AP/VI/19/REV03
1. Identitas Klien
a. Inisial : Tn. B
b. Usia : 20
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. Status perkawinan : Belum menikah
e. Agama : Kristen Protestan
f. Suku : Nias
g. Bahasa yang digunakan : Indonesia
h. Pendidikan terakhir : SMK
i. Pekerjaan : Mahasiswa
j. Alamat tinggal : Asrama FoN UPH
b. Psikologis
1) Pemenuhan tugas perkembangan:
o Tugas perkembangan psikososial Erik-erikson
Pada tahap identity vs role confusion, Tn. B mengatakan bahwa ia menyadari perannya
sebagai mahasiswa dan juga anak. Dalam pengambilan keputusan, Tn. B sudah dapat
mengambil keputusan sendiri tetapi untuk beberapa hal yang penting, Tn. B masih
mengkomunikasikannya kepada orang tua. Untuk saat ini, Tn. B mengatakan bahwa
sudah memikirkan untuk menjalani komitmen dengan seseorang dan masih
membutuhkan relasi dengan teman-teman dan sahabatnya.
2) Konsep diri
o Gambaran Diri
Tn. B mengatakan bahwa ia merasa percaya diri dengan apa yang ia miliki. Bagian tubuh
yang paling ia suka yaitu rambut.
o Ideal Diri
Tn. B mengatakan bahwa ia bangga pada dirinya karena sudah survive dari situasinya
saat ia terdiagnosa Covid-19.
o Peran Diri
Tn. B mengatakan sebagai seorang anak, ia merasa belum sepenuhnya membanggakan
orang tuanya karena saat ini ia masih berada pada stase mahasiswa dan belum memiliki
pekerjaan yang tetap. Tn. B juga mengatakan sebagai seorang mahasiswa, ia masih dalam
tahap belajar karena ia masih memiliki skill yang terbatas sebagai mahasiswa
keperawatan apalagi dalam kondisi pandemi saat ini.
o Harga Diri
Tn. B mengatakan ia bangga akan pencapaian yang sudah ia raih sampai saat ini, salah
satunya ialah menjadi juara kelas saat SMK dan pernah mengikuti olimpiade. Tn. B juga
mengatakan bahwa dengan hobinya yaitu bermain futsal, ia bisa membanggakan
fakultasnya.
o Identitas diri
Tn. B menyadari bahwa dirinya adalah seorang laki-laki dewasa sehingga ia mulai
memikirkan untuk menjalani komitmen dengan lawan jenis.
3) Pola asuh
Tn. B mengatakan bahwa ia di besarkan dalam keluarga yang harmonis tetapi sangat
disiplin. Di dalam keluarga Tn. B, ibu menjadi orang yang mengambil keputusan dalam
keluarga.
4) Koping mekanisme
o Cara yang digunakan untuk menyelesaikan masalah
Tn. B mengatakan bahwa ia menyelesaikan masalahnya dengan berkumpul bersama
orang-orang terdekatnya atau temannya sehingga ia dapat bertukar pikiran dengan
mereka.
Kebiasaan saat marah (Tebalkan yang sesuai dengan klien)
• Mendengarkan music
• Berdoa
• Mengobrol / diskusi dengan orang lain
• Menyendiri
• Membanting barang
• Minum minuman keras
• Merokok
• Lari dari rumah
• Lain-lain: tidak ada
5) Pengalaman traumatis
Tn. B mengatakan bahwa ia pernah mengalami kecelakaan dan menimbulkan korban. Tn. B
sempat merasa khawatir dan beberapa kali kepikiran akan masalah tersebut hingga terbawa
mimpi. Hal inilah yang membuat Tn. B lebih hati-hati saat mengendarai kendaraan
bermotor.
6) Pola komunikasi dalam keluarga
Tn. B mengatakan rutin berkomunikasi dengan keluarga via Handphone sebanyak 4-5 kali
seminggu. Keluarga Tn. B saling menghargai satu sama lain serta terbuka terhadap pendapat
setiap anggota keluarga. Ketika terjadi konflik dalam keluarga, maka orang tua yang akan
menginisiasi untuk memperbaiki komunikasi.
7) Proses pengambilan keputusan di dalam keluarga
Tn. B mengatakan bahwa dalam pengambilan keputusan di dalam keluarga, akan dilakukan
diskusi dan pertimbangan bersama anggota keluarga sebelum nantinya Ibu yang akan
menentukan keputusan akhir.
8) Kegiatan Rekreasi Keluarga
Tn. B ,mengatakan bahwa keluarganya menyediakan waktu untuk “family time” seperti
membuat kue dan makanan untuk keluarga saat weekend.
9) Proses Berduka
a. Jenis kehilangan : Kehilangan ayah
b. Waktu terjadi: Tahun 2010
c. Tahap kehilangan:
Menyangkal / Marah / Tawar menawar / Depresi/ Menerima
d. Respon berduka : Tn. B mengatakan awalnya ia tidak menerima kejadian tersebut dan
menjauhkan diri dari Tuhan selama waktu yang lama (± 3 tahun). Namun sekarang, Tn.
