Anda di halaman 1dari 13

Mata Kuliah : Teknik Sampling dan Flebotomi

CARA PENGAMBILAN DARAH KAPILER

ANNISA SEKAR JASMINE (PO714203191.009)

MUTMAINNA KARTIKA PUTRI (PO714203191.023)

1
JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR

TAHUN AKADEMIK 2020/2021

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT., atas segala kebesaran
dan limpahan rahmat serta hidayah yang diberikan, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Cara Pengambilan Darah Kapiler“ Sesuai
dengan waktu yang telah direncanakan sebelumnya. Tak lupa selawat serta salam
penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW. beserta keluarga dan sahabat,
semoga selalu dapat menuntun penulis pada ruang dan waktu yang lain.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis mengalami berbagai kesulitan. Akan


tetapi, berkat dukungan, bimbingan, dan masukan dari berbagai pihak maka
kesulitan-kesulitan tersebut dapat teratasi. Maka dari itu, melalui kesempatan ini
penulis mengucapkan banyak terimah kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu. Terutama kepada search engine google yang ikut berperan besar dalam
pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari,
itu , kritik dan saran yang bersifat membangun selalu penulis harapkan dari berbagai
pihak agar dapat menyempurnakan makalah ini.

Makassar, 19 Maret 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... 2

DAFTAR ISI......................................................................................................... 3

BAB 1 PENDAHULUAN

A Latar Belakang............................................................................................ 4

B Rumusan Masalah .................................................................................... 6

C Tujuan ......................................................................................................... 7

D Manfaat……………………………………………………………………….. 7

BAB 2 PEMBAHASAN

A Definisi Pengambilan Darah Kapiler........................................................... 8

B Indikasi Pengambilan Darah Kapiler........................................................... 8

C Lokasi Pengambilan Darah Kapile………………………………………….. 9

D Prosedur pengambilan darah kapiler......................................................... 9

E Komplikasi Pengambilan darah kapiler..................................................... 10

F Pencegahan Komplikasi............................................................................. 11

G Sumber Kesalahan Pada Pengambilan Darah Kapiler………………….... . 11

H Tes-tes yang tidak dapat menggunakan darah skinpuncture……………... 11

BAB 3 PENUTUP

3
A Kesimpulan.................................................................................................. 12

B Saran........................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemeriksaan darah rutin merupakan pemeriksaan yang sering diminta

oleh klinisi karena dengan melakukan pemeriksaan beberapa penyakit

kelainan darah dapat ditentukan arah pemeriksaan lebih lanjut . Pemeriksaan

darah rutin antara lain adalah uji kadar hemoglobin(Hb), jumlah eritrosit,

lekosit, trombosit, nilai hematokrit, laju endap darah (LED) dan menentukan

indeks eritrosit (Aprilianti,2006).

Darah merupakan komponen esensial mahluk hidup diantaranya adalah

manusia. Dalam keadaan fisiologik, selalu berada dalam pembuluh darah

sehingga dapat menjalankan fungsinya sebagai pembawa O2, mekanisme

pertahanan tubuh terhadap infeksi dan mekanisme hemostasis (I Bakta,

2006).

Sel darah putih merupakan salah satu bagian dari sel darah manusia yang

memiliki peranan utama dalam hal sistem imunitas atau membunuh kuman

dan bibit penyakit yang ikut masuk ke dalam aliran darah manusia. Sel darah

putih atau yang dapat disebut dengan lekosit. Jumlah lekosit pada darah

orang dewasa normal berkisar 4.000-10.000 mm3 darah. Lekosit pada

umunya dibagi menjadi 2 kelompok yaitu granulosit dan agranulosit.

Granulosit terdiri atas basofil, eosinofil, netrofil batang, dan netrofil segmen,

4
sedangkan agranulosit terdiri atas monosit dan limfosit dan fungsi yang

berbeda (Gandasoebrata, 2010 ).

Pemeriksaan hematologi biasanya menggunakan darah kapiler dan darah


vena. pengambilan darah kapiler pada orang dewasa yaitu diujung jari, sedangkan
darah vena orang dewasa pada dasarnya semua vena superficial namun yang
sering dipakai mediana cubiti, karena memudahkan pada saat sampling
(Gandasoebrata,2010 ).

