Anda di halaman 1dari 25

Asuhan Keperawatan Pada Ny.

Sm Dengan Diagnosa Medis Hipertensi Dengan Intervensi


Stimulasi Titik Akupresure Liv 3 (Taichong)
Di Banjar Kedaton Desa Kesiman Kecamatan Denpasar Timur

KELAS B 13A
KLP 1
Ni Wayan Ariani 203221080 Desak Nyoman Suwasti 203221087
Ni Made Susanti 203221081 Ni Nyoman Sugianti 203221088
Ni Putu Diah Karmila Dewi 203221082 Ni Luh Nyoman Guna Yunita 203221089
Ni Wayan Putri Erlina 203221083 Ni Nyoman Diah Sugiartini 203221090
NI Wayan Nancy Dasnia 203221084 I Wayan Resmiana 203221091
Ni Putu Dewi Ratni 203221085 I Gusti Ayu Vina Wiratih 203221092
Ni Luh Putu Widya Sari 203221086 NI Putu Juliartini 203221093

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
2020

1
Asuhan Keperawatan Pada Ny. Sm Dengan Diagnosa Medis Hipertensi Dengan Intervensi
Stimulasi Titik Akupresure Liv 3 (Taichong)
Di Banjar Kedaton Desa Kesiman Kecamatan Denpasar Timur
2020

1. Pengkajian
1.1 Identitas
1. IdentitasPasien
Nama : SM
Umur : 65 tahun
Agama : Hindu
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan :-
Suku Bangsa : Indonesia
Alamat : Banjar Kedaton, Desa Kesiman, Kecamatan Denpasar Timur
Tanggal Pengkajian : 5 Januari 2021
Diagnosa Medis : Hipertensi

2. IdentitasPenanggung Jawab
Nama : HP
Umur : 67
Hub. Dengan Pasien : Suami
Pekerjaan : Petani
Alamat : Banjar Kedaton, Desa Kesiman, Kecamatan Denpasar Timur

1.2 Status Kesehatan


1. Keluhan Utama
Pasien mengatakan sakit kepala sejak 3 hari yang lalu

1
2. Perjalanan penyakit saat ini
Pasien mengatakan sudah menderita hipertensi sejak 5 tahun yang lalu, pasien hanya
minum obat saat hipertensinya kambuh. Pasien kontrol setiap dua bulan sekali ke
puskesmas, saat ini pasien mengeluh merasa sakit pada bagian belakang kepala sejak 3 hari
yang lalu dan memberat sejak tadi pagi, kadang leher terasa kaku. Nyeri yang dirasakan
seperti ditusuk-tusuk dengan skala nyeri 5 dari (0 – 10 ),nyeri datang hilang timbul.
3. Status kesehatan masa lalu
a. Penyakit yang pernah dialami
Pasien mengatakan pernah mengalami sakit seperti demam, batuk dan pilek
b. Pernah dirawat
Pasien mengatakan tidak pernah dirawat di RS
c. Alergi
Pasien mengatakan tidak memiliki alergi terhadap makanan , minuman,maupun obat-
obatan
d. Kebiasan (merokok/kopi/alkohol, dll)
Pasien mengatakan tidak memiliki kebiasaan merokok ataupun minum alkohol. Pasien
hanya memiliki kebiasaan mengkonsumsi kopi 2 kali sehari pada pagi dan sore hari
4. Riwayat penyakit keluarga
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keluarga
5. Riwayat Perawatan dan Pengobatan Sebelumnya (Konventional dan Komplementer)
a. Konvensional
Pasien mengatakan pelayanan kesehatan konvensional yang dipilih saat pasien sakit
adalah berobat ke dokter praktik mandiri atau klinik yang di dekat rumah pasien.
b. Komplementer
Pasien mengatakan sebelumnya pasien tidak pernah mencoba terapi komplementer
secara rutin,. Ia juga pernah disarankan untuk meminum ramuan herbal untuk
kesehatan tubuh, namun ia tidak mengimplementasikannya
6. Diagnosa medis dan therapy
a. Diagnosa Medis : Hipertensi
b. Therapy
- Captopril 25 mg 2x 1

2
1.3 Pola Kebutuhan Dasar ( Data Bio-Psiko-Sosio-Kultural-Spiritual)
1. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
Pasien mengatakan bahwa penyakit yang dialaminya murni karena penyakit medis.
Pasien mengatakan berusaha menjaga pola makan dan asupan nutrisi agar ia maupun
keluarga tetap sehat, pasien selalu memanfatkan pelayanan kesehatan untuk berobat.
2. Pola Nutrisi-Metabolik
a. Sebelum sakit
Pasien mengatakan makan 3 kali sehari dengan porsi 1 piring nasi, sayur dan daging.
Minum ± 1500 ml.
b. Saat sakit
Pasien mengatakan makan 3 kali sehari dengan porsi 1 piring nasi, sayur dan daging.
Minum ±1500 ml.
3. Pola Eliminasi
a. BAB
1) Sebelum sakit
Pasien mengatakan rutin BAB setiap pagi dan pasien jarang mengalami gangguan
pencernaan seperti diare dan konstipasi.
2) Saat sakit
Pasien mengatakan rutin BAB setiap pagi dan pasien jarang mengalami gangguan
pencernaan seperti diare dan konstipasi.
b. BAK
1) Sebelum sakit
Pasien mengatakan tidak ada kesulitan untuk kencing, biasanya pasien BAK 5-
6x/hari.
2) Saat sakit
Pasien mengatakan tidak ada kesulitan untuk kencing, biasanya pasien BAK 5-
6x/hari

