Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


PADA PENYAKIT KANKER KULIT

OLEH :
KELAS B13A
KELOMPOK 3

1. I GUSTI AYU VINA WIRATIH 203221093


2. NI PUTU JULIARTINI 203221094
3. PANDE WAYAN WIJAYANTI 203221095
4. LUHPUTU DIAH KUSUMA DEWI 203221096
5. DEWA GDE SUDIASTA 203221097

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


STIKES WIRA MEDIKA BALI
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan kekuatan dan kemampuan sehingga makalah ini bisa selesai tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah tentang Keperawatan Medika Bedah III .
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dan mendukung dalam penyusunan makalah ini.
Penulis sadar makalah ini belum sempurna dan memerlukan berbagai perbaikan,
oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan. Akhir kata,
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak.

                                          

         
Denpasar, 8 April 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan.....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
A. DEFINISI KANKER KULIT.................................................................................3
B. ETIOLOGI.............................................................................................................3
C. MANIFESTASI KLINIS........................................................................................4
D. KLASIFIKASI KANKER KULIT.........................................................................5
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG.........................................................................12
F. PATHWAY..........................................................................................................13
G. PATOFISIOLOGI................................................................................................14
H. PENATALAKSANAAN MEDIS DAN KEPERAWATAN...............................14
I. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN...............................................16
BAB III PENUTUP.........................................................................................................24
A. Kesimpulan...........................................................................................................24
B. Saran.....................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................25

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kanker kulit ialah suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel
kulit yangtidak terkendali, dapat merusak jaringan di sekitarnya dan mampu
menyebar ke bagian tubuhyang lain. Karena kulit terdiri atas beberapa jenis sel,
maka kanker kulit juga bermacam-macamsesuai dengan jenis sel yang
terkena.Akan tetapi yang paling sering terdapat adalah karsinomasel basal (KSB),
karsinoma sel skuamosa (KSS) dan melanoma maligna (MM).(Ajoemedi
soemardi,2006) Karsinomasel basal dan karsinoma sel skuamosa seringkali
digolongkan ke dalam kanker kulit non melanoma.
Penyebab sebenarnya kanker kulit tidak diketahui secara pasti, namun faktor
lingkungan dan sinar UV serta kebersihan diri dan lingkungan merupakan faktor
utama penyebab kanker kulit.Angka kejadian kanker kulit lebih banyak terdapat
pada orang dengan pola hidup yang tidak bersih dan sering terpajan sinar matahari.
Kanker kulit nonmalenoma adalah kanker yang tersering ditemukan di Amerika
Serikat,dengan perkiraan insidensi setiap tahunnya lebih dari 600.000
kasus.Diantara beberapa jenis kanker di Indonesia, saat ini kanker kulit merupakan
salah satu jenis kanker yang menunjukkan angka kejadian yang meningkat dari
tahun ke tahun. Prevalensi kejadian kanker kulit  pada tahun 2008 diperkirakan
dibawah 5.000 kasus. Karsinoma Sel Basal (KSB) merupakan 70 ± 80% dari semua
kanker kulit non malenoma.Karsinoma Sel Skuamosa (KSS) walaupun hanya
merupakan 20% dari semua kanker kulit non malenoma, namun lebih bermakna
karena kemampuan metastasinya.
     Tingginya insidensi kanker kulit membuat penulis tertarik untuk membahas
tentang kanker kulit.Selain itu penulis juga berkeinginan membahas tentang peran
perawat dalam kasus kanker kulit.

1
B. Rumusan Masalah
Agar penulisan makalah ini tidak menyimpang dari tujuan, maka penulis
membatasi masalah pada:
1.      Apa yang dimaksud dengan  kanker kulit?
2.      Apa etiologi dari kanker kulit?
3.      Bagaimana manifestasi klinis kanker kulit?
4.      Apa saja klasifikasi kanker kulit dan manifistasi klinisnya?
5.      Bagaimana penatalaksanaan kanker kulit secara medis dan keperawatan?
6.      Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan kanker kulit ?

C. Tujuan
      Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai proses
pembelajaran mahasiswa dalam memahami penyakit kulit khusunya kanker kulit
serta prenatal ksanaannya. Tujuan khusus dari pembuatan makalah ini yaitu untuk
memahami defenisi, etiologi, manifestasi klinis, klassifikasi, penatalaksanaan medis
dan keperawatan serta asuhan keperawatan kanker kulit.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI KANKER KULIT


Kanker kulit adalah penyakit dimana kulit kehilangan kemampuannya untuk
generasi dan tumbuh secara normal.Sel-sel kulit yang sehat secara normal dapat
membelah diri secara teratur untuk menggantikan sel-sel kulit mati dan tumbuh
kembali (tiro. 2010).
Kanker kulit  adalah jenis kanker  yang terletak dipermukaan kulit,sehingga
mudah dikenali. Namun karena gejala  awal yang ditimbul dirasakan tidak begitu
menganggu,sehingga penderita terlambat melakukan pengobatan (Mangan,2005).
Kanker kulit dapat menyerang siapa saja, baik pria maupun wanita. Daerah
yang  sering terjadi seranganya biasanya permukaan yang sering terkena terpaparan
sinar matahari, seperti wajah,tangan dan tungkai bawah (Mangan,2005).