Penggunaan darah kapiler sebagai sampel pemeriksaan menggantikan

darah vena juga mempunyai kelemahan, karena Pembuluh darah kapiler dan

darah vena mempunyai susunan yang berbeda yaitu darah kapiler mempunyai

dinding yang sangat tipis, sehingga plasma dan zat makanan mudah

merembes dan keluar membentuk cairan jaringan yang berdampak pada

pemeriksaan lekosit menjadi lebih rendah. Selain itu besarnya kemungkinan

terjadinya pengenceran pada sampel darah kapiler yang bisa disebabkan oleh

tusukan yang tidak dalam sehingga darah yang keluar tidak lancar dan

biasanya jari akan ditekan dan diurut, keadaan ini akan menyebabkan

pengenceran darah oleh cairan jaringan. Sehingga hasil pemeriksaan akan

cenderung rendah atau menurun. Sedangkan pada pembuluh darah vena

memiliki lapisan dinding yang tipis dan berorot. Ini memungkinkan vena

berkontraksi sehingga mempunyai kemampuan untuk menyimpan atau

menampung darah sesuai kebutuhan tubuh (Khasanah,2016)

Pengenceran dalam tabung merupakan pengenceran makro. Pemeriksaan

jumlah lekosit dengan pengenceran menggunakan tabung adalah darah EDTA

diencerkan dengan larutan Turk, jumlah sel dalam volume pengenceran

tersebut dihitung dengan menggunakan kamar hitung. Pemeriksaan jumlah

lekosit secara manual dengan memakai alat – alat yang baik dan dengan

teknik yang sempurna, ketelitian tindakan menghitung lekosit kira-kira 10%.

5
Pengenceran metode makro mempengaruhi jumlah lekosit, karena pada

metode makro mempunyai angka kesalahan lebih kecil dibanding metode

mikro (Jevianty, 2016).

Sebagian laboratorium masih menggunakan cara manual dalam

melakukan pemeriksaan lekosit, yaitu dengan pipet thoma(pengenceran

mikro) dan dengan menggunakan tabung (pengenceran makro). Metode pipet

thoma mempunyai angka kesalahan lebih besar dibanding menggunakan

metode tabung, karena pemipetan lebih kecil volumenya mempunyai

pengaruh besar pada hasil yang menyebabkan angka kesalahan semakin

besar. apabila pemeriksaan cukup banyak akan memakan banyak waktu dan

alat pemeriksaannya sangatlah terbatas, sehingga pemeriksaan lekosit juga

dilakukan dengan cara menggunakan tabung (pengenceraan makro). pada

kedua metode mempunyai prinsip pemeriksaan yang sama, yang berbeda

adalah pengencerannya dilakukan didalam tabung dan perbandingan antara

darah dan pengencer menggunakan mikropipet. Sel sel darah yang telah

diencerkan dihitung didalam kamar hitung pada volume tertentu

(Khasanah,2016).

B. Rumusan Masalah

A. Apa yang dimaksud pengambilan darah kapiler?

B. Apa saja indikasi pengambilan darah kapiler?

C. Dimana saja lokasi pengambilan darah kapiler?

D. Bagaimana prosedur cara pengambilan darah kapiler?

E. Apa saja komplikasi yang dapat terjadi pada penagamblan darah kapiler?

F. Bagaimana pencegahan komplikasi akibat pengambilan darah kapiler?

6
G. Apa saja sumber kesalahan pada Pengambilan Darah Kapiler?

H. Apa saja tes-tes yang tidak dapat menggunakan darah skinpuncture?

C. Tujuan
Agar mahasiswa memahami tentang cara Pengambilan Darah Kapiler,
mengetahui dan memahami cara memperoleh specimen darah, mengetahui
komplikasi dan kegagalan yang dapat terjadi pada cara Pengambilan Darah
Kapler serta mengetahui pencegahan komplikasinya.

D. Manfaat
Mampu meningkatkan pemahaman tentang cara pengambilan darah
kapiler dengan baik dan benar.

7
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

Pengambilan darah kapiler atau dikenal dengan istilah skinpuncture yang berarti
proses pengambilan sampel darah dengan tusukan kulit.

Tempat yang digunakan untuk pengambilan darah kapiler adalah :

1. Ujung jari tangan (fingerstick) atau anak daun telinga

2. Untukanakkecildanbayidiambil di tumit (heelstick) pada 1/3


bagiantepitelapak kaki atau pada ibu jari kaki.

