Anda di halaman 1dari 8

ANALISA JURNAL

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan

Dosen :
Ns. Titik Setiyaningrum,S.Kep., M. Kep

Disusun oleh :
Kelompok 11
Meyta Alifia Kristiana 2114201028
Shafa Annastasya Saputri Dewi 2114201040
Vinaya Ajeng Pramesti 2114201045
Welmiyona Lohy 2114201046

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA STIKES RSPAD


GATOT SOEBROTO PRODI S1 KEPERAWATAN
2022
ANALISA JURNAL

A. IDENTITAS JURNAL
1. Nama Jurnal : Jurnal Sains
2. Volume :8
3. Nomor : 16
4. Halaman : 16-21
5. Tahun Terbit: 2018
6. Judul Jurnal : Perbedaan Antara Pemeriksaan Antikoagulan Edta Dan Heparin
Terhadap Nilai Hematokrit (Hct)
7. Nama Penulis: Rosidah, Cahyo Wibowo
B. ABSTRAK JURNAL
Pemeriksaan hematokrit merupakan salah satu pemeriksaan untuk membantu
mendiagnosis dangue demam berdarah (DBD), anemia, polisetemia. Penentuan nilai
hematokrit dapat dilakukan dilakukan dengan dua metode, yaitu metode makro dan
mikro. Penentuan nilai hematokrit dengan metode mikro reguires darah yang tidak
membeku. Oleh karena itu antikoagulan adalah dibutuhkan, biasanya digunakan etilen
diamin tetra asetat (EDTA) dan heparin. Sehingga Dosis antikoagulan yang digunakan
harus tepat dengan perbandingan volume darah yang dibutuhkan dalam menentukan
nilai hematokrit, umumnya adalah 10ul dalam 1ml darah pemeriksaan, nilai hematokrit
rata-rata dengan EDTA dan variasi antikoagulan heparin diperoleh dari hasil 10%
sebagai berikut, 44,25% dan 43,15%. Berdasarkan hasil pengujian dengan statistik 16.0
untuk windows, uji T-test independen, tampak bahwa probabilitas (Sig) adalah 0,319
atau sig (0,005) maka H0 diterima atau hi tidak ada perbedaan hasil pemeriksaan
hematokrit metode mikro pada sampel darah vena menggunakan EDTA antikoagulan
dan 10% konsentrasi heparin.
Kata kunci : Pemeriksaan antikoagulan EDTA, Antikoagulan heparin, Nilai hematokrit.
C. PENDAHULUAN JURNAL
Pemeriksaan hematologi adalah pemeriksaan laboratorium yang terdiri dari beberapa
pemeriksaan contoh, pemeriksaan darah khusus, pemeriksaan darah rutin dan
pemeriksaan darah lengkap. Pemeriksaan darah khusus meliputi gambaran darah tepi,
jumlah eritrosit, hematokrit, indeks eritrosit, jumlah retikulosit dan jumlah trombosit.
Pemeriksaan darah rutin meliputi hemoglobin, jumlah leukosit, hitung jenis leukosit,
laju endapan darah. Pemeriksaan darah lengkap merupakan pemeriksaan yang sering
dilakukan di rumah sakit maupun laboratorium klinik yang di kenal dengan istilah
complete blood count (CBC) yang merupakan pemeriksaan dasar dari komponen sel
darah (Dharma dan Imanuel, 2006).
Hasil pemeriksaan diketahui bahwa range pengukuran hematokrit mikro dengan
penambahan antikoagulan EDTA 10% volume 10 ul adalah 11 dengan nilai tertinggi
45 dan nilai terendah 34, sedangkan nilai rata-ratanya adalah 37,78. Range pengukuran
hematokrit mikro dengan penambahan antikoagulan EDTA 10% volume 50 ul adalah
11, dimana nilai tertinggi 42 dan nilai terendah 31, nilai ratarata pengukurannya adalah
34,65 bahwa rerata pengukuran hematokrit mikro yang menggunakan antikoagulan
EDTA 10% volume 50 ul lebih rendah dari pada EDTA volume 10 ul. Hal ini
menunjukkan pada pemakaian EDTA 10 % volume 50 ul mengalami penurunan hasil
pemeriksaan hematokrit mikro. Pada cara makro di gunakan tabung wintrobe,
sedangkan pada cara mikro digunakan mikropipet kapiler. Sampel pada metode mikro
menggunakan sampel darah kapiler atau darah vena dengan antikoagulan, hasil
pemeriksaan dibaca dengan menggunakan alat khusus dan dinyatakan dalam bentuk
persen ( % ). Metode pengukuran secara makro di gunakan di tabung khusus, digunakan