D. ETIOLOGI
Penyebab pasti dari kanker kulit belum ditemukan secara pasti, namun ada
beberapa factor resiko  yang dapat menyebabkan timbulnya kanker kulit yaitu:
1. Paparan Sinar Ultraviolet (UV)
Penyebab yang paling sering adalah paparan sinar UV baik dari matahari maupun dari
sumber yang lain. Lama paparan, intensitas sinar UV, serta ada tidaknya pelindung
kulit baik dengan pakaian atau krim anti matahari, semuanya berpengaruh terhadap
terjadinya kanker kulit.
2. Kulit Putih
Orang yang memiliki kulit putih lebih rentan terkena kanker kulitdaripada orang yang
memiliki kulit lebih gelap.Hal ini dikarenakan jumlah pigmen melanin pada orang kulit
putih lebih sedikit. Kadar melanin yang tinggi bisa melindungi kulit dari paparan
berbahaya sinar matahari, sehingga mengurangi risiko terkena kanker kulit. Namun,

3
orang-orang yang memiliki kulit gelap juga bisa terkena kanker kulit meskipun
jumlahnya cenderung lebih kecil.

3. Paparan Karsinogen
Bahan kimia tertentu seperti arsenik, nikotin, tar, dan minyak diyakini dapat
meningkatkan risiko terkena kanker kulit.Namun, dalam banyak kasus paparan dalam
jangka panjanglah yang biasanya menyebabkan kanker kulit.Gen pembawa kanker atau
tumor sudah dimiliki hampir seluruh orang sejak lahir. Namun dengan ‘bantuan’ zat
atau bahan karsinogen terjadi mutasi sel dan menimbulkan kanker atau tumor. Akhir-
akhir ini, para peneliti di University of Pittsburg Cancer Institute di Amerika telah
memukan virus-virus yang dapat menyebabkan kanker kulit diantaranya adalah human
papilloma virus/ HPV (Isselbacher, et al, 2002).
4. Genetik/Faktor Keturunan
Susunan genetik dalam keluarga bisa berpengaruh juga terhadap munculnya kanker
kulit. Jika ada salah satu anggota keluarga yang terkena kanker kulit, maka risiko
terkena kanker kulit pada anggota keluarga yang lain juga akan meningkat.

E.   MANIFESTASI KLINIS
Ada beberapa kelainan kulit yang harus dicurigai sebagai kanker kulit yaitu :
1. Benjolan kecil yang membesar
Benjolan terdapat diwajah, berwarna pucat seperti lilin,permukaannya mengkilap,
tidak terasa sakit atau gatal, dan yang semula kecil makin lama makin membesar.
Apabila diraba, benjolan terasa keras kenyal.Kadang –kadang benjolan menjadi
hitam atau kebiruan, bagian tengah mencekung dan tertutup kerak atau keropeng
yang mudah berdarah dila dangkat.
2. Benjolan yang permukaannya tidak rata dan mudah berdarah
Benjolan ini membasah dan tertutup keropeng, teraba keras kenyal, dan mudah
berdarah bila disentuh.
3. Tahi lalat yang berubah warna

4
Tahi lalat menjadi lebih hitam, gatal, sekitarnya berwarna kemerahan dan mudah
berdarah.Tahi lalat ini bertambah besar dan kadang-kadang di sektarnya timbul
bintik-bintik.
4. Koreng atau borok dan luka yang tidak mau sembuh
Koreng dan luka yang sudah lama, tidak pernah sembuh walaupun sudah diobati,
koreng ini pinggirnya meninggi dan teraba keras serta mudah berdarah, adanya
koreng karena terjadi benturan, bekas luka ang sudah lama atau terinfeksi.
5. Bercak kecoklatan pada orang tua
Bercak ini banyak ditemukan pada muka dan lengan, bercak ini makin lama
permukaannya makin kasar,bergerigi,tetapi tidak rapuh,tidak gatal, dan tidak sakit.
6. Bercak hitam ysng menebal pada telapak kaki dan tangan
Bercak ini ditemukan pada kulit yang berwarna pucat seperti ditelapak kaki dan
telapak tangan. Bercak ini mula-mula dangkal, berwarna hitam keabuan,batas
kabur,tepi tidak teraba, tidak sakit maupun gatal. Kemudian bercak cepat berubah
menjadi lebih hitam, menonjol diatas permukaan kulit , dan tumbuh ke dalam kulit
serta mudah berdarah.
(Dalimartha, 2005)

