Anda di halaman 1dari 6

Golden Age: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Volume 1 Nomor 2 (Desember 2017)

LEGINA ANGGRAENI / Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Pengetahuan Orang Tua terhadap Pendidikan
Seksual pada Anak Usia Dini di Sekolah Dasar Kartika VIII-5 Jakarta Selatan Tahun 2014

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Pengetahuan Orang Tua


terhadap Pendidikan Seksual pada Anak Usia Dini di Sekolah Dasar
Kartika VIII-5 Jakarta Selatan Tahun 2014

LEGINA ANGGRAENI
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
Email: legina_anggraeni@yahoo.com

Article Received: 10-01-2018 Published Article: 03-04-2018


DOI: https://doi.org/10.29313/ga.v1i2.3383

Abstract
There are a few people, especially parents, who care about the sex education of
children. They assumed that sex education is prohibited to be taught to children. Even
though, early childhood sex education introduces the body parts and their functions to
the children and able to prevent them from the crimes of sexual. This study aims to
seek the factors associated with the level of parents knowledge of early sex education
to the children at Kartika VIII-5 Elementary School, South Jakarta, in 2014. The result
indicates that there is a significant relationship between education, social and cultural
value, and exposure of information with the level of parents knowledge of sex
education. Whereas, the occupation, age, and experience have no significant
relationship with the level of parents knowledge of early sex education to the children.
Keywords: knowledge, sexual education, children, and parents.

Abstrak
Sedikit sekali masyarakat terutama orang tua yang peduli akan pendidikan seksual
pada anak dan beranggapan bahwa pendidikan seksual merupakan hal yang tabu
untuk diberikan kepada anak. Padahal pendidikan seksual secara dini bertujuan untuk
memperkenalkan kepada anak anggota tubuh yang dimiliki beserta dengan fungsi-
fungsinya. Selain itu, pendidikan seksual juga bertujuan untuk menghindarkan anak
dari tindak kejahatan penyimpangan seksual. Penelitian ini bertujuan untuk melihat
faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan orang tua terhadap
pendidikan seksual secara dini pada anak di Sekolah Dasar Kartika VIII-5 Jakarta
Selatan tahun 2014. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan yang
bermakna antara pendidikan, nilai sosial budaya dan keterpaparan informasi dengan
tingkat penegtahuan orang tua terhadap pendidikan seksual pada anak. Sedangkan
pekerjaan, umur, dan pengalaman pendidikan seksual yang pernah diterima oleh
orang tua pada masa anak-anak tidak mempunyai hubungan yang bermakna.
Kata kunci : pengetahuan, pendidikan seksual, anak, dan orang tua.

Pendahuluan merasa tabu salah satu diantaranya adalah


faktor budaya yang melarang pembicaraan
Pendidikan seksual pada anak masih
mengenai seks di depan umum, karena
dianggap tabu oleh sebagian besar masyarakat.
dianggap sebagai sesuatu yang porno dan
Mereka beranggapan pendidikan seksual hanya
sifatnya sangat pribadi sehingga tidak boleh
mengajarkan anak tentang seksualitas tanpa
diungkapkan ke khalayak ramai.
menghadirkan unsur pendidikan didalamnya.
Menurut Skripsiadi (2005) ada beberapa hal Akibatnya orang tua menjadi takut,
yang membuat masyarakat bingung, malu sehingga menghambat orang

Golden Age; Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 23


Golden Age: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Volume 1 Nomor 2 (Desember 2017)
LEGINA ANGGRAENI / Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Pengetahuan Orang Tua terhadap Pendidikan
Seksual pada Anak Usia Dini di Sekolah Dasar Kartika VIII-5 Jakarta Selatan Tahun 2014