sampel sampel darah vena dengan antikoagualan Ethylene Diamine Tetra Acetate (
EDTA ). Hasil pemeriksaan dapat langsung di baca pada tabung tersebut, karena darah
yang digunakan lebih banyak dari pada metode mikro maka di dapatkan volume plasma
yang lebih banyak ( Santoso,2005 ).
Pemeriksaan hematologi pada pemeriksaan hematokrit biasanya memakai darah vena
yang di campurkan dengan antikoagulan EDTA maupun antikoagualan heparin untuk
mencegah pembekuan darah. Antikoagulan EDTA maupun heparin dapat digunakan
dalam dua bentuk, yaitu berupa larutan atau cair dan berupa zat kering atau padat. Ada
beberapa antikoagulan yang biasa dipakai dalam pemeriksaan hematologic yaitu,
EDTA, Heparin, dan Na Citrat. Antikoagulan yang sering di pakai pada pemeriksaan
hematologi adalah EDTA sampai saat ini yang sering digunakan adalah EDTA dalam
bentuk serbuk ( EDTA kovensional ) begitu pula dengan antikoagulan heparin yang
fungsinya sama (Saeful Hilmi, 2009). Pemakaian antikoagulan EDTA yaitu 1mg/1 ml
darah untuk EDTA kering dan 10 ul/1ml darah untuk EDTA cair. Salah satu yang perlu
di perhatikan adalah perbandingan jumlah darah dan antikoagulan. Apabila
perbandingan EDTA atau heparin tidak sesuai, maka akan memberikan hasil yang tidak
sesuai dengan kenyataan. Perbandingan jumlah darah dengan antikoagulan harus tepat.
Jika dalam pemakaian antikoagulan kurang dari yang di tentukan darah dapat
membeku, apabila pemakaian berlebih dari yang di tentukan akan menyebabkan
eritrosit mengkerut sehingga nilai hematokrit akan menurun, sebaliknya jika
konsentrasi antikoagulan yang digunakan lebih kecil dari kosentrasi yang di tentukan
maka dapat menyebabkan eritrosit membesar dan nilai hematokrit meningkat (Azhari
Muslim, 2015 ).
D. TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui Perbedaan Antara Pemeriksaan Antikoagulan Edta Dan Heparin
Terhadap Nilai Hematokrit (Hct)
E. METODE PENILITIAN
Darah vena, antikoagulan EDTA dan Heparin, Spuit, Turniquet, Kapas alcohol,
Hepafic, Tabung vial, Tabung mikro kapiler, Skala HCT, Centrifuqe, Dempul.
Bahan
Darah vena, Atikoagulan EDTA dan Heparin, Alkohol 70%. Tekhnik sampling yang
digunakan adalah secara random (acak)
F. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian pemeriksaan hematokrit yang menggunakan antikoagulan EDTA
dan Heparin tidak diperbedaan karena kedua antikoagulan tersebut mempunyai fungsi
yang sama. Hasil yang didapat dari pemeriksaan yang dilakukan di kampus Akademi
Analis Kesehatan Delima Husada Gresik, terhadap hasil hematokrit metode mikro pada
sampel darah vena dengan antikoagulan EDTA dengan konsentrasi 10% didapatkan
hasil tertinggi 50% dan terendah 41% dapat dikatakan bahwa antikoagulan EDTA baik
digunakan untuk periksaan hematokrit HCT mikro. Karena pada nilai hasil
pemeriksaan masih berada didalam interval harga normal. Penentuan kadar hematokrit
dapat dilakukan dengan metode mikro hematokrit. Metode mikro dengan menggunakan
centrifuge mikro kapiler untuk memadatkan sel-sel darah merah. Karena metode mikro
menggunakan tabung mikro kapiler pada proses penentuan kadar hematokrit metode
mikro ini darah dimasukkan kedalam tabung mikro kapiler yang telah mengandung
antikoagulan EDTA, tabung yang telah terisi darah dipusingkan atau di centrifuge
selama 5 menit dengan kecepatan 10.000 rpm dan proporsi plasma dan sel darah merah
ditentukan dengan alat pembaca skala HCT.
Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan di kampus Akademi Analis Kesehatan
Delima Husada Gresik, terhadap hasil hematokrit metode mikro pada sampel darah
vena dengan antikoagulan Heparin dengan konsentrasi 10% didapatkan hasil tertinggi
46% dan terendah 35% dapat dikatakan bahwa antikoagulan EDTA baik digunakan
