DISUSUN OLEH :
Jodi Setiawan
NIM : 51122022
Dosen Pengampu:
Bastian, S.Si.T.,M.Biomed
NBM : 1319320
1
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT. Karena atas
seminar ini. Makalah ini akan membahas tentang “Penjelasan Visi Misi Prodi,
Konsep Flebotomi”.
Kami menyadari banyak kekurangan dalam makalah yang kami buat oleh
karena itu kami mengharapkan kritik maupun saran dari semua pihak untuk
Demikianlah makalah ini kami buat semoga dapat bermanfaat bagi yang
ii
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
dengan tujuan untuk menegakkan diagnosis, memantau pengobatan dan untuk terapi
pada pembuluh darah sehingga terjadi perlukaan. Hal tersebut dapat menimbulkan
perdarahan. infeksi, dan efek yang tidak diharapkan seperti hematom dan efek bahaya
yang lain. Oleh karena itu pelaksanaan flebotomi hendaknya dilakukan dengan hati-hati
Venipuncture atau flebotomi menjadi salah satu prosedur invasif yang paling
umum dilakukan dalam dunia medis di Indonesia, Pengambilan darah vena dilakukan
oleh seorang ATLM (Ahli Teknologi Laboratorium Medik atau Phlebotomyst). Sampel
darah vena biasanya diambil pada pasien sesuai dengan pemeriksaan yang dilakukan.
punggung dari sektor pelayanan kesehatan pada unit kesehatan masyarakat. Hasil akhir
yang dapat dicapai yaitu mengetahui kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan
penting karena berhubungan dengan patient safety dan patient centered care.
Kesalahan pada tahap pra-analitik akan berdampak pada kesalahan analisis hasil
pemeriksaan sehingga dapat menimbulkan kesalahan interpretasi hasil dan tata laksana
4
pasien yang tidak tepat [3]. Beberapa penelitian melaporkan tingkat kesalahan
laboratorium yaitu tahap pra- analitik sebesar 46-77,1%, tahap analitik sebesar 7-13%,
dan tahap pasca analitik sebesar 18.5-47% (1,3-6). Kesalahan tahap pra-analitik memiliki
kesalahan pra-analitik antara lain hemolisis (53,2%), volume spesimen yang kurang
(7.5%), tulisan tangan yang tidak bisa dibaca (7.2%), salah spesimen, terdapat bekaan
pada spesimen, kesalahan vacum container atau jenis antikoagulan, rasio volume
spesimen dan antikoagulan yang tidak sesuai, spesimen darah diambil dari jalur infus
3.3 TUJUAN
PEMABAHASAN
sayatan/mengiris dengan teknik yang benar supaya darah dapat mengalir sehingga
spesimen darah dari pembuluh darah (vena, kapiler, maupun arteri). Seorang
flebotomis harus mampu memahami anatomi dan fisiologi tubuh, situasi pasien,
(faktor safety).
darah dari orang lain dan berisiko tertular infeksi melalui darah seperti: Human
Malaria dan sifilis juga dapat ditularkan melalui darah yang terkontaminasi, dan
praktik pengen- dalian infeksi yang buruk dapat menyebabkan infeksi bakteri
oleh dokter, dan pasien mungkin harus menjalani pengam- bilan dan pengujian
hemolisis meliputi penggunaan jarum yang terlalu kecil (23 atau di bawah),
pengambilan spesimen darah dari jalur intravena atau sentral, mengisi volume
tabung terlalu rendah sehingga rasio antikoagulan terhadap darah lebih besar dari
1: 9, menggunakan kembali tabung yang telah diisi ulang dengan tangan dengan
jumlah antikoagulan yang tidak tepat, mencampur tabung terlalu keras, alkohol
atau disinfektan belum mengering, meng- gunakan vacum yang terlalu besar
(misalnya, meng- gunakan selang yang terlalu besar untuk pasien anak, atau
Efek samping flebotomi dapat terjadi antara lain: nyeri di lokasi pungsi vena,
Cedera akibat benda tajam (jarum) biasanya terjadi saat penggunaan dan
pembuangan jarum. Salah satu cara untuk mengurangi cedera yang tidak disengaja
dan paparan darah pada petugas kesehatan adalah mengganti perangkat dengan
menghindari hingga 75% dari cedera tertusuk jarum namun, apabila dibongkar
atau ditutup kembali secara manual maka fitur keamanan jarum tidak diaktifkan.
Tidak menutup kembali jarum (recapping) dan segera membuang benda tajam ke
hasilan terapi). Pemeriksaan spesimen meliputi 3 tahap, yaitu: pra analitik, analitik
dan pasca analitik. Faktor pra analitik merupakan faktor sebelum dilakukan
Fase analitik merupakan fase pemerik- saan laboratorium dan fase pasca analitik
merupakan fase setelah hasil pemeriksaan jadi (validasi, penyerahan hasil). Hasil
laboratorium.
dari tahap pengujian pra- analitik dan pra-pemeriksaan. Pra-analitik dan pra-ujian
memiliki kesamaan arti, dan mengacu pada koleksi spe- simen. Proses ini terjadi
ting dalam pengujian klinis. Kebanyakan kesalahan terjadi dalam tahap pengujian
pra-analitik
spesimen untuk pengujian secara akurat, aman, dan andal. Saat sampling dan
benar (nama, tanggal lahir dan nomor rekam medik). Hindari kesalahan saat
memberi label. Berilah label yang jelas pada tabung spesimen dan/atau wadah.
