Anda di halaman 1dari 3

Hematokrit (Ht) adalah persentase seluruh volume eritrosit yang dipisahkan dariplasma dengan

cara memutarnya didalam tabung khusus dengan waktu dan kecepatan tertentu dimana nilainya
dinyatakan dalam persen (%). Untuk tujuan ini, darah diambil dalam semprit dengan volume
yang telah ditetapkan dan dipindahkan kedalam suatu tabung khusus berskala hematokrit (tabung
wintrobe). Untuk pemeriksaan hematokrit darah tidak boleh dibiarkan menggumpal sehingga
harus diberi antikoagulan. Setelah tabung tersebut diputar dengan kecepatan dan waktu tertentu,
maka eritrosit akan mengendap (Sadikin, M. 2002).
Hematokrit adalah nilai yang menunjukan persentase zat padat dalam darah terhadap cairan
darah. Dengan demikian, bila terjadi perembesan cairan darah keluar dan pembuluh darah,
sementara bagian padatnya tetap dalam pembuluh darah, akan membuat persentase zat padat
darah terhadap cairannya naik sehingga kadar hematokritnya juga meningkat (Hardjoeno, H.
2007).
Pemeriksaan hematokrit merupakan salah satu pemeriksaan darah khusus yang sering dikerjakan
dilaboratorium berguna untuk membantu diagnosa berbagai penyakit diantaranya Demam
Berdarah Dengue (DBD), anemia, polisitemia. . Tujuan dilakukannya uji ini adalah untuk
mengetahui konsentrasi eritrosit dalam darah. Berdasarkan reprodusibilitas dan sederhananya,
pemeriksaan ini paling dapat dipercaya di antara pemeriksaan yang lainnya, yaitu kadar
hemoglobin dan hitung eritrosit. Dapat dipergunakan sebagai tes penyaring sederhana terhadap
anemia.
Penetapan nilai hematokrit dapat dilakukan dengan cara makro dan mikro. Pada cara makro
digunakan tabung wintrobe, sedangkan pada cara mikro digunakan pipet kapiler (Wirawan, dkk,
1996).
Metode pemeriksaan secara mikro berprinsip pada darah yang dengan antikoagulan
dicentrifugedalam jangka waktu dan kecepatan tertentu, sehingga sel darah dan plasmanya
terpisah dalam keadaan mapat. Prosentase volum kepadatan sel darah merah terhadap volume
darah semula dicatat sebagai hasil pemeriksaan hematokrit (Gandasoebrata, 2008).
Lokasi pengambilan darah kapiler pada orang dewasa dipakai ujung jari atau cuping telinga
sedangkan lokasi pengambilan darah vena pada orang dewasa pada dasarnya semua vena
superfisial dapat dipakai namun yang sering digunakan ialah vena mediana cibiti karena
mempunyai fiksasi yang lebih sehingga memudahkan pada saat sampling (Gandasoebrata, 2008).
Nilai hematokrit atau PCV dapat ditetapkan secara automatik menggunakan hematology
analyzeratau secara manual. Metode pengukuran hematokrit secara manual dikenal ada 2, yaitu :
1.

Metode makrohematokrit

Pada metode makro, sebanyak 1 ml sampel darah (darah EDTA atau heparin) dimasukkan dalam
tabung Wintrobe yang berukuran panjang 110 mm dengan diameter 2.5-3.0 mm dan berskala 0-

10 mm. Tabung kemudian disentrifus selama 30 menit dengan kecepatan 3.000 rpm. Tinggi
kolom eritrosit adalah nilai hematokrit yang dinyatakan dalam %.
2.

Metode mikrohematokrit

Pada metode mikro, sampel darah (darah kapiler, darah EDTA, darah heparin atau darah
amonium-kalium-oksalat) dimasukkan dalam tabung kapiler yang mempunyai ukuran panjang
75 mm dengan diameter 1 mm. Tabung kapiler yang digunakan ada 2 macam, yaitu yang berisi
heparin (bertanda merah) untuk sampel darah kapiler (langsung), dan yang tanpa antikoagulan
(bertanda biru) untuk darah EDTA/heparin/amonium-kalium-oksalat.
Prosedur pemeriksaannya adalah : sampel darah dimasukkan ke dalam tabung kapiler sampai 2/3
volume tabung. Salah satu ujung tabung ditutup dengan dempul (clay) lalu disentrifus selama 5
menit dengan kecepatan 15.000 rpm. Tinggi kolom eritrosit diukur dengan alat pembaca
hematokrit, nilainya dinyatakan dalam %. (ini kayaknya tdak perlu yah??)
Metode mikrohematokrit lebih banyak digunakan karena selain waktunya cukup singkat, sampel
darah yang dibutuhkan juga sedikit dan dapat dipergunakan untuk sampel tanpa antikoagulan
yang dapat diperoleh secara langsung.
Pada sampling darah vena pemakaian ikatan pembendung yang terlalu lama atau kuat dapat
mengakibatkan hemokonsentrasi. Hemolisis juga dapat terjadi jika spuit dan jarum yang
digunakan basah atau tidak melepaskan jarum spuit terlebih dahulu ketika memasukkan darah ke
dalam botol sampel (Gandasoebrata, 2008). Sampling darah kapiler lebih mudah dibanding
dengan sampling yang lain. Namun tempat penusukan harus baik, aliran darah lancar dan tidak
boleh ada perdangan. Ujung jari yang ditekan-tekan dapat menyebabkan tercampurnya darah
kapiler dengan cairan jaringan (Purwanto, 1996).
Darah kapiler dan darah vena mempunyai susunan darah berbeda. Packed Cell Volume
(PCV)atau hematokrit, hitung jumlah sel darah merah, hemoglobin pada darah kapiler sedikit
lebih rendah dari pada darah vena (Purwanto, 1996). Total lekosit dan jumlah netrofil lebih
tinggi darah kapiler sekitar 8%, jumlah monosit sekitar 12%, sebaliknya jumlah trombosit lebih
tinggi darah vena dibanding darah kapiler. Perbedaan sekitar 9% atau 32 % pada keadaan
tertentu. Terjadinya ini mungkin berkaitan dengan adhesi trombosit pada tempat kebocoran kulit
(Dacie and Lewis, 2002).
nilai Normal Hematokrit
Laki laki : 40 48 vol %
Wanita : 37 43 vol %
Daftar pustaka

http://adhyeljoo.blogspot.com/2012/02/hematokrit.html
http://catatan-analis.blogspot.com/2013/10/tinjauan-umum-mengenai-hematokrit-ht.html

Anda mungkin juga menyukai