Oleh:
1. Viktoria Zepa Zada, S.Kep (9102320001)
2. Dian Permata Ningrum, S.Kep (9102320009)
3. Kirana Arvianti, S.Kep (9102320020)
4. Maria Yofriana Grengan, S.Kep (9102320026)
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yesus kristus yang telah
Keperawatan Anak Pada Usia Toddler Dengan Diagnosa Medis Varicella (Cacar
Air) Di Wilayah Medokan Surabaya” sebagai salah satu tugas untuk memenuhi
Dalam penyususnan laporan ini, penulis tidak lepas dari bantuan, arahan,
dan bimbingan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini sangat banyak kekurangan.
Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak dalam
Penulis
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN
2.2 Etiologi
Menurut (Richard, 1992), etiologi varisela adalah varisela disebabkan oleh herpes
virus varisela atau disebut juga virus varicella zoster (virus V-Z). Virus tersebut dapat
pula menyebabkan herpes zoster. Kedua penyakit ini mempunyai manifestasi klinis
yang berbeda. Diperkirakan bahwa setelah ada manifestasi klinis yang berbeda.
Diperkirakan bahwa setelah ada kontak dengan virus V-Z akan terjadi varisela,
kemudian setelah penderita varisela tersebut sembuh, mungkin virus itu tetap ada dalam
bentuk laten (tanpa ada manifestasi klinis) dan kemudian virus V-Z diaktivasi oleh
trauma sehingga menyebabkan herpes zoster. Virus V-Z dapat ditemukan dalam cairan
vesikel dan dalam darah penderita varisela dapat dilihat dengan mikroskop electron dan
dapat diisolasi dengan menggunakan biakan yang terdiri dari fibrobias paru embrio
manusia.
2.4 Patofisiologi
Varisela primer disebabkn oleh infeksi varicella zoster virus, suatu herpes virus.
Penularan melalui inhalasi (droplet) atau kontak langsung dengan lesi di kulit penderita.
Infeksi biasanya terjadi dengan menembus selaput konjungtiva atau lapisan mukosa
saluran napas atas penderita. Kemudian terjadi replikasi virus di lomfonodi setelah 2
sampai 4 hari sesudahnya, dan diikuti viremia primer yang terjadi setelah 4 sampai 6
hari setelah inkulasi awal. Virus kemudian menggandakan diri di liver, spleen dan organ
lain yang memungkinkan. Viremia kedua, ditandai dengan adanya partikel – partikel
virus yang menyebar di kulit 14 sampai 16 hari sejak paparan awal, menyebabkan
typical vesicular rash. Ensefalitis, hepatitis, atau pneumonia dapat terjadi saat itu. Proses
inkubasi biasanya berlangsung antara 10 sampai 21 hari. Pasien mampu menularkan
penyakitnya sejak 1 sampai 2 hari sebelum muncul rash sampai muncul lesi yang
mengeras, biasanya 5 – 6 hari setelah muncul rash pertama kali. Meskipun kebanyakan
infeksi varisela menimbulkan kekebalan seumur hidup, pernah dilaporkan infeksi
ulangan pada anak yang sehat. Hal ini harus dijelaskan, setelah infeksi primer VZV
bertahan hidup dengan cara menjadi dormant di system saraf sensorik, terutama
Geniculatum, Trigeminal, atau akar Ganglia Dorsalis dan dormant. Mekanisme
imunologi host gagal menekan replikasi virus, namun VZV diaktifkan kembali jika
mekanisme host gagal menampilkan virus. Kadang – kadang terjadi setelah ada trauma
langsung. Viremia VZV sering terjadi bersama dengan herpes zoster. Virus bermigrasi
dari akar saraf sensoris dan menimbulkan kehilangan sensoris pada dermatom dan rash
yang nyeri dan khas.
2.5 WOC
Riwayat kontak dengan
Imunitas tubuh pasien varisella
Reaksi
inflamasi
Pelepasan pirogen Replikasi di sel Terinfeksi
Hepato/spenomegali
endogen epidermal
Timbul papula
Merangsang saraf Vakuovakuolisasi Mendesak rongga (benjolan)
vagus sel dan lisis abdomen
Vesikel
Prostagladin berikatan Terjadi makula Mual, muntah (gelembung berisi
vdengan neuron prepiotik di (bintik merah14 hari) cairan)
hipotalamus
Terinfeksi Anoreksia
Pustula (gelembung
Memproduksi asam
keruh)
arakidonat
Mengenai saraf nyeri Penurunan BB
pada kulit MK:
Dikirim ke hipotalamus Terbentuk lesi Gangguan
anterior MK: Integritas Kulit
MK:
Defisit Nutrisi
Nyeri Akut Lesi menjadi
Meningkatkan thermostat (set
krusta
point) pada pusat termoregulator
Krusta mengelupas
Mengigil
Meninggalkan
MK:
bekas hitam
Hipertermia
MK:
Gangguan Citra
Tubuh
2.6 Tanda gejala
Menurut (Rampengan, 2008) tanda gejala varisela adalah masa inkubasi varisela
bervariasi antara 10 – 21 hari, rata – rata 10-14 hari, penyebaran varicella terutama secara
langsung melalui udara dengan perantaran percikan liur. Pada umumnya tertular dalam
keluarga atau sekolah.
