Anda di halaman 1dari 73

LAPORAN LENGKAP

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK PADA USIA TODDLER DENGAN DIAGNOSA


MEDIS VARICELLA (CACAR AIR) DI WILAYAH MEDOKAN SURABAYA
Dosen Pembimbing : Agustin Nugrahani, S.Kep., Ns

Oleh:
1. Viktoria Zepa Zada, S.Kep (9102320001)
2. Dian Permata Ningrum, S.Kep (9102320009)
3. Kirana Arvianti, S.Kep (9102320020)
4. Maria Yofriana Grengan, S.Kep (9102320026)

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yesus kristus yang telah

memberikan berkat dan anugerah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Program

Studi Profesi Ners Fakultas Keperawatan Unveritas Katolik Widya Mandala

Surabaya dapat menyelesaikan penyusunan laporan lengkap dengan judul “Asuhan

Keperawatan Anak Pada Usia Toddler Dengan Diagnosa Medis Varicella (Cacar

Air) Di Wilayah Medokan Surabaya” sebagai salah satu tugas untuk memenuhi

Praktik Keperawatan Anak Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan Unveritas

Katolik Widya Mandala Surabaya.

Dalam penyususnan laporan ini, penulis tidak lepas dari bantuan, arahan,

dan bimbingan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini sangat banyak kekurangan.

Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak dalam

menyempurnakan laporan ini. Penulis berharap semoga laporan ini dapat

bermanfaat bagi kita semua.

Surabaya, Januari 2021

Penulis
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK PADA USIA TODDLER DENGAN


DIAGNOSA MEDIS VARICELLA (CACAR AIR) DI WILAYAH MEDOKAN
SURABAYA

Dokumentasi asuhan keperawatan ini dibuat untuk memenuhi persyaratan dalam


menyelesaikan Praktikum Klinik Keperawatan Anak Mahasiswa Program Profesi
Ners

Surabaya, 20 Januari 2021


Pembimbing

( Agustin Nugrahani, S.Kep., Ns )


LEMBAR KONSULTASI

N TANG KEGIATAN TANDA TANDA


O GAL TANGA TANGAN
. N PEMBIMB
MAHAS ING
IWA
1 14--1- Konsul google meet KELOM
. 2021 pengambilan kasus POK
kelompok

2 17-01- Konsul LP dan LK KELOM


. 2021 POK

3 19-01- Revisi intervensi dan KELOM


. 2021 bab 4 POK
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit Varicella disebut juga dengan Chickenpox, di Indonesia penyakit ini biasa
dikenal dengan cacar air. Cacar air merupakan salah satu penyakit yang umum ditemui
pada anak-anak namun dapat juga menyerang orang dewasa. Di Indonesia, cacar air
diduga sering terjadi pada saat pergantian musim hujan ke musim panas ataupun
sebaliknya. Zulkoni (2011) menyebutkan bahwa penyakit Varicella terdapat diseluruh
dunia dan tidak ada perbedaan ras ataupun jenis kelamin. Penyakit ini disebabkan oleh
Varicella Zoster Virus (VZV).
Cacar air atau Varicella merupakan infeksi primer yang terjadi pertama kali pada
individu yang berkontak dengan virus Varicella-Zoster. Pada 3 sampai 5 individu dari
100 individu, virus Varicella-Zoster mengalami reaktivasi yang menyebabkan infeksi
rekuren yang kemudian dikenal dengan Herpes Zoster atau Shingles. Infeksi cacar air
menyerang semua usia dengan puncak insidensi pada usia 5-9 tahun. 90% pasien
Varicella berusia dibawah 10 tahun, sangat sedikit sekali terjadi pada orang dewasa
(Widoyono, 2011). Angka kematian akibat penyakit ini sangat kecil sekali kecuali
adanya komplikasi. Gejala yang ditimbulkan dari penyakit cacar air yaitu sakit kepala,
demam, kelelahan ringan kemudian diikuti dengan munculnya ruam pada kulit dan rasa
gatal (Esson et al, 2014).
Mengingat kasus cacar air banyak menyerang anak-anak, sifat penularannya
yang begitu cepat dan dapat menimbulkan kerugian yang cukup besar. Oleh karena itu,
dibutuhkan suatu cara untuk mengendalikan penyebaran penyakit cacar air agar tidak
menjadi wabah dalam suatu populasi. Salah satu caranya yaitu dengan program
vaksinasi. Vaksinasi adalah pemberian vaksin ke dalam tubuh untuk memberikan
kekebalan aktif pada suatu penyakit. Menurut Ranuh (2014), vaksinasi dapat diberikan
kepada anak-anak yang berumur 12-15 bulan dan kepada setiap orang yang belum
mendapat vaksinasi atau bagi yang belum pernah menderita penyakit cacar air
sebelumnya.
Mempertimbangkan hal tersebut maka penulis turut berperan aktif dalam
mempertimbangkan asuhan keperawatan dengan pendekatan proses keperawatan anak
pada pasien varisella yang akan disusun dalam bentuk studi kasus berjudul “asuhan
keperawatan anak pada usia toddler dengan diagnosa medis varicella (cacar air) di
wilayah medokan surabaya”.

1.2 Tujuan penulisan


1.2.1 Tujuan umum
Melakukan asuhan keperawatan anak pada usia toddler dengan diagnosa medis
varicella (cacar air) di wilayah medokan surabaya.

1.2.2 Tujuan khusus


1 Melakukan pengkajian pada anak usia toddler dengan diagnosa medis varicella
(cacar air) di wilayah medokan surabaya.
2 Menganalisis data pada anak usia toddler dengan diagnosa medis varicella (cacar
air) di wilayah medokan surabaya.
3 Merumuskan diagnosa keperawatan pada anak usia toddler dengan diagnosa
medis varicella (cacar air) di wilayah medokan surabaya.
4 Menyusun perencanann keperawatan pada anak usia toddler dengan diagnosa
medis varicella (cacar air) di wilayah medokan surabaya.
5 Mengimplementasikan rencana asuhan keperawatan pada anak usia toddler
dengan diagnosa medis varicella (cacar air) di wilayah medokan surabaya.
6 Mengevaluasi asuhan keperawatan pada anak usia toddler dengan diagnosa medis
varicella (cacar air) di wilayah medokan surabaya.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Varisela


Varicella adalah penyakit menular akut yang disebabkan oleh virus varisela-zoster
(VVZ) yang menyerang kulit dan mukosa, dengan ditandai oleh adanya vesikel –
vesikel (Rampengan 2008).
Varisela merupakan penyakit akut menular yang ditandai oleh vesikel di kulit dan
selaput lendir yang disebabkan oleh virus varisela. Varisela adalah infeksi akut primer
yang menyerang kulit dan mukosa secara klinis terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit
polimorfi terutama berlokasi di bagian sentral tubuh, disebut juga cacar air atau chicken
pox (Mansjoer, 2010).

2.2 Etiologi
Menurut (Richard, 1992), etiologi varisela adalah varisela disebabkan oleh herpes
virus varisela atau disebut juga virus varicella zoster (virus V-Z). Virus tersebut dapat
pula menyebabkan herpes zoster. Kedua penyakit ini mempunyai manifestasi klinis
yang berbeda. Diperkirakan bahwa setelah ada manifestasi klinis yang berbeda.
Diperkirakan bahwa setelah ada kontak dengan virus V-Z akan terjadi varisela,
kemudian setelah penderita varisela tersebut sembuh, mungkin virus itu tetap ada dalam
bentuk laten (tanpa ada manifestasi klinis) dan kemudian virus V-Z diaktivasi oleh
trauma sehingga menyebabkan herpes zoster. Virus V-Z dapat ditemukan dalam cairan
vesikel dan dalam darah penderita varisela dapat dilihat dengan mikroskop electron dan
dapat diisolasi dengan menggunakan biakan yang terdiri dari fibrobias paru embrio
manusia.

2.3 Klasifikasi Varisela


Menurut Aisyah (2010), klasifikasi varisela terbagi menjadi 2 yaitu :
a. Varisela congenital
Varisela congenital adalah sindrom yang terdiri atas parut sikatrisial, atrofi
ekstremitas, serta kelainan mata dan susunan syaraf pusat. Sering terjadi ensefalitis
sehingga menyebabkan kerusakan neuropatik. Resiko terjadinya varisela congenital
sangat rendah (2,2%). Walaupun pada kehamilan trimester ibu menderita varisela.
Varisela pada kehamilan paruh kedua jarang sekali menyebabkan kematian bayi
pada saat lahir. Sulit untuk mendiagnosis infeksi varisela intrauterin. Tidak
diketahui apakah pengobatan dengan antivirus pada ibu dapat mencegah kelainan
fetus.
b. Varisela neonatal
Varisela neonatal terjadi bila varisela maternal antara 5 hari sebelum sampai 2 hari
sesudah kelahiran. Kurang lebih 20% bayi yang terpajan akan menderita varisela
neonatal. Sebelum penggunaan varicella-zoster immune globulin (VZIG), kematian
varisela neonatal sekitar 30%. Namun neonatus dengan lesi pada saat lahir atau
dalam 5 hari pertama sejak lahir jarang menderita varisela berat karena mendapat
antibodi dari ibunya. Neonatus dapat pula tertular dari anggota keluarga lainya
selain ibunya. Neonatus yang lahir dalam masa resiko tinggi harus diberikan
profilaksis VZIG pada saat lahir atau saat awitan infeksi maternal bila timbul dalam
2 hari setelah lahir. Varisela neonatal biasanya timbul dalam 5 – 10 hari walaupun
telah diberikan VZIG. Bila terjadi varisela progresif (ensefalitis, pneumonia,
varisela, hepatitis, diatesis perdarahan) harus diobati dengan asiklovir intravena.
Bayi yang terpajan dengan varisela maternal dalam 2 bulan sejak lahir harus
diawasi. Tidak ada indikasi klinis untuk memberikan antivirus pada varisela
neonatal atau asiklovir profilaksis bila terpajan varisela maternal.

