Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH HEMATOLOGI DASAR

PEMERIKSAAN DIFFERENTIAL COUNTING


(Hitung Jenis Leukosit)

DISUSUN OLEH :
RISHA INDRIYANI

NIM : A102.11.047

STEFANIE HANDOKO

NIM : A102.11.061

YOSEPHINE PRATITA

NIM : A102.11.069

AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA


TAHUN 2015/2016
1

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami
berterimakasih kepada kedua orang tua kami dan teman teman kami sehingga
dapat terselesaikannya makalah ini dengan baik.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun

menambah

isi

makalah

agar

menjadi

lebih

baik

lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Surakarta, 18 Maret 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................1
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................4
1.1 Latar Belakang.................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................5
1.2.1 Definisi Sel darah Putih................................................................................5
1.2.2 Karakteristik Sel Darah Putih.......................................................................5
1.2.3 Fungsi Sel Darah Putih (Leukosit)...............................................................6
1.2.4 Jenis-Jenis Sel Darah Putih..........................................................................7
1.2.5 Analisa Sel Darah Putih (Leukosit)..............................................................9
1.2.6 Analisa Diferensial Sel Darah Putih (Differential Count)............................9
1.2.7 Prosedure Pemeriksaan.................................................................................10
Tabel Hitung Jenis Leukosit..................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Hitung jenis leukosit adalah penghitungan jenis leukosit yang ada
dalamdarah berdasarkan proporsi (%) tiap jenis leukosit dari seluruh
jumlah leukosit. Untuk mendapatkan jumlah absolut dari masing-masing
jenis sel maka nilai relatif (%) dikalikan jumlah leukosit total (sel/l).
Sebagai contohnya, dengan limfosit 30% dan leukosit 10.000, limfosit
mutlak adalah 30% dari 10.000 atau 3.000. Hasil pemeriksaan ini dapat
menggambarkan secara spesifik kejadian dan proses penyakit dalam
tubuh, terutama penyakit infeksi. Tipe leukosit yang dihitung ada 5 yaitu
basofil, eosinofil, neutrofil, monosit, dan limfosit.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1

Apa definisi sel darah putih (leukosit ) ?

1.2.2

Bagaimana karakteristik sel darah putih ?

1.2.3

Apa fungsi sel darah putih ?

1.2.4

Apa saja yang termasuk dalam jenis jenis sel darah putih ?

1.2.5

Bagaimana analisa sel darah putih (leukosit) ?

1.2.6

Bsgsimsns analisa diferensial sel darah putih (differential count)?

1.2.7

Bagaimana prosedure pemeriksaan sel darah putih (leukosit ) ?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan informasi kepada
pembaca tentang leukosit, jenis-jenis dari sel leukosit, dan cara hitung jenis
sel leukosit atau different count.

BAB II
PEMBAHASAN
1.2.1

Definisi Sel Darah Putih (Leukosit)


Leukosit adalah sel darah yang mengandung inti, disebut juga sel darah
putih. Dilihat dalam mikroskop cahaya maka sel darah putih mempunyai
granula spesifik (granulosit), yang dalam keadaan hidup berupa tetesan
setengah cair, dalam sitoplasmanya dan mempunyai bentuk inti yang
bervariasi, Yang tidak mempunyai granula, sitoplasmanya homogen
dengan inti bentuk bulat atau bentuk ginjal. Granula dianggap spesifik bila
secara tetap terdapat dalam jenis leukosit tertentu dan pada sebagian besar
precursor (pra zatnya) (Effendi, 2003).
Sel darah putih disebut juga Leukosit merupakan unit sistem
pertahanan tubuh yang bergerak aktif. Sel darah Putih (leukosit) sebagian
dibentuk di sumsum tulang (granulosit, monosit, serta sedikit limfosit) dan
sebagian lagi di jaringan limfe (limfosit dan sel-sel plasma). setelah
dibentuk, sel-sel ini diangkut dalam darah menuju ke bagian tubuh yang
membutuhkannya. Darah tepi mengandung leukosit yang jumlahnya
berkisar 4500-11.000 sel/mm3 (Writmann FK, 1989).

1.2.2

Karakteristik Sel Darah Putih


Leukosit memiliki bentuk khas, nukleus, sitoplasma dan organel,
semuanya bersifat mampu bergerak pada keadaan tertentu. Eritrosit bersifat
pasif dan melaksanakan fungsinya dalam pembuluh darah, sedangkan
leukosit mampu keluar dari pembuluh darah menuju jaringan dalam
menjalankan fungsinya. Jumlah seluruh leukosit jauh di bawah eritrosit,
dan bervariasi tergantung jenis organismenya. Fluktuasi dalam jumlah
leukosit pada tiap individu cukup besar pada kondisi tertentu, misalnya:
stress, aktivitas fisiologis, gizi, umur, dan lain-lain. Jumlah leukosit yang
menyimpang dari keadaan normal mempunyai arti klinik penting untuk
evaluasi proses penyakit

Masa hidup sel darah putih sangat bervariasi mulai dari beberapa jam
untuk granulosit, bulanan untuk monosit bahkan tahunan untuk limfosit
(Frandson, 1992). Leukosit merupakan unit yang mobil/aktif dari sistem
pertahanan

tubuh.