Perjalanan penyakit ini diabagi menjadi 2 stadium yaitu:
a. Stadium prodromal
Terjadi 24 jam sebelum kelainan kulit timbul, terdapat gejala panas yang tidak terlalu
tinggi, perasaan lemah (malaise), sakit kepala, anoreksia, rasa berat pada punggung dan
kadang – kadang disertai batuk kering diikuti eritema pada kulit dapat berbentuk
scarlatinaform atau morbiliform. Panas biasanya menghilang dalam 4 hari, bila panas
tubuh menetap dapat dicurigai ada komplikasi atau gangguan imunitas.
b. Stadium erupsi
Dimulai saat eritema berkembang dengan cepat (dalam beberapa jam) berubah menjadi
macula kecil, kemudian papula yang kemerahan menjadi vesikel. Vesikel ini biasanya
kecil, berisi cairan jernih, mudah pecah serta mengering membentuk krusta, bentuk ini
sangat khas dan lebih dikenal sebagai “tetesan embun”
Lesi kulit mulai tampak didaerah badan kemudian menyebar secara sentrifugal ke bagian
perifer seperti muka dan ekstremitas. Dalam perjalanan penyakit ini akan didapatkan
tanda yang khas yaitu terlihat adanya bentuk papula, vesikel, krusta dalam waktu yang
bersamaan, dimana keadaan ini disebut polimorf.
2.7 Komplikasi
Menurut Rampengan (2008), komplikasi varisela adalah :
a. Infeksi sekunder
Disebabkan oleh stafilokok atau streptokok dan menyebabkan selulitis, frunkel. Infeksi
sekunder pada kulit kebanyakan pada kelompok usia dibawah 5 tahun. Infeksi sekunder
bila manifestasi sistemik tidak menghilang dalam 3 - 4 hari atau bahkan memburuk
b. Otak
Komplikasi ini lebih sering karena adanya gangguan imunitas. “acute postinfectious
cerebellar ataxia” merupakan komplikasi pada otak yang ditemukan. Ataxia timbul tiba
– tiba biasanya 2 – 3 minggu setelah varisela dan menetap selama 2 bulan.
c. Pneumonitis
Komplikasi ini lebih sering dijumpai pada penderita keganasan, neonatus,
imunodefisiensi, dan organ dewasa.
d. Sindrom reye
Komplikasi ini jarang dijumpai, gejalanya seperti mual, muntah, hepatomegali dan pada
pemeriksaan laboratorium didapatkan peningkatan SGPT dan SGOT serta ammonia.
e. Komplikasi lain
Seperti arthritis, trombositopenia purpura, miokarditis, keratitis.
2.8 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan menurut Puspitasari (2010), dibagi menjadi 2 yaitu penatalaksanaan non
farmakologi dan farmakologi .
Penatalaksanaan non farmakologi pada penderita varisela adalah :
a. Penderita di isolasikan dari orang lain yang sehat
b. Bila demam tinggi, kompres badan
c. Upayakan agar tidak terjadi infeksi pada kulit, misalnya pemberian antiseptik pada air
mandi
d. Makan makanan yang bergizi
e. Upayakan agar vesikel tidak pecah dengan cara tidak menggaruk vesikel, kuku tidak
boleh panjang, bila akan mengeringkan badan dengan handuk cukup ditepuk – tepuk saja
jangan digosok.
2.9 Pencegahan
Pencegahan varisela menurut Rampengan (2008), adalah :
a. Hindari kontak dengan penderita
b. Tingkatkan daya tahan tubuh
c. Imunoglobulin varisela zoster
Dapat mencegah atau meringankan terjadinya cacar air bila diberikan dalam waktu
maksimal 96 jam sesudah terpapar. Dan dianjurkan bagi bayi baru lahir yang ibunya
menderita cacar beberapa saat sebelum dan sesudah melahirkan.
B. ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1. DS: Klien mengeluh nyeri pada Varisella Nyeri Akut
benjolan-benjolan dan merasa
gatal-gatal pada seluruh Reaksi inflamasi
tubuh
DO: Replikasi di sel epidermal
Tampak meringis kesakitan
Frekuensi nadi meningkat Vakuovakuolisasi sel dan lisis
Sulit tidur
Terjadi makula (bintik merah 14 hari)
Terinfeksi
Nyeri akut
Mengigil
Hipertermia
Terbentuk lesi
Gangguan
integritas kulit
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA LUARAN INTERVENSI RASIONAL
1. Nyeri akut berhubungan Setelah Manajemen nyeri (Hal. 201) 1. Untuk mengetahui
dengan agen dilakukan Observasi perkembangan kondisi
pencedara fisik:abses tindakan 1. Identifikasi lokasi, skala, klien
dibuktikan dengan keperawatan kualitas, durasi dan
klien mengeluh nyeri selama 2x24 keluahan nyeri 2. Untuk mengetahui tingkat
pada benjolan- jam
2. Identifikasi respons nyeri ketidaknyamanan
benjolan dan merasa diharapkan
gatal-gatal pada nyeri akut non verbal dirasakan oleh klien
seluruh tubuh, tampak teratasi
meringis kesakitan, dengan Terapeutik
frekuensi nadi kriteria hasil: 3. Fasilitasi istirahat dan 3. Memperbanyak istirahat
meningkat, sulit tidur. - Keluhan nyeri tidur dan tidur dapat membantu
menurun 4. Berikan lingkungan yang proses penyembuhan
- Klien tampak nyaman dan tenang
rileks 4. Lingkungan yang nyaman
- Skala nyeri 1- Edukasi dapat meningkatkan
3 5. Ajarkan tentang teknik kenyamanan pada klien
- Frekuensi relaksasi dengan nyeri
nadi normal 6. Jelaskan penyebab nyeri
5. Dapat mengurangi rasa
Kolaborasi nyeri pada perut
7. Berikan terapi obat
analgesik 6. Dengan menjelaskan
penyebab nyeri keluarga
dapat mengetahui
penyebab nyeri
7. Obat-obatan analgesik
akan memblok reseptor
nyeri sehingga dapat
membantu mengurangi
nyeri
BAB 3
LAPORAN KASUS
IDENTITAS KLIEN
No. Register :
Nama : An S
Agama : Islam
Alamat : Surabaya
Suku : Jawa
Tanggal/Jam MRS :-
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Jl. G
RIWAYAT KESEHATAN
√ Campak 2x √ Hepatitis 4 x
Imunisasi lainnya :
Jumlah : Sejak :
KPSP : sesuai/meragukan/memyimpang
Tahap perkembangan Psikososial berdasarkan Erik H. Erikson : An S dapat melakukan
kegiatan secara mandiri seperti makan cemilan sendiri, dapat berjalan sendiri.
Tahap perkembangan psikoseksual berdasarkan Freud : Fase anal, An S mulai dilatih
untuk buang air kecil di kamar mandi.
Dampak hospitalisasi bagi anak dan keluarga : Ny L mengatakan takut kalau anggota
keluarga yang berada dirumah tertular cacar air dari An S
Keluhan : Ny L mengatakan berat badan An S terlalu besar dari berat badan normal
usia anak 2 tahun
Masalah Keperawatan : Berat badan lebih
GENOGRAM
An. S
2 tahun
Varisela
Keterangan :
= Laki-laki = Pasien
X = Meninggal
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : tidak dapat tekaji karena pengkajian dilakukan via daring
Suhu, Pernapasan, Nadi tidak terkaji karena Ny L tidak mempunyai termometer dan
tidak dapat mengukur RR dan nadi karena tidak mengetahui cara pemeriksaan.
OKSIGENASI
□ Istirahat □ Aktifitas
SIRKULASI
□ Strabismus, D / S
□ Tinitus, D / S
Kejang : √ Tidak □ Ya
GCS : 4/5 /6
Kualitas : Waktu :
Radiasi/ Lokasi :
□ Aktifitas fisik
ELIMINASI
Warna : Kuning
Inkontinentia : √ Tidak □ Ya
Jenis makanan :
Penggunaan alat medis : √ Tidak □ NGT, No. : ………. Tanggal pasang: ………..
Skrining Gizi
Apakah pasien mengalami penurunan berat badan yang tidak diinginkan dalam 6 bulan
terakhir?
Parameter Sko
r
a. Tidak ada penurunan BB 0√
b. Tidak yakin/ tidak tahu/ baju terasa longgar 2
c. Jika ya, berapa penurunan BB tersebut 1 - 5 Kg 1
6 - 10 Kg 2
11 - 15 Kg 3
> 15 Kg 4
Catatan: Jika skor ≧ 2 dan / atau pasien dengan diagnosa khusus, pengkajian
Ekstremitas
5 5 □ Hemi / paraplegi
Mobilisasi
√ Semua dibantu
tahun
Masalah Keperawatan :Tidak ada masalah keperawatan
Faktor Resiko S
k
o
r
Anak tidak dapat berpindah tanpa kesulitan/ perubahan kondisi 2
0
×
Tidak mampu merubah posisi anak tanpa bantuan 1
5
×
Mampu sedikit bergerak tapi tidak sesuai umur anak 1
0
×
Pergerakan normal sesuai umur anak 0
√
Peralatan/ benda/ permukaan kasar menekan/ bergesekan dengan 1
kulit 5
√
Anemia signifikan (Hb < 90 g/l) 1
×
0
Demam persisten (> 38 C lebih dari 4 jam) 1
×
Perfusi perifer buruk 1
×
Nutrisi inadekuat 1
×
Serum albumin rendah (< 35 g/l) 1
×
Berat < 10 sentil 1
×
Inkontinensia tidak sesuai umur anak 1
×
Total skor 1
5
Keluhan lain : Ny L mengatakan An S timbul bercak kemerahan yang berisi
ENDOKRIN
REPRODUKSI
WANITA PRIA
12.00
□ Takut □ Panik
□ Menolak berkomunikasi
Nilai nilai & keyakinan: Ny L mengatakan yakin bahwa An S akan segera sembuh
Orang yg paling dekat : An S paling dekat dengan Ny L karena hubungan sebagai anak
dan ibu
Masalah Keperawatan :
PERENCANAAN PULANG
Bila salah satu jawaban diatas "Ya", maka dilanjutkan perencanaan sbb:
Perawatan hygiene perseorangan (mandi, keramas, eliminasi dll): √ Tidak □Ya, sebutkan…
Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan cairan dengan atau tanpa alat bantu: √ Tidak
□ Ya, sebutkan…….