2.4 Patofisiologi
Varisela primer disebabkn oleh infeksi varicella zoster virus, suatu herpes virus.
Penularan melalui inhalasi (droplet) atau kontak langsung dengan lesi di kulit penderita.
Infeksi biasanya terjadi dengan menembus selaput konjungtiva atau lapisan mukosa
saluran napas atas penderita. Kemudian terjadi replikasi virus di lomfonodi setelah 2
sampai 4 hari sesudahnya, dan diikuti viremia primer yang terjadi setelah 4 sampai 6
hari setelah inkulasi awal. Virus kemudian menggandakan diri di liver, spleen dan organ
lain yang memungkinkan. Viremia kedua, ditandai dengan adanya partikel – partikel
virus yang menyebar di kulit 14 sampai 16 hari sejak paparan awal, menyebabkan
typical vesicular rash. Ensefalitis, hepatitis, atau pneumonia dapat terjadi saat itu. Proses
inkubasi biasanya berlangsung antara 10 sampai 21 hari. Pasien mampu menularkan
penyakitnya sejak 1 sampai 2 hari sebelum muncul rash sampai muncul lesi yang
mengeras, biasanya 5 – 6 hari setelah muncul rash pertama kali. Meskipun kebanyakan
infeksi varisela menimbulkan kekebalan seumur hidup, pernah dilaporkan infeksi
ulangan pada anak yang sehat. Hal ini harus dijelaskan, setelah infeksi primer VZV
bertahan hidup dengan cara menjadi dormant di system saraf sensorik, terutama
Geniculatum, Trigeminal, atau akar Ganglia Dorsalis dan dormant. Mekanisme
imunologi host gagal menekan replikasi virus, namun VZV diaktifkan kembali jika
mekanisme host gagal menampilkan virus. Kadang – kadang terjadi setelah ada trauma
langsung. Viremia VZV sering terjadi bersama dengan herpes zoster. Virus bermigrasi
dari akar saraf sensoris dan menimbulkan kehilangan sensoris pada dermatom dan rash
yang nyeri dan khas.
2.5 WOC
Riwayat kontak dengan
Imunitas tubuh pasien varisella

Virus varisella zozter

Invasi virus melalui saluran


penafasan/kontak

Virus bereplikasi di kelenjar


getah bening (2-4 hari)

Penyebaran virus melalui


darah (4-6 hari)

Virus bereplikasi ke organ-


organ

Virus mencapai kulit

MK: Kurang paparan


Defisit Pengetauan informasi VARISELLA

Reaksi
inflamasi
Pelepasan pirogen Replikasi di sel Terinfeksi
Hepato/spenomegali
endogen epidermal

Timbul papula
Merangsang saraf Vakuovakuolisasi Mendesak rongga (benjolan)
vagus sel dan lisis abdomen
Vesikel
Prostagladin berikatan Terjadi makula Mual, muntah (gelembung berisi
vdengan neuron prepiotik di (bintik merah14 hari) cairan)
hipotalamus
Terinfeksi Anoreksia
Pustula (gelembung
Memproduksi asam
keruh)
arakidonat
Mengenai saraf nyeri Penurunan BB
pada kulit MK:
Dikirim ke hipotalamus Terbentuk lesi Gangguan
anterior MK: Integritas Kulit
MK:
Defisit Nutrisi
Nyeri Akut Lesi menjadi
Meningkatkan thermostat (set
krusta
point) pada pusat termoregulator

Krusta mengelupas
Mengigil

Meninggalkan
MK:
bekas hitam
Hipertermia

MK:
Gangguan Citra
Tubuh
2.6 Tanda gejala
Menurut (Rampengan, 2008) tanda gejala varisela adalah masa inkubasi varisela
bervariasi antara 10 – 21 hari, rata – rata 10-14 hari, penyebaran varicella terutama secara
langsung melalui udara dengan perantaran percikan liur. Pada umumnya tertular dalam
keluarga atau sekolah.
Perjalanan penyakit ini diabagi menjadi 2 stadium yaitu:
a. Stadium prodromal
Terjadi 24 jam sebelum kelainan kulit timbul, terdapat gejala panas yang tidak terlalu
tinggi, perasaan lemah (malaise), sakit kepala, anoreksia, rasa berat pada punggung dan
kadang – kadang disertai batuk kering diikuti eritema pada kulit dapat berbentuk
scarlatinaform atau morbiliform. Panas biasanya menghilang dalam 4 hari, bila panas
tubuh menetap dapat dicurigai ada komplikasi atau gangguan imunitas.
b. Stadium erupsi
Dimulai saat eritema berkembang dengan cepat (dalam beberapa jam) berubah menjadi
macula kecil, kemudian papula yang kemerahan menjadi vesikel. Vesikel ini biasanya
kecil, berisi cairan jernih, mudah pecah serta mengering membentuk krusta, bentuk ini
sangat khas dan lebih dikenal sebagai “tetesan embun”
Lesi kulit mulai tampak didaerah badan kemudian menyebar secara sentrifugal ke bagian
perifer seperti muka dan ekstremitas. Dalam perjalanan penyakit ini akan didapatkan
tanda yang khas yaitu terlihat adanya bentuk papula, vesikel, krusta dalam waktu yang
bersamaan, dimana keadaan ini disebut polimorf.

2.7 Komplikasi
Menurut Rampengan (2008), komplikasi varisela adalah :
a. Infeksi sekunder
Disebabkan oleh stafilokok atau streptokok dan menyebabkan selulitis, frunkel. Infeksi
sekunder pada kulit kebanyakan pada kelompok usia dibawah 5 tahun. Infeksi sekunder
bila manifestasi sistemik tidak menghilang dalam 3 - 4 hari atau bahkan memburuk
b. Otak
Komplikasi ini lebih sering karena adanya gangguan imunitas. “acute postinfectious
cerebellar ataxia” merupakan komplikasi pada otak yang ditemukan. Ataxia timbul tiba
– tiba biasanya 2 – 3 minggu setelah varisela dan menetap selama 2 bulan.
c. Pneumonitis
Komplikasi ini lebih sering dijumpai pada penderita keganasan, neonatus,
imunodefisiensi, dan organ dewasa.
d. Sindrom reye
Komplikasi ini jarang dijumpai, gejalanya seperti mual, muntah, hepatomegali dan pada
pemeriksaan laboratorium didapatkan peningkatan SGPT dan SGOT serta ammonia.
e. Komplikasi lain
Seperti arthritis, trombositopenia purpura, miokarditis, keratitis.

2.8 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan menurut Puspitasari (2010), dibagi menjadi 2 yaitu penatalaksanaan non
farmakologi dan farmakologi .
Penatalaksanaan non farmakologi pada penderita varisela adalah :
a. Penderita di isolasikan dari orang lain yang sehat
b. Bila demam tinggi, kompres badan
c. Upayakan agar tidak terjadi infeksi pada kulit, misalnya pemberian antiseptik pada air
mandi
d. Makan makanan yang bergizi
e. Upayakan agar vesikel tidak pecah dengan cara tidak menggaruk vesikel, kuku tidak
boleh panjang, bila akan mengeringkan badan dengan handuk cukup ditepuk – tepuk saja
jangan digosok.

Penatalaksaan farmakologi pada penderita varisela adalah :


a. Asiklovir oral : biasanya diberikan pada penyakit – penyakit yang melemahkan daya
tahan tubuh
b. Antipiretik untuk menurunkan demam : parasetamol atau ibu profen
c. Salep antibiotika : untuk mengobati ruam yang terinfeksi
d. Antibiotika bila terjadi komplikasi pneumonia atau infeksi bakteri pada kulit
e. Dapat diberikan bedak atau lotion pengurang gatal (misalnya lotion kalamin)

2.9 Pencegahan
Pencegahan varisela menurut Rampengan (2008), adalah :
a. Hindari kontak dengan penderita
b. Tingkatkan daya tahan tubuh
c. Imunoglobulin varisela zoster
Dapat mencegah atau meringankan terjadinya cacar air bila diberikan dalam waktu
maksimal 96 jam sesudah terpapar. Dan dianjurkan bagi bayi baru lahir yang ibunya
menderita cacar beberapa saat sebelum dan sesudah melahirkan.

2.10 Tumbuh Kembang Anak


Menurut Cahyaningsih (2011), pertumbuhan anak usia todddler sebagai berikut:
1. Tinggi badan: Rata-rata bertambah tinggi 7,5cm
2. Berat badan: Rata-rata pertumbuhan berat badan toddler bertambah 1,8-2,7 kg
3. Lingkar kepala: Ukuran lingkar kepala sama dengan lingkar dada. Total laju peningkatan
lingkar kepala pada tahun kedua adalah 2,5 cm kemudian berkurang menjadi 1,25 cm
pertahun sampai usia 5 tahun
4. Lingkar lengan atas: Dari 11 cm waktu lahir menjadi 16 cm pada satu tahun, selanjutnya
tidak banyak berubah pada umur 1-3 tahun
5. Karakteristik todler dengan penonjolan abdomen adalah akibat otot-otot abdomen yang
kurang berkembang
6. Kaki yang melengkung biasanya menetap selama masa todler karena otot kaki harus
menahan berat badan tubuh yang relatif lebih besar

Menurut Cahyaningsih (2011), perkembangan anak usia todler sebagai berikut:


1. Perkembangan psikososial
a. Tinjauan Erikson (otonomi vs perasaan malu dan ragu-ragu):
Mengembangkan rasa percaya dan siap menyerahkan ketergantungannya untuk
membangun perkembangan, cenderung aktif dalam segala hal, menguasai
keterampilan sosial.
b. Rasa takut dan mekanisme koping
Takut akan kehilangan orang tua, ansietas terhadap suara-suara yang keras, mencari
rasa yang aman dan nyaman.
c. Sosialisasi
Meningkatkan hubungan dengan teman-teman sebayanya, menyukai berteman dengan
sesama jenis kelamin daripada dengan lawan jenis.
d. Bermain dan mainan
Mainan harus yang aman seperti bermain boneka, mobil-mobilan, puzzle, dll.
e. Disiplin
Mengerti waktu kapan bermain dan kapan waktu untuk tidur.

2. Perkembangan motorik dibagi menjadi dua yaitu:


a. Motorik kasar
1. Berjalan tanpa bantuan pada usia 15 bulan
2. Berjalan menaiki tangga, berpegangan satu tangan pada usia 18 bulan
3. Berjalan dan menuruni tangga dengan satu langkah pada usia 24 bulan
4. Todler melompat dengan 2 kaki pada usia 30 bulan
b. Motorik halus
1. Membangun menara 2 blok dan mencoret-coret secara spontan pada usia 15 bulan
2. Membangun menara 3-4 blok pada usia 18 bulan
3. Meniru coretan vertical pada usia 24 bulan
4. Membangun menara 8 blok dan meniru tanda silang pada usia 30 bulan.

3. Perkembangan bicara dan bahasa


a. Usia 15 bulan: menggunakan istilah yang eksresif
b. Usia 2 tahun: anak bisa menggunakan 300 kata, menggunakan 2 atau 3 suu kata frase
dengan menggunakan kata ganti
c. Usia 2,5 tahun: mampu menyebutkan nama panggilan dan nama lengkapnya, anak
juga menggunakan kata jamak