F.  KLASIFIKASI KANKER KULIT


Kanker kulit secara umum dibagiatas dua golongan besar yaitu, malenoma
maligna dan non malenoma maligna. Non malenoma maligna terbagi menjadi dua
yaitu karsinoma sel basal (KSB) dan karsinoma sel skuamosa (KSS)
(dalimartha,setiawan,2005).
1. Non malenoma maligna
2. Karsinoma sel basal (KSB)
a.    Definisi
            Basalioma atau karsinoma sel basal (KSB) merupakan kanker kulit yang
timbul dari lapisan sel basal epidermis atau folikel rambut. Kanker kulit jenis ini
tidak mengalami penyebaran (metastasis) ke bagian tubuh lainnya, tetapi sel kanker
dapat berkembang dan menyebabkan kerusakan jaringan kulit sekitarnya.

5
Karsinoma sel basal  merupakan kanker kulit yang paling sering ditemukan
(Brunner and Suddarth, 2002).
b.   Manifestasi klinis
Bagian tubuh yang terserang Kanker Sel Basal biasanya  diwajah) dan leher.
Meskipun jarang dapat pula dijumpai pada lengan, tangan, badan, kaki dan kulit
kepala (Marwali, 2002).
Penyakit ini dimulai dengan papula kecil, warna kuning abu – abu mengkilat,
meninggi di atas permukaan kulit, jika kena trauma mudah berdarah.Papula makin
lama makin membesar menjadi makula dan bagian tengah dapat timbul ulkus atau
tidak ada ulkus (Siregar, 2005).
Menurut (Marwali, 2000) gambaran klinis Karsinoma Sel Basal ini bervariasi,
yaitu:
a) Tipe Nodulo-ulseratif
            Merupakan jenis yang paling sering dijumpai.Lesi biasanya tampak sebagai
lesi tunggal.Paling sering mengenai wajah, terutama pipi, lipartan nasolabial, dahi
dan tepi kelopak mata.Pada awalnya tampak nodul kecil, transparan seperti mutiara,
berdiameter kurang dari 2 cm, dengan tepi meninggi. Kemudian lesi membesar
secara perlahan dan suatu saat bagian tengah lesi cekung, meninggalkan tepi yang
meninggi dan keras.
b) Tipe Berpigmen
         Gambaran klinisnya sama dengan tipe nodule-ulseratf. Bedanya pada jenis
ini berwarna coklet atau hitam berbintik-bintik atau homogeny yang secara klinis
dapat menyerupai melanoma.
c) Tipe Morfea/Fibrosing/Sklerosing
         Biasanya terjadi pada kepala dan leher.Lesi tampak sebagai plak sklerotik
yang cekung, berwarna putih kekuningan.
d) Tipe Superfisial
         Lesi biasanya multiple, mengenai badan.Secara klinis tampak sebagai plak
transparan, eritematosa sampai berpigmen terang, berbentuk ovale sampai ireguler
dengan tepi berbatas tegas, sedikit meninggi, seperti kawat.
e) Tipe Fibroepitelial

6
         Paling sering terjadi pada punggung bawah. Secara klinis, lesi berupa nodul
kecil yang tidak bertangkai atau bertangkai pendek dengan permukaan halus atau
noduler dengan warna yang bervariasi.
     
2)      Karsinoma sel skuamosa
a. DefInisi
Karsinoma sel skuamosa merupakan proliferasi maligna yang timbul dari dalam
epidermis.Meskipun biasanya muncul pada kulit yang rusak karena sinar matahari,
karsinoma ini dapat pula timbul dar kulit yang normal atau lesi yang sudah ada
sebelumnya (Brunner and Suddarth, 2002).
Kanker ini merupakan permasalahan yang lebih gawat karena sifatnya invasive
dengan mengadakan metastase lewat system limfatik atau darah.Metastase
menyebabkan 75% kematian akibat dari karsinoma sel skuamosa (Brunner and
Suddarth, 2002).
b. Manifestasi klinis
Bagian tubuh yang terserang Kanker Sel Skuamosa biasanya pada daerah kulit
yang terpapar sinar matahari dan membran mukosa, namun dapat pula terjadi pada
setiap bagian tubuh.Pada orang kulit putih lebih sering dijumpai pada daerah muka
dan ekstremitas, sedangkan pada orang kulit berwarna gelap di daerah tropik lebih
banyak pada ekstremitas bawah, badan dan dapat pula dijumpai pada bibir bawah
serta punggung tangan (Marwali, 2002).
Penyakit ini dimulai dengan nodula berwarna kulit normal, atau ulkus dengan
tepi yang tidak teratur. Permukaan nodula berbenjol menyerupai kembang kol, pada
perabaan keras dan mudah berdarah yang berasal dari ulkus, permukaan dan tepi
meninggi, warna kekuningan. Tumor menyebar melalui saluran getah bening ke
ala-alat lain (Siregar, 2005).
Menurut Marwali (2002) gambaran klinis Karsinoma Sel Skuamosa bervariasi,
dapat berupa :
a) Nodul berwarna seperti kulit normal, permukaannya halus tanpa krusta atau
ulkus dengan tepi yang berbatas kurang jelas