Berikut ini adalah perlengkapan pengambilan darah secara umum yang harus
Ruang pengambilan darah menjadi hal yang mutlak di laboratorium. Ruangan ini
sampel sebaiknya tidak menjadi akses jalan bagi petugas sehingga akan
nama ruang yang tertulis dengan jelas, kursi flebotomi, tempat tidur/bed,
fasilitas cuci tangan (handrub/wastafel yang dilengkapi air mengalir, sabun dan
mencuci tangan. Suhu dan aliran udara dibuat senyaman mungkin untuk
2. Kursi flebotomi
Kursi flebotomi dapat berasal dari fabrikan maupun buatan. Kursi dibuat
dalam memposisikan tubuh. Apabila kursi flebotomi tidak ada dapat digunakan
kursi dan meja sehingga pada saat pasien duduk, lengan dapat di letakkan di atas
3. Rak dan tas sampling Rak sampling diletakkan dekat dengan posisi
pengambilan sampling sehingga petugas dapat dengan cepat dan mudah dalam
Pengecekan dilakukan setiap hari untuk meng- hindari kekosongan alat dan
bahan. Tas sampling yang berisi perlengkapan pengambilan darah harus tersedia
sehingga pada saat ada permintaan sewaktu waktu dapat diambil dengan cepat.
Secara umum alat pelindung diri yang diguna-kan untuk flebotomi berupa:
-Sarung tangan
Jas laboratorium sebaiknya lengan panjang dan panjang baju sampai lutut atau
dibawah lutut. Tuju- an penggunaan jas laboratorium ini agar sampel infeksius
dari laboratorium dan bahan berbahaya dan beracun tidak mengenai kulit dan
baju dalam. Penggunaan jas laboratorium sebaiknya diganti setiap hari sehingga
jam. Hal ini untuk meminimalisir risiko infeksi akibat kelembaban masker. Sarung
l. Kecuali sarung tangan untuk pengambilan sampel kultur harus steril. Sepa-sang
sarung tangan digunakan hanya untuk 1 pasien saja. Apabila hendak mengambil
menggunakan sarung tangan harus cuci tangan terlebih dahulu dengan sabun
5. Antiseptic
Antiseptic digunakan untuk mencegah terja- dinya sepsis yaitu penyakit yang
diakibatkan adanya bakteri dan produk toksiknya pada aliran darah. Antiseptic
- Isoprophyl Alcohol 70% (paling sering diguna- kan). Biasanya sudah dalam
- Povidone-Iodine
iodine.
6. Disinfektan
Cairan yang digunakan adalah pemutih pakaian (Sodium hypo- chlorite 5,25%
setiap hari.
pengambilan darah vena maupun kapiler supaya darah segera membeku dan
tidak terjadi hematom. Penekanan dilakukan beberapa saat (2-3 menit) sampai
8. plester
2. Lakuan desinfeksi pada lokasi untuk penusukan dengan cara melingkar dari
kapas/Kasa kering
primer, homogenisasi.
8. Cek bekas tusukan, bila tidak ada kelainan segera pasang plesterin.
fiksasi, pengukuhan vena yang akan diambil darahnya, juga untuk menambah
darah dilakukan menggunakan alat steril dan non pyrogenik. Sebelum melakukan
flebotomi perlu diperiksa sterilitas serta waktu kadarluarsa pada jarum. Ada dua
jenis kesalahan pada tahap flebotomi, yaitu: kesalahan pada sampel dan kesalahan
identifikasi. 321 Menurut jenis sampel, sampel hemolitik dan koagulasi dengan
derajat berapa pun dianggap tidak dapat diterima, dan karena itu ditolak.
separator tube (kuning), tabung heparin (hijau), Tabung EDTA (ungu) lalu tabung
pada tahap pra analitik (46-77,1%). Pengambilan spesimen yang tidak tepat
kualitas spesimen.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
sayatan/mengiris dengan teknik yang benar supaya darah dapat mengalir sehingga
untuk pengujian secara akurat, aman, dan andal. Saat sampling dan mengum-
3.2 SARAN
ini oleh Karen itu penulis meminta saran bagi pembaca agar penulis dapat
Nur an-nuhaMuniro, arif Mulyanto, kusmanto mukti wibowo, Royan, Royan Dkk
dr. Andriani Tri Susilowati, M.Sc, SpPK Dkk (2021) Buku Ajar Flebotomi untuk
dr. Hartono,kahar, dr,SpPK (K), MQIH Dkk (2019) Modul Praktikum Flebotomi
Indah Sari, Bastian,Hani Ammariah Dkk (2021) Edukasi Flebotomi Siswa Smk