2.11 Konsep Asuhan Keperawatan


A. Anamnese
1. Identitas
Dapat terjadi pada semua orang di semua umur; sering terjadi pada remaja dan dewasa
muda. Jenis kelamin; dapat terjadi pada pria dan wanita.
2. Keluhan utama
Gejala yang sering menyebabkan penderita datang ke tempat pelayanan kesehatan adalah
nyeri pada lesi yang timbul dan gatal-gatal pada daerah yang terkena pada fase-fase awal.
3. Riwayat penyakit sekarang
Penderita merasakan nyeri yang hebat, terutama pada area kulit yang mengalami
peradangan beratdan vesikulasi yang hebat, selain itu juga terdapat lesi/vesikel
perkelompok dan penderita juga mengalami demam.
4. Riwayat kesehatan lalu
Apakah klien pernah mengalami hal yang sama sebelumnya
5. Riwayat kesehatan keluarga
Tanyakan kepada penderita ada atau tidak anggota keluarga atau teman dekat yang
terinfeksi virus ini.
6. Riwayat imunisasi
a. BCG
Kegunaan: mencegah penyakit tuberkolusis yang infeksi yang disebabkan bakteri
mycobacterium.
Frekuensi pemberian : hanya 1 kalii tidak perlu diulang, saat bayi baru lahir atau
dibawah 2 bulan.
Reaksi yang timbul : muncul bisul kecil dan bernanah di daerah bekas suntikan
setelah 4-6 minggu. Tidak menimbulkan nyeri dan tidak diiringi panas. Bisul akan
sembuh sendiri dan meninggalkan luka parut.
b. DPT
Kegunaan: mencegah 3 jenis penyakit, yaitu difteri, tetanus, pertusis (batuk rejan yang
biasanya berlangsung dalam waktu lama).
Frekuensi pemberian : sebanyak 5 kali, 3 kali diusia bayi (2,4,6 bulan), 1 kali di usia
18 bulan dan 1 kali diusia 1 tahun.
Reaksi yang timbul : umumnya muncuul demam yang dapat diatasi dengan obat
penurun panas.
c. Polio
Kegunaan: melindungi tubuh terhadap virus polio yang menyebabkan kelumpuhan.
Frekuensi pemberian : diberikan saat kunjungan pertama setelah lahir. Selanjutnya
vaksin ini diberikan 3 kali yakni saat bayi berumur 2,4,6 bulan.
Reaksi yang timbul : hampir tidak ada hanya sebagian kecil anak yang mengalami
pusing, diare ringan dan sakit otot.
d. Campak
Kegunaan : melindungi anak dari penyakit campak yang disebabkan virus.
Frekuensi pemberian : diberikan saat anak umur 9 bulan. Campak kedua diberikan
pada anak SD (6tahun). Jika belum mendapatkan vaksin campak pada umur 9 bulan
anak akan bisa diberikan vaksin kombinasi dengan golongan dan campak jerman
(MMR atau Measles, Mumps, Rubella) diusia 15 bulan.
Reaksi yang timbul : pada beberapa anak bisa menyebabkan demam dan diare namun
kasusnya sangat kecil. Biasanya demam berlangsung seminggu kadang juga terdapat
efek kemerahan mirip campak selama 3 hari.
e. Hepatitis B
Kegunaan: melindungi tubuh dari virus Hepatitis B, yang bisa menyebabkan
kerusakana pada hati.
Frekuensi pemberian : dalam waktu 12 jam setelah lahir, dilanjutkan pada umur 1
bulan lalu 3-6 bulan.
Reaksi yang timbul: berupa keluahan nyeri pada bekas suntikan yang disusul demam
ringan dan pembengkakan namun reaksi ini akan hilang dalam waktu 2 hari.
7. Aktivitas dan istirahat: penurunan kekuatan tahanan
8. Makanan/cairan: anoreksi, mual/muntah
9. Nyeri/kenyamanan: Sensitif untuk disentuh, ditekan, gerakan udara, peruban suhu.
10. Keamanan: umum destruksi jaringan dalam mungkin terbukti selama 3-5 hari
sehubungan dengan proses trambus mikrovaskuler pada kulit.
11. Riwayat psikososial
Klien dengan penyakit kulit, terutama yang lesinya berada pada bagian muka atau yang
dapat dilihat oleh orang, biasanya mengalami gangguan konsep diri.hal itu meliputi
perubahan citra tubuh, ideal diri tubuh, ideal diri, harga diri, penampilan peran, atau
identitas diri. Reaksi yang mungkin timbul adalah:
1) Menolak untuk menyentuh atau melihat salah satu bagian tubuh
2) Menarik diri dari kontak sosial
3) Kemampuan untukmengurus diri berkurang.

B. ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1. DS: Klien mengeluh nyeri pada Varisella Nyeri Akut
benjolan-benjolan dan merasa
gatal-gatal pada seluruh Reaksi inflamasi
tubuh
DO: Replikasi di sel epidermal
Tampak meringis kesakitan
Frekuensi nadi meningkat Vakuovakuolisasi sel dan lisis
Sulit tidur
Terjadi makula (bintik merah 14 hari)

Terinfeksi

Mengenai saraf nyeri pada kulit

Nyeri akut

2. DS: Klien mengeluh badannya Varisella Hipertermia


terasa panas
DO: Reaksi inflamasi
Kulit tampak kemerahan
Suhu tubuh diatas nilai normal Pelepasan pirogen endogen
Kulit terasa hangat
Merangsang saraf vagus

Prostagladin berikatan dengan neuon


prepiotik di hipotalamus

Memproduksi asam arakidonat


Dikirim ke hipotalamus

Meningkatkan thermostat (sel point)


pada pusat termoregulator

Mengigil

Hipertermia

3. DS: Klien mengeluh gatal-gatal Varisella Gangguan


diseluruh tubuh terlebih ada Integritas Kulit
benjolan-benjolan yang berisi Reaksi inflamasi
cairan
DO: Terinfeksi
Kulit tampak kemerahan dan ada
benjolan berisi cairan Timbul papula (benjolan)

Vesikel (gelembung berisi cairan)

Pustula (gelembung keruh)

Terbentuk lesi

Gangguan
integritas kulit

C. RUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN


1 Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedara fisik:abses dibuktikan dengan klien
mengeluh nyeri pada benjolan-benjolan dan merasa gatal-gatal pada seluruh tubuh,
tampak meringis kesakitan, frekuensi nadi meningkat, sulit tidur.

2 Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit:infeksi dibuktikan dengan klien


mengeluh badannya terasa panas, kulit tampak kemerahan, suhu tubuh diatas nilai
normal, kulit terasa hangat.

3 Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan pigmentasi kulit (timbul


bula, kemerahan) dibuktiakn dengan klien mengeluh gatal-gatal diseluruh tubuh terlebih
ada benjolan-benjolan yang berisi cairan, kulit tampak kemerahan dan ada benjolan
berisi cairan.

D. INTERVENSI KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA LUARAN INTERVENSI RASIONAL

1. Nyeri akut berhubungan Setelah Manajemen nyeri (Hal. 201) 1. Untuk mengetahui
dengan agen dilakukan Observasi perkembangan kondisi
pencedara fisik:abses tindakan 1. Identifikasi lokasi, skala, klien
dibuktikan dengan keperawatan kualitas, durasi dan
klien mengeluh nyeri selama 2x24 keluahan nyeri 2. Untuk mengetahui tingkat
pada benjolan- jam
2. Identifikasi respons nyeri ketidaknyamanan
benjolan dan merasa diharapkan
gatal-gatal pada nyeri akut non verbal dirasakan oleh klien
seluruh tubuh, tampak teratasi
meringis kesakitan, dengan Terapeutik
frekuensi nadi kriteria hasil: 3. Fasilitasi istirahat dan 3. Memperbanyak istirahat
meningkat, sulit tidur. - Keluhan nyeri tidur dan tidur dapat membantu
menurun 4. Berikan lingkungan yang proses penyembuhan
- Klien tampak nyaman dan tenang
rileks 4. Lingkungan yang nyaman
- Skala nyeri 1- Edukasi dapat meningkatkan
3 5. Ajarkan tentang teknik kenyamanan pada klien
- Frekuensi relaksasi dengan nyeri
nadi normal 6. Jelaskan penyebab nyeri
5. Dapat mengurangi rasa
Kolaborasi nyeri pada perut
7. Berikan terapi obat
analgesik 6. Dengan menjelaskan
penyebab nyeri keluarga
dapat mengetahui
penyebab nyeri

7. Obat-obatan analgesik
akan memblok reseptor
nyeri sehingga dapat
membantu mengurangi
nyeri

2. Hipertermia Setelah Manajemen


berhubungan dilakukan Hipertermia (Hal. 181) 1. Untuk mengetahui
dengan proses tindakan Observasi perkembangan klien
penyakit:infeksi keperawatan 1. Monitor suhu tubuh dan
dibuktikan selama 2x24 keadaan umum klien 2. Dengan memberikan
dengan klien jam
kompres air biasa akan
mengeluh diharapkan Terapeutik
badannya terasa hipertermia terjadi perpindahan panas
2. Melakukan kompres air
panas, kulit teratasi secara konduksi
biasa
tampak dengan
kemerahan, suhu kriteria hasil: 3. Dengan menganjurkan
3. Anjurkan klien
tubuh diatas nilai - Klien tidak menggunakan pakaian klien menggunakan
normal, kulit mengeluh yang longgar dan tipis pakian yang longgar dan
terasa hangat. demam tipis dapat meningkatkan
- Kulit tidak Edukasi sirkulasi udara, sehingga
tampak 4. Anjurkan klien untuk
kemerahan suhu tubuh klien hilang
minum air sebanyak 1500 melalui evaporasi
- Suhu tubuh
normal 36 C- ml/hari
37 C 4. Agar cairan dalam tubuh
Kolaborasi: tetap terpenuhi
5. Berikan obat antipiretik
5. Pemberian antipiretik
dapat membantu
menurunkan panas pada
hipotalamus anterior yang
melebihi set point.

3. Gangguan Setelah dilakukan


Perawatan Integritas Kulit 1. Untuk mengetahui awal
integritas kulit tindakan (Hal. 316) mula penyebab integritas
berhubungan keperawatan Observasi kulit
dengan perubahan
selama 2x24 jam, 1. Identifikasi penyebab
pigmentasi kulit
(timbul bula, integritas kulit gangguan integritas kulit 2. Membersihkan daerah
kemerahan) dan jaringan (mis. Perubahan sirkulasi, perineal untuk menjaga
dibuktiakn teratasi dengan perubahan status nutrisi, kebersihan agar tidak
dengan klien kriteria hasil : penurunan kelembapan, lembab dan kotor
mengeluh gatal- - Klien suhu lingkungan ekstrem,
gatal diseluruh kooperatif penurunan mobilitas) 3. Menggunakan produk
tubuh terlebih ada
- Kemerahan yang ringan pada kondisi
benjolan-benjolan
yang berisi cairan, menurun Terapeutik pasien yang kulitnya
kulit tampak - Kerusakan 2. Bersihkan perineal sensitif
kemerahan dan lapisan kulit dengan air hangat
ada benjolan menurun 3. Gunakan produk 4. Karena alkohol dapat
berisi cairan. berbahan ringan/alami memperparah luka
dan hipoalergik pada
kulit sensitif 5. Lotion dan serum utuk
4. Hindari produk berbahan menjaga kelembapan kulit
dasar alkohol pada kulit
kering 6. Konsumsi cairan atau air
minum untuk mencegah
Edukasi terjadinya dehidrasi dan
5. Anjurkan menggunakan asupan cairan terpenuhi
pelembab (mis. Lotion,
serum) 7. Ketika cacar air digaruk
6. Anjurkan minum air dapat membuat kulit yang
yang cukup terinfeksi menjadi terluka
7. Anjurkan pada klien dan bisa terinfeksi.
untuk tidak menggaruk
benjolan pada kulit

BAB 3
LAPORAN KASUS

YAYASAN WIDYA MANDALA SURABAYA


UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA
FAKULTAS KEPERAWATAN
Jl. Raya Kalisari Selatan No.1, lantai 8, Tower B, Pakuwon City, Surabaya
Telp. (031) 99005299, ext (10853), Fax. (031) 99005278
Email: keperawatan@mail.wima.ac.id fkep.wima@yahoo.co.id Website:
http://www.wima.ac.id

PENGKAJIAN KEPERAWATAN ANAK

Tanggal Pengkajian: 15 Januari 2021 Jam: 08.00

IDENTITAS KLIEN

No. Register :

Nama : An S

Umur : 2,5 Tahun / 1 Juli 2018

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Surabaya

Suku : Jawa

Pekerjaan : Belum bekerja

Tanggal/Jam MRS :-

Diagnosis Masuk : Varisela ( Cacar air )

Jenis Operasi (bila ada) : - Post op hari ke -

Keluarga yang dapat dihubungi : Ny L

IDENTITAS Orang Tua

Nama Ayah : Tn. B

Nama Ibu : Ny. L

Pekerjaan Ayah/Ibu : Ibu Rumah Tangga


Pendidikan Ayah/Ibu : SMA

Agama : Islam

Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia

Alamat : Jl. G

Informasi dari : □ Pasien

☑ Keluarga, Hubungan: Ibu pasien Nama : Ny L

□ Orang lain, Hubungan: Nama :

Asal masuk RS : □ IGD □ IRJA □ Rujukan

Cara masuk : □ Jalan □ Kursi Roda □ Kereta dorong

RIWAYAT KESEHATAN

Riwayat Keperawatan Sekarang

 Keluhan utama: Ny L mengatakan muncul bintik kemerahan berisi cairan di seluruh


tubuh An S

 Riwayat Penyakit Saat Ini : Ny L mengatakan bahwa An S muncul bintik


kemerahan yang berisi cairan jernih sejak kemarin diseluruh tubuh. Bagian tubuh
tersebut meliputi leher, tangan, kaki, punggung. Ny L mengatakan An S tidak
mengalami demam. Ny L mengatakan anak menjadi rewel dan sering menangis
karena sering menggaruk bagian tubuh yang terdapat cacar air.