7
b) Ulkus yang menyerupai kembang kol. Tumor ini menonjol diatas permukaan
kulit, tidak rata, berbenjol-benjol seperti kembang kol, berwarna merah atau
pucat, membasah atau berdarah dan berbau.
c) Ulkus dengan krusta pada permukaannya, tepi meninggi, berwarna kuning
kemerahan. Dalam perjalanan penyakitnya lesi akan meluas dan mengadakan
metastasis ke kelnjar limfe regional atau ke organ-organ dalam.
d) Karsinoma Sel Skuamosa yang timbul dari kulit normal lebih sering
mengadakan invasi yang cepat dan terjadi metastasi.

2.  Melanoma maligna
a. Definisi Melanoma Maligna
Melanoma maligna merupakan neoplasma maligna dengan terdapatnya
melanosit (sel-sel pigmen) dalam lapisan epidermis maupun dermis (dan kadang-
kadang sel subkutan) (Brunner and Suddarth, 2002)..
     Melanoma Maligna merupakan suatu jenis sel kanker kulit yang paling ganas dan
berasal dari system melanositik kulit. Biasanya menyebabkan metastasis yang luas
dalam waktu yang singkat, tidak saja melalui aliran limfe ke kelenjar regional, tetapi
juga menyebar melalui aliran darah kealat-alat dalam serta dapat menyebakan kematian
(Marwali, 2000).
     Melanoma Maligna adalah tumor ganas kulit yang berasal dari melanosit dengan
gambaran berupa lesi kehitam-hitaman pada kulit (Siregar, 2005).
b. Manifestasi klinis
     Kunci penyembuhan melanoma maligna adalah penemuan dini sehingga diagnosis
melanoma harus ditingkatkan bila penderita melaporkan adanya lesi berpigmen baru
atau adanya tahi lalat atau tanda lahir (tompel) yang berubah seperti:
1.      Perubahan dalam warna
2.      Perubahan dalam ukuran (terutama pertumbuhan yang cepat)
3.      Timbulnya gejala (gatal, rasa terbakar atau sakit)
4.      Terjadi peninggian pada lesi yang sebelumnya datar
5.      Perubahan pada permukaan atau perubahan pada konsistensi lesi berpigmen
Tahi lalat walaupun hanya satu dan kecil kadang dapat juga berubah menjadi
ganas, dan dapat terjadi pada tahi lalat di bagian tubuh mana saja, walaupun yang

8
sering adalah terutama di telapak kaki, kepala/wajah, leher, pinggang. Selain itu pada
tahi lalat, yang mulai sering terasa gatal, mudah berdarah,ada borok atau luka yang
sukar sembuh, harus juga lebih curiga.
Yang harus diwaspadai apabila suatu tahi lalat curiga menjadi ganas adalah bila
pada tahi lalat tersebut ditemukan tanda "ABCD" melanoma maligna, yaitu:
 A = Asimetrik, bentuknya tak beraturan.
 B = Border atau pinggirannya juga tidak rata.
C= Color atau warnanya yang bervariasi dari satu area ke area lainnya. Bisa kecoklatan
sampai hitam. Bahkan dalam kasus tertentu ditemukan berwarna putih, merah dan biru.
D = Diameternya lebih besar dari 6 mm
(Marwali, 2000).

c.    Klasifikasi melanoma maligna


a)      Melanoma superfisial
Melanoma dengan penyebaran superfisial terjadi pada setiap bagian tubuh  dan
merupakan bentuk melanoma yang paling sering ditemukan. Melanoma ini sering
ditemukan serta  ektremitas bawah.
b)      Melanoma lentigo-maligna
Melanoma lentigo-maligna merupakan lesi berpigment yang tumbuh dengan
lambat  pada daerah kulit yang terbuka,khususnya permukaan dorsal tangan,kepala
dan leher  pada orang yang berusia lanjut. 
c)      Melanoma noduler
Melanoma noduler merupakan noul yang berbentuk sferis yang menyerupai
blueberry dengan permukaan  yang relatife licin  seta berwarna biru hitam yang
seragam. Melanoma noduler akan menginvasi langsung kedalam lapisan dermis
didekatnya (pertumbuhan vertikel) dan dengan demikian memiliki prognosis yang
buruk.
d)     Melanoma akral-lentigonosa
Melanoma akral-lentigonosa merupakan bentuk melanoma yang terdapat didaerah
yang terlalu terpajan sinar mataharidan tidak terdapat difolikel rambut. Jenis