Latihan fisik lanjutan, perlu rujuk Rehab Medik: √ Tidak □ Ya, sebutkan……….
Bantuan tenaga medis dan atau perawatan di rumah (home care): √ Tidak □ Ya, sebutkan….
Lain lain :
DATA PENUNJANG
Terapi Medik
TTD
( kelompok 3 )
3.2 Analisa Data
Symptom Etiologi Masalah
Keperawatan
DS : Varisella Gangguan
- Ny L mengatakan timbul bintik integritas
kemerahan berisi cairan di Reaksi inflamasi kulit/jaringan
seluruh tubuh An S. Bagian
tubuh tersebut meliputi leher, Terinfeksi
tangan, kaki, dan punggung.
- Ny L mengatakan anak rewel Timbul papula (benjolan)
dan sering menangis
Vesikel (gelembung berisi
O: cairan)
- Kulit tampak kemerahan dan
berisi cairan Pustula (gelembung keruh)
Terbentuk lesi
Gangguan
integritas kulit
DS : Varisella Defisit
- Ny L mengatakan tidak tahu Pengetahuan
cara penanganan cacar air Reaksi inflamasi
O:
- Ny L tampak kebingungan saat
ditanya tentang penanganan Timbul papula (benjolan)
cacar air
Vesikel (gelembung berisi
cairan)
Terbentuk lesi
Defisit Pengetahuan
DS : Makan berlebih Berat Badan
- Ny L mengatakan nafsu makan Lebih
An S normal Intake dan Output
- Ny L mengatakan bahwa An S tidak seimbang
suka minum susu dan air putih
terlalu banyak Kurang beraktivitas
- Ny L mengatakan bahwa An S
gendut tidak sesuai dengan berat IMT > 12 kg
badan pada usia anak 2 tahun
Berat Badan Lebih
O:
- Berat badan : 15 kg
- Tinggi badan 85 cm
- IMT : 13
- Makan 3 x sehari dengan menu
nasi, sayuran dan ikan
- Minum 5 – 6 botol besar. Sekali
minum 240 ml
Total sehari minum 1200 – 1500
ml/hari
leher,
tangan,
kaki,
dan
punggun
g, Ny L
mengata
kan anak
rewel
dan
sering
menangi
s, Kulit
tampak
kemerah
an dan
berisi
cairan
2 Defisit Setelah dilakukan Intervensi : 1. U
pengetah tindakan ntuk mengetahui
keperawatan Observasi : apakah klien siap
uan
selama 2x24 1. Identifikasi menerima
berhubu jam, integritas kesiapan dan informasi yang
ngan kulit dan kemampuan akan diberikan
jaringan menerima 2. U
dengan
teratasi dengan informasi ntuk mengetahui
kurang kriteria hasil : 2. Identifikasi faktor penyebab
terpapar - Klien faktor – faktor peningkatan atau
kooperatif yang dapat penurunan
informas
- Ibu klien meningkatkan motivasi
i memahami dan 3. M
ditandai materi yang menurunkan edia yang dapat
dengan diberikan motivasi digunakan seperti
- Ibu klien perilaku hidup leaflet, booklet,
Ny L tidak bersih dan vidio, dll
mengata kebingungan sehat 4. D
kan Terapeutik : engan
3. Sediakan menjadwalkan
tidak materi dan pertemuan sesuai
tahu media kesepakatan
pendidikan bersama agar
cara
kesehatan tidak terjadi miss
penanga 4. Jadwalkan komunikasi
nan pendidikan 5. M
kesehatan emberikan
cacar
sesuai kesempatan
air, Ny kesepakatan bertanya pada
L 5. Beri klien apabila ada
kesempatan yang kurang
tampak
untuk bertanya dipahami agar
kebingu klien lebih
ngan Edukasi : paham
saat 6. Jelaskan faktor 6. M
resiko yang emberikan
ditanya dapat edukasi apa saja
tentang mempengaruhi faktor yang dapat
penanga kesehatan mempengaruhi
7. Anjurkan kesehatan
nan
perilaku hidup 7. P
cacar bersih dan erilaku hidup
air. sehat bersih
merupakan suatu
upaya untuk
mecegah dari
beberapa
penyakit
N TANGG JA NO.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN DAN RESPON HASIL T.TANGAN
O AL M DX
1. 16 Jan 11.00 1 1. Mengidentifikasi gangguan integritas kulit
2021 Respon:
- Klien dan orangtua kooperatif
- Ibu klien mengatakan anaknya terkena cacar air
2. 16 Jan 11. 2 1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan Kirana
2021 15 motivasi hidup bersih dan sehat
Respon:
- Ibu klien kooperatif
- Ibu klien mengatakan anak tetap menjaga kebersihan anak
2. Menjadwalkan untuk melakukan pendidikan kesehtan tentang penyakit
12. anak
15 Respon :
- Ibu klien mengatakan saat ada waktu luang mau diberikan
pendidikan kesehatan
3. Menyediakan materi dan media pendidikan kesehatan dengan
menggunakan leaflet tentang varisella
12. Respon :
20 - Ibu klien kooperatif
4. Menjelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan anak
tentang pengaruh varisella pada anak
Respon :
- Ibu klien kooperatif
12.