Masalah Keperawatan : Gangguan integritas jaringan atau kulit

Riwayat Keperawatan Sebelumnya

Riwayat kesehatan yang lalu

 Penyakit yang pernah diderita:


√ Demam  Kejang √ Batuk /Pilek

 Mimisan  Lain- lain……………….

 Operasi:  Ya √ Tidak  Tahun ……….


Jenis Operasi :

 Alergi:  Makan  Obat  Udara


 Debu  Lain –lain, sebutkan Tidak ada alergi

 Imunisasi: √ BCG 1x √ Polio 4 x √ DPT 4 x

√ Campak 2x √ Hepatitis 4 x

Imunisasi lainnya :

 Riwayat Pengobatan : √ Tidak □Ya, Kapan : Diagnosa :


 Obat dari rumah : √ Tidak □ Ya, (Lengkapi data di Form Rekonsiliasi)
 Riwayat ketergantungan : √ Tidak
□ Obat Sebutkan :
Sejak :
□ Napza Sebutkan : Sejak : □ Jamu

Sebutkan : Sejak : □ Rokok

Jumlah : Sejak : □ Alkohol

Jumlah : Sejak :

 Riwayat Transfusi Darah : √ Tidak □ Ya,


Reaksi: □ Tidak □ Ya, sebutkan :

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

Riwayat Kesehatan Keluarga

 Penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga : Ny L mengatakan bahwa


anggota keluarga sudah pernah mengalami cacar air sejak kecil.

 Lingkungan rumah dan komunitas : Ny L mengatakan bahwa tetangga sebelah rumah


yang mempunyai anak usia 3 tahun mengalami cacar air.

 Perilaku yang mempengaruhi Kesehatan : Ny L mengatakan tidak tahu cara


penanganan cacar air

 Persepsi keluarga terhadap penyakit Anak : Ny L mengatakan mungkin An S terkena


cacar air karena tertular oleh anak tetangga yang baru saja sembuh dari cacar
air, karena pada hari sebelumnya An S sempat bermain bersama.

Keluhan : Ny L mengatakan tidak mengetahui cara bagaimana penanganan cacar air

Masalah Keperawatan : Defisit pengetahuan

Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan

 BB: 15 kg, TB : 85 cm, LK : ….. cm, LD : ….. cm, LLA : ….. cm


LK, LD, LLA tidak dapat terkaji karena Ny L tidak memiliki meteran untuk
mengukur An S

Berat badan normal anak usia toddler

Usia Anak perempuan Anak laki – laki


1 – 2 Tahun 8,9 kg – 11,5 kg 9,6 kg – 14,3 kg
2 – 3 Tahun 11,5 kg – 13,9 kg 12,2 kg – 14,3 kg
3 – 4 Tahun 13,9 kg – 16,1 kg 14,3 kg – 16,3 kg
4 – 5 Tahun 16,1 kg – 18,2 kg 16,3 kg – 18,3 kg

 KPSP : sesuai/meragukan/memyimpang
 Tahap perkembangan Psikososial berdasarkan Erik H. Erikson : An S dapat melakukan
kegiatan secara mandiri seperti makan cemilan sendiri, dapat berjalan sendiri.
 Tahap perkembangan psikoseksual berdasarkan Freud : Fase anal, An S mulai dilatih
untuk buang air kecil di kamar mandi.
 Dampak hospitalisasi bagi anak dan keluarga : Ny L mengatakan takut kalau anggota
keluarga yang berada dirumah tertular cacar air dari An S
 Keluhan : Ny L mengatakan berat badan An S terlalu besar dari berat badan normal
usia anak 2 tahun
Masalah Keperawatan : Berat badan lebih

GENOGRAM

An. S

2 tahun

Varisela

Keterangan :

= Perempuan = Tinggal satu rumah

= Laki-laki = Pasien
X = Meninggal

Tanda-tanda vital

Tekanan darah : tidak dapat tekaji karena pengkajian dilakukan via daring

Suhu : □ Aksila □ Rectal

RR : - /mnt □ Teratur □ Tidak teratur

Nadi : - x/mnt Teratur □Tidak teratur □ Kuat □ Lemah

Suhu, Pernapasan, Nadi tidak terkaji karena Ny L tidak mempunyai termometer dan

tidak dapat mengukur RR dan nadi karena tidak mengetahui cara pemeriksaan.

OKSIGENASI

Pergerakan dada : √ Simetris □ Asimetris

Pola nafas : Irama √ Teratur □ Tidak teratur

Jenis □ Biot □ Cheyne stokes □ Kusmaul

Suara nafas : □Vesikuler Ronchi …../….. □ Wheezing ……/…..

Sesak nafas : √ Tidak □Ya, Pada saat : □ Inspirasi □ Ekspirasi

□ Istirahat □ Aktifitas

Otot bantu nafas : √ Tidak □ Ya, Jenis : …………………………………..

Batuk : √ Tidak Ya, □ Tidak

□ Ya, Warna dahak warna putih .

Penggunaan alat medis : √ Tidak □ Ya, sebutkan :

SpO2 : - % Tidak dapat terkaji karena Ny L tidak mempunyai alat

untuk mengukur oksigen

Keluhan lain : Ny L mengatakan tidak ada keluhan

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

SIRKULASI

Irama jantung : □ Reguler □ Ireguler


Suara jantung : □ S1/S2 tunggal □ Mur-Mur □ Gallop

Akral : √ Hangat □ Panas □ Dingin kering □ Dingin basah

CRT : □< 2 dt □ >2 dt

Anemis : √ Tidak □ Ya, Hb : mg/dl

Distensi vena jugular : √ Tidak □ Ya

Penggunaan alat medis :√ Tidak □ Ya, sebutkan :

Keluhan lain : tidak ada keluhan

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

PERSEPSI DAN SENSORI

Reflek fisiologis : □ Patela □ Triseps □ Biseps

Reflek Patologis : □ Babinsky □ Brudzinsky □ Kernig

Penglihatan (Mata) : √ Normal □ Kabur □ Diplopia □ Buta, D / S

□ Strabismus, D / S

Pendengaran (telinga) : √ Normal □ Berkurang □ Serumen □Tuli, D / S

□ Tinitus, D / S

Penciuman (Hidung) : √ Normal □ Berkurang □ Epistaksis □ Sekret □ Tersumbat

Sensibilitas : √ Normal □ Kesemutan □ Baal □ Hiperestesi, Lokasi:

Bicara : □ Normal □ Afasia sensorik / motorik

Kejang : √ Tidak □ Ya

Kaku kuduk : √ Tidak □ Ya

Keluhan pusing : √ Tidak □ Ya

GCS : 4/5 /6

Pupil : √ Isokor □ Anisokor D / S : ……../……… mm

Reaksi cahaya : ……../…….

Penggunaan alat bantu : √ Tidak □Ya, sebutkan……….


Nyeri : √ Tidak □ Ya, Pencetus : Skala :

Kualitas : Waktu :

Radiasi/ Lokasi :

Nyeri berkurang dengan: □ Istirahat □ Kompres panas/ dingin □ Obat, sebutkan :

Nyeri mempengaruhi : √ Tidak □ Tugas □ Tidur □ Konsentrasi

□ Aktifitas fisik

Keluhan lain : tidak ada keluhan

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

ELIMINASI

Kandung kemih : □ Supel □ Keras □ Nyeri tekan

Pola BAK : Frekuensi : 3 – 4 x ganti pampers /hari Warna : kuning khas

Gangguan : √ Tidak □ Retensi □ Inkontinensia □ Anuri

□ Oliguri □ Hematuri □ Lain lain :

Penggunaan alat medis : √ Tidak □ Ya, sebutkan………. Tanggal pasang

BAB : √ Normal □ Konstipasi □ Diare Frekuensi : 1 x/hari

□ Melena Konsistensi : Lunak

Warna : Kuning

Inkontinentia : √ Tidak □ Ya

Penggunaan alat medis : √ Tidak □ Ileostomy □ Colostomy

Keluhan lain : tidak ada keluhan

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

CAIRAN DAN NUTRISI

Berat badan : 15 Kg Tinggi badan : 85 Cm

Keluhan : √Tidak □ Mual □ Muntah


Mulut : √ Bersih □ Bau □ Lidah kotor

Mukosa bibir : √ Normal □ Kering/ pecah

Gigi : √Normal □ Karies □ Gigi Palsu

Abdomen : □ Supel □ Distensi □ Meteorismus □ Asites

Peristaltik usus : □Baik □ Meningkat □ Lemah

Frekuensi : - x/mnt Tidak dapat terkaji

Nafsu makan : √ Baik □ Meningkat □ Menurun

Asupan makan berkurang : √ Tidak □ Ya

Pantangan/ diet : √Tidak □ Ya, sebutkan……….

Pola makan : Frekuensi : √ Pagi √Siang √ Sore

Jenis makanan :

An N makan nasi, sayur dan ikan

Pola minum : 5 – 6 botol besar dengan sekali minum 240 ml.

Kurang lebih 1200 – 1500 ml /hari

Jenis minuman : susu formula

Penggunaan alat medis : √ Tidak □ NGT, No. : ………. Tanggal pasang: ………..

Jenis makanan per sonde: ……………………

Skrining Gizi

Pasien dengan diagnosa khusus? √ Tidak □ DM □ CKD □ Kanker

Apakah pasien mengalami penurunan berat badan yang tidak diinginkan dalam 6 bulan

terakhir?

Parameter Sko
r
a. Tidak ada penurunan BB 0√
b. Tidak yakin/ tidak tahu/ baju terasa longgar 2
c. Jika ya, berapa penurunan BB tersebut 1 - 5 Kg 1
6 - 10 Kg 2
11 - 15 Kg 3
> 15 Kg 4
Catatan: Jika skor ≧ 2 dan / atau pasien dengan diagnosa khusus, pengkajian

lanjutan dilakukan oleh dietisen

Ny L mengatakan An S Tidak ada penurunan berat badan

Keluhan lain : Ny L mengatakan bahwa napsu makan An S normal, namun An

S suka minum susu dan air putih banyak.