9
melanoma ini sering terdapat ditelapak kaki,telapak tangan, dasar kuku dan
membrane mukosa yang berkulit gelap.
              Berdasarkan tingkat penyebaran, Siregar (2005) membedakan melanoma
maligna dalam 5 stadium yaitu:
1.      Stadium I
Sel Melanoma hanya terdapat intraepidemal (Melanoma in situ)
2.      Stadium II
Sel Melanoma sampai papilla dermis bagian atas
3.      Stadium III
Sel Melanoma sampai mengisi papilla dermis
4.      Stadium IV
Sel Melanoma sampai ke dalam jaringan ikat kolagen dermis
5.      Stadium V
Sel Melanoma sampai jaringan lemak dan subkutan
6.      Stadium VI
Sel Melanoma tampak berbentuk epiteloid atau kumparan, pleomorfi dengan
kromatin kasar.Setiap sel mengandung butir melanin.Sel berkelompok atau
bergerombol. Pada dermis ditemukan infiltrate limfosit atau makrofag yang
mengandung melanin.
Selain itu sampai saat ini klasifikasi standar melanoma maligna yang digunakan
dalam stadium klinik (dengan beberapa modifikasi), yaitu sebagai berikut:
1.      Stadium I
Melanoma maligna lokal terbatas pada kulit tanpa metastasis jauh atau ke kelenjar
limfe regional.
2.      Stadium II
Sudah terjadi metastasis yang terbatas pada kelenjar limfe regional
3.      Stadium III
Melanoma disseminata, dimana sudah terjadi metastasis jauh.
(Marwal)200
d.      Pengobatan melanoma maligna
Adapun pengobatan berdasarkan stadium Melanoma Maligna yaitu :

10
Tindakan yang dilakukan pada penderita kanker melanoma maligna ini adalah
pengangkatan secara komplit jaringan kanker dengan jalan pembedahan, apabila telah
diketahui terjadi penyebaran maka dibutuhkan operasi lanjutan untuk mengangkat
jaringan di sekitarnya. Untuk pengobatan secara medikomentosa dengan kemoterapi
(obat-obat anti kanker) yang dikelompokkan menjadi beberapa kategori yaitu:
alkylating agents, antimetabolit, alkaloid tanaman, antibiotik antitumor, enzim, hormon
dan pengubah respon biologis. Dan pengobatan secara nonmedikomentosa meliputi
radioterapi, pembedahan dan terapi fisik.

Pembagian terapi berdasarkan stadium melanoma:


1. Stadium Klinik I Melanoma Maligna.
Sampai saat ini metode pembedahan dengan eksisi luas masih tetap merupakan cara
pengobatan melanoma maligna yang terbaik.
2. Stadium Klinik II Melanoma Maligna
     Eksisi luas disertai pengangkatan kelenjar limfe regional.

3. Stadium Klinik III Melanoma Maligna


a. Kemoterapeutik sistemik
     Agen kemoterapeutik tradisional yang terbaik yaitu Dacarbazine/Dimetil Triazeno
Imidazole Carboxamide (DTIC).Dapat diberikan tersendiri atau dikombinasi
dengan obat kemoterapeutik sistemik lainnya.Respon pengobatan dengan DTIC
terjadi pada 20-25% penderita. Kemoterapeutik sistemik yang direkomendasikan
adalah DTIC: 200-300 mg/m2 (intravena) selama 5 hari, diulang tiap 3-4
minggu.Nitrosourea: 200 mg/m2 dosis tunggal (oral), diulang tiap 6 minggu.Atau
kombinasi DTIC dan nitrosourea
b.  Imunoterapi
     BCG' merupakan imunoterapi aktif non spesifik, terutama digunakan untuk
pengobatan melanoma maligna yang mengadakan metastasis ke kulit.Diberikan
secara intralesi dan memberikan pengaruh yang cukup bermanfaat. Hasilnya tidak
menentu, tergantung pada sistem imunitas penderita.Akhir-akhir ini dilakukan
imunoterapi adoptif, dengan memakai leukaferesis untuk mendapatkan limfosit dari

11
kanker pasien, kemudian sel itu diinkubasi dengan interleukin-2, untuk membentuk
sel pembunuh yang mengaktifkan limfokin (LAK), dan kemudian sel-sel LAK
diinfuskan kembali bersama pemberian interleukin-2.