3
4. Pola aktivitas dan latihan
a. Aktivitas
KemampuanPerawatanDiri 0 1 2 3 4 Keterangan :
0: mandiri,
Makan dan minum √ 1: Alat bantu,
Mandi √ 2: dibantu orang lain,
Toileting √ 3: dibantu orang lain dan
Berpakaian √ alat, 4: tergantung total
Berpindah √

b. Latihan
1) Sebelumsakit
Pasien mengatakan sebelum sakit melakukan aktivitas sehari- hari secara mandiri.
2) Saatsakit
Pasien mengatakan saat ini bisa melakukan aktivitas sehari- hari secara mandiri.
5. Pola kognitif dan Persepsi
Pasien mengatakan penyakitnya timbuk karena pasien tidak bisa menjaga kesehatannya
sendiri. Pasien mengatakan tidak memiliki gangguan pada panca inderanya.
6. Pola Persepsi-KonsepDiri
Citra diri : Pasien mengatakan menyukai semua bagian tubuhnya.
Identitas diri : Pasien mengatakan bernama SM, umur 65 tahun, berasal dari Denpasar.
Peran diri : Pasien mengatakan seorang Ibu dari 2 orang anak.
Ideal diri : Pasien mengatakan agar keluhan ini tidak sering dirasakan
Harga diri : Pasien mengatakan tidak malu terhadap penyakitnya.
7. Pola Tidur dan Istirahat
a. Sebelum sakit
Pasien mengatakan sebelum sakit biasa tidur jam 10 malam dan bangun jam 4 pagi.
Saat bangun tidur pasien merasa segar.
b. Saat sakit
Pasien mengatakan sebelum sakit biasa tidur jam 10 malam dan bangun jam 4 pagi.
Saat bangun tidur pasien merasa segar.

4
8. Pola Peran-Hubungan
Pasien mengatakan seorang istri dan ibu dari 2 anaknya. Pasien mengatakan
hubungannya dengan anggota keluarga baik-baik saja.
9. Pola Seksual-Reproduksi
a. Sebelum sakit
Pasien mengatakan organ reproduksinya tidak ada masalah
b. Saat sakit
Pasien mengatakan organ reproduksinya tidak ada masalah
10. Pola Toleransi Stress-Koping
Pasien mengatakan saat merasa banyak pikiran, pasien akan bercakap-cakap dengan
suami dan anaknya.
11. Pola Nilai-Kepercayaan
Pasien mengatakan beragama hindu, pasien selalu sembahyang dimerajan saat purnama
dan sembahyang di pura saat odalan.

1.4 PengkajianFisik
1. Keadaanumum : baik, wajah tampak meingis
Tingkat kesadaran :komposmetis
GCS = (E4 M5 V6)
2. Tanda-tandaVital : TD = 150/100 mmHg,
FrekuensiNadi = 100 x/menit ,
FrekuensiNapas = 20 x/menit,
Suhu = 36 °C
3. Keadaanfisik
1) Sistem Pernapasan
Inspeksi : bentuk dada simetris
Palpasi : pengembangan dada simetris, vokal premitus sama kanan dan kiri
Perkusi : suara sonor
Auskultrasi : suara nafas vesikuler
2) Sistem Kardiovaskuler
Inspeksi : bentuk dada simetris

5
Palpasi : ictus kordis teraba
Perkusi : bunyi pekak
Auskultrasi : bunyi jantung normal, S1 S2 tunggal regular (tidak ada bunyi
tambahan )
3) Sistem Pencernaan
Inspeksi : perut simetris, tidak ada bekas luka
Palpasi : tidak teraba organomegali, tidak ada nyeri tekan
Perkusi : suara timpani
Auskultasi : peristaltik usus 6-8 kali/menit
4) Sistem Muskuloskeletal Integumen
Kekuatan otot 5555/5555, bergerak mandiri
5555/5555
5) Sistem Endokrin
Tidak terdapat kelainan pada sistem endokrin.
6) Sistem Neurologi
Tidak ada kelainan pada 12 saraf kranial
7) Sistem Imun Hematologi
Tidak ada kelainan
1.5 PemeriksaanPenunjang
Tidak terdapat data penunjang Lab, X-Ray, MRI, Scan maupun data USG

