Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

TEKNIK PENGAMBILAN DAN KOMPLIKASI


PENGAMBILAN DARAH ARTERI

DOSEN PEMBIMBING
Andi Maya Kesrianti, S.Si. ,M.Kes

DISUSUN OLEH :
Nama : MEYNI MARIA WENGKANG
Nim : B1D120092

PROGRAM STUDI
D-IV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK
FAKULTAS TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Teknik Sampling dan Flebotomi II pada Semester
Ganjil tahun ajaran 2020.

Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Andi Maya Kesrianti, S.Si. ,M.Kes selaku
Dosen Pengampu Mata Kuliah Teknik Sampling dan Flebotomi II yang telah memberikan bekal
materi untuk mengerjakan tugas Makalah ini.

Penulis menyadari dalam penulisan Makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena
itu dengan penuh kerendah hati penulis mengharapkan kritik dan saran sehingga penulis dapat
memperbaiki Makalah ini.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga Makalah tentang Teknik Pengambilan dan Komplikasi
Pengambilan Darah Arteri ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi para pembaca
sehingga dapat memberikan inpirasi.

Makassar, November 2020

Penulis
DAFTAR ISI

JUDUL…………………………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………… ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….. iii
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah………………………………………………….. 1
B Rumusan Masalah………………………………………………………… 2
C Tujuan Pembahasan………………………………………………………. 2
BAB II PEMBAHSAN
A Definisi Pengambilan Darah Arteri dan Analisa Gas Darah……………... 3
B Modified Allen test……………………………………………………………….. 4
C Prosedur pengambilan darah arteri………………………………………. 4
D Hasil Analisa Gas Darah…………………………………………………. 5
E Komplikasi yang bisa terjadi…………………………………………….. 7
BAB III PENUTUP
A Kesimpulan………………………………………………………………. 8
B Saran……………………………………………………………………… 8
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………. 9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengambilan darah arteri adalah suatu tindakan untuk mengambil darah arteri
yaitu pembuluh darah yang berasal dari bilik jantung yang berdinding tebal dan
kaku. Sedangkan analisa gas darah adalah prosedur untuk menilai tekanan parsial
oksigen, karbondioksida dan pH (konsentrasi ion hydrogen) di darah arteri. Mengambil
sampel darah arteri membutuhkan suntikan perkutan pada arteri brachialis, radial atau
femoralis. Juga bisa didapatkan dari arterial line.
Pemeriksaan gas darah arteri dan pH sudah secara luas digunakan sebagai pegangan
dalam penatalaksanaan pasien-pasien penyakit berat yang akut dan menahun. Pemeriksaan
gas darah juga dapat menggambarkan hasil berbagai tindakan penunjang yang dilakukan,
dimana hal ini merupakan salah satu tindakan yang bertujuan untuk pemantauan terhadap
sistem respirasi status asam basa tubuh pasien, yaitu pertukaran gas antara udara dari paru
serta antara darah dan jaringan (Depkes, 2006).
Pemeriksaan gas darah juga dapat menggambarkan hasil berbagai tindakan penunjang
yang dilakukan, jadi dapat digunakan sebagai salah satu kriteria untuk menilai pengobatan
(Muhiman, 2005). Diagnosa tidak dapat ditegakkan hanya dari penilaian analisa gas darah
dan keseimbangan asam basa saja, kita harus menghubungkan dengan riwayat penyakit,
pemeriksaan fisik, dan data-data laboratorium lainnya. Walaupun demikian pemeriksaan
Blood Gas Analisis (BGA) ini, bisa dijadikan sebagai salah satu tolak ukur pasien-pasien
kritis di ICU/ ICCU masih tetap bisa dipertahankan sampai dengan stabil kondisinya atau
prognosa buruk. Diperlukan ketepatan dan keakuratan dalam interpretasi hasil, sementara
ketepatan dan keakuratan interpretasi hasil tergantung keakuratan obyek yang diukur, dalam
hal ini darah arterinya. Ini menuntut pemahaman dan ketepatan dalam pengambilan darah
arteri.
Komplikasi pengambilan darah arteri akan minimal terjadi jika dilakukan dengan benar.
Namun dapat terjadi perdarahan atau perdarahan yang tertunda atau memar pada area
tusukan jarum atau yang jarang terjadi, kerusakan sirkulasi di sekitar area tusukan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka yang menjadi rumusan adalah bagaimana
teknik pengambilan darah arteri yang benar dan komplikasi pengambilan darah arteri.