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium test dan Cuci darah.
Test lab dan pemeriksaan darah membantu mendiagnosa kanker. Sebagian
malignasi dapat merubah komposisi atau status hematologic.
2. Biopsy jaringan
3. Hasil biopsy memastikan diagnosis melanoma. Spesimen biopsy yang diperoleh
dengan cara Eksisi mengungkapkan informasi histologik mengenai tipe, taraf
invas dan  ketebalan lesi. Biopsy insisi harus dilakukan jika lesi yang dicurigai
terlalu luas untuk dapat diangkat dengan aman tanpa pembentukan sikatriks
yang berlebihan  (Runkle & Zalonznik, 1994). Specimen biopsy yang diperoleh
dengan pemangkasan, kuratasee atau aspirasi jarum dianggap bukan bukti
histologik penyakit yang dapat diandalkan.
4.   pemeriksaan darah, pemeriksaan sinar x, dan atau CT scan.
Untuk melanoma yang lebih dalam, pemeriksaan mungkin diindikasikan untuk
menemukan adanya metastase penyakit.Ini meliputi pemeriksaan darah,
pemeriksaan sinar x, dan atau CT scan.

12
H. PATHWAY
(TERLAMPIR)

13
I. PATOFISIOLOGI
Kanker kulit merupakan kanker yang paling nampak gejalanya karena
kanker kulit ituada dibagian terluar dari tubuh kita. Kanker kulit biasanya
dia1ali dari sebuah bentol atau tompel di bagian kulit tersebut. Kanker kulit
pada hakikatnya merupakan keganasan dari sel-sel yang berkembang tak
terkendali. Sel-sel tersebut akan merusak jaringan-jaringan kulit.Selain
itu, sel-sel kanker tersebut tidak akan pernah mati meskipun telah
memasuki usia penghujung. Karena itu terjadi penumpukan di jaringan kulit yang
akhirnya menjadi suatu benjolan. Kanker kulit ini sangat berbahaya karena bisa
menyebar ke daerah atau organl a i n n y a di dalam tubuh. Untuk
m e n g a t a s i h a l i n i , p e n g o b a t a n k o n v e n s i o n a l d a n t e r a p i  biologis
bekerjasama untuk saling mengobati kanker kulit tersebut.

J. PENATALAKSANAAN MEDSI DAN KEPERAWATAN


1.   Penatalaksanaan medis
a.    Pembedahan
Ahli bedah biasanya akan mengangkat lesi ditambah batas-batas jaringan normal
sekitarnya untuk mencegah berkembangnya kembali tumor tersebut. Satu margin
1-2 cm sekeliling melanoma dipertimbangkan secara adekuat untuk melanoma
dengan ketebalan kurang dari 3 mm lesi-lesi dengan kedalaman lebih dari 1 mm
tetapi kurang dari 3 mm ditangani melalui pembedahan dengan kesembuhan
kira-kira 70-80 %lesi dalam lebih dari 3 mm kemungkinan akan mengalami
kekambuhan sekitar 40-50 %. Batas- batas reseksi sekeliling melanoma yang
dalam ini biasanya direkomendasikan menjadi paling sedikit 2-3 cm
b.Kemoterapi 
kemoterapi dapat diberikan dengan berbagai cara salah satunya adalah secara

14
topical, dimana agen-agen tersebut diberikan secara langsung pada lesi. Agen-
agen yang digunakan meliputi 5 flourourasil atau psorelen. Obat-obat yang
paling umum digunakan untuk ini meliputi melpalan, dakarbazasin (DTIC), dan
sisplatin. Cara yang dilakukan dalam memberikan kemoterapi adalah secara
sistemik. Saat ini kemoterapi sistemik belum dapat membuktikan efektivitasnya
dalam mencegah kambuhnya penyakit pada pasien dengan jenis kanker fase dini.
Tapi biasanya digunakan pada orang dengan penyakit yang menyebar secara
luas
c. Terapi biologis
Terapi biologis juga disebut bioterapi atau immunoterapi, bekerja baik secara
langsung ataupun tidak langsung melawan kanker dengan mengubah cara-cara
tubuh untuk bereaksi terhadap kanker.Bentuk umum dari bioterapi dibawah
penyelidikan untuk melanoma meliputi vaksin, injeksi bacterium yang diketahui
sebgaai BSG (Basilus Calmeete Guerin) dan penggunaan interferon, interleukin,
dan antibiotic monoklanal.Vaksinasi tersebut dibuat dari melanoma yang
diradiasi dan dinon-aktifkan. Diharapkan vaksin-vaksin tersebut akan
mensintesis system imun untuk mengenal melanoma dan oleh karenanya akan
meningkatkan kemampuan system untuk menghancurkan melanoma tersebut.
Injeksi BSG mempengaruhi stimulasi non-spesifik dari system imun dan sedang
dipelajari sebagai terapi untuk pasien-pasien fase awal.Diharapkan bahwa injeksi
BSG secara langsung kedalam metastase nodul-nodul subkutan dapat
menyebabkan regresi lesi.
d. Terapi radiasi
Terapi radiasi merupakan bentuk pengobatan lainnya. Dengan penggunaan
energy sinar X dosis tinggi, kobalt, electron, atau sumber-sumber radiasi lainnya
untuk menghancurkan atau membunuh sel-sel melanoma