6
Analisa Data
Tabel 2.1
MasalahKeperawatan

DATA Etiologi MASALAH


DS: pasien mengatakan nyeri Jantung bekerja keras untuk Nyeri akut
pada belakang leher hingga memompa
kepala dengan skala nyeri 5
dari (0-10) yang dirasakan Hipertensi
seperti ditusuk-tusuk, dan
diarasakan setiap saat Otak

P: sakitkepala Retensi pembuluh darahotak


Q: seperti ditusuk-tusuk meningkat
R: bagian belakang kepala
S: 5 Tekanan pembuluh darah
T: setiap saat meningkat

DO: Nyeri kepala


- Pasien tampak meringis
- TD: 150/100 mmHg Nyeri akut
- N: 100 x/menit

7
II. Diagnosa Keperawatan

Tabel 3.1
Diagnosa Keperawatan

NO TANGGAL / DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL Ttd


JAM
DITEMUKAN TERATASI
1 05-01-2021 Nyeri akut berhubungan dengan agen 06/01/2021 Mhs
15.00wita pencedera fisiologis: peningkatan tekanan
vaskuler serebral dan iskemia (D.077)
ditandai dengan pasien mengeluh sakit kepala
bagian belakang, dengan skala nyeri 5 dari (0-
10), nyeri dirasakan hilang timbul, pasien
tampak meringis,kadang-kadang leher terasa
kaku,, TD: 150/100 mmHg, N: 100 x/menit.

8
III. Rencana Tindakan Keperawatan

Tabel 4.1
RencanaKeperawatan

Hari/ No Rencana Perawatan Ttd


Tgl Dx Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Selasa, I Setelah dilakukan asuhan a. Manajemen nyeri (I.08238) Mhs
05/01/2021 keperawatan selama 2x 1. Obesrvasi 1. Untuk mengetahui
kunjungan diharapkan tingkat  Lokasi, karakteristik,durasi, frekuensi, keadaan umum
nyeri menurun (L08066) dengan kualitas,intentitas nyeri pasien,untuk
kriteria hasil:  Identifikasi skala nyeri mengetahui skala
1. Pasien mampu mengontrol  Identifikasi respon nyeri non verbal nyeri pasien,untuk
nyeri  Identifikasi factor yang memperberat mengurangi nyeri
2. Keluhan nyeri menurun dan memperingan nyeri yang dirasakan
(skalanyeri 0-1)  Monitor keberhasilan terapi 2. Untuk
3. Frekuensi nadi membaik. komplementer yg sudah diberikan. menurunkan
4. Pola nafas membaik tekanan darah
5. Tekanan darah membaik 2. Terapeutik 3. Untuk
 Berikan tehnik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
mengurangi rasa nyeri : akupresur pada nyeri
titik inti Liv 3 4. Mengurangi nyeri

9
(Pada jurnal Wirakhmi I N, dkk (2018)
dengan judul “Pengaruh Stimulasi Titik
Akupressure Liv 3 (Taichong) Terhadap
Nyeri Pada Pasien Hipertensi”
 Fasilitasi istirahat dan tidur
3. Edukasi
 Ajarkan tehnik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri dengan tehnik
relaksasi nafas dalam
4. Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian analgetik (jika
perlu )

10
IV. Implementasi Keperawatan
Tabel 5.1
ImplementasiKeperawatan
No Tgl / Jam No. Implementasi ResponKlien Nama /
Diagnosa TTD
1 05/01/2021 1 1. Memonitoring tanda-tanda vital DS: pasien mengatakan nyeri pada Mhs
15.00 wita 2. Melakukan pengkajian nyeri belakang leher hingga kepala dengan skala
nyeri5 dari (0-10) yang dirasakan seperti
ditusuk-tusuk, dan dirasakan setiap saat

DO : pasien tampak meringis


TD : 150/90 mmHg
S : 36,3oc
N : 90x/mnt
RR : 20x/mnt

DS :
15.30 wita 1 1. Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam - Pasien mengatakan mengerti dengan
2. Memberikan terapi komplementer ajaran teknik relaksasi nafas dalam
akupresure pada titik inti Liv3 - pasien mengatakan sedikit lebih rileks
DO : pasien tampak kooperatif

11
16.10 wita 1 1. Menganjurkan pasien untuk istirahat DS : pasien mengatakan akan istirahat
jika nyeri kambuh
DO : pasien tampak kooperatif
2 06/01/2021 1 1. Memonitoring tanda-tanda vital DS : pasien mengatakan nyeri pada Mhs
14.00 wita 2. Melakukan pengkajian nyeri belakang leher hingga kepala sudah
berkurang dengan skala nyeri 2 dari (0-10)
DO : pasien tampak lebih rileks
TD: 140/80 mmHg
S : 36,0oc
N : 80x/mnt
RR: 20x/mnt

15.00 wita 1 DS :
1. Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam
- pasien mengatakan mengerti dengan
2. Memberikan terapi komplementer
ajaran teknik relaksasi
akupresure pada titik inti Liv3
- pasien mengatakan sedikit lebih rileks
DO : pasien tampak kooperatif