Masalah Keperawatan : Berat Badan Berlebih

AKTIVITAS DAN LATIHAN

Ekstremitas

Patah tulang : √ Tidak □ Ya, lokasi: ……….

Kontraktur/deformitas: √ Tidak □Ya, lokasi: ……….

Kekuatan otot ekstrimitas : 5 5 □ Hemi / paraparese

5 5 □ Hemi / paraplegi

Mobilisasi

Penggunaan alat bantu: √ Tidak □ Ya, sebutkan……….

Indeks KATS Hasil indeks KATS Tingkat ketergantungan

Mandi : □ Mandiri √ Dibantu □ Semua mandiri □ Minimal Care

Berpakaian : □ Mandiri √ Dibantu □ 1dari 6 dibantu □ Partial Care

Toileting : □ Mandiri √ Dibantu □ 2 dari 6 dibantu □ Total Care

√ Semua dibantu

Kontrol bab/bak: □ Mandiri √ Dibantu □ 3 dari 6 dibantu

Berpindah : □ Mandiri √ Dibantu □ 4 dari 6 dibantu

Makan : □ Mandiri √ Dibantu □ 5 dari 6 dibantu

Keluhan lain : Semua aktivitas dibantu oleh Ny L karena An S masih berusia 2

tahun
Masalah Keperawatan :Tidak ada masalah keperawatan

INTEGRITAS KULIT dan HYGIENE

Warna : □ Ikterik □Sianosis □ Oedem □ Tidak □ Ya, lokasi: ……

Turgor : □ Baik □ Menurun □ Tekstur □ Halus □ Keriput

Luka : : □ Tidak √ Ya, lokasi: bintik kemerahan di seluruh tubuh

(lengkapi form asesmen luka)

Glamorgan Scale (Pediatric pressure ulcer)

Faktor Resiko S
k
o
r
Anak tidak dapat berpindah tanpa kesulitan/ perubahan kondisi 2
0

×
Tidak mampu merubah posisi anak tanpa bantuan 1
5

×
Mampu sedikit bergerak tapi tidak sesuai umur anak 1
0

×
Pergerakan normal sesuai umur anak 0

Peralatan/ benda/ permukaan kasar menekan/ bergesekan dengan 1
kulit 5


Anemia signifikan (Hb < 90 g/l) 1

×
0
Demam persisten (> 38 C lebih dari 4 jam) 1
×
Perfusi perifer buruk 1

×
Nutrisi inadekuat 1
×
Serum albumin rendah (< 35 g/l) 1

×
Berat < 10 sentil 1
×
Inkontinensia tidak sesuai umur anak 1

×
Total skor 1
5
Keluhan lain : Ny L mengatakan An S timbul bercak kemerahan yang berisi

cairan di seluruh tubuh

Masalah Keperawatan : Gangguan integritas jaringan/kulit

ENDOKRIN

Pembesaran kel. Thyroid : √ Tidak □ Ya

Pembesaran kel. Getah bening: √ Tidak □ Ya

Hyperglikemi : √ Tidak □ Ya, Sebutkan

Keluhan lain : tidak ada masalah

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawtan

REPRODUKSI

WANITA PRIA

Status Paritas : G – P - □ Prostat □ Normal □ Kelainan:

Menopause : √ Belum □ Ya, Sejak ………. □ Scrotum □ Normal □ Kelainan:

Genetalia eksterna : □ Bersih □ Fluor albus

Keluhan lain :tidak ada keluhan

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

KEAMANAN DAN KENYAMANAN

Riwayat pemasangan restrain : √ Tidak □ Ya, sebutkan……….

Asesmen risko jatuh : □ Rendah √ Sedang □ Tinggi Skor :

Keluhan lain : tidak ada keluhan

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

ISTIRAHAT DAN TIDUR


Lama tidur : √ Malam, sebutkan : 20.00 – 05.00 √ Siang, sebutkan : 10.00 –

12.00

Gangguan istirahat tidur : √ Tidak □ Ya, sebutkan……….

Penggunaan obat tidur : √ Tidak □ Ya, sebutkan……….

Keluhan lain : tidak ada keluhan

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

PSIKOSOSIAL, SPIRITUAL DAN KULTURAL

Status mental : □ Demensia □ Menyerang □ Tidak merespon

□ Letargi □ Mudah tersinggung

Perasaan : □ Tenang □ Sedih □ Gelisah/cemas

□ Takut □ Panik

Hubungan sosial : □ Kooperatif □ Menarik diri □ Tidak kontak mata

□ Menolak berkomunikasi

Tinggal bersama : □ Sendiri √ Keluarga inti □ Panti asuhan

Kebiasaan berdoa : √ Sesuai ajaran agama □ Kadang kadang □ Tidak pernah

Bantuan pemuka agama : √ Tidak □ Ya, sebutkan……….

Persepsi terhadap sakitnya : √ Cobaan Tuhan □ Hukuman

Ekspresi terhadap sakitnya : √ Marah/ menangis □ Tenang □ Gelisah □ Rendah diri

Nilai nilai & keyakinan: Ny L mengatakan yakin bahwa An S akan segera sembuh

Orang yg paling dekat : An S paling dekat dengan Ny L karena hubungan sebagai anak

dan ibu

Mengisi waktu luang : bermain bersama nenek dan saudara

Keluhan lain : Ny L mengatakan bahwa anak rewel dan sering menangis

Masalah Keperawatan :

KEBUTUHAN PENDIDIKAN KESEHATAN


Bahasa : √ Indonesia □ Bahasa lain sebutkan……….

Perlu Penterjemah : √ Tidak □ Ya, sebutkan……….

Cara belajar yang disukai : □ Ceramah □ Diskusi simulasi √ Demonstrasi

Hambatan belajar : √ Tidak □ Ada, sebutkan…………….

Edukasi yang dibutuhkan : √ Proses penyakit □ Rehabilitasi Medik

√ Rencana perawatan □ Terapi/obat

□ Manajemen nyeri □ Penggunaan alat medis

□ Diet/ nutrisi □ Lain lain :

Keluhan lain : Ny L mengatakan tidak tahu cara penanganan cacar air

Masalah Keperawatan : Defisit Pengetahuan

PERENCANAAN PULANG

Jaminan kesehatan : BPJS kelas I

Pekerjaan penganggungjawab pasien : Karyawan swasta

Orang yang membantu perawatan di rumah : Ibu dan nenek AN S

Kriteria Rencana Pemulangan (Discharge Planning)

Keterbatasan mobilitas : √ Tidak □ Ya, sebutkan……….

Perawatan/ pengobatan lanjutan : √ Tidak □ Ya, sebutkan………..

Bantuan untuk melakukan aktifitas sehari-hari : √ Tidak □ Ya, sebutkan………..

Bila salah satu jawaban diatas "Ya", maka dilanjutkan perencanaan sbb:

Perawatan hygiene perseorangan (mandi, keramas, eliminasi dll): √ Tidak □Ya, sebutkan…

Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan cairan dengan atau tanpa alat bantu: √ Tidak

□ Ya, sebutkan…….

Latihan fisik lanjutan, perlu rujuk Rehab Medik: √ Tidak □ Ya, sebutkan……….

Pemantauan pemberian obat: √ Tidak □ Ya, sebutkan……….

Bantuan tenaga medis dan atau perawatan di rumah (home care): √ Tidak □ Ya, sebutkan….
Lain lain :

DATA PENUNJANG

Terapi Medik

Nama Dos Frekuensi Cara Indikasi Kontraindika Efek


obat i pemberia si sampin
s n g
Acyclo Uuntuk mengatasi
infeksi herpes
vir 5% simpleks pada kulit
dan selaput lendir
yang biasanya
berupa luka
melepuh yang
terjadi disekitar
bibir atau wajah.
Selain itu, obat ini
juga digunakan
untuk mengobati
herpes genital dan
labial awal serta
rekuren.

Perawat yang mengkaji

TTD

( kelompok 3 )
3.2 Analisa Data
Symptom Etiologi Masalah
Keperawatan
DS : Varisella Gangguan
- Ny L mengatakan timbul bintik integritas
kemerahan berisi cairan di Reaksi inflamasi kulit/jaringan
seluruh tubuh An S. Bagian
tubuh tersebut meliputi leher, Terinfeksi
tangan, kaki, dan punggung.
- Ny L mengatakan anak rewel Timbul papula (benjolan)
dan sering menangis
Vesikel (gelembung berisi
O: cairan)
- Kulit tampak kemerahan dan
berisi cairan Pustula (gelembung keruh)

Terbentuk lesi

Gangguan
integritas kulit

DS : Varisella Defisit
- Ny L mengatakan tidak tahu Pengetahuan
cara penanganan cacar air Reaksi inflamasi

O:
- Ny L tampak kebingungan saat
ditanya tentang penanganan Timbul papula (benjolan)
cacar air
Vesikel (gelembung berisi
cairan)

Pustula (gelembung keruh)

Terbentuk lesi

Kurang Panjanan Informasi

Defisit Pengetahuan
DS : Makan berlebih Berat Badan
- Ny L mengatakan nafsu makan Lebih
An S normal Intake dan Output
- Ny L mengatakan bahwa An S tidak seimbang
suka minum susu dan air putih
terlalu banyak Kurang beraktivitas
- Ny L mengatakan bahwa An S
gendut tidak sesuai dengan berat IMT > 12 kg
badan pada usia anak 2 tahun
Berat Badan Lebih
O:
- Berat badan : 15 kg
- Tinggi badan 85 cm
- IMT : 13
- Makan 3 x sehari dengan menu
nasi, sayuran dan ikan
- Minum 5 – 6 botol besar. Sekali
minum 240 ml
Total sehari minum 1200 – 1500
ml/hari