tua itu sendiri untuk memberikan informasi manusia (Lasari, 2012). Dengan demikian kita
yang benar terkait pendidikan seksual. dapat memberitahukan kepada anak bahwa seks
Padahal informasi mengenai seksualitas adalah hal yang alamiah dan wajar, selain itu
sangat dibutuhkan dalam tahapan kita juga dapat memberitahu dampak dari
perkembangan anak itu sendiri (Sugiasih, tindakan berisiko seperti sex bebas pada
2005). Banyak orang tua yang tidak kehidupannya. Pemberian pendidikan seks harus
memberikan pendidikan seks pada anak, sesuai dengan usia anak tersebut. Seperti pada
dengan alasan anak akan tau dengan usia balita, tujuannya adalah untuk
sendirinya. Mereka beranggapan memperkenalkan organ-organ tubuh yang
membicarakan seks kepada anak adalah suatu dimiliki. Untuk usia sekolah mulai 6-10 tahun
hal yang tabu (Oktaufik, 2010). Seringkali bertujuan memahami perbedaan jenis kelamin
orang tua beranggapan bahwa anak kecil tidak (laki -laki dan perernpuan). Untuk usia remaja
perlu dan belum pantas mendapat pendidikan pendidikan seks bertujuan untuk
seks. Orang tua berkeyakinan bahwa ketika menginformasikan masa pubertas dan
anak memasuki akil baligh (pubertas), penjelasan mengenai perilaku seks yang
pendidikan seks akan diberikan, bahkan orang merugikan seperti seks bebas (Qudsy, 2012).
tua beranggapan jika anak sudah besar nanti Pendidikan seksual mutlak diperlukan sepanjang
akan mengetahuinya sendiri (Sugiasih, 2005). hidup manusia. Sejak terlahir, setiap manusia
mempunyai perangkat yang berkaitan dengan
Pendidikan seksual yang tepat akan
reproduksi sehingga mau tidak mau, ilmu
membantu anak lebih memahami tentang
tentang memahami seksualitas secara benar
konsep dirinya sendiri, sehingga anak tersebut
sangat diperlukan. Dengan demikian, anak tidak
akan memahami tentang tubuhnya sendiri.
berbuat sesuka hati dan tanpa landasan
Hal ini sangatlah penting untuk menghindari
tanggung jawab yang kuat dalam
tindakan pelecehan seksual pada anak.
memperlakukan tubuhnya.
Namun sayangnya, orang tua seakan “malu-
malu” dalam memberikan pendidikan seksual
pada anak-anaknya. Meskipun orang tua
Metodelogi Penelitian
merasa malu untuk membicarakan masalah
tersebut, tetapi sebenarnya mereka setuju Metode yang digunakan dalam
bahwa pendidikan seksual itu dibutuhkan penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan
(Roqib, 2008). Menurut Nugraha (2009), di pendekatan studi Cross Sectional. Penelitian
Indonesia sebesar 80 % ibu tidak sanggup ini dilakukan di Sekolah Dasar Kartika VIII-5,
memberikan pendidikan seks dirumah Jakarta Selatan pada tahun 2014. Sampel
alasannya mereka tidak tahu apa yang harus yang digunakan pada penelitian ini berjumlah
dan layak disampaikan. Hanya sebesar 25 % 60 orang. Dalam penelitian ini, data yang
ibu yang memberikan pendidikan seks dini dikumpulkan merupakan data primer yang
dengan dibacakan, melihat gambar-gambar diperoleh dari angket yang disebarkan di
sambil diterangkan dari buku-buku dongeng, Sekolah Dasar Kartika VIII-5 Jakarta Selatan,
nyanyian anak, dll. Pada umumnya orang tua Jakarta Selatan. Data yang telah diperoleh
menganggap bahwa pendidikan seks hanya kemudian diolah dan dianalisis secara
berisi tentang pemberian informasi alat univariat dan bivariat dengan menggunakan
kelamin dan berbagai macam posisi dalam uji chi square. Kemudian, data yang tersebut
berhubungan seksual, dan hal inilah yang disajikan dalam bentuk tabel serta dilengkapi
sebenarnya dikhawatirkan orang tua. dengan penjelasan serta analisis hubungan
Kenyataannya, pendidikan seks pada anak antara variabel dependen dengan variabel
usia dini menjelaskan tentang organ-organ independen.
yang dimiliki manusia dan apa fungsinya
(Puspitosari, 2013).
Hasil dan Pembahasan
Pendidikan seks sebenarnya mempunyai
pengertian yang jauh lebih luas, yaitu upaya Berdasarkan hasil penelitian terhadap
memberikan pengetahuan tentang perubahan 60 orang tua siswa yang bersekolah di
biologis, psikologis, dan psikososial sebagai Sekolah Dasar Kartika VIII-5 didapati hasil
akibat pertumbuhan dan perkembangan sebagai berikut.