25 - Ibu klien akan membawa anak ke puskesmas agar penyakit
anak tidak memburuk
5. Menganjurkan untuk selalu hidup bersih dan sehat
Respon :
- Ibu klien mengatakan akan menjaga kebersihan pada
keluarganya agar keluarganya selalu sehat
12.
30
3. 16 Jan 13. 3 1. Mengidentifikasi kebiasaan makan pada anak
2021 00 Respon :
- Ibu klien mengatakan anak nafsu makan anak meningkat saat
di berikan suplemen penambah nafsu makan
- Ibu klien mengatakan kebiasaan makan anak sehari 2-3x
berbeda dengan konsumsi snack
2. Menjadwalkan pendidikan kesehatan pada orangtua tentang gizi anak
Respon :
- Ibu klien mengatakan saat memiliki waktu luang mau
diberikan pendidikan kesehatan
3. Menginforasikan standar gizi sesuai dengan program diet anak
Respon :
- Ibu klien kooperatif
- Ibu klien mengatakan memahami informasi yang diberikan
oleh perawat
4. Menjelaskan faktor resiko terhadap nutrisi berlebih pada anak
Respon :
- Ibu klien kooperatif
- Ibu klien mengatakan sudah memberhentikan pemberian
sumplemen penambah nafsu makan pada anak agar berat badan anak
tidak berlebih
5. Menjelaskan tentang modifikasi diet yaitu program diet yang akan
dilakukan sesuai dengan persepsi klien terhadap program diet
Respon :
- Ibu klien kooperatif
- Ibu klien mengurangi konsumsi snack pada anak
4. 17 Jan 11.00 1 1. Mengidentifikasi gangguan integritas kulit
2021 Respon:
- Klien dan orangtua kooperatif
- Ibu klien mengatakan anaknya terkena cacar air
N N
TANG JA
O O. EVALUASI T.TANGAN
GAL M
. DX
1 16 Jan 2021 14.00 S:
. - Ibu klien mengatakan anaknya terkena cacar
- Ibu klien mengatakan anak membawa anak ke puskesmas
O:
P: Intervensi dilanjutkan
O:
- Ibu anak kooperatif
- Anak tampak gelisah
A:
- Masalah teratasi sebagian
P:
- Intervensi dilanjutkan
3 16 Jan 2021 14.00 S:
. - Ibu anak mengatakan nafsu makan anak bertambah karena
pemberian suplemen berlebih
- Ibu anak akan mengurangi konsumsi makan anak
O:
3
- Ibu anak kooperatif
A:
- Masalah belum teratasi
P:
- Intervensi di lanjutkan
1 17 Jan 2021 14.00 S:
. - Ibu klien mengatakan anaknya terkena cacar
- Ibu klien mengatakan sudah membawa anak ke puskesmas
O:
1 - Anak dan orangtua kooperatif
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dipertahankan
P:
- Intervensi dipertahankan
3 17 Jan 2021 14.00 S:
. - Ibu anak mengatakan nafsu makan anak bertambah karena
pemberian suplemen berlebih
- Ibu anak akan mengurangi konsumsi makan anak
O:
3
- Ibu anak kooperatif
A:
- Masalah belum teratasi
P:
- Intervensi di lanjutkan
BAB 4
PEMBAHASAN
Pada Bab ini akan dibahas mengenai data-data yang telah didapatkan,
meliputi data pengkajian, hasil analisa data, intervensi, implementasi dan evaluasi
dari proses asuhan keperawatan anak yang telah dilakukan pada anak S dengan
diagnosa varisela.
4.1 Pengkajian
Dari hasil pengkajian yang dilakukan didapatkan hasil seorang anak usia
toddler yang bernama anak S memiliki sakit varisela. Saat dilakukan pengkajian
pada anak S melalui orang tuanya yang bernama Ny L. Ny. L mengatakan timbul
bintik kemerahan berisi cairan diseluruh tubuh An S. Bagian tubuh tersebut
meliputi leher, tangan, kaki, dan punggung serta anak rewel dan sering menangis.