17.30 wita 1 DS : pasien mengatakan akan istirahat


1. Menganjurkan pasien untuk istirahat jika nyeri kambuh
DO : pasien tampak kooperatif

12
V. Evaluasi Keperawatan

Tabel 6.1
Evaluasi Keperawatan

No Tanggal / Jam No. Evaluasi Nama /


Diagnosa TTD
1 06-01-2021 1 S : Mhs
18.10 wita - pasien mengatakan nyeri sudah berkurang
- pasien mengatakan nyeri skala 1dari (0-10)
- pasien mengatakan lebih rileks
- pasien mengatakan dapat mengontrol nyeri
O : pasien tampak lebih tenang
TD: 125/80 mmHg
S : 36,0oc
N : 84x/m
RR: 20x/
A : masalah keperawatan teratasi
P : pertahankan kondisi pasien

13
Lampiran 1

Standar Operasional Prosedur (SOP) Tindakan Komplementer

Standar Operasional Prosedur

Terapi Komplementer: Stimulasi Titik Akupresure Liv 3 (Taichong) Pada


Pasien Hipertensi

1 Pengertian Terapi komplementer merupakan sebuah pengobatan tambahan


diluar pengobatan konvensional, Salah satu metode non
farmakologik yang berpotensi untuk menurunkan keluhan nyeri
serta meningkatkan kenyamanan tubuh pada penderita
hipertensi adalah akupresur. Akupresur merupakan salah satu
pengobatan tradisional. Dengan melakukan pemijatan pada titik
tertentu yang dapat digunakan untuk pengobatan di rumah dalam
rangka meningkatkan kemandirian sehat, menurunkan tekanan
darah dan mengurangi nyeri kepala

2 Tujuan 1. Membantu pasien untuk mengenal bahwa terapi


komplementer dapat digunakan dan diterapkan dirumah
2. Membantu pasien untuk mengenal terapi komplementer
akupresure pada titik inti Liv-3 (Taichong)
3. Membantu pasien dengan Hipertensi untuk meminimalisir
keluhannya

3 Prosedur 1. Tahap Pra-Interaksi


1. Kaji Kebutuhan Klien
2. Cuci tangan efektif
3. Siapkan kondisi pasien, dan ruangan untuk melakukan
procedure akupresure
4. Cuci tangan efektif

14
2. Tahap Orientasi
1. Salam pembuka dan perkenalkan diri
2. Lakukan identifikasi dengan 2 identitas (tanyakan nama dan
tanggal lahir)
3. Jelaskan tujuan tindakan pada klien
4. Jelaskan prosedur tindakan
5. Kontrak waktu dengan klien
6. Tanyakan keluhan klien saat ini
7. Berikan kesempatan klien untuk bertanya sebelum
tindakan/kegiatan dimulai

3. Tahap Kerja
1. Cuci tangan efektif
2. Identifikasi skala nyeri klien sebelum dilakukan therapi
3. Jelaskan pada pasien prosedur / langkah-langkah
akupresure
4. Siapkan perlengkapan yang diperlukan
a) Cuci tangan efektif
b) Siapkan Ruangan (Suhu ruangan jangan terlalu panas
atau terlalu dingin, Sirkulasi udara baik, tidak terlalu
pengap dan tidak melakukan pemijatan di ruang
berasap)
c) Cuci tangan efektif
5. Posisikan pasien duduk atau berbaring dengan tenang, tidak
dalam keadaan tegang.
6. Lakukan pemijatan akupresure pada Titik Tai Chong yang
terletak pada punggung kaki sekitar 2 jari lebarnya di bawah
pangkal jari telunjuk dan ibu jari kaki.
7. Lakukan pemijatan kencang pada area punggung kaki
selama 2-3 detik. Gunakan jari tengah untuk memberikan
tekanan atau benda tumpul lainnya

15
8. Lakukan pengurangan tekanannya sedikit demi sedikit.
Jangan langsung melepas tangan.
9. Cuci tangan efektif

Gambar 1. Titik Tai Chong

4. Tahap Terminasi
1. Evaluasi hasil kegiatan (subyektif dan obyektif)
2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Berikan reinforcement positif pada klien
4. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
5. Salam penutup
6. Cuci tangan efektif

5. Tahap Dokumentasi
Lakukan pendokumentasian, meliputi: nama klien, tanggal
dan waktu diberikan tindakan, tindakan yang diberikan, hasil
yang dicapai (subyektif-obyektif), tanda tangan dan nama
terang petugas