C. Tujuan Pembahasan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui teknik pengambilan
dan komplikasi pengambilan darah arteri.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui teknik pengambilan darah arteri yang tepat.
b. Untuk mengetahui komplikasi pengambilan darah arteri.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Pengambilan Darah Arteri dan Analisa Gas Darah


Pengambilan darah arteri adalah suatu tindakan untuk mengambil darah arteri
yaitu pembuluh darah yang berasal dari bilik jantung yang berdinding tebal dan
kaku. Sedangkan analisa gas darah adalah prosedur untuk menilai tekanan parsial
oksigen, karbondioksida dan pH (konsentrasi ion hydrogen) di darah arteri. Mengambil
sampel darah arteri membutuhkan suntikan perkutan pada arteri brachialis, radial atau
femoralis. Juga bisa didapatkan dari arterial line.

Selain itu, tes ini dapat dilakukan untuk memeriksa kondisi organ jantung dan ginjal,
serta gejala yang disebabkan oleh gangguan distribusi oksigen serta karbon dioksida, atau
keseimbangan pH dalam darah, seperti mual, sesak napas, dan penurunan kesadaran. Tes ini
juga dilakukan pada pasien yang sedang menggunakan alat bantu napas untuk memonitor
efektivitasnya.

Sampel darah arteri digunakan terutama untuk pemeriksaan analisa gas darah (AGD)
arteri. Sampel dapat diperoleh melalui dua cara, yaitu pada pasien yang sering diperiksakan
AGD melalui kateter dalam arteri, atau dengan menggunakan spuit untuk tusukan arteri pada
pasien yang hanya butuh satu kali pemeriksaan.

Analisa gas darah (AGD) atau arterial blood gas (ABG) test adalah tes darah yang
diambil melalui pembuluh darah arteri untuk mengukur kadar oksigen, karbon dioksida, dan
tingkat asam basa (pH) di dalam darah. Analisa gas darah umumnya dilakukan untuk
memeriksa fungsi organ paru yang menjadi tempat sel darah merah mengalirkan oksigen dan
karbon dioksida dari dan ke seluruh tubuh.

Pengambilan sampel darah arteri lebih sulit dibandingkan sampel darah vena karena
pembuluh darahnya lebih dalam dan tidak terlihat/teraba dengan komplikasi yang lebih
berat. Arteri radialis merupakan pilihan pertama karena paling dangkal, memiliki kolateral
(arteri ulnaris), dan mudah perabaannya. Pilihan arteri berikutnya adalah arteri brachialis 
dan arteri dorsalis pedis, sedangkan arteri femoralis merupakan pilihan terakhir. Sebenarnya
pengambilan sampel dari arteri femoralis lebih mudah karena ukuran arteri lebih besar, tapi
beresiko menyebabkan perdarahan yang sering tidak diketahui karena lokasinya tertutup
selimut.

Sebelum pengambilan darah dari arteri radialis, harus dilakukan modified Allen test untuk
menentukan apakah arteri ulnaris dapat memberikan sirkulasi kolateral ke tangan.

B. Modified Allen test


1. Pasien diminta untuk menggenggam, tekan arteri  ulnaris dan arteri radialis dengan 2
jari pada masing-masing arteri.
2. Pasien diminta membuka genggamannya, amati telapak tangan pasien menjadi pucat.
3. Lepas tekanan pada arteri ulnaris, bila telapak tangan pasien menjadi kemerahan, maka
tes positif, darah bisa diambil.

Gambar 1. Modified Allen test

C. Prosedur pengambilan darah arteri


1. Siapkan spuit 3 cc atau spuit khusus untuk AGD yang sudah preheparinized. Jumlah
antikoagulan 0,2 mL heparin .
2. Bersihkan daerah arteri yang akan ditusuk dengan kapas-alkohol 70% dan biarkan kering
3. Posisi tangan hiperekstensi   pd pergelangan, diganjal handuk gulung atau bantal kecil
4. Tusuk pada yang denyutnya paling menonjol dengan sudut 45–60o (90 o untuk femoralis)
5. Hisap darah secukupnya lalu cabut jarum beserta sempritnya dan segera tutup ujung
jarum dengan karet, dan semprit dibolak-balik beberapa kali agar darah bercampur
heparin
6. Setelah jarum dicabut, tekan daerah itu dengan kapas atau kassa kering 3-5 menit
7. Segera dikirim ke laboratorium dalam waktu kurang dari 15 menit atau diletakkan ke
dalam wadah berisi es (atau wadah pendingin lain dengan suhu 1–5°C) untuk
meminimalkan konsumsi oksigen oleh leukosit.

Gambar 2. Prosedur pengambilan darah arteri.