Ny L mengatakan nafsu makan An S normal, namun suka minum susu dan air
putih terlalu banyak dan An S gendut tidak sesuai dengan berat badan pada usia
anak 2 tahun, Ny L mengatakan tidak tahu cara penanganan cacar air keadaan
umum pasien kulit tampak kemerahan dan berisi cairan, berat badan : 15 kg,
tinggi badan 85 cm, IMT : 13, makan 3 x sehari dengan menu nasi, sayuran dan
ikan, minum 5 – 6 botol besar, sekali minum 240 ml total sehari minum 1200 –
1500 ml/hari. Ny L tampak kebingungan saat ditanya tentang penanganan cacar
air.
Menurut Putra (2015) dalam penelitiannya bahwa setelah dilakukan
pengkajian keperawatan pada pasien dengan varisela didapatkan masalah
keperawatan berupa Resiko tinggi terjadi infeksi, gangguan integrita, perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, gangguan citra tubuh, kurang pengetahuan.
Data-data yang kelompok temukan sedikit beda dengan data yang diteori. Adapun
data-data yang kelompok temukan dalam pengkajian adalah ganguan integritas
kulit, berat badan lebih, dan defisit pengetahuan dikarenakan pasien yang dikaji
oleh kelompok memiliki mengalami obesitas sehingga disini terjadi perbedaan
antara yang diteori dan kasus yang diambil.
4.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan suatu penilaian klinis mengenai respon klien
terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang
berlangsung aktual maupun potensial (SDKI, 2019). Pada kasus ini didapatkan
diagnose keperawatan yang pertama adalah Gangguan integritas kulit/jaringan
berhubungan dengan perubahan pigmentasi kulit akibat bintik kemerahan
ditandai dengan Ny L mengatakan timbul bintik kemerahan berisi cairan di
seluruh tubuh An S. Bagian tubuh tersebut meliputi leher, tangan, kaki, dan
punggung, Ny L mengatakan anak rewel dan sering menangis, Kulit tampak
kemerahan dan berisi cairan, diagnosa kedua yaitu Berat badan lebih
berhubungan dengan penggunaan makanan formula atau makanan campuran
ditandai dengan Ny L mengatakan nafsu makan An S normal, Ny L mengatakan
bahwa An S suka minum susu dan air putih terlalu banyak, Ny L mengatakan
bahwa An S gendut tidak sesuai dengan berat badan pada usia anak 2 tahun,
Berat badan : 15 kg, Tinggi badan 85 cm, IMT :, Makan 3 x sehari dengan menu
nasi, sayuran dan ikan, Minum 5 – 6 botol besar. Sekali minum 240 ml, Total
sehari minum 1200 – 1500 ml/hari, dan dignosa terakhir dan yang tiga
didapatkan dari kasus yaitu Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang
terpapar informasi ditandai dengan Ny L mengatakan tidak tahu cara penanganan
cacar air, Ny L tampak kebingungan saat ditanya tentang penanganan cacar air.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Christa, (2015) ditemukan
4 diagosa yaitu gangguan integrita, perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh, gangguan citra tubuh, kurang pengetahuan. Namun disini ada sedikit
berbedaan yang diamana pasien dalam kasus yang diambil oleh kelompok
mengalami obesitas sengga terjadi perdaan dalam mengangkat diagnosa
keperawatan. Diliat dari data diatas kelompok menyimpulkan masalah terutama
pada psien dengan varisela yaitu gangguan integritas kulit.
4.3 Intervensi Keperawatan
Menurut UU perawat No. 38 Th. 2014, perencanaan merupakan semua
rencana tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah keperawatan yang
diberikan kepada pasien. Perencanaan menurut SIKI (2019) pada kasus asuhan
keperawatan anak dilakukan perdiagnosa. Sesuai diagnosa pertama yaitu
gangguan integritas kulit pada anak S berhubungan dengan perubahan pigmentasi
kulit akibat bintik kemerahan yaitu sesuai denga buku SIKI intervesi yang
dilakukan diantaranya adalah Observasi: Identifikasi penyebab gangguan
integritas kulit (mis. perubahan sirkulasi, perubahan status nutrisi, penurunan
kelembapan, suhu lingkungan ekstrem, penurunan mobilitas). Terapeutik:
Bersihkan badan dengan air hangat, gunakan produk berbahan ringan/alami dan
hipoalergik pada kulit sensitif , hindari produk berbahan dasar alkohol pada kulit
kering. Edukasi: Anjurkan menggunakan pelembab (mis. Lotion, serum dan
salep), anjurkan minum air yang cukup. Untuk diagnosa kedua Berat badan lebih
berhubungan dengan penggunaan makanan formula atau makanan campuran yaitu
sesuai denga buku SIKI intervesi yang dilakukan diantaranya adalah Observasi:
dentifikasi kebiasaan makan dan perilaku makan yang akan diubah, monitor
intake dan output cairan. Terapeutik: Sepakati lama waktu pemberian konseling,
tetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang yang realistis, gunakan standar
nutrisi sesuai program diet dalam mengevaluasi kecukupan asupan makanan,
pertimbangkan faktor – faktor yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan gizi.
