedangkan peningkatan nilai hematokrit ditemukan pada dehidrasi (suatu peningkatan
relatif). Hematokrit dapat menjadi indikator keadaan dehidrasi. Hematokrit dapat
mengindikasikan hemokonsentrasi, akibat penurunan volume cairan dan peningkatan
eritrosit.

B. METODE
Metode pengukuran hematokrit secara manual dikenal ada 2, yaitu :

1. Metode makrohematokrit
Pada metode makro, sebanyak 1 ml sampel darah (darah EDTA atau heparin)
dimasukkan dalam tabung Wintrobe yang berukuran panjang 110 mm dengan
diameter 2.5-3.0 mm dan berskala 0-10 mm. Tabung kemudian disentrifus selama 30
menit dengan kecepatan 3.000 rpm. Tinggi kolom eritrosit adalah nilai hematokrit
yang dinyatakan dalam %.
2. Metode mikrohematokrit
Pada metode mikro, sampel darah (darah kapiler, darah EDTA, darah heparin
atau darah amonium-kalium-oksalat) dimasukkan dalam tabung kapiler yang
mempunyai ukuran panjang 75 mm dengan diameter 1 mm. Tabung kapiler yang
digunakan ada 2 macam, yaitu yang berisi heparin (bertanda merah) untuk sampel
darah kapiler (langsung), dan yang tanpa antikoagulan (bertanda biru) untuk darah
EDTA/heparin/amonium-kalium-oksalat. Prosedur pemeriksaannya adalah : sampel
darah dimasukkan ke dalam tabung kapiler sampai 2/3 volume tabung. Salah satu
ujung tabung ditutup dengan dempul (clay) lalu disentrifus selama 5 menit dengan
kecepatan 15.000 rpm. Tinggi kolom eritrosit diukur dengan alat pembaca
hematokrit, nilainya dinyatakan dalam vol %.
Alat-alat yang digunakan untuk pemeriksaan hematokrit

Pemeriksaan Hematokrit

Pembacaan niolai hematokrit


C. Nilai Normal Hematokrit
1. Laki laki : 40 48 vol %
2. Wanita : 37 43 vol %

D. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Pemeriksaan Hematokrit:


1. Kecepatan centrifuge
Makin tinggi kecepatan centrifuge semakin cepat terjadinya pengendapan
eritrosit dan begitu pula sebaliknya, semakin rendah kecepatan centrifuge semakin
lambat terjadinya pengendapan eritrosit. Pengaruh kecepatan centrifuge, dapat kita
lihat pada hasil pemeriksaan hematokrit dengan menggunakan kecepatan
centrifuge 16.000 rpm dan selama 2-3 menit yang menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan yang bermakna
2. Waktu centritugasi
Selain radius dan kecepatan centrifuge, lamanya centrifugasi juga berpengaruh
terhadap hasil pemeriksaan hematokrit. Makin lama centrifugasi dilakukan maka hasil
yang diperoleh semakin maksimal.

Anda mungkin juga menyukai