Penatalaksanaan karsinoma ini bergantung pada lokasi tumor, tipe sel


(lokasi kedalaman), sifat-sifat yang invasive atau tidak invasive dan tidak adanya
kelenjar limfe yang mengalami metastase, tindakannya adalah :
1. Eksisi bedah : tujuannya untuk mengangkat keseluruhan tumor

15
2. Pembedahan mikrografik moh : merupakan metode untuk mengangkat lesi
kulit yang malignan
3. Bedah elektro : merupakan teknik penghancuran atau penghilangan jaringan
dengan menggunakan energy listrik
4. Bedah beku : tujuannya menghancurkan tumor dengan cara de freezing (alat
jarum termokopel). Dilakukan setelah kemoterapi
5. Terapi radiasi : terapi ini sering dilakukan untuk kanker kelopak mata, ujung
hidung dan daerah didekat struktur yang vital

2.   Penatalaksanaan keperawatan
Karena banyak kanker kulit yang diangkat dengan tindakan eksisi, peran
perawat adalah :
1) Meredakan nyeri dan ketidaknyamanan
2) Pemberian analgetik tepat
3) Meredakan ansietas
4) Pendidikan pasien dan pertimbangan perawatan di rumah.

K. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
Proses Keperawatan adalah pendekatan penyelesaian masalah yang
sistematik untuk merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan yang melalui
lima fase berikut yaitu pengkajian, identifikasi masalah, perencanaan,
implementasi, evaluasi.
Data yang dikumpulkan meliputi :
1. Identitas
 Identitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku/bangsa,
agama, pendidikan, pekerjaan, tanggal masuk, tanggal pengkajian,
nomor register, diagnosa medik, alamat, semua data mengenai
identitaas klien tersebut untuk menentukan tindakan selanjutnya.

16
 Identitas penanggung jawab ini sangat perlu untuk memudahkan dan
jadi penanggung jawab klien selama perawatan, data yang
terkumpul meliputi nama, umur, pendidikan, pekerjaan, hubungan
dengan klien dan alamat.

2. Riwayat Kesehatan
 Keluhan utama
Merupakan keluhan yang paling utama yang dirasakan oleh klien
saat pengkajian.
 Riwayat kesehatan sekarang
Merupakan pengembangan diri dari keluhan utama melalui metode
PQRST, paliatif atau provokatif (P) yaitu fokus utama keluhan klien,
quality atau kualitas (Q) yaitu bagaimana nyeri/gatal dirasakan oleh
klien, regional (R) yaitu nyeri/gatal menjalar kemana, Safety (S)
yaitu posisi yang bagaimana yang dapat mengurangi nyeri/gatal atau
klien merasa nyaman dan Time (T) yaitu sejak kapan klien
merasakan nyeri/gatal tersebut.
 Riwayat kesehatan yang lalu
Perlu dikaji apakah klien pernah menderita penyakit sama atau
pernah di riwayat sebelumnya.
 Riwayat kesehatan keluarga
Mengkaji ada atau tidaknya keluarga klien pernah menderita
penyakit kolelitiasis.
3. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik yang dilakukan yaitu pemeriksaan dari kepala sampai
kaki melalui inspeksi, palpasi, perkusi da auskultasi

2. Diagnosa keperawatan

17
1) Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit (kompresi/destruksi
jaringan saraf, infiltrasi saraf atau suplai vaskularnya, obstruksi jaringan
saraf, inflamasi)
2) Gangguan integritas kulit berhubungan dengan  efek radiasi, proses malignansi
3) Ansietas berhubungan dengan krisis situasi
4) Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah,efek samping
kemoterapi atau radioterapi.
5) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan konsekuensi
kemoterapi
6) Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan malnutrisi.