untuk periksaan hematokrit HCT mikro. Karena pada nilai hasil pemeriksaan masih
berada didalam interval harga normal.
G. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh perbedaan antikoagulan Ethylene
Diamine Tetra Acetate (EDTA) dan Heparin pada pemeriksaan hematokrit pada darah
metode mikro adalah sebagai berikut:
1. Pemeriksaan hematokrit menggunakan antikoagulan EDTA dengan konsentrasi
10% didapatkan rata-rata 44,25%
2. Pemeriksaan hematokrit menggunakan antikoagulan Heparin dengan
konsentrasi 10% didapatkan rata-rata 43,15%
3. Tidak terdapap perbedaan hasil karena kedua antikoagulan tersebut memiliki
fungsi yang sama dan dapat dilakukan dipemeriksaan hematokrit.
Hal ini berarti jika konsentrasi antikoagulan yang digunakan dari konsentrasi 10%,
keadaan ini akan mengakibatkan eritrosit mengecil sehingga nilai hematokrit akan
turun, tetapi bila konsentrasi yang digunakan lebih kecil dari konsentrasi 10%, maka
akan menyebabkan eritrositnya membesar dan nilai hematokrit meningkat.
Maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima atau Hi ditolak artinya tidak terdapat
perbedaan hasil pemeriksaan kadar hematokrit metode mikro pada sampel darah vena
menggunakan antikoagulan Na2EDTA dan Heparin dengan konsentrasi 10%.
Dikarenakan nilai yang didapat 44% dimana angka tersebut masih berada diinterval
harga normal pemeriksaan hematokrit
A. IDENTITAS JURNAL
1. Nama Jurnal : Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
2. Volume : 12
3. Nomor :1
4. Halaman : 226-235
5. Tahun Terbit: 2014
6. Judul Jurnal : Gambaran Laju Endap Darah (Metode Sedimat) Menggunakan Natrium
Sitrat 3,8% Dan Edta Yang Di Tambah Nacl 0,85%
7. Nama Penulis: Yane Liswanti
B. ABSTRAK JURNAL
Pemeriksaan LED adalah pemeriksaan darah yang menggambarkan kecepatan
pengendapan eritrosit dalam plasma darah yang menggunakan antikoagulan Natrium
Sitrat 3,8% dan dinyatakan dalam mm/jam. Seiring dengan meningkatnya jumlah
pemeriksaan, maka waktu yang diperlukan akan semakin banyak, pada cara manual
waktu yang diperlukan untuk pemeriksaan LED maksimal 2 jam. Pemeriksaan LED
cara lain yang banyak dilakukan antara lain cara automatic dengan waktu lebih cepat
kurang lebih 15 menit. Tujuan pemeriksaan untuk mengetahui gambaran pemeriksaan
LED (metode Sedimat) menggunakan antikoagulan Natrium Sitrat 3,8 % dan EDTA
yang ditambah NaCl 0,85 %.
C. PENDAHULUAN JURNAL
Pemeriksaan hematologi merupakan salah satu pemeriksaan yang di pakai sebagai
penunjang diagnosis yang berkaitan dengan terapi dan prognosis, untuk mendapatkan
diagnosis yang tepat diperlukan hasil yang teliti dan cepat. Dalam perkembangannya,
berbagai test laboratorik untuk diagnosis mengalami perbaikan dan kemajuan dalam
menunjang pelayanan kesehatan yang efisien, teliti, dan cepat (Ibrahim N, dkk, 2006 :
45-8).
Pemeriksaan hematologi meliputi pemeriksaan darah rutin, pemeriksaan darah lengkap,
pemeriksaan darah khusus, dan faal hemostasis, pemeriksaan darah rutin terdiri dari
kadar haemoglobin (Hb), hitung jumlah leukosit, hitung jenis leukosit (differential
counting) dan laju endap darah (LED), sedangkan pemeriksaan darah lengkap meliputi
kadar haemoglobin, hitung jumlah eritrosit, hitung jumlah leukosit, hitung jenis
leukosit, hematokrit (Ht) dan trombosit (platelet). Pemeriksaan darah lengkap
merupakan pemeriksaan yang sering dilakukan di Rumah Sakit maupun Laboratorium
Klinik dan lebih di kenal dengan nama Complete Blood Count (CBC), yang merupakan
pemeriksaan dasar dari komponen sel darah. Sebuah mesin otomatis (Haematologic
analyzer) melakukan pemeriksaan ini dalam waktu kurang dari 1 menit terhadap setetes