16
Lampiran 2

Analisa Jurnal

Peneliti Judul Tujuan Karakteristik Sampel Metodologi Penelitian Hasil

Ikit Netra Pengaruh Untuk mengetahui 1. Responden Penelitian ini Berdasarkan hasil
Wirakhmi. Dwi Stimulasi Titik pengaruh stimuasi berdomisili di merupakan penelitian
Novitasari, Iwan akupresure Liv titik Liv 3 (Taichong) wilayah kelurahan penelitian menunjukan ada
Purnawan 3 (Taichong) terhadap nyeri pada sumampir yang kuantitatif dengan pengaruh pada
(2018) Terhadap nyeri penderita hipertensi menderita menggunakan tekanan darah pada
Pada pasien hipeertensi desain penelitian pasien yang
hipertensi di 2. Responden yang pre exsperimental dilakukan
terapi
Wilayah bersedia design dengan
akupresure untuk
Kelurahan berpartisipasi dalam pendekatan pretest-
menurunkan
Sumampir pemberian therapi posttest without
tekanan darah
controlgroup
Tetapi tidak
design
terdapat perbedaan
bermakna rerata
nyeri sebelum dan
sesudah perlakuan

17
PROFESI (Profesional Islam)
Media Publikasi Penelitian; 2018; Volume 16; No 1.
Website: ejournal.stikespku.ac.id

Pengaruh Stimulasi Titik Akupresur Liv 3 (Taichong)


Terhadap Nyeri Pada Pasien Hipertensi

Ikit Netra Wirakhmi1, Dwi Novitasari2, Iwan Purnawan3


1
Program Studi D3 Kebidanan STIKES Harapan Bangsa Purwokerto
2
Program Studi S1 Farmasi STIKES Harapan Bangsa Purwokerto
3
Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto

Kata Kunci Abstrak


Akupressure, Hipertensi merupakan permasalahan kesehatan yang paling sering dijumpai di
Titik Liv3 berbagai negara, termasuk Indonesia. Salah satu gejala yang sering dikeluhkan
(Taichong), oleh penderita hipertensi adalah nyeri. Jika tidak ditangani dengan baik,
Hipertensi nyeri dapat memperberat kondisi hipertensi. Tujuan penelitian adalah untuk
mengidentifikasi pengaruh stimulasi titik Liv3 (Taichong) terhadap nyeri pada
penderita hipertensi. Manfaat penelitian adalah untuk mendapatkan metode
alternatif (kompelementer) untuk mengatasi keluhan nyeri penderita hipertensi.
Desain penelitian adalah pre eksperimen dengan pendekatan pre and
post tes one group without control design. Sampel diambil secara random
dengan kriteria inklusi: (a) tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan tekanan
darah diastolik > 90 mmHg; dan (b) usia 18 – 65 tahun. Sedangkan kriteria
ekslusi: (a) mendapatkan pengobatan komplementer lain; (b) hipertensi
dengan komplikasi; dan (c) sedang mengkonsumsi obat hipertensi. Jumlah
responden dalam penelitian ini sebanyak 15 orang. Responden mendapatkan
stimulasi titik akupresuer Liv3 selama 15 menit. Sedangkan nyeri diukur
sebelum dan sesudah terapi dilakukan. Penilaian nyeri dilakukan dengan
menggunakan numbering pain scale. Data di analisis menggunakan analisis
univariabel (distribusi, frekuensi dan rata-rata) dan bivariabel (pair t test).
Hasil: tidak terdapat perbedaan bermakna rerata nyeri sebelum dan sesudah
perlakuan dengan nilai p = 0,207.

18
PROFESI (Profesional Islam)
Media Publikasi Penelitian; 2018; Volume 16; No 1.
Website: ejournal.stikespku.ac.id

The Influence of Stimulation Point Acupressure Liv 3 (Taichong)


on Pain in Hypertension Patients

Keywords Abstract
Akupressure, Hypertension is the most common health problem in many countries, including
Liv3 Indonesia. One of the symptoms that are often complained by people with
Point(Taichong), hypertension is pain. If is not treated properly, pain can aggravate
Hypertension hypertension conditions. The objective of the study was to identify the effect of
stimulation of point Liv3 (Taichong) on pain in hypertensive patients. The
benefit of research is to get alternative method (kompelementer) to overcome
complaint of patient pain of hypertension.. The research design was pre
experiment with pre and post test approach of one group without control
design. Samples were taken randomly with inclusion criteria: (a) systolic blood
pressure> 140 mmHg and diastolic blood pressure> 90 mmHg; and (b) ages
18-65 years. While the exclusion criteria: (a) get another complementary
treatment; (b) hypertension with complications; and (c) are taking
hypertension medications. The number of respondents in this study was as
many as 15 people. Respondents got stimulated Liv3 acupressure points for 15
minutes. While pain was measured before and after therapy was done.
Painassessment was done by using numbering pain scale. Data were analyzed
using univariable analysis (distribution, frequency and average) and
bivariable (pair t test). Result: there was no significant difference of mean pain
before and after treatment with p value = 0,207