24 ISSN 2549-8371 | EISSN 2580-5843


Golden Age: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Volume 1 Nomor 2 (Desember 2017)
LEGINA ANGGRAENI / Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Pengetahuan Orang Tua terhadap Pendidikan
Seksual pada Anak Usia Dini di Sekolah Dasar Kartika VIII-5 Jakarta Selatan Tahun 2014

Tabel 1

Berdasarkan hasil uji Chi Square, Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian
diperoleh p-value sebesar 0,001. Artinya sebelumnya yang dilakukan oleh Anisah
terdapat hubungan yang signifikan antara (2009) yang menyatakan bahwa tidak ada
pendidikan dengan tingkat pengetahuan orang hubungan antara pekerjaan dengan tingkat
tua terhadap pendidikan seksual secara dini pengetahuan terhadap pendidikan seks
pada anak. Hal ini sesuai dengan teori yang P=0,35. Namun hal ini tidak sejalan dengan
disampaikan oleh Mubarok (2012) yang teori yang menyatakan bahwa pengetahuan
menyatakan bahwa tidak dapat dipungkiri seseorang yang bekerja akan lebih baik dari
bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, pada pengetahuan orang yang tidak bekerja.
semakin mudah pula mereka menerima Hal ini dikarenakan teori diatas membahas
informasi, dan pada akhirnya pengetahuan tentang pengetahuan/wawasan secara umum
yang dimilikinya akan semakin banyak. bukan pengetahuan khusus yang membahas
Sebaliknya, jika seseorang memiliki tingkat mengenai pendidikan seksual secara dini pada
pendidikan yang rendah, maka akan anak. Seseorang yang berpendidikan tinggi
menghambat perkembangan sikap orang belum tentu mengetahui tentang materi
tersebut terhadap peneriman informasi dan pendidikan seksual secara dini pada anak.
nilai-nilai yang baru diperkenalkan. Namun
Berdasarkan hasil uji Chi Square,
hasil penelitian diatas berbeda dengan
diperoleh p-value sebesar 0,726 artinya tidak
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
terdapat hubungan antara umur dengan
Anisah (2009) di Cianjur, Jawa Barat yang
tingkat pengetahuan orang tua terhadap
menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang
pendidikan seksual secara dini pada anak.
signifikan antara pendidikan dengan tingkat
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
pengetahuan orang tua terhadap pendidikan
yang telah dilakukan oleh Meyda (2010) yang
yaitu dengan p-value = 0,717. Perbedaan dari
menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang
hasil penelitian yang dilakukan dengan hasil
bermakna antara usia orang tua dengan
penelitian Anisah (2009) dikarenakan peneliti
tingkat pengetahuan orang tua terhadap
lain melakukan penelitian di daerah pedesaan
pendidikan seksual dengan p-value 0,209 (P
yang sebagian besar masyarakatnya
> 0,05). Namun hal ini tidak sesuai dengan
berpendidikan rendah sehingga pengetahuan
apa yang dipaparkan oleh Solikhati (2012)
mereka akan pendidikan seksual masih sangat
yang menyatakan bahwa usia mempengaruhi
minim.
terhadap daya tangkap dan pola pikir
Berdasarkan hasil uji Chi Square, seseorang. Semakin bertambah usia akan
diperoleh p-value sebesar 0,186 artinya tidak semakin berkembang pula daya tangkap dan
terdapat hubungan antara pekerjaan dengan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang
tingkat pengetahuan orang tua terhadap diperolehnya semakin membaik. Perbedaan ini
pendidikan seksual secara dini pada anak. dikarenakan dalam penelitian