Leukosit

ini

sebagian

dibentuk

di

sumsum

tulang(granulosit, monosit dan sedikit limfosit) dan sebagian lagi di


jaringan limfe (limfosit dan sel-sel plasma). Setelah dibentuk sel-sel ini
diangkut dalam darah menuju berbagai bagian tubuh untuk digunakan
Kebanyakan sel darah putih ditransport secara khusus ke daerah yang
terinfeksi dan mengalami peradangan serius (Guyton, 1983).
Pada manusia dewasa dapat dijumpai sekitar 7000 sel darah putih per
mikroliter darah. Presentase normal dari sel darah putih yaitu netrofil
polimorfonuklir

62%,

eosinofil

polimorfonuklir

2,3%,

basofil

polimorfonuklir 0,4%, monosit 5,3%, dan limfosit 30%. (Guyton, 1983).


1.2.3

Fungsi Sel Darah Putih (Leukosit)


Leukosit mempunyai peranan dalam pertahanan seluler dan humoral
organisme terhadap zat-zat asingan. Leukosit dapat melakukan gerakan
amuboid dan melalui proses diapedesis. Leukosit dapat meninggalkan
kapiler dengan menerobos antara sel-sel endotel dan menembus kedalam
jaringan penyambung. Bila memeriksa variasi Fisiologi dan Patologi selsel darah tidak hanya persentase tetapi juga jumlah absolut masing-masing
jenis per unit volume darah harus diambil (Effendi, 2003).
Ada enam macam sel darah putih yang secara normal ditemukan dalam
darah yaitu netrofil polimorfonuklir, eosinofil polimorfonuklir, basofil
polimorfonuklir, monosit, limfosit dan kadang-kadang sel plasma. Selain
itu terdapat sejumlah besar trombosit, yang merupakan pecahan dari tipe
ketujuh sel darah putih yang dijumpai dalam sumsum tulang, yaitu
megakariosit (Guyton, 1983).
Sel - sel polimorfonuklir seluruhnya mempunyai gambaran granular
sehingga disebut granulosit. Granulosit dan monosit melindungi tubuh
terhadap organisme penyerang terutama dengan cara mencernanya yaitu

melalui fagositosis. Fungsi pertama sel limfosit dan sel-sel plasma


berhubungan dengan sistem imun.

1.2.4

Jenis-Jenis Sel Darah Putih


Leukosit dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar yaitu jenis
Granulosit dan Agranulosit.

1.2.4.1 Granulosit
Granulosit memiliki granula kecil di dalam protoplasmanya, memiliki
diameter sekitar 10 -12 mikron. Granulosit dibagi menjadi tiga kelompok
berikut :
a. Neutrofil
Neutrofil memiliki granula yang tidak bewarna, mempunyai inti sel
yang terangkai, kadang seperti terpisah-pisah, protoplasmanya banyak
berbintik-bintik halus atau granula, serta banyaknya sekitar 60 -70 %
(Handayani, 2008).
Neutrofil merupakan leukosit darah
perifer

yang

paling

banyak.

Sel

ini

memiliki masa hidup singkat, sekitar 10


jam dalam sirkulasi. Sekitar 50 % neutrofil
Gambar 2.2 Neutrofil

dalam darah perifer menempel pada

(Hoffbrand, 2006).

dinding pembuluh darah.

b. Eosinofil

Eosinofil

memiliki

granula

bewarna merah dengan pewarnaan


asam, ukuran dan bentuknya hampir
sama dengan neutrofil, tetapi granula
Gambar2.3
Eosinofil

dalam

sitoplasmanya

lebih

besar,

banyaknya kira-kira 24 % (Handayani,


2008).