19
PROFESI (Profesional Islam)
Media Publikasi Penelitian; 2018; Volume 16; No 1.
Website: ejournal.stikespku.ac.id

PENDAHULUAN meningkatkan resistensi secara sistemikyang


Hipertensi saat ini telah menjadi masalah diikuti dengan peningkatan tekanan

global dan hampir menduduki peringkat darah.Vasokontriksi bisa terjadi tiba-tiba yang picu
oleh sistem saraf simpatis tubuh. Sedangkan
pertama masalah kesehatan yang paling sering
kekakuan pembuluh darah disebabkan oleh
dijumpai di setiap negara. Prevalensi hipertensi
aterosklerosis sebagai dampak dari gaya hidup dan
di Indonesia berkisar antara 8,6–10% atau
pola makanyang tidak sehat (Smeltzer dan Bare,
diperkirakan 15 juta orang. Berdasarkan hasil
2001).
pengukuran tekanan darah dapat diketahui Salah satu keluhan yang sering dirasakan
bahwa penderita hipertensidi Indonesia masih oleh penderita hipetensi serta bisa memperberat
sebesar 26,5 %. Jumlah penderita hipertensi hipertensinya adalah nyeri atau perasaan tidak
pada lansia mengalami peningkatan dengan nyaman dalam tubuh. Sensasi nyeri ini akan
bertambahnya umur, yaitu: umur 55-64 tahun memicu pengeluaran hormon-hormon stress
sebesar 45,9 %, umur 65-74 tahun sebanyak merangsang sistem syaraf simpatis. Kedua

57,6%, dan pada umur lebih dari 74 tahun mekanisme tersebut akan memicu terjadinya
vasokontriksi yang semakin memperberat kondisi
sebanyak 63,8% (Riset Kesehatan Dasar,
hipertensinya.
2013). Hipertensi di Jawa tengah sendiri
Penggunaan metode farmakologi dalam
persentasenya masih sebesar 26,4% dan
mengatasi nyeri terbukti mampu menurunkan
menempati proporsi terbanyak dari seluruh
atau menghilangkan nyeri secara cepat. Namun
penyakit tidak menular yang dilaporkan yaitu demikian, efek samping yang ditimbulkannya
sebanyak 57,87% (Profil Kesehatan Provinsi menjadi masalah tersendiri karena berdampak
Jawa Tengah, 2015). buruk pada kesehatan. Hal ini semakin berat jika
Hipertensi merupakan kondisi tekanan darahdi penggunaannya terus menerus dalam jangka
atas nilai normal. Seseorang dikatakan waktu yang panjang. Oleh karena itulah diperlukan
mengalami hipertensi jika tekanan darah sistolik metode non farmakologik untuk menurunkanatau
> 140 mmHg dan tekanan darah sistolik > 90 menghilangkan keluhan nyeri pada
mmHg. Hipertensi bisa sebabkan oleh penyempitan penderitahipertensi.
pembuluh darah (vasokontriksi) maupunkekakuan Salah satu metode non farmakologik yang
pembuluh darah. Kondisi seperti ituakan berpotensi untuk menurunkan keluhan nyeri serta

20
meningkatkan kenyamanan tubuh pada penderita yaitu nyeri dan akupresur.Nyeri merupakan sensasi
hipertensi adalah akupresur. Titik akupresur yang rasa tidak nyamandalam tubuh yang disebabkan
pada beberapa penelitian terbukti memiliki oleh kondisi hipertensinya (skala pengukuran:
efektrapeutik adalah tauchong (Lin et al., 2016; Wu ratio). Akupresuremerupakan aktivitas stimulasi
et Liv3 di titik pertemuan antara tulang ibu jari dengan
al., 2014). Pengobatan tradisional cina tulang berikutnya (skala pengukuran: nominal). Uji
menggunakan titik ini untuk menangani kolmogorov smirnov ddapatkan hasil rerata nyeri
berbagaimasalah kesehatan seperti stress, nyeri sebelum dan sesudah perlakuan terdistribusi
punggung(lower back pain), tekanan darah tinggi, normal. Data dianalis menggunakan uji t
disminore, nyeri tungkai, insomnia, dan berpasangan.
kecemasan.Titik tauchong ini terletak pada
punggung kaki yakni dua jari diatas titik pertemuan
HASIL DAN PEMBAHASAN
antara ruasjempol dan jari kaki sebelahnya (UCLA,
1. Karakteristik Responden
2017).
Studi pendahuluan yang dilakukan di Kelurahan Tabel 1.Karakteristik Responden
Berdasarkan Usia
Sumampir menemukan jumlah penderitahipertensi
Variabel Rerata Median Simpang Baku Min Maks
yang cukup banyak yakni 189 orang.Wawancara
yag dilakukan pada beberapapenderita hipertensi Usia 70 72 12,9 53 97

menunjukan bahwa sebagianbesar dari mereka Tabel 1. menunjukkan bahwa rerata usia
merasakan nyeri yang bervariasi. berdasarkan hal responden yaitu 70 tahun.
tersebut, maka penelitiingin mengetahui pengaruh
stimulasi titik Liv3terhadap nyeri penderita
hipertensi.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian
kuantitatif dengan desain metode Pre Experimental
Design melalui pendekatan Pretest-Posttestwithout Gambar 1. Karakteristik Responden
Berdasarkan Jenis Kelamin
Control Group Design. Penelitian inidilakukan di
Gambar 1. menunjukkan bahwa sebagian
wilayah Kelurahan Sumampirdengan cara door to
besar responden berjenis kelamin perempuan
door yang dengan jumlahsampel sebanyak 15 yakni 86,3%.
orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian
Lansia merupakan salah satu faktor
ini adalah lembar observasi nyeri berupa
penyebab hipertensi yang tidak dapat
Numbering Pain Scale.Variabeldalam penelitian ini