3.3 Diagnosa Keperawatan


1. Gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan perubahan pigmentasi kulit
akibat bintik kemerahan ditandai dengan Ny L mengatakan timbul bintik kemerahan
berisi cairan di seluruh tubuh An S. Bagian tubuh tersebut meliputi leher, tangan, kaki,
dan punggung, Ny L mengatakan anak rewel dan sering menangis, Kulit tampak
kemerahan dan berisi cairan
2. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi ditandai dengan
Ny L mengatakan tidak tahu cara penanganan cacar air, Ny L tampak kebingungan
saat ditanya tentang penanganan cacar air.
3. Berat badan lebih berhubungan dengan penggunaan makanan formula atau makanan
campuran ditandai dengan Ny L mengatakan nafsu makan An S normal, Ny L
mengatakan bahwa An S suka minum susu dan air putih terlalu banyak, Ny L
mengatakan bahwa An S gendut tidak sesuai dengan berat badan pada usia anak 2
tahun, Berat badan : 15 kg, Tinggi badan 85 cm, IMT :, Makan 3 x sehari dengan
menu nasi, sayuran dan ikan, Minum 5 – 6 botol besar. Sekali minum 240 ml, Total
sehari minum 1200 – 1500 ml/hari.
3.4 Intervensi Keperawatan
N Diagnosa Luaran Intervensi Rasional
o Keperawatan Keperawatan
1 Ganggua Setelah dilakukan Intervensi : 1. U
n tindakan Perawatan ntuk mengetahui
keperawatan Integritas Kulit awal mula
integrita
selama 2x24 penyebab
s jam, integritas Observasi : integritas kulit
kulit/jari kulit dan 1. Identifikasi 2. M
jaringan penyebab embersihkan
ngan
teratasi dengan gangguan daerah badan
berhubu kriteria hasil : integritas kulit untuk menjaga
ngan - Klien (mis. kebersihan agar
kooperatif Perubahan tidak lembab dan
dengan
- Bintik sirkulasi, kotor
perubah kemerahan perubahan 3. M
an menurun status nutrisi, enggunakan
pigment penurunan produk yang
kelembapan, ringan pada
asi kulit suhu kondisi pasien
akibat lingkungan yang kulitnya
bintik ekstrem, sensitif
penurunan 4. K
kemerah
mobilitas) arena alkohol
an Terapeutik : dapat
ditandai 2. Bersihkan memperparah
baan dengan luka
dengan
air hangat 5. L
Ny L 3. Gunakan otion dan serum
mengata produk utuk menjaga
berbahan kelembapan kulit
kan
ringan/alami
timbul dan
bintik hipoalergik
kemerah pada kulit
sensitif
an berisi 4. Hindari
cairan di produk
seluruh berbahan dasar
alkohol pada
tubuh
kulit kering
An S. Edukasi :
Bagian 5. Anjurkan
menggunakan
tubuh
pelembab
tersebut (mis. Lotion,
meliputi serum)

leher,
tangan,
kaki,
dan
punggun
g, Ny L
mengata
kan anak
rewel
dan
sering
menangi
s, Kulit
tampak
kemerah
an dan
berisi
cairan
2 Defisit Setelah dilakukan Intervensi : 1. U
pengetah tindakan ntuk mengetahui
keperawatan Observasi : apakah klien siap
uan
selama 2x24 1. Identifikasi menerima
berhubu jam, integritas kesiapan dan informasi yang
ngan kulit dan kemampuan akan diberikan
jaringan menerima 2. U
dengan
teratasi dengan informasi ntuk mengetahui
kurang kriteria hasil : 2. Identifikasi faktor penyebab
terpapar - Klien faktor – faktor peningkatan atau
kooperatif yang dapat penurunan
informas
- Ibu klien meningkatkan motivasi
i memahami dan 3. M
ditandai materi yang menurunkan edia yang dapat
dengan diberikan motivasi digunakan seperti
- Ibu klien perilaku hidup leaflet, booklet,
Ny L tidak bersih dan vidio, dll
mengata kebingungan sehat 4. D
kan Terapeutik : engan
3. Sediakan menjadwalkan
tidak materi dan pertemuan sesuai
tahu media kesepakatan
pendidikan bersama agar
cara
kesehatan tidak terjadi miss
penanga 4. Jadwalkan komunikasi
nan pendidikan 5. M
kesehatan emberikan
cacar
sesuai kesempatan
air, Ny kesepakatan bertanya pada
L 5. Beri klien apabila ada
kesempatan yang kurang
tampak
untuk bertanya dipahami agar
kebingu klien lebih
ngan Edukasi : paham
saat 6. Jelaskan faktor 6. M
resiko yang emberikan
ditanya dapat edukasi apa saja
tentang mempengaruhi faktor yang dapat
penanga kesehatan mempengaruhi
7. Anjurkan kesehatan
nan
perilaku hidup 7. P
cacar bersih dan erilaku hidup
air. sehat bersih
merupakan suatu
upaya untuk
mecegah dari
beberapa
penyakit

3 Berat Setelah dilakukan Intervensi : 1. U


badan tindakan Konseling Nutrisi ntuk mengetahui
keperawatan kebiasaan
lebih
selama 2x24 Observasi : makanan yang
berhubu jam, berat badan 1. Identifikasi dimakan
ngan teratasi dengan kebiasaan 2. U
kriteria hasil : makan dan ntuk mengetahui
dengan
- Klien perilaku makan pemasukan dan
penggun kooperatif yang akan pengeluaran
aan - Berat badan diubah cairan
membaik 2. Monitor intake 3. A
makanan
(berat badan dan output gar pasien dan
formula normal usia 2 cairan perawat sepakat
atau – 3 tahun berapa lama
makanan pada anak Terapeutik : pemberian
perempuan 3. Sepakati lama konseling
campura yaitu 11,5 kg waktu 4. T
n – 13,9 kg ) pemberian ujuan jangka
ditandai - Indek masa konseling pendek dan
tubuh 4. Tetapkan panjang
dengan
membaik tujuan jangka 5. U
Ny L (normal 12) pendek dan ntuk
mengata jangka mengevaluasi
panjang yang kecukupan
kan
realistis asupan makanan
nafsu 5. Gunakan 6. U
makan standar nutrisi ntuk mengetahui
sesuai faktor yang
An S
program diet mempengaruhi
normal, dalam pemenuhan
Ny L mengevaluasi kebutuhan gizi
mengata kecukupan 7. M
asupan odifikasi diet
kan makanan agar pasien
bahwa 6. Pertimbangkan merasakan diet
An S faktor – faktor yang bervariasi
yang 8. M
suka
mempengaruhi enjelaskan
minum pemenuhan program gizi
susu dan kebutuhan gizi agar pasien lebih
paham
air putih
9. B
terlalu Edukasi : erkolaborasi
banyak, 7. Informasikan dengan ahli gizi
perlunya untuk status
Ny L
modifikasi diet nutrisi pasien
mengata 8. Jelaskan
kan program gizi
bahwa dan persepsi
pasien terhadap
An S diet yang
gendut diprogramkan
tidak Kolaborasi :
sesuai 9. Rujuk pada
dengan ahli gizi, jika
perlu
berat
badan
pada
usia
anak 2
tahun,
Berat
badan :
15 kg,
Tinggi
badan
85 cm,
IMT :,
Makan 3
x sehari
dengan
menu
nasi,
sayuran
dan
ikan,
Minum
5 – 6
botol
besar.
Sekali
minum
240 ml,
Total
sehari
minum
1200 –
1500
ml/hari.
3.5 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

N TANGG JA NO.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN DAN RESPON HASIL T.TANGAN
O AL M DX
1. 16 Jan 11.00 1 1. Mengidentifikasi gangguan integritas kulit
2021 Respon:
- Klien dan orangtua kooperatif
- Ibu klien mengatakan anaknya terkena cacar air

2. Menganjurkan orangtua untuk membersihkan tubuh anak dengan air


hangat via chat whatsapp
11.00 Respon:
- Ibu klien kooperatif
- Ibu klien mengatakan akan memandikan anak dengan air
hangat
11.10
3. Menganjurkan orangtua untuk menghindari penggunaan produk yang
memicu alergi
Respon:
- Anak kooperatif
11.10 - Ibu klien mengatakan anaknya tidak memiliki alergi terhadap sabun
maupun bedak

4. Menganjurkan orangtua untuk menuju pelayanan kesehatan


Repon :
- Ibu klien mengatakan akan membawa anak ke puskesmas
11.20 terdekat karena tidak tega dengan keadaan anak

5. Menganjurkan orangtua untuk menggunakan lotion agar kulit anak tidak


kering ddan tetap lembab
Respon :
- Ibu klien mengatakan anakya di beri lotion kulit senstitif agar
kulit anak tidak kering

2. 16 Jan 11. 2 1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan Kirana
2021 15 motivasi hidup bersih dan sehat
Respon:
- Ibu klien kooperatif
- Ibu klien mengatakan anak tetap menjaga kebersihan anak
2. Menjadwalkan untuk melakukan pendidikan kesehtan tentang penyakit
12. anak
15 Respon :
- Ibu klien mengatakan saat ada waktu luang mau diberikan
pendidikan kesehatan
3. Menyediakan materi dan media pendidikan kesehatan dengan
menggunakan leaflet tentang varisella
12. Respon :
20 - Ibu klien kooperatif
4. Menjelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan anak
tentang pengaruh varisella pada anak
Respon :
- Ibu klien kooperatif
12.
25 - Ibu klien akan membawa anak ke puskesmas agar penyakit
anak tidak memburuk
5. Menganjurkan untuk selalu hidup bersih dan sehat
Respon :
- Ibu klien mengatakan akan menjaga kebersihan pada
keluarganya agar keluarganya selalu sehat

12.
30
3. 16 Jan 13. 3 1. Mengidentifikasi kebiasaan makan pada anak
2021 00 Respon :
- Ibu klien mengatakan anak nafsu makan anak meningkat saat
di berikan suplemen penambah nafsu makan
- Ibu klien mengatakan kebiasaan makan anak sehari 2-3x
berbeda dengan konsumsi snack
2. Menjadwalkan pendidikan kesehatan pada orangtua tentang gizi anak
Respon :
- Ibu klien mengatakan saat memiliki waktu luang mau
diberikan pendidikan kesehatan
3. Menginforasikan standar gizi sesuai dengan program diet anak
Respon :
- Ibu klien kooperatif
- Ibu klien mengatakan memahami informasi yang diberikan
oleh perawat
4. Menjelaskan faktor resiko terhadap nutrisi berlebih pada anak
Respon :
- Ibu klien kooperatif
- Ibu klien mengatakan sudah memberhentikan pemberian
sumplemen penambah nafsu makan pada anak agar berat badan anak
tidak berlebih
5. Menjelaskan tentang modifikasi diet yaitu program diet yang akan
dilakukan sesuai dengan persepsi klien terhadap program diet
Respon :
- Ibu klien kooperatif
- Ibu klien mengurangi konsumsi snack pada anak
4. 17 Jan 11.00 1 1. Mengidentifikasi gangguan integritas kulit
2021 Respon:
- Klien dan orangtua kooperatif
- Ibu klien mengatakan anaknya terkena cacar air

2. Menganjurkan orangtua untuk membersihkan tubuh anak dengan air


hangat via chat whatsapp
11.00 Respon:
- Ibu klien kooperatif
- Ibu klien mengatakan akan memandikan anak dengan air
hangat
11.10
3. Menganjurkan orangtua untuk menghindari penggunaan produk yang
memicu alergi
Respon:
- Anak kooperatif
11.10 - Ibu klien mengatakan anaknya tidak memiliki alergi terhadap sabun
maupun bedak

4. Menganjurkan orangtua untuk menuju pelayanan kesehatan


Repon :
- Ibu klien mengatakan sudah membawa anak ke puskesmas
11.20 terdekat karena tidak tega dengan keadaan anak
- Ibu klien mengatakan anak diberikan salep oleh puskesmas
5. Menganjurkan orangtua untuk menggunakan lotion agar kulit anak tidak
kering ddan tetap lembab
Respon :
- Ibu klien mengatakan anakya di beri lotion kulit senstitif agar
kulit anak tidak kering