D. Hasil Analisa Gas Darah


Hasil analisa gas darah umumnya meliputi pengukuran terhadap beberapa hal, antara lain:
1. Asam basa (pH) darah, yaitu dengan mengukur jumlah ion hidrogen dalam darah. Jika
pH darah di bawah normal dikatakan lebih asam, sementara jika pH di atas nilai normal
maka darah dikatakan lebih basa.
2. Saturasi oksigen, yaitu pengukuran jumlah oksigen yang dibawa oleh hemoglobin di
dalam sel darah merah.
3. Tekanan parsial oksigen, yaitu pengukuran tekanan oksigen yang larut di dalam darah.
Pengukuran ini dapat menentukan seberapa baik oksigen dapat mengalir dari paru ke
dalam darah.
4. Tekanan parsial karbon dioksida, yaitu pengukuran tekanan karbon dioksida yang larut di
dalam darah. Pengukuran ini menentukan seberapa baik karbon dioksida dapat
dikeluarkan dari tubuh.
5. Bikarbonat, yaitu zat kimia penyeimbang yang membantu mencegah pH darah menjadi
terlalu asam atau terlalu basa.

Berdasarkan unsur pengukuran tersebut, ada dua jenis hasil analisa gas darah, yaitu normal
dan abnormal (tidak normal).
1. Hasil normal. 
Hasil analisa gas darah dikatakan normal jika:
a. pH darah arteri: 7,38-7,42.
b. Tingkat penyerapan oksigen (SaO2): 94-100%.
c. Tekanan parsial oksigen (PaO2): 75-100 mmHg.
d. Tekanan parsial karbon dioksida (PaCO2): 38-42 mmHg.
e. Bikarbonat (HCO3): 22-28 mEq/L.
2. Hasil abnormal dapat menjadi indikator dari kondisi medis tertentu.
Berikut ini beberapa kondisi medis yang mungkin terdeteksi melalui analisa gas darah.

pH darah Bikarbonat PaCO2 Kondisi Penyebab Umum

Asidosis Gagal ginjal, syok,


<7,4 Rendah Rendah
metabolik ketoasidosis diabetik.

Alkalosis Muntah yang bersifat


>7,4 Tinggi Tinggi
metabolik kronis, hipokalemia.

Penyakit paru,
Asidosis termasuk pneumonia atau
<7,4 Tinggi Tinggi
respiratorik penyakit paru obstruktif
kronis (COPD).

Alkalosis
>7,4 Rendah Rendah Saat nyeri atau cemas.
respiratorik

Angka kisaran normal dan tidak normal umumnya bervariasi tergantung pada
laboratorium tempat pasien menjalani analisa gas darah. Hal ini dikarenakan beberapa
laboratorium menggunakan pengukuran atau metode yang berbeda dalam menganalisa
sampel darah. Konsultasikan hasil tes kepada dokter untuk mendapatkan penjelasan secara
detail. Dokter akan menentukan apakah pasien membutuhkan pemeriksaan lanjutan atau
terapi pengobatan tertentu.

E. Komplikasi yang bisa terjadi:


1. Trombosis arteri yaitu menyebabkan iskemik dan kematian jaringan
2. Hematoma yaitu dicegah dengan penekanan selama 3-5 menit pada luka. Penanganan jika
terjadi hematoma dengan kompres hangat.
3. Perdarahan yaitu lokasi luka perlu dievaluasi terutama pada pasien dengan pemeriksaan
koagulasi yang memanjang atau mendapatkan obat antikoagulan.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa, Sampel darah
arteri digunakan terutama untuk pemeriksaan analisa gas darah (AGD) arteri. Sampel dapat
diperoleh melalui dua cara, yaitu pada pasien yang sering diperiksakan AGD melalui kateter
dalam arteri, atau dengan menggunakan spuit untuk tusukan arteri pada pasien yang hanya
butuh satu kali pemeriksaan.

Analisa gas darah (AGD) atau arterial blood gas (ABG) test adalah tes darah yang
diambil melalui pembuluh darah arteri untuk mengukur kadar oksigen, karbon dioksida, dan
tingkat asam basa (pH) di dalam darah. Analisa gas darah umumnya dilakukan untuk
memeriksa fungsi organ paru yang menjadi tempat sel darah merah mengalirkan oksigen dan
karbon dioksida dari dan ke seluruh tubuh.

B. Saran
Dengan masih banyaknya kekurangan dari penyusunan makalah ini maka penulis
mengharapkan usul dan saran dari para pembaca untuk menambah ilmu dan pengetahuan
terkait teknik pengambilan darah arteri.

DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.unimus.ac.id/files//disk1/115/jtptunimus-gdl-taufikhida-5749-1-babi.pdf

https://www.scribd.com/doc/56906938/MAKALAH-FLEBOTOMI

https://www.alodokter.com/analisa-gas-darah-dan-hal-hal-penting-yang-ada-di-dalamnya
Pagana KD and Pagana TJ. 2018. Mosby’s Manual Of Diagnostic and Laboratory Tests, Sixth
Edition. Elsevier Missouri.

Anda mungkin juga menyukai