3. Lokasi pengambilan tidak boleh menunjukkan adanya gangguan


peredaran, seperti vasokonstriksi (pucat), vasodilatasi (oleh radang, trauma,
dsb), kongesti atau sianosis setempat.

Perangkat fingerstick digunakan untuk menusuk kulit pada ujung jari yang bertujuan
mendapatkan spesimen darah dalam jumlah yang sedikit, kurang dari 0,5ml. Darah
yang didapat biasanya digunakan untuk pengujian glukosa darah,hemoglobin, dan
komponen darah lainnya.

Instrument ini dilengkapi dengan lancetkecil bermata pisau atau jarum. Beberapa
perangkat fingerstick dirancang untuk disposable atau sekali pakai, namun kini ada
beberapa yang merancang fingerstick dapat dipakai ulang atau lebih dari sekali.

B. Indikasi Pengambilan Darah Kapiler

Pengambilan darah kapiler dilakukan untuk tes-tes yang memerlukan sampel


dengan volume kecil (kurang dari 0.5 ml), misalnya untuk pemeriksaan kadar
glukosa, kadar Hb, hematokrit ( mikrohematoktrit ) atauanalisa gas darah ( capillary
method).

Ø Pada Orang Dewasa

 Bila vena sulit ditemukan


 Bila vena diperlukan untuk prosedur lain seperti kemoterapi

8
 Bila pasien mempunyai kecenderungan thrombosis
 Untuk tes-tes pemantauan di rumah, misalnya : glukosa

Ø Pada Bayi dan Anak-anak

Merupakan metode pilihan karena venipuncture dapat merusak vena


dan jaringan sekitarnya.
Pengambilan darah yang berlebihan pada bayi dapat mengakibatkan
anemia atau “cardiac arrest”.

C. Lokasi Pengambilan Darah Kapiler

Kriteria umum pemilihan bagian kulit untuk pengambilan darah kapiler :

1. Hangat

2. Berwarna merah jambu

3. Bebas dari guratan kasar, luka, memar atau ruam kulit.

Lokasi pengambilan darah kapiler dengan menggunakan finger stick dilakukan


padaujunga jari ( distal phalanx ) :

 Jari tengah atau jari manis dari tangan yang tidakdominan


 Pengambilan dilakukan di bagian tengah yang berdaging
 Jangan menusuk pada bagian tepi atau terlalu ujung karena rasa nyeri
sedikit berkurang.
 Jangan menusuk paralel dengan guratan sidik jari karena dapat
menyebabkan darah mengalir ke bawah jari dan sulit ditampung.
 Jangan menusuk jari telunjuk karena lebih keras
 Jangan menusuk jari kelingking karena lebih tipis.

Pengambilan darah kapiler tidak boleh dilakukan pada:

 Daerah bekas luka


 oedema
 Keradangan
 Dermatitis
 Cyanosis atau pucat.

D. Prosedur

 Persiapan alat :

9
1. Kapas alkohol 70 %

2. Kapas steril

3. Lancet steril dan berujung tajam

4. Penampung darah

 Persiapan pengambilan darah

1. Jelaskan kepada pasien alasan pengambilan darah yang akan


dilakukan dan pemeriksaan yang akan dilakukan dengan spesimen
tersebut.

2. Sebelum melakukan pengambilan darah bersihkan tangan


menggunakan alkohol 70 % dan gunakan sarung tangan.

3. Pilihlah bagian ujung jari yang berdaging

4. Hangatkan bagian kulit yang akan ditusuk dengan membungkusnya


menggunakan handuk hangat (kurang dari 42̊ C), minimal 3 menit untuk
melancarkan aliran darah.

 Teknik pangambilan darah kapiler.

1. Bagian kulit yang akan ditusuk harus didesinfeksi terlebih dahulu


dengan alkohol 70% atau povidine iodine kemudian dikeringkan dengan
kapas yang steril.(Povidone Iodone tidak boleh digunakan pada tes :
bilirubin, K, fosfor, dan asam urat).

2. Kulit setempat ditegangkan dengan memijatnya antara dua jari.

3. Lakukan penusukan dengan gerakan yang cepat dengan memakai


lancet steril. Tusukan dilakukan dengan arah tegak lurus pada garis sidik
jari.

4. Tetesan darah yang pertama kali keluar dihapus dengan


menggunakan kapas streril dan tetasan beerikutnya baru boleh digunakan
untuk pemeriksaan.