B mengatakan bahwa ia dan keluarga sudah mengihklaskan kepergian ayah Tn. B.
c. Sosial
1) Hubungan Dengan Lingkungan
o Kegiatan bermasyarakat yang diikuti oleh keluarga
Tn. B mengatakan bahwa Ibunya terlibat aktif dalam kegiatan PKK. Keluarga Tn. B
senang berkomunikasi dengan tetangga. Tn. B juga memiliki relasi yang baik dengan
teman-teman disekitar rumahnya.
o Kegiatan keagamaan yang diikuti oleh keluarga
Tn. B emengatakan bahwa ia dan keluarganya sering ikut persekutuan doa yang diadakan
oleh gereja
2) Tokoh-Tokoh Yang Dijadikan Panutan Keluarga/ Didengar Saran Dan Nasehatnya
Tn. B mengatakan bahwa ibu menjadi panutannya karena menurut Tn. B, ibunya adalah sosok
pekerja keras dan tidak pantang menyerah.
3) Pengelolaan Keuangan Keluarga
Tn. B mengatakan bahwa ibu menjadi orang yang mengelola keuangan keluarga
4) Pencapaian dalam pendidikan
Tn. B mengatakan bahwa ia pernah juara kelas dan ikut olimpiade saat SMK.
5) Pencapaian dalam pekerjaan
Tn. B mengatakan bahwa ia belum bekerja.
6) Adakah nilai-nilai yang dianut dalam agama yang menguatkan diri dalam menghadapi
kesulitan hidup
Tn. B mengatakan bahwa ia berpegang pada Alkitab dan ia memiliki ayat favorit yaitu ….
7) Adakah nilai-nilai yang dianut dalam agama yang membuat diri menjadi tertekan
Tn. B mengatakan tidak ada nilai-nilai yang dianut dalam agama yang membuat dirinya
menjadi tertekan.
8) Adakah norma-norma sosial yang membuat diri menjadi tertekan
Tn. B mengatakan bahwa tidak norma-norma sosial yang membuat dirinya menjadi tertekan
9) Apakah tuntutan perekonomian keluarga kerap kali membuat anda merasa tertekan
Tn. B mengatakan bahwa tidak ada tuntutan perekonomian keluarga yang membuatnya
tertekan.
ANALISA DATA
Data (Symptom)
No. Penyebab (Etiologi) Masalah (Problem)
(DO dan DS)
1. DO: Perubahan akan status Ansietas
- Wajah Tn. B tampak khawatir kesehatan
- Tatapan mata Tn. B terlihat
beberapa kali kurang fokus
DS:
- Tn. B mengatakan ia cemas
menunggu hasil lab keluar
- Tn. B mengatakan ia juga
cemas jika keluarganya
mengetahui akan diagnosanya
sebagai pasien Covid-19
1. Ansietas b.d perubahan akan status kesehatan d.d wajah tampak khawatir, tatapan mata kurang
fokus, dan mengutarakan kecemasannya.
2. Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan b.d keinginan untuk meningkatkan pilihan hidup
sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan d.d keinginan untuk merubah pola hidup menjadi lebih
sehat dan kesadaran pentingnya pola hidup sehat.
RENCANA KEPERAWATAN
No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
Keperawatan Hasil
1. Ansietas b.d Setelah melakukan 1. Pahami perspektif 1. Untuk mengetahui
perubahan akan kunjungan selama 3x24 pasien terhadap gambaran cemas
status kesehatan jam, diharapkan masalah situasi cemas, yang dirasakan
d.d wajah tampak ansietas Tn. B teratasi 2. Dengarkan pasien.
khawatir, tatapan dengan kriteria hasil: dengan penuh 2. Untuk membangun
mata kurang 1. Klien mampu perhatian rasa percaya klien
fokus, dan mengidentifikasi dan 3. Dorong pasien kepada perawat
mengutarakan mengungkapkan gejala mengungkapkan sehingga pasien
kecemasannya. cemas. perasaan atau mau bercerita.
2. Mengidentifikasi, ketakutan yang 3. Untuk mengetahui
mengungkapkan dan memicu penyebab
menunjukkan teknik kecemasan, kecemasan pasien
untuk mengontrol 4. Edukasi pasien dan menentukan
cemas. untuk melakukan intervensi yang
3. Postur tubuh, ekspresi teknik relaksasi tepat untuk
wajah, bahasa tubuh, napas dalam saat mengurangi
dan tingkat aktivitas cemas. kecemasan pasien.
menunjukkan 4. Untuk mengurangi
berkurangnya tingkat kecemasan
kecemasan. pasien.
2. Kesiapan Setelah melakukan 1. Berikan 1. Tn. B dapat
meningkatkan kunjungan selama 3x24 pendidikan memutuskan
manajemen jam, diharapkan Tn. B kesehatan tindakan yang
kesehatan b.d mampu : mengenai harus ia lakukan
keinginan untuk 1. Memutuskan tindakan pentingya gaya untuk memulai
meningkatkan yang harus dilakukan hidup yang sehat gaya hidup sehat.
pilihan hidup untuk memulai gaya dimasa pandemik
sehari-hari untuk hidup sehat. Covid-19.
memenuhi 2. Mengetahui informasi
kebutuhan d.d mengenai Covid-19.
keinginan untuk
merubah pola
hidup menjadi
lebih sehat dan
kesadaran
pentingnya pola
hidup sehat.
IMPLEMENTASI