21
dimodifikasi. Hal ini terkait dengan proses perempuan relatif sama. Dominasi jenis
aterosklerosis dan penebalan dinding pembuluh kelamin perempuanini dalam penelitian ini
darah yang terus berlangsung seiring dikarenakan oleh kecenderungan keterlibatan
bertambahnya usia. Selain itu, usia juga dalam aktivitas sosial yanglebih pada lansia wanita.

berpengaruh terhadap intensitas nyeri (Potter & Hasil ini sesuai denganpenelitian yang dilakukan
oleh Awaludin, Upoyo,& Purnawan (2013), dimana
Perry, 2005). Lansia memiliki risiko yang lebih
sebagian besar responden lansia hipertensi yang
rentan terhadap nyeri. Nyeri yang dialami oleh
terlibat didominasioleh wanita (81,2%) dari total 15
lansia dapat diikuti oleh penurunan mobilitas,
responden. Halini juga sesuai dengan penelitian
aktivitas perawatan diri, hingga toleransi
Wahyuni dan Susilowati, 2018 di Kelurahan
aktivitas (Potter & Perry, 2005). Perubahan Sambung MacanSragen menunjukkan sebagian
pada sistem kardiovaskuler lansia mengalami besar respondenpenderita hipertensi berjenis
penurunan kemampuan memompa darah 1% kelamin berjeniskelamin perempuan sebanyak 31
setiap tahun. Bertambahnya umur akan diikuti responden(62%). Menurut Widyanto dan
peningkatan tekanan darah sebagai akibat Triwibowo, 2013dalam Wahyuni dan Susilowati,
pengerasan pembuluh nadi (Divine, 2012 2018, jenis kelamin laki-laki memiliki gaya hidup

dalam Priyo, Margono dan Hidayah, 2018). yang cenderung dapat menaikkan tekanan darah
daripadaperempuan. Sedangkan perempuan akan
Peningkatan tekanan darah yang terjadi lansia
semakintinggi resikonya mengalami hipertensi saat
karena menurunnya elastisitas arteri pada
masuk usia menopause. Hal ini bisa
proses menua (Padila, 2013). Arteriosklerosis
dimungkinkankarena kecenderungan perempuan
atau pengerasan arteri inilah serigkali memicu
lebih banyakmelakukan aktifitas di rumah pada saat
peningkatan tekanan darah pada lanjut usia pengambilan data.
(Wade, 2016 dalam Priyo, Margono dan
Hidayah, 2018). Tingginya hipertensi sejalan 2. Gambaran Rerata Nyeri Sebelum dan
dengan bertambahnya umur yang disebabkan Sesudah Perlakuan
oleh perubahaan struktur pada pembuluh darah Tabel 2.Karakteristik Responden
besar, sehingga lumen menjadi lebih sempit Variabel Rerata Median Simpang Baku Min Maks
dan dinding pembuluh darah menjadi lebih
Usia 70 72 12,9 53 97
kaku, sebagai akibatnya terjadi peningkatan
tekanan darah sistolik (Linda, 2017). Tabel 2. menunjukkan bahwa rerata nyeri
Menurut Potter & Perry (2005) jumlah sebelum perlakuan sebesar 2,8 dan sesudah
penderita hipertensi antara laki-laki dan perlakuan 1,8. Menurut Suzanne & Bare