2. 17 Jan 12. 2 6. Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan


2021 15 motivasi hidup bersih dan sehat
Respon:
- Ibu klien kooperatif
- Ibu klien mengatakan anak tetap menjaga kebersihan anak
7. Menjadwalkan untuk melakukan pendidikan kesehtan tentang penyakit
12. anak
15 Respon :
- Ibu klien mengatakan saat ada waktu luang mau diberikan
pendidikan kesehatan
8. Menyediakan materi dan media pendidikan kesehatan dengan
menggunakan leaflet tentang varisella
12. Respon :
20 - Ibu klien kooperatif
9. Menjelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan anak
tentang pengaruh varisella pada anak
Respon :
- Ibu klien kooperatif
12.
25 - Ibu klien akan membawa anak ke puskesmas agar penyakit
anak tidak memburuk
10. Menganjurkan untuk selalu hidup bersih dan sehat
Respon :
- Ibu klien mengatakan akan menjaga kebersihan pada
keluarganya agar keluarganya selalu sehat
12.
30
3. 17 Jan 13. 3 1. Mengidentifikasi kebiasaan makan pada anak
2021 00 Respon :
- Ibu klien mengatakan anak nafsu makan anak meningkat saat
di berikan suplemen penambah nafsu makan
- Ibu klien mengatakan kebiasaan makan anak sehari 2-3x
berbeda dengan konsumsi snack
2. Menjadwalkan pendidikan kesehatan pada orangtua tentang gizi anak
Respon :
- Ibu klien mengatakan saat memiliki waktu luang mau
diberikan pendidikan kesehatan
3. Menginforasikan standar gizi sesuai dengan program diet anak
Respon :
- Ibu klien kooperatif
- Ibu klien mengatakan memahami informasi yang diberikan
oleh perawat
4. Menjelaskan faktor resiko terhadap nutrisi berlebih pada anak
Respon :
- Ibu klien kooperatif
- Ibu klien mengatakan sudah memberhentikan pemberian
sumplemen penambah nafsu makan pada anak agar berat badan anak
tidak berlebih
5. Menjelaskan tentang modifikasi diet yaitu program diet yang akan
dilakukan sesuai dengan persepsi klien terhadap program diet
Respon :
- Ibu klien kooperatif
- Ibu klien mengurangi konsumsi snack pada anak
3.6 EVALUASI KEPERAWATAN

N N
TANG JA
O O. EVALUASI T.TANGAN
GAL M
. DX
1 16 Jan 2021 14.00 S:
. - Ibu klien mengatakan anaknya terkena cacar
- Ibu klien mengatakan anak membawa anak ke puskesmas
O:

1 - Anak dan orangtua kooperatif


- Anak tampak akan menggaruk tangan

A: Masalah teratasi sebagian

P: Intervensi dilanjutkan

2 16 Jan 2021 14.00 2 S:


. - Ibu klien mengatakan tidak mengetahui penyakit anak
- Ibu klien mengatakan mau diberikan penyuluhan saat pendidikan
kesehatan

O:
- Ibu anak kooperatif
- Anak tampak gelisah
A:
- Masalah teratasi sebagian

P:
- Intervensi dilanjutkan
3 16 Jan 2021 14.00 S:
. - Ibu anak mengatakan nafsu makan anak bertambah karena
pemberian suplemen berlebih
- Ibu anak akan mengurangi konsumsi makan anak
O:
3
- Ibu anak kooperatif
A:
- Masalah belum teratasi
P:
- Intervensi di lanjutkan
1 17 Jan 2021 14.00 S:
. - Ibu klien mengatakan anaknya terkena cacar
- Ibu klien mengatakan sudah membawa anak ke puskesmas
O:
1 - Anak dan orangtua kooperatif

A: Masalah teratasi

P: Intervensi dipertahankan

2 17 Jan 2021 14.00 2 S:


. - Ibu klien mengatakan tidak mengetahui penyakit anak
- Ibu klien mengatakan mau diberikan penyuluhan saat pendidikan
kesehatan
O:
- Ibu anak kooperatif
A:
- Masalah teratasi

P:
- Intervensi dipertahankan
3 17 Jan 2021 14.00 S:
. - Ibu anak mengatakan nafsu makan anak bertambah karena
pemberian suplemen berlebih
- Ibu anak akan mengurangi konsumsi makan anak
O:
3
- Ibu anak kooperatif
A:
- Masalah belum teratasi
P:
- Intervensi di lanjutkan
BAB 4
PEMBAHASAN

Pada Bab ini akan dibahas mengenai data-data yang telah didapatkan,
meliputi data pengkajian, hasil analisa data, intervensi, implementasi dan evaluasi
dari proses asuhan keperawatan anak yang telah dilakukan pada anak S dengan
diagnosa varisela.
4.1 Pengkajian
Dari hasil pengkajian yang dilakukan didapatkan hasil seorang anak usia
toddler yang bernama anak S memiliki sakit varisela. Saat dilakukan pengkajian
pada anak S melalui orang tuanya yang bernama Ny L. Ny. L mengatakan timbul
bintik kemerahan berisi cairan diseluruh tubuh An S. Bagian tubuh tersebut
meliputi leher, tangan, kaki, dan punggung serta anak rewel dan sering menangis.
Ny L mengatakan nafsu makan An S normal, namun suka minum susu dan air
putih terlalu banyak dan An S gendut tidak sesuai dengan berat badan pada usia
anak 2 tahun, Ny L mengatakan tidak tahu cara penanganan cacar air keadaan
umum pasien kulit tampak kemerahan dan berisi cairan, berat badan : 15 kg,
tinggi badan 85 cm, IMT : 13, makan 3 x sehari dengan menu nasi, sayuran dan
ikan, minum 5 – 6 botol besar, sekali minum 240 ml total sehari minum 1200 –
1500 ml/hari. Ny L tampak kebingungan saat ditanya tentang penanganan cacar
air.
Menurut Putra (2015) dalam penelitiannya bahwa setelah dilakukan
pengkajian keperawatan pada pasien dengan varisela didapatkan masalah
keperawatan berupa Resiko tinggi terjadi infeksi, gangguan integrita, perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, gangguan citra tubuh, kurang pengetahuan.
Data-data yang kelompok temukan sedikit beda dengan data yang diteori. Adapun
data-data yang kelompok temukan dalam pengkajian adalah ganguan integritas
kulit, berat badan lebih, dan defisit pengetahuan dikarenakan pasien yang dikaji
oleh kelompok memiliki mengalami obesitas sehingga disini terjadi perbedaan
antara yang diteori dan kasus yang diambil.
4.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan suatu penilaian klinis mengenai respon klien
terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang
berlangsung aktual maupun potensial (SDKI, 2019). Pada kasus ini didapatkan
diagnose keperawatan yang pertama adalah Gangguan integritas kulit/jaringan
berhubungan dengan perubahan pigmentasi kulit akibat bintik kemerahan
ditandai dengan Ny L mengatakan timbul bintik kemerahan berisi cairan di
seluruh tubuh An S. Bagian tubuh tersebut meliputi leher, tangan, kaki, dan
punggung, Ny L mengatakan anak rewel dan sering menangis, Kulit tampak
kemerahan dan berisi cairan, diagnosa kedua yaitu Berat badan lebih
berhubungan dengan penggunaan makanan formula atau makanan campuran
ditandai dengan Ny L mengatakan nafsu makan An S normal, Ny L mengatakan
bahwa An S suka minum susu dan air putih terlalu banyak, Ny L mengatakan
bahwa An S gendut tidak sesuai dengan berat badan pada usia anak 2 tahun,
Berat badan : 15 kg, Tinggi badan 85 cm, IMT :, Makan 3 x sehari dengan menu
nasi, sayuran dan ikan, Minum 5 – 6 botol besar. Sekali minum 240 ml, Total
sehari minum 1200 – 1500 ml/hari, dan dignosa terakhir dan yang tiga
didapatkan dari kasus yaitu Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang
terpapar informasi ditandai dengan Ny L mengatakan tidak tahu cara penanganan
cacar air, Ny L tampak kebingungan saat ditanya tentang penanganan cacar air.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Christa, (2015) ditemukan
4 diagosa yaitu gangguan integrita, perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh, gangguan citra tubuh, kurang pengetahuan. Namun disini ada sedikit
berbedaan yang diamana pasien dalam kasus yang diambil oleh kelompok
mengalami obesitas sengga terjadi perdaan dalam mengangkat diagnosa
keperawatan. Diliat dari data diatas kelompok menyimpulkan masalah terutama
pada psien dengan varisela yaitu gangguan integritas kulit.
4.3 Intervensi Keperawatan
Menurut UU perawat No. 38 Th. 2014, perencanaan merupakan semua
rencana tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah keperawatan yang
diberikan kepada pasien. Perencanaan menurut SIKI (2019) pada kasus asuhan
keperawatan anak dilakukan perdiagnosa. Sesuai diagnosa pertama yaitu
gangguan integritas kulit pada anak S berhubungan dengan perubahan pigmentasi
kulit akibat bintik kemerahan yaitu sesuai denga buku SIKI intervesi yang
dilakukan diantaranya adalah Observasi: Identifikasi penyebab gangguan
integritas kulit (mis. perubahan sirkulasi, perubahan status nutrisi, penurunan
kelembapan, suhu lingkungan ekstrem, penurunan mobilitas). Terapeutik:
Bersihkan badan dengan air hangat, gunakan produk berbahan ringan/alami dan
hipoalergik pada kulit sensitif , hindari produk berbahan dasar alkohol pada kulit
kering. Edukasi: Anjurkan menggunakan pelembab (mis. Lotion, serum dan
salep), anjurkan minum air yang cukup. Untuk diagnosa kedua Berat badan lebih
berhubungan dengan penggunaan makanan formula atau makanan campuran yaitu
sesuai denga buku SIKI intervesi yang dilakukan diantaranya adalah Observasi:
dentifikasi kebiasaan makan dan perilaku makan yang akan diubah, monitor
intake dan output cairan. Terapeutik: Sepakati lama waktu pemberian konseling,
tetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang yang realistis, gunakan standar
nutrisi sesuai program diet dalam mengevaluasi kecukupan asupan makanan,
pertimbangkan faktor – faktor yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan gizi.
Edukasi: Informasikan perlunya modifikasi diet, jelaskan program gizi dan
persepsi pasien terhadap diet yang diprogramkan. Kolaborasi: rujuk pada ahli gizi,
jika perlu dan untuk diagnosa ke tiga defisit pengetahuan berhubungan dengan
kurang terpapar informasi yaitu sesuai denga buku SIKI intervesi yang dilakukan
diantaranya adalah observasi: identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
informasi, identifikasi faktor – faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan
motivasi perilaku hidup bersih dan sehat. Terapeutik: Sediakan materi dan media
pendidikan kesehatan, jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan, beri
kesempatan untuk bertanya. Edukasi: jelaskan faktor resiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan, anjurkan perilaku hidup bersih dan sehat.
4.4 Implementasi keperawaatan
Implementasi merupakan suatu perwujudan dari perencanaan yang sudah
disusun pada tahap perencanaan sebelumnya. Berdasarkan hal tersebut penulis
dalam mengelola pasien dalam implementasi dengan masing - masing diagnosa.
1. gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan pigmentasi kulit
akibat bintik kemerahan.
Mengidentifikasi gangguan integritas kulit, menganjurkan orangtua untuk
membersihkan tubuh anak dengan air hangat via chat whatsapp, menganjurkan
orangtua untuk menghindari penggunaan produk yang memicu alergi,
menganjurkan orangtua untuk menuju pelayanan kesehatan, menganjurkan
orangtua untuk menggunakan lotion agar kulit anak tidak kering dan tetap lembab,
menganjurkan anak agar banyak minum air putih. Hal ini selaras dengan
penelitian yang dialkukan oleh Lidwina, Niken, dkk (2017) bahwa dengan
memberikan acyclovir pada pasien yang menderita varisela dapat mepercepat
penyembuhan intgritas kulitnya. Dari hal tersebut kelompok menyimpulkan
dengan terapi pemberian salep acyclovir pada gangguan integritas kulit pada
pasien varisela dapat mempercepat penyembuhan pasien.
2. Berat badan lebih berhubungan dengan penggunaan makanan formula atau
makanan campuran.
Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan
motivasi hidup bersih dan sehat, menjadwalkan untuk melakukan pendidikan
kesehtan tentang penyakit anak, menyediakan materi dan media pendidikan
kesehatan dengan menggunakan leaflet tentang varisella, Menjelaskan faktor
resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan anak tentang pengaruh varisella pada
anak, menganjurkan untuk selalu hidup bersih dan sehat
3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
Mengidentifikasi kebiasaan makan pada anak, menjadwalkan pendidikan
kesehatan pada orangtua tentang gizi anak, menginforasikan standar gizi sesuai
dengan program diet anak, Menjelaskan faktor resiko terhadap nutrisi berlebih
pada anak, Menjelaskan tentang modifikasi diet yaitu program diet yang akan
dilakukan sesuai dengan persepsi klien terhadap program diet.
4.5 Evaluasi Keperawatan
Menurut Mareelli, 2009 evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir dari
tahap-tahap proses keperawatan untuk mengetahui apakan masalah-masalah
keperawatan yang muncul pada kasus asuhan keperawatan anak pada pasien
dengan diagnosa medis varisela teratasi atau tidak dan untuk membandingkan
antara yang sistematik dengan yang terencana berkaitan dengan fasilitas yang
tersedia. Pada proses keperawatan sebelumnya yaitu implementasi keperawatan
sudah dijabarkan bagaimana kelompok melakukan asuhan keperawatan pada
pasien dan keluarga bahwa intervensi yang dilakukan selama 2x24 jam.
Berdasarkan hal tersebut penulis melakukan evaluasi keperawatan pada kasus dan
didapatkan masalah ganguan integritas kulit terasi dengan dipertahan intervensi
secara mandiri oleh ibu pasien, untuk diganosa kedua berat badan lebih belum
teratas hal tersebut dikerenakan situasi dalam melakukan inplemenatasi secara
daring atau online dan waktu yang sangat sedikit sehingga mempengaruhu tidakan
keperawatan secara menyeluruh, sedangkan untuk masalah keperawatan defisit
pengetahuan teratasi dengan intervensi dipertahankan.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari penyusudanan asuhan keperawatan anak yang di dapat pada kasus
anak. S dengan diagnosa varisela ditemukan 3 masalah keperawatan yaitu
gangguan integritas kulit, berat badan lebih dan defisit pengetahuan. Implementasi
telah dilakukan sesuai dengan perencana keperawatan yang telaha disusun dan
dilakukan selam 2x24 dengan tujuan tercapainya kriteria yang ditentukan. Pada
evaluasi gangguan integritas kulit, dan defisit pengetahuan pada pasien dan
keluarga dapat teratasi serta intervesi dipertahankan sedangkan untuk berat badan
lebih tidak teratasi dikarenakan keterbatasn waktu dan implementasinya dilakuan
secara daring/online.
5.2 Saran
1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa tetap lebih proaktif dalam melakukan asuhan keperawatan anak
pada klien dengan diagnosa varisela berdasarkan teori yang sudah didapatkan
dengan kasus yang ada dilapangan.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Melalui pembuatan laporan ini, diharapkan institusi pendidikan dapat
semakin mengembangkan metode belajar dalam mendidik calom perawat yang
profesional..
3. Bagi keluarga dan pasien
Melalui laporan ini diharapkan keluarga dapat melakukan pencegahan dan
pengobatan secara mandiri pada keluarga yang mengalami masalah varisela
dengan tepat dan benar.
DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, S (2010). Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia


Dini. Jakarta: Universitas Terbuka.

Cahyaningsih. (2011). Pertumbuhan Perkembangan Anak & Remaja. Jakarta:


Trans Info Media.

Esson, Ahmed B. (2014). Epidemiology of Chickenpox in Agona West


Municipality of Ghana. Netjournals Physical Sciences Research
International. Vol. 2(1). Pp. 6-11.

Mansjoer, A (2010). Kapita Selekta Kedokteran jilid IV. Jakarta: Media


Aesculapius.

Ranuh (2014). Pedoman Imunisasi di Indonesia. Edisi kelima. Jakarta: Badan


Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia.

PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi Dan Indikator


Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI.

Rampengan. (2008). Penyakit Infeksi Tropik pada Anak. Penerbit Buku


Kedokteran EGC, Jakarta.

SIKI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi Dan Tindakan


Keperawatan. Jakarta: PPNI.

Widoyono. (2011) Penyakit Tropis: Epidemiologi, Penularan, Pencegahan, dan


Pemberantasannya. Jakarta: Erlangga.
LAMPIRAN

Pengkajian:
SATUAN ACARA PENYULUHAN
VARICELLA (CACAR AIR) PADA ANAK
Dosen Pembimbing : Agustin Nugrahani, S.Kep., Ns

Oleh:
Kelompok 3

1. Viktoria Zepa Zada, S.Kep (9102320001)


2. Dian Permata Ningrum, S.Kep (9102320009)
3. Maria Yofriana Grengan, S.Kep (9102320026)
4. Kirana Arvianti, S.Kep (9102320020)
Fakultas Keperawatan
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
Surabaya
2021
SATUAN ACARA PENDIDIKAN KESEHATAN
(Rencana Kegiatan Pendidikan Kesehatan)

1. ANALISA SITUASI :
An S berusia 2,5 tahun merupakan anak usia toddler yang sedang
menderita penyakit dengan diagnosa medis varicella (cacar air). Ibu klien
mengatakan bahwa An S muncul bintik kemerahan yang berisi cairan jernih
diseluruh tubuh. Bagian tubuh tersebut meliputi leher, tangan, kaki, dan
punggung. An S menjadi rewel dan mudah menangis. Ibu klien mengatakan
tidak mengetahui bagaimana cara penanganan cacar air. Oleh karena itu ibu
klien perlu diberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit varicella pada
anak.
2. POKOK BAHASAN : Varicella pada anak
3. SASARAN : Ny L (Ibu dari An S)
4. TEMPAT : Rumah Klien d wilayah Medokan Surabaya
5. HARI, TANGGAL : Sabtu, 16 Januari 2021
6. WAKTU : Pukul 07.30 s/d 08.00 (30 menit)
7. STANDAR KOMPETENSI (Tujuan Umum Pendidikan/Tujuan Jangka
Panjang :
Setalah diberi pendidikan kesehatan selama 30 menit, diharapkan Ny L di wilayah
Medokan Surabaya mampu memahami varicella pada anak.
8. KOMPETENSI DASAR (Tujuan Khusus Pendidikan Kesehatan/Tujuan
Jangka Pendek) :
Setelah diberikan pendidikan kesehatan diharapkan Ny L di wilayah
Medokan Surabaya mampu:
8.1 Menjelaskan kembali definisi varicella dengan tepat dan benar.
8.2 Menyebutkan penyebab varicella dengan tepat dan benar.
8.3 Menyebutkan tanda dan gejala varicella dengan tepat dan benar.
8.4 Menyebutkan pencegahan varicella dengan tepat dan benar
8.5 Menyebutkan penanganan dengan tepat dan benar.
9. SUB POKOK BAHASAN (Pokok Materi)
9.1 Definisi varicella
9.2 Penyebab varicella
9.3 Tanda gejala varicella
9.4 Pencegahan varicella
9.5 Penanganan varicella
10. METODE PENDIDIKAN KESEHATAN
10.1 Ceramah
10.2 Diskusi
10.3 Demonstrasi
11. MEDIA YANG DIGUNAKAN
11.1 Leaflet.
12. URAIAN KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN
Tahap Uraian Kegiatan Metode Media
1. Pembukaa 1. Memberi salam Ceramah
n pembukaan
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan maksud dan
tujuan pertemuan dan
topik yang akan dibahas
4. Menumbuhkan motivasi
dengan cara :
a. Menjelaskan manfaat
topik yang dibahas
b. Menunjukkan hasil-hasil
peneliti
c. Menjelaskan dampak
negatif
5. Menjelaskan metode yang
digunakan
6. Memberitahukan waktu
yang akan digunakan
2. Menyampa 1. Menjelaskan materi
Ceramah, Leaflet
ikan isi materi tentang Demonstrasi
(20 menit) a. Definisi varicella Tanya Jawab
b. Penyebab varicella
c. Tanda gejala varicella
d. Pencegahan varicella
e. Penanganan varicella
Memberi kesempatan
audiance untuk bertanya
3. Evaluasi Pertanyaan langsung Daftar
10 menit) pertanyaan
4. Penutup Meringkas materi yang telah
disampaikan (bisa dengan
cara mengajak bersama
audience, atau menunjuk
salah satu/beberapa audience
untuk merangkum)

13. Evaluasi
13.1 Evaluasi Struktur :
a. Materi edukasi telah disiapkan dengan baik
b. Persiapan pengambilan video HE telah dirancang dengan baik
c. Tempat pelaksanaan HE telah disiapkan dengan baik

13.2 Evaluasi proses :


a. Saat pelaksanaan HE, peserta sangat antusias mengikuti kegiatan dari awal
hingga akhir
b. Peserta aktif bertanya
c. Peserta dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh pemateri

13.3 Evaluasi hasil :


a. Pertanyaan 1
Pertanyan : Apa definisi varicella (cacar air) ?
Jawaban : varicella ( cacar air ) adalah penyakit kulit yang menyebabkan
ruam pada kulit dan berisi cairan

b. Pertanyaan 2
Pertanyaan : Apa penyebab varicella ?
Jawaban : penyebab dari varicella adalah virus varisella zoster. Virus ini
ditularkan melalui udara
LAMPIRAN MATERI PENYULUHAN

1. Definisi Varicella (Cacar air)


Varicella ( cacar air ) adalah penyakit kulit yang menyebabkan ruam pada
kulit dan berisi cairan
2. Penyebab Varicella (Cacar air)
Penyebab dari varicella adalah virus varisella zoster. Virus ini ditularkan
melalui udara
3. Tanda dan Gejala Varicella (Cacar air)
- Demam
- Ruam pada kulit
- Gatal
- Nyeri
- Sakit kepala
- Lemas
4. Pencegahan Varicella (Cacar air)
- Pemberian vaksin varicella
- Meningkatkan daya tahan tubuh
- Menghindari kontak dengan penderita varicella
- Menjaga kebersihan lingkungan
5. Penanganan Varicella (Cacar air)
- Mencegah infeksi
- Memberikan bedak atau salep untuk penyakit varicella
- Hindari kontak dengan lingkungan luar
- Mandi dengan air hangat
- Bedakan handuk dan pakaian penderita dengan keluarga yang sehat

6.
DAFTAR HADIR PENDIDIKAN KESEHATAN
Sabtu, 16 Januari 2021

N Nama Alamat TTD


O
.
1.
2.
3.
4.
5.

Anda mungkin juga menyukai