Sel ini sangat penting dalam respon terhadap penyakit parasitik


dan alergi. Pelepasan isi granulnya ke patogen yang lebih besar
membantu dekstruksinya dan fagositosis berikutnya (Hoffbrand, 2006).
Fungsi utama eosinofil adalah detoksifikasi baik terhadap protein asing
yang
masuk ke dalam tubuh melalui paru-paru ataupun saluran cerna maupun
racun yang dihasilkan oleh bakteri dan parasit.
c. Basofil
Basofil

memiliki

granula bewarna biru dengan


pewarnaan basa, sel ini lebih
kecil daripada eosinofil, tetapi
Gambar 2.4 Basofil

mempunyai inti yang bentuknya

(Hoffbrand, 2006).

teratur, di dalam protoplasmanya


terdapat granula-granula yang

besar, Jumlah basofil di dalam sirkulasi darah relatif sedikit,


banyaknya kira-kira 0,5 % di sumsum merah. Di dalam sel basofil
terkandung zat heparin (antikoagulan). (Handayani, 2008).
1.2.4.2 Agranulosit
a. Limfosit
Limfosit memiliki nucleus besar bulat dengan menempati
sebagian besar sel limfosit berkembang dalam jaringan limfe. Ukuran
bervariasi dari 7 sampaidengan 15 mikron. Banyaknya 20-25% dan

fungsinya

membunuh

dan

memakan bakteri masuk ke dalam


jaringan tubuh. Limfosit ada 2
macam,

yaitu

limfosit

T dan

limfosit B.(Handayani, 2008).


Gambar 2.5 Limfosit
(Hoffbrand, 2006).
b. Monosit :
Monosit

adalah

leukosit

terbesar yang berdiameter 15 sampai


20 m dan monosit memiliki ukuran
yang lebih besar daripada limfosit,
protoplasmanya besar, warna biru
Gambar 2.7 Monosit

sedikit abu-abu, serta mempunyai

(Hoffbrand, 2006).

bintik-bintik sedikit kemerahan. Inti


selnya bulat atau panjang. Monosit

dibentuk di dalam sumsum tulang, masuk ke dalam sirkulasi dalam


bentuk imatur dan mengalami proses pematangan menjadi makrofag
setelah masuk ke jaringan. Fungsiya sebagai fagosit. Jumlahnya 34% dari
total komponen yang ada di sel darah putih (Handayani, 2008).
1.2.5Analisa Sel Darah Putih (Leukosit)
Hitung jumlah leukosit merupakan pemeriksaan yang digunakan
untuk menunjukkan adanya infeksi dan dapat juga untuk mengikuti
perkembangan dari suatu penyakit tertentu.
Analisa sel darah putih secara manual dapat dibedakan menjadi dua
pemeriksaan yaitu Analisa Penghitungan Jumlah Total Sel Darah Putih dan
Analisa Diferensial Sel Darah Putih. Dalam penghitungan diferensial sel
leukosit metode manual memiliki keunggulan yaitu dapat membedakan
antara neutrofil stab atau batang dengan neutrofil segmen yang tidak dapat

dihitung menggunakan alat hitung otomatis (Wirawan. R dan Silman.E,


1992).
1.2.6 Analisa Diferensial Sel Darah Putih (Differential Count)
Analisa Diferensial Leukosit atau juga disebut Hitung Jenis
Leukosit digunakan untuk mengetahui jumlah berbagai jenis leukosit.
Terdapat lima jenis leukosit, yang masing-masingnya memiliki fungsi
yang khusus dalam melawan patogen. Sel-sel itu adalah neutrofil, limfosit,
monosit, eosinofil, dan basofil. Hasil hitung jenis leukosit memberikan
informasi yang lebih spesifik mengenai infeksi dan proses penyakit.
Hitung jenis leukosit hanya menunjukkan jumlah relatif dari masingmasing jenis sel. Untuk mendapatkan jumlah absolut dari masing-masing
jenis sel maka nilai relatif (%) dikalikan jumlah leukosit total (sel/l).
Untuk pemeriksaan ini sampel darah segar diteteskan pada gelas
obyek dan dibuat preparat apus dengan menggunakan tangan kanan
diletakkan gelas obyek lain di depan tetesan darah tersebut dengan sudut
30- 40 C. Gelas obyek kedua didorong ke depan hingga membentuk apus
tipis. Setelah kering preparat apus tersebut difiksasi dengan metanol
selama 3-5menit, dibiarkan mengering di udara. Preparat kemudian
diwarnai dengan larutan giemza dengan pengenceran 1:9 selama 30 menit
(pH bufer fosfat 6,8- 7,2). Selanjutnya preparat dicuci dengan aquades dan
dibiarkan mengering di atas rak. Setelah kering preparat diperiksa di
bawah mikroskop dengan perbesaran 100x dihitung setiap jenis leukosit
menggunakan blood counter tabulator.
Sel yang dihitung paling sedikit 100 sel dan dilakukan perhitungan
persentase jenis leukosit. Angka yang diperoleh merupakan jumlah relatif
masing-masing jenis leukosit dari seluruh jenis leukosit (Tambur et al.,
2006).
2