22
(2010) rentang skala nyeri 1 sampai dengan nyeri ringan, maka selisih skor nyerinya lebih besar
termasuk dalam nyeri ringan. Secara objektif, (Suzanne & Bare, 2010).
orang dengan nyeri ringan masih bisa Penurunan nyeri yang terjadi, meskipuntidak
berkomunikasi serta mengalami gejala yang tidak signifikan, merupakan efek relaksasi daristimulasi
terdeteksi. Fakta inilah yang kemudian titik Liv3. Efektivitas stimulasi titikakupresur Liv3
menyebabkan banyak orang dengan hipertensi tidak ini telah terbukti secara efektifmampu menurunkan
menyadari dan tidak merasakan keluhan apapun. keparahan disminore,sehingga direkomendasikan
Oleh karena itulah hipertensi sering disebut juga sebagai metodealternatif dalam mengatasi nyeri
sebagai sillent killer (Setyawan,2016). dimenore(Bazarganipour, Lamyian, Heshmat,
Abadi, &Taghavi, 2010). Stimulasi pada titik
3. Perbedaan Rerata Nyeri Sebelum dan akupresurtersebut memicu munculnya pola
Sesudah Perlakuan aktivitas otaktertentu yang bisa dihubungkan
Tabel 3. Perbedaan Rerata Nyeri Sebelum dengan efekterapeutik dari akupresur (Yan et al.,
dan Sesudah Perlakuan 2005).Akupresur dapat membantu meringankan
gejalaatau mengurangi atau menghilangkan gejala
n Rerata + P
s.b sakitkepala dan ketegangan yang mam-
Rerata nyeri Pre 15 2,8 + 0,3 0,207 pumenurunkan tekanan darah tinggi. Adapun
Rarata nyeri Post 15 1,8 + 0,04
titiktitik penekanan yang dilakukan adalah
meliputibeberapa titik salah satunya yaitu titik
Tabel 3. menunjukkan bahwa perbedaan Taichong(H3) terletak 3 jari dari lipatan jari kaki I
rerata nyeri sebelum dan sesudah intervensi dan II. Titik ini membersihkan panas hati dan
tidak signifikan. Hal ini ditunjukan dengan mengatasisakit kepala. Masih ada beberapa titik
nilai p = 0,207. Dengan demikian, penurunan yang bisadilakukan akupressure untuk mengurangi
nyeri yang terjadi dianggap tidak signifikan nyeripada posisi tertentu yang tidak dilakukan
(Sopiyudin, 2012).Stimulasi titik akupresur Liv3 olehpeneliti sehingga kemungkinan
secara statistik memang tidak memiliki pengaruh, memengaruhikeluhan pasien dimana pasien tidak
namundemikian secara rerata tetap saja ada hanyamengeluh nyeri dibagian kepala. Peneliti
penurunan nyeri meskipun tidak signifikan. jugamenyadari karena adanya faktor yang
Perbedaanyang tidak signifikan itu bisa disebabkan sulitdikendalikan antara lain: stres, pola diet,
karena nyeri pre termasuk dalam kategori aktivitasdan faktor lingkungan responden.
ringandengan rentang 1-3 sehingga perbedaan
yangterjadi sangat kecil. Lain halnya jika nyeri
SIMPULAN
preberada pada satu tingkat di atasnya, misalnya
nyeri sedang, ketika nyeri post berada padarentang
1. Kesimpulan

23
a Karakteristik responden berdasarkan usia in Relieving Dysmenorrhea. International
dan jenis kelamin yaitu rerata usia Journal Of Gynecology And Obstetrics,
responden adalah 70 tahun dan sebagian 111(2), 105–109.
besar berjenis kelamin perempuan sebesar https://doi.org/10.1016/j.ijgo.2010.04.030
13 orang (86.3%).
b Rerata nyeri sebelum intervensi sebesar 2.8 Potter, P. A., & Perry, A. G. (2005). Buku Ajar
dan sesudah intervensi sebesar 1.8. Fundamental Keperawatan:
c Perbedaan rerata nyeri sebelum dan Konsep,Proses, Dan Praktik. Jakarta: EGC
sesudah perlakuan tidak signifikan dengan
nilai p = 0.207. Setyawan, T. F. (2016). Pengaruh Terapi Murotal

d Tidak ada pengaruh pengaruh stimulasi Al Quran Terhadap Penurunan Tekanan

titik akupresur Liv3 terhadap nyeri Darah Pada Pasien Gagal Ginjal

penderita hipertensi Kronikyang Mengalami Hipertensi.


StikesMuhammadiyah Gombong

2. Saran
Peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan Sopiyudin, D. (2012). Statistik Untuk Kedokteran

penelitian yang sama dengan menggunakan dan Kesehatan: Deskriptif, Bivariat, dan

kelompok kontrol dan memasukan Multivariat, Dilengkapi Aplikasi dengan

kriteria nyeri sedang pada kriteria inklusi Menggunakan SPSS (5th ed.). Jakarta:

penelitian. Salemba Medika

REFERENSI Suzanne, C. S., & Bare, B. G. (2010). Brunner


Awaludin S., Upoyo, A. S., & Purnawan, I. and Suddarth‟s Textbook of Medical
(2013). Pengaruh Light Massage Terhadap Surgical Nursing (12th ed.). Lippincott
Tekanan Darah Penderita Hipertensi Williams & Wilkins.
Primer di Kabupaten Banyumas. Jurnal
Terpadu Ilmu Kesehatan,7(1), 01-100. Yan, B., Li, K., Xu, J., Wang, W., Li, K., Liu, H.,
Tang, X. (2005). Acupoint-Specific Fmri
Bazarganipour, F., Lamyian, M., Heshmat, Patterns In Human Brain. Neuroscience
R.,Abadi, M. A. J., & Taghavi, A. (2010). Letters, 383(3), 236–240. https://doi.org/
ARandomized Clinical Trial Of 10.1016/j.neulet.2005.04.021.
TheEfficacy Of Applying A Simple
Acupressure Protocol To The Taichong
Point

24

Anda mungkin juga menyukai