3) Intervensi keperawatan
1) Nyeri akut  berhubungan berhubungan dengan proses penyakit
(kompresi/destruksi jaringan saraf,infiltrasi saraf atau suplai
vaskularnya,obstruksi jaringan saraf,inflamasi.).
Intervensi :
a.       Tentukan riwayat nyeri misal lokasi nyeri, frekuensi, durasi, dan
intensitas (skala 0 – 10 ) dan tindakan penghilang yang di gunakan.
Rasional : Informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan/
keefektifan intervensi. Catatan : pengalaman nyeri adalah individual yang di
gabungkan dengan baik respons fisik dan emosional.
b.      Evaluasi/sadari terapi tertentumisalkan pembedahan, radiasi, kemotrapi,
bioterapi. Ajarkan  pasien/ orang terdekat apa yang diharapkan.
Rasional : Ketidak nyamanan rentang luas adalah umum misalkan nyeri
insisi, kulit terbakar, nyeri punggung bawah, sakit kepala tergantung pada
prosedur/ agen yang digunakan.
c.       Berikan tindkan kenyamanan dasar misal reposisi, gosokan punggung dan
aktifitas hiburan misal musik dan televisi.
Rasional :Meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali
perhatian.

18
d.      Dorong penggunaan keterampilan manajemen nyeri misalkan teknik
relaksasi,visualisasi, bimbingan imajinasi, tertawa, musik dan sentuhan
teraupetik .
Rasional :Memungkin kan pasien untuk berpartisipasi secara aktif dan
meningkat kan rasa kontrol.
e.       Evaluasi penghilang nyeri/ kontrol. Nilai aturan pengobatan bila perlu.
Rasional :Tujuan nya adalah kontrol nyeri maksimum dengan pengaruh
minimum pada AKS.
2) Gangguan integritas kulit b/d efek radiasi, proses malignansi.
a. Kaji kulit dengan sering terhadap efek samping terapi kanker; perhatikan
kerusakan/ pelambatan penyembuhan luka. Tekan kan pentingnya
melaporkan area terbuka pada pemberi perawatan.
Rasional : Efek kemerahan dan kulit samak ( reaksi radiasi) dapat terjadi
dalam area radiasi. Deskuaminasi kering ( kekeringan dan pruritus),
deskuamasi lembab ( lepuh) ulserasi, kehilangan rambut, kehilangan
dermis, dan kelenjar keringat juga dapat terlihat. Selain itu reaksi kulit
dapat terjadi pada bebebrapa agen kemoterapi.
b. Mandikan dengan air hangat dan sabun ringan.
     Rasional:Mempertahankan kebersihan tanpa mengiritasi kulit.
c.    Dorong pasien untuk menghindari menggaruk dan menepuk kulit yang
kering dari pada menggaruk.
Rasional :Membantu mencegah friksi/ trauma kulit.
d.   Anjurkan pasien untuk menghindari krim kulit apapun, salep, dan bedak
kecuali di izinkan dokter.
Rasional :Dapat meningkatkan iritasi/ reaksi secara nyata.
e.    Tinjau protokol perawatan kulit untuk pasien yang mendapat terapi
radiasi.
Rasional ; Dilakukan untuk meinimalkan trauma pada area terapi radiasi.
f.    Hindari menggaruk atau menggunakan sabun, losion, atau deodoran pada
area; hindari memberikan panas atau mengusahakan mencuci tanda/ tato
yang ada di kulit sebagai identifikasi area iradiasi.

19
Rasional : Dapat menimbulkan atau bahkan mempengaruhi pemberian
radiasi.
3) Ansietas berhubungan dengan krisis situasi
Intervensi :
a.   Tinjau ulang pengalaman pasien / orang terdekat sebelum nya dengan
kanker. Tentukan apakah dokter telah mengatakan pada pasien dan
apakah kesimpulan pasien telah dicapai.
Rasional : Membantu dalam identifikasi rasa takut dan kesalahan konsep
berdasarkan pada pengalaman dengan kanker.
b.  Dorong pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan.
Rasional : Memberikan kesempatan untuk memeriksa rasa takut realitas
serta kesalahan konsep tentang dignosis.
c.    Pertahankan kontak sering dengan pasien.
Rasional :
Memberikan keyakinan bahwa pasien tidak sendiri atau di tolak; berikan
respek penerimaan individu, mengembangkan rasa kepercayaaan.
d.   Bantu pasien/ orang terdekat dalam mengenali dan mengklasifikasi rasa
takut untuk memulai mengembangkan strategi koping untuk menghadapi
rasa takut.
Rasional :Keterampilan koping sering rusak setelah diagnosis dan selama
fase pengobatan yang berbeda. Dukungan dan konseling sering perlu
untuk memungkin kanindividu mengenal dan menghadapi rasa takut dan
untuk meyakini bahwa strategi kontrol/ koping tersedia.
e.   Tingkatkan rasa tenang dan lingkungan tenang.
Rasional : Memudahkan istirahat, menghemat energi, dan meningkatkan
kemampuan koping.

4) Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah,efek


samping kemoterapi atau radioterapi.