Prosedure Pemeriksaan
Metode
: Wright dan Giemza
Tujuan
: Menghitung jumlah tiap-tiap leukosit dalam darah
Prinsip
: Terdapat perbedaan daya serap sel darah terhadap asam
10

Alat

Bahan

Cara Kerja

Mikroskop
Lancet steril
Objek glass
Stop watch
Oil Emersi
Rak Pengecatan
Kaca Penggeser

Darah
Aquadest
Air pembilas
Larutan giemza
Larutan Wright

Pembuatan apusan darah tipis


1. Pilihlah kaca obyek yang bertepi betul-betul rata untuk
digunakan sebgai "kaca penghapus" atau boleh digunakan
"spreader".
2. Letakkan satu tetes kecil darah pada +- 2-3 MM dari ujung
kaca objek di depan tetes darah.
3. Tarik spreader ke belakang sehingga menyentuh tetes darah,
tunggu sampai darah menyebar pada sudut tersebut.
4. Dengan gerak yang mantap doronglah spreader sehingga
terbentuk apusan darah sepanjang 3-4 cm pada kaca objek.
Darah harus habis sebelum spreader mencapai ujung lain dari
kaca objek.

11

5. Hapusan darah tidak boleh terlalu tipis atau terlalu tebal


( ketebalan ini dapat diatur dengan menggunakan sudut antara
kedua kaca objek dan kecepatan menggeser. Makin besar sudut
atau makin cepat menggeser, makin tipis apusan darah yang
dihasilkan).
6. Biarkan apusan darah mengering di udara.
7. Tulis identitas pada bagian preparat tebal ( bagian kepala).

Pewarnaan Wright.
1. Letakkan sediaan apusan darah yang telah kering pada rak
pengecatan.
2. Genangi dengan larutan wright (yang mengandung
methanol) selama 2 menit.
3. Tanpa dicuci ( tidak mengandung sisa cat) tambahkan atau
genangi dengan larutan buffer phosphate sebanyak 1 1/2
dari volume wright yang tersisa.
4. Tiup-tiup supaya homogen biarkan selama 20 menit atau 10
menit.
5. Buang sisa cat dan cuci dengan air mengalir
6. Kering anginkan.
7. Periksa di bawah mikroskop obyektif 40 x atau 100 x +
emersi oil dalam 100 sel leukosit.

Pewarnaan Giemsa.
1. Letakkan sediaan apusan darah yang telah kering pada rak
pengecatan.
2. Genangi dengan methanol selama 2 menit.
3. Buang sisa cat dan cuci dengan air mengalir.
4. Genangi dengan larutan giemsa 1:1 selama 2 menit.

12

5. Buang sisa cat dan cuci dengan air mengalir.


6. Kering anginkan.
7. Periksa di bawah mikroskop obyektif 40 x atau 100 x +
emersi oil dalam 100 sel leukosit.
Tabel Hitung Jenis Leukosit
Jenis

Basofil

Eosinofil

Melebihi nilai

Kurang dari nilai

normal

normal

inflamasi, leukemia,

stress, reaksi

0,4-1%

tahap penyembuhan

hipersensitivitas,

40-100/L

infeksi atau

kehamilan,

inflamasi
Umumnya pada

hipertiroidisme

Nilai normal

1-3%

keadaan atopi/

100-300/L

alergi dan infeksi


parasit
Inflamasi,

55-70%

kerusakan jaringan,

(2500-7000/L)

peyakit Hodgkin,

Bayi Baru Lahir 61% leukemia mielositik,


Neutrofil

Umur 1 tahun 2%

hemolytic disease

Segmen 50-65%

of newborn,

(2500-6500/L)

kolesistitis akut,

Batang 0-5% (0-

apendisitis,

500/L)

pancreatitis akut,

stress, luka bakar,


syok, hiperfungsi
adrenokortikal.

Infeksi virus,
autoimun/idiopatik,
pengaruh obat-obatan

pengaruh obat
20-40%
1700-3500/L
Limfosit

kanker, leukemia,

BBL 34%

infeksi kronis dan

gagal ginjal, SLE,

1 th 60%

virus

pemberian steroid yang

6 th 42%
12 th 38%
2-8%
Monosit

200-600/L
Anak 4-9%

berlebihan
Infeksi virus,
parasit, anemia

Leukemia limfositik,

hemolitik, SLE<

anemia aplastic

RA

13

DAFTAR PUSTAKA
1.

https://www.scribd.comdoc230382690DASAR-TEORIDiffCount#download

2.

https://www.scribd.comdoc188865014pemeriksaan-diff-count

3. https://www.scribd.comdoc258891348-Makalah-Hitung-Jenis-Leukosit

14

Anda mungkin juga menyukai