darah, sedangkan LED di periksa terpisah (Dharma R, Imanuel S, Wawan R, 2006)
D. TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui gambaran pemeriksaan LED (metode sedimat) menggunakan
Natrium sitrat 3,8 % dan EDTA yang ditambah NaCl 0,85 %
E. METODE PENILITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik
pengumpulan data dan analisa laboratorium. Sedangkan pemeriksaan Laju Endap
Darah menggunakan metode (sedimat) dengan alat Sedimat 15®.
F. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil dari pemeriksaan LED menggunakan metode sedimat dengan
menggunakan antikoagulan Natrium sitrat 3,8 % dan EDTA yang ditambah NaCl 0,85
% didapat hasil 100 % normal. artinya memiliki persamaan hasil pemeriksaan LED
yang sama walaupun memakai antikoagulan yang berbeda.
Metode Westergren merupakan metode yang disarankan oleh International
Communitte for Standarization in Hematology (ICSH). Berdasarkan ICSH harus
menggunakan metode Westergren menggunakan antikoagulan Natrium sitrat 3,8 %
namun metode ini mempunyai kelemahan waktu yang lama maksimal 2 jam.
Sedangkan di lapangan memerlukan waktu yang cepat, Sehingga dilapangan banyak
yang menggunakan metode sedimat untuk pemeriksaan Laju Endap Darah.
Metode pemeriksaan Laju Endap Darah yang digunakan pada penelitian ini yaitu
Metode Sedimat, Adapun keuntungan dari metode Sedimat yaitu lebih cepat dalam
pemeriksaanya dan tidak memerlukan banyak darah, sedangkan metode lain
memerlukan darah yang cukup banyak dan membutuhkan pengenceran yang lebih
banyak.Antikoagulan yang digunakan dalam pemeriksaan ini yaitu larutan EDTA 10%
dan larutan Natrium sitrat 3,8%. Larutan EDTA 10% ini digunakan untuk mencegah
terjadinya pembekuan darah.
Larutan Natrium sitrat 3,8% merupakan larutan isotonis dengan darah artinya larutan
mempunyai tekanan osmosis yang sama dengan tekanan cairan pembanding atau
memiliki sifat bertegangan tetap sehingga tidak mempengaruhi kecepatan pengendapan
eritrosit. Keuntungan antikoagulan Natrium sitrat 3,8 % yaitu bersifat tidak toksis maka
sering digunakan dalam unit transfuse darah ACD (Acid Citric Dextrose) dan LED.
Dan kerugiannya yaitu pemakaian terbatas dalam pemeriksaan hematologi.EDTA yang
dipakai dalam bentuk garam kalium ( K2EDTA ) dan garam natrium (Na2EDTA).
Garam-garam ini mengubah ion calcium dari darah menjadi bentuk yang bukan ion.
EDTA tidak berpengaruh terhadap besar dan bentuk eritrosit juga terhadap bentuk
leukosit. Selain itu EDTA mencegah trombosit menggumpal. Tiap 1 mg EDTA dapat
mencegah pembekuan 1ml darah dan digunakan dalam keadaan kering (serbuk)
Perbandingan darah dengan antikoagulan harus tepat bila pemakaian EDTA lebih dari
1 mg/ml darah akan mempengaruhi bentuk eritrosit sehingga eritrosit akan mengkerut
maka nilai Hematokrit menjadi rendah yang akan menyebabkan LED menjadi rendah.
EDTA sering dipakai juga dalam bentuk larutan 10%, dimana perbandingannya yaitu
0,1 ml untuk 1 ml darah tetapi ini akan terjadi pengenceran darah.
Keuntungan EDTA yaitu tidak berpengaruh terhadap besar dan bentuknya eritrosit dan
leukosit, mencegah trombosit menggumpal, dapat digunakan berbagai macam
pemeriksaan hematologi. Kerugiannya yaitu lambat larut karena sering digunakan
dalam bentuk kering sehingga harus menggoncangkan dulu yang berisi darah EDTA
selama 1-2 menit
G. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian terhadap hasil pemeriksaan Laju Endap Darah metode
sedimat menggunakan Natrium sitrat 3,8 % dan EDTA yang ditambah NaCl 0,85 %
dari 20 sampel darah pasien rawat jalan RSUD waled kabupaten Cirebon didapat hasil
100 % (normal) tidak ada perbedaan

Anda mungkin juga menyukai