Golden Age; Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 25


Golden Age: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Volume 1 Nomor 2 (Desember 2017)
LEGINA ANGGRAENI / Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Pengetahuan Orang Tua terhadap Pendidikan
Seksual pada Anak Usia Dini di Sekolah Dasar Kartika VIII-5 Jakarta Selatan Tahun 2014

ini peneliti mengkategorikan responden apa yang akan diwariskan pada anak dalam
dalam satu klasifikasi umur (dewasa) keluarga tersebut melalui pola asuh yang
sehingga responden dalam penelitian ini diterapkan. Budaya Timur mengidentikan hal
memiliki umur yang homogen oleh karena yang berbau seksual adalah tabu dapat
itu dari hasil penelitian didapatkan tidak ada menghambat orang tua untuk melaksanakan
hubungan yang bermakna antara umur pendidikan seksual pada anak dan remaja
dengan tingkat pengetahuan. (Anisah, 2009). Penelitian diatas dilakukan di
daerah Jakarta (kota besar) dimana reponden
Berdasarkan hasil uji Chi Square,
(orang tua) berasal dari berbagai suku
diperoleh p-value sebesar 0,57 artinya tidak
(heterogen) di Indonesia sehingga
terdapat hubungan antara pengalaman
dengan tingkat pengetahuan orang tua mempunyai nilai/pandangan yang berbeda
terhadap pendidikan seksual secara dini pada mengenai pendidikan seksual pada anak.
anak. Hasil penelitian ini didukung dengan Berdasarkan hasil uji Chi Square,
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh diperoleh p-valer sebesar 0,004 artinya
Putri (2012) yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara keterpaparan
ada hubungan yang signifikan antara informasi dengan tingkat pengetahuan orang
pengalaman dengan tingkat pengetahuan tua terhadap pendidikan seksual secara dini
orang tua dengan p-value = 0,201. pada anak. Hasil penelitian ini didukung oleh
Sedangkan penelitian yang lain juga penelitian yang dilakukan oleh Putri (2012)
menyatakan hal yang sama dengan nilai P = yang menyatakan ada hubungan antara
0,153 (P > 0,05) (Anisah, 2009). Hal ini tidak keterpaparan informasi dengan tingkat
sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Ali pengetahuan orang tua dengan p-value
dan Asrori (2008) yang menyatakan bahwa, sebesar 0,026 (P < 0,05). Responden dalam
pengalaman akan pendidikan seksual dalam penelitian ini berada di kota besar yang
kehidupan keluarga sebelumnya (masa kanak- notabennya mudah untuk mengakses
kanak/ remaja) merupakan intervensi yang informasi mengenai pendidikan seks untuk
dilakukan orang tua dalam pembentukan anak. Sehingga responden dalam hal ini
pengetahuan individu. Dalam penelitian ini adalah orang tua mampu untuk memberikan
sebagian besar responden berpendidikan pemahaman kepada anaknya tentang
tinggi dan tinggal di kota besar sehingga pendidikan seks secara dini.
mereka dapat lebih mudah untuk mengakses
informasi mengenai pendidikan seksual pada
anak baik dari media cetak maupun media Kesimpulan
elektronik. Sehingga pengalaman pemberian
Berdasarkan penelitian yang telah
pendidikan seksual di masa anak-anak tidak
dilakukan kepada 60 responden mengenai
berkontribusi besar dalam meningkatkan
faktor-faktor yang berhubungan dengan
pengetahuan responden.
tingkat pengetahuan orang tua terhadap
Berdasarkan hasil uji Chi Square, pendidikan seks secara dini pada anak di
diperoleh p-value sebesar 0,001 artinya Sekolah Dasar Kartika VIII-5, Jakarta Selatan
terdapat hubungan antara nilai sosial dengan maka dapat disimpulkan bahwa berdasarkan
tingkat pengetahuan orang tua terhadap hasil penelitian yang dilakukan di SD Kartika
pendidikan seksual secara dini pada anak. VIII-5, Jakarta Selatan diperoleh orang tua
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak
yang dilakukan oleh Meyda (2010) di Malang 56 orang (93,3 %) dan tingkat pengetahuan
yang menyatakan bhwa ada hubungan yang kurang sebanyak 4 orang (6,7 %). Variabel-
bermakna antara nilai sosial budaya dengan variabel yang berhubungan adalah
tingkat pengetahuan dengan p-value pendidikan, nilai sosial budaya dan
= 0,03. Hal ini juga sesuai dengan teori yang keterpaparan informasi. Sementara variabel-
dipaparkan oleh Rahman (2013) yang variabel yang tidak berhubungan, diantaranya
menyatakan bahwa, pandangan atau nilai yang pekerjaan, umur dan pengalaman.
dianut di masyarakat mengenai pendidikan seks
masih sangat sempit. Sebagian besar orang tua
masih menganggap membicarakan tentang Daftar Pustaka
pendidikan seks adalah hal tabu dan tidak tepat
Ali dan Asrori. (2008). Psikologi Remaja:
bila diberikan kepada anak. Orang tua hanya
Perkembangan Peserta Didik. PT Bumi
berfokus kepada pendidikan formal yang dijalani
Aksara: Jakarta
oleh anaknya. Latar belakang budaya orang tua
Anisah, Ani. (2009). Faktor-faktor Yang
mempengaruhi nilai-nilai