Edukasi: Informasikan perlunya modifikasi diet, jelaskan program gizi dan
persepsi pasien terhadap diet yang diprogramkan. Kolaborasi: rujuk pada ahli gizi,
jika perlu dan untuk diagnosa ke tiga defisit pengetahuan berhubungan dengan
kurang terpapar informasi yaitu sesuai denga buku SIKI intervesi yang dilakukan
diantaranya adalah observasi: identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
informasi, identifikasi faktor – faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan
motivasi perilaku hidup bersih dan sehat. Terapeutik: Sediakan materi dan media
pendidikan kesehatan, jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan, beri
kesempatan untuk bertanya. Edukasi: jelaskan faktor resiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan, anjurkan perilaku hidup bersih dan sehat.
4.4 Implementasi keperawaatan
Implementasi merupakan suatu perwujudan dari perencanaan yang sudah
disusun pada tahap perencanaan sebelumnya. Berdasarkan hal tersebut penulis
dalam mengelola pasien dalam implementasi dengan masing - masing diagnosa.
1. gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan pigmentasi kulit
akibat bintik kemerahan.
Mengidentifikasi gangguan integritas kulit, menganjurkan orangtua untuk
membersihkan tubuh anak dengan air hangat via chat whatsapp, menganjurkan
orangtua untuk menghindari penggunaan produk yang memicu alergi,
menganjurkan orangtua untuk menuju pelayanan kesehatan, menganjurkan
orangtua untuk menggunakan lotion agar kulit anak tidak kering dan tetap lembab,
menganjurkan anak agar banyak minum air putih. Hal ini selaras dengan
penelitian yang dialkukan oleh Lidwina, Niken, dkk (2017) bahwa dengan
memberikan acyclovir pada pasien yang menderita varisela dapat mepercepat
penyembuhan intgritas kulitnya. Dari hal tersebut kelompok menyimpulkan
dengan terapi pemberian salep acyclovir pada gangguan integritas kulit pada
pasien varisela dapat mempercepat penyembuhan pasien.
2. Berat badan lebih berhubungan dengan penggunaan makanan formula atau
makanan campuran.
Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan
motivasi hidup bersih dan sehat, menjadwalkan untuk melakukan pendidikan
kesehtan tentang penyakit anak, menyediakan materi dan media pendidikan
kesehatan dengan menggunakan leaflet tentang varisella, Menjelaskan faktor
resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan anak tentang pengaruh varisella pada
anak, menganjurkan untuk selalu hidup bersih dan sehat
3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
Mengidentifikasi kebiasaan makan pada anak, menjadwalkan pendidikan
kesehatan pada orangtua tentang gizi anak, menginforasikan standar gizi sesuai
dengan program diet anak, Menjelaskan faktor resiko terhadap nutrisi berlebih
pada anak, Menjelaskan tentang modifikasi diet yaitu program diet yang akan
dilakukan sesuai dengan persepsi klien terhadap program diet.
4.5 Evaluasi Keperawatan
Menurut Mareelli, 2009 evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir dari
tahap-tahap proses keperawatan untuk mengetahui apakan masalah-masalah
keperawatan yang muncul pada kasus asuhan keperawatan anak pada pasien
dengan diagnosa medis varisela teratasi atau tidak dan untuk membandingkan
antara yang sistematik dengan yang terencana berkaitan dengan fasilitas yang
tersedia. Pada proses keperawatan sebelumnya yaitu implementasi keperawatan
sudah dijabarkan bagaimana kelompok melakukan asuhan keperawatan pada
pasien dan keluarga bahwa intervensi yang dilakukan selama 2x24 jam.
Berdasarkan hal tersebut penulis melakukan evaluasi keperawatan pada kasus dan
didapatkan masalah ganguan integritas kulit terasi dengan dipertahan intervensi
secara mandiri oleh ibu pasien, untuk diganosa kedua berat badan lebih belum
teratas hal tersebut dikerenakan situasi dalam melakukan inplemenatasi secara
daring atau online dan waktu yang sangat sedikit sehingga mempengaruhu tidakan
keperawatan secara menyeluruh, sedangkan untuk masalah keperawatan defisit
pengetahuan teratasi dengan intervensi dipertahankan.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari penyusudanan asuhan keperawatan anak yang di dapat pada kasus
anak. S dengan diagnosa varisela ditemukan 3 masalah keperawatan yaitu
gangguan integritas kulit, berat badan lebih dan defisit pengetahuan. Implementasi
telah dilakukan sesuai dengan perencana keperawatan yang telaha disusun dan
dilakukan selam 2x24 dengan tujuan tercapainya kriteria yang ditentukan. Pada
evaluasi gangguan integritas kulit, dan defisit pengetahuan pada pasien dan
keluarga dapat teratasi serta intervesi dipertahankan sedangkan untuk berat badan
lebih tidak teratasi dikarenakan keterbatasn waktu dan implementasinya dilakuan
secara daring/online.