E. Komplikasi

Tusukan pada fingerstick biasanya lebih menimbulkan rasa nyeri daripada


venipuncture. Hal ini disebabkan karena lokasi penusukan dekat tulang dan banyak

10
terdapat serabut saraf. Komplikasi juga dapat dikarenakan adanya alergi terhadap
alkohol 70%.

F. Pencegahan Komplikasi

Untuk menghindari terjadinya komplikasi dapat dilakukan dengan cara melakukan


penusukan pada lokasi yang tidak dekat dengan tulang dan memiki daging yang
tebal. Sedangkan untuk menghindari terjadinya alergi pastikan menanyakan terlebih
dahulu kepada pasien apakah alergi terhadap alkohol, apabila pasien memiliki alergi
terhadap alkohol 70% maka dapat diganti dengan menggunakan povidine iodine.

G. Sumber Kesalahan Pada Pengambilan Darah Kapiler

1. Mengambil darah dari tempat dimana terdapat gangguan peredaran seperti


vasokontiksi (pucat), vasodilatasi (oleh radang,trauma, dsb), kongesti atau cyanosis
setempat.

2. Tusukan yang kurang dalam,sehingga darah harus diperas-peras keluar.

3. Kulit yang ditusuk masih basah dengan alkohol hal ini menyebabkan darah
terencerkan, juga dapat mengakibatkan tetesan darah melebar diatas kulit sehingga
sukar dihisap dalam pipet.

4. Tetesan darah pertama dipakai untuk pameriksaan hal ini dapat memberikan
hasil yang berbeda pada pemeriksaan (rendah palsu)

5. Terjadi bekuan darah karena terlalu lambat bekerja.

6. Terjadi hemolisis akibat penekanan bagian tusukan yang terlalu keras.

H. Tes-tes yang tidak dapat menggunakan darah skinpuncture:

 Laju Endap Darah (LED)


 Beberapa tes koagulasi
 Kultur-kultur darah
 Tes-tes lain yang memerlukan serum/plasma dalam volume besar.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengambilan darah kapiler atau dikenal dengan istilah skinpuncture


yang berarti proses pengambilan sampel darah dengan tusukan kulit. Tempat
yang digunakan untuk pengambilan darah kapiler adalah di ujung jari tangan
(fingerstick) atau anak daun telinga. Untuk anak kecil dan bayi diambil di tumit
(heelstick) pada 1/3 bagian tepi telapak kaki atau ibu jari kaki. Lokasi
pengambilan tidak boleh menunjukkan adanya gangguan peredaran, seperti
vasokonstriksi (pucat), vasodilatasi (oleh radang, trauma, dsb), kongesti atau
sianosis setempat.

B. Saran
Agar tidak terjadi kesalahan pada saat pengambilan darah maka
seorang flebotomist harus memiliki kompetensi dan perilaku professional
sehingga dapat bekerja dengan baik dan benar agar memperoleh hasil yang
akurat.

12
DAFTAR PUSTAKA

Aprilianti, S, Arif M, Hardjoeno. 2006. Mengenal Produk Baru Nilai Rujukan


Hematologi Pada Orang Dewasa Sehat Berdasarkan SYSMEX XT-1800, Indonesian
Journal Of Chlinical Pathology and Medical Laboratory. Vol, 2. 127-130

Bakta, Made, I, Dr., Prof., 2006. Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta. EGC

Dra. Dewi Muliaty.Petunjuk Praktis:Tenik-Teknik Flebotomi.PAT(Persatuan Ahli


Teknologi Laboratorium Kesehatan Indonesia), Laboratorium Klinik Prodia dan
Becton Dickinson Vacutainer System, Ltd, Indonesia.

Gandasoebrata, R.1995.Penuntun Laboratorium Klinik.Jakarta:PT.Dian Rakyat

Gandasoebrata, R 2010. Penuntun Laboratorium Klinik . Cetakan Keenambelas

Dian Rakyat, Jakarta.

Jevianty, Debby Rizka. 2016. Perbandingan Hitung Jumlah Lekosit Metode

Manual Berdasarkan Pengenceran Makro dan Mikro. Karya Tulis Ilmiah.

Universitas Muhammadiyah Semarang.

Khasanah, Uswatun. 2016. Perbedaan Hasl Pemeriksaan Hitung Jumah

Trombosit Pada Darah Vena dan Darah Kapiler Dengan Metode Tabung.

Skripsi. Universitas Muhammadiyah Semarang.

13

Anda mungkin juga menyukai