26 ISSN 2549-8371 | EISSN 2580-5843


Golden Age: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Volume 1 Nomor 2 (Desember 2017)
LEGINA ANGGRAENI / Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Pengetahuan Orang Tua terhadap Pendidikan
Seksual pada Anak Usia Dini di Sekolah Dasar Kartika VIII-5 Jakarta Selatan Tahun 2014

Berhubungan Dengan Pengetahuan dan Puspitosari, Widyawati. (2015). Peran Orang


Sikap Orang Tua Terhadap Pendidikan Tua Dalam Pendidikan Seks Pada Remaja.
Seksual di Kampung Parabon RW 03 Desa Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Ciloto Kabupaten Ciganjur. Skripsi: Depok. Putri, Imanda. K. (2012). Faktor-faktor yang
Chomaria, Nurul. (2012). Pendidikan Seks Berhubungan Dengan Perilaku Pemberian
Untuk Anak. Penerbit Aqwam: Solo. Pendidikan Seks Untuk Anak Oleh Orang
Lasari, Rizma. F. (2012). Pendidikan Seks Tua Siswa Madrasah Ibtidaiyah Hayatul
Untuk Anak Sekolah Dasar. Artikel: Islamiyah. Skripsi: Depok.
Jakarta. Qudsy, Hasan. (2012). Ketika Anak Bertanya
Meyda, Dwinda. (2010). Hubungan Antara Tentang Seks. Tinta Medina: Solo.
Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Roqib, Muhammad. Pendidikan Seks untuk
Perkembangan Psikoseksual Anak Dengan anak usia dini. Insania Vol. 13 No 2 Mei-
Pendidikan Seks Usia Dini Terhadap Anak Agustus 2008
Usia Pra sekolah (4-6 tahun) di TK Skripsiadi, Erwin. (2005). Pendidikan dasar
Cempaka Kelurahan Ketawanggede Kota seks untuk anak sebagai panduan diskusi
Malang. Skripsi: Depok. dalam keluarga. Curiosita: Yogyakarta.
Mubarok, Wahit. I. (2012). Promosi Solikhati, Anisa. (2012). Jenis-jenis
Kesehatan Untuk Kebidanan. Salemba Pengetahuan. Artikel: Surabaya.
Medika: Jakarta. Sugiasih, Inhastuti. (2005). Need Assessment
Nugraha, Boyke. (2009). Bicara Seks Bersama mengenai pemberian pendidikan seksual
Anak. Pustaka Anggrek: Yogyakarta. yang dilakukan ibu untuk anak usia 3-5
Oktaufik, Raman. S. (2010). Pentingnya tahun. Proyeksi Vol 6 No.1.
Pendidikan Seks Pada Anak. Artikel:
Jakarta.

Golden Age; Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 27


Golden Age: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Volume 1 Nomor 2 (Desember 2017)
LEGINA ANGGRAENI / Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Pengetahuan Orang Tua terhadap Pendidikan
Seksual pada Anak Usia Dini di Sekolah Dasar Kartika VIII-5 Jakarta Selatan Tahun 2014

28 ISSN 2549-8371 | EISSN 2580-5843

Anda mungkin juga menyukai