5.2 Saran
1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa tetap lebih proaktif dalam melakukan asuhan keperawatan anak
pada klien dengan diagnosa varisela berdasarkan teori yang sudah didapatkan
dengan kasus yang ada dilapangan.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Melalui pembuatan laporan ini, diharapkan institusi pendidikan dapat
semakin mengembangkan metode belajar dalam mendidik calom perawat yang
profesional..
3. Bagi keluarga dan pasien
Melalui laporan ini diharapkan keluarga dapat melakukan pencegahan dan
pengobatan secara mandiri pada keluarga yang mengalami masalah varisela
dengan tepat dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Pengkajian:
SATUAN ACARA PENYULUHAN
VARICELLA (CACAR AIR) PADA ANAK
Dosen Pembimbing : Agustin Nugrahani, S.Kep., Ns
Oleh:
Kelompok 3
1. ANALISA SITUASI :
An S berusia 2,5 tahun merupakan anak usia toddler yang sedang
menderita penyakit dengan diagnosa medis varicella (cacar air). Ibu klien
mengatakan bahwa An S muncul bintik kemerahan yang berisi cairan jernih
diseluruh tubuh. Bagian tubuh tersebut meliputi leher, tangan, kaki, dan
punggung. An S menjadi rewel dan mudah menangis. Ibu klien mengatakan
tidak mengetahui bagaimana cara penanganan cacar air. Oleh karena itu ibu
klien perlu diberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit varicella pada
anak.
2. POKOK BAHASAN : Varicella pada anak
3. SASARAN : Ny L (Ibu dari An S)
4. TEMPAT : Rumah Klien d wilayah Medokan Surabaya
5. HARI, TANGGAL : Sabtu, 16 Januari 2021
6. WAKTU : Pukul 07.30 s/d 08.00 (30 menit)
7. STANDAR KOMPETENSI (Tujuan Umum Pendidikan/Tujuan Jangka
Panjang :
Setalah diberi pendidikan kesehatan selama 30 menit, diharapkan Ny L di wilayah
Medokan Surabaya mampu memahami varicella pada anak.
8. KOMPETENSI DASAR (Tujuan Khusus Pendidikan Kesehatan/Tujuan
Jangka Pendek) :
Setelah diberikan pendidikan kesehatan diharapkan Ny L di wilayah
Medokan Surabaya mampu:
8.1 Menjelaskan kembali definisi varicella dengan tepat dan benar.
8.2 Menyebutkan penyebab varicella dengan tepat dan benar.
8.3 Menyebutkan tanda dan gejala varicella dengan tepat dan benar.
8.4 Menyebutkan pencegahan varicella dengan tepat dan benar
8.5 Menyebutkan penanganan dengan tepat dan benar.
9. SUB POKOK BAHASAN (Pokok Materi)
9.1 Definisi varicella
9.2 Penyebab varicella
9.3 Tanda gejala varicella
9.4 Pencegahan varicella
9.5 Penanganan varicella
10. METODE PENDIDIKAN KESEHATAN
10.1 Ceramah
10.2 Diskusi
10.3 Demonstrasi
11. MEDIA YANG DIGUNAKAN
11.1 Leaflet.
12. URAIAN KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN
Tahap Uraian Kegiatan Metode Media
1. Pembukaa 1. Memberi salam Ceramah
n pembukaan
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan maksud dan
tujuan pertemuan dan
topik yang akan dibahas
4. Menumbuhkan motivasi
dengan cara :
a. Menjelaskan manfaat
topik yang dibahas
b. Menunjukkan hasil-hasil
peneliti
c. Menjelaskan dampak
negatif
5. Menjelaskan metode yang
digunakan
6. Memberitahukan waktu
yang akan digunakan
2. Menyampa 1. Menjelaskan materi
Ceramah, Leaflet
ikan isi materi tentang Demonstrasi
(20 menit) a. Definisi varicella Tanya Jawab
b. Penyebab varicella
c. Tanda gejala varicella
d. Pencegahan varicella
e. Penanganan varicella
Memberi kesempatan
audiance untuk bertanya
3. Evaluasi Pertanyaan langsung Daftar
10 menit) pertanyaan
4. Penutup Meringkas materi yang telah
disampaikan (bisa dengan
cara mengajak bersama
audience, atau menunjuk
salah satu/beberapa audience
untuk merangkum)
13. Evaluasi
13.1 Evaluasi Struktur :
a. Materi edukasi telah disiapkan dengan baik
b. Persiapan pengambilan video HE telah dirancang dengan baik
c. Tempat pelaksanaan HE telah disiapkan dengan baik
b. Pertanyaan 2
Pertanyaan : Apa penyebab varicella ?
Jawaban : penyebab dari varicella adalah virus varisella zoster. Virus ini
ditularkan melalui udara
LAMPIRAN MATERI PENYULUHAN
6.
DAFTAR HADIR PENDIDIKAN KESEHATAN
Sabtu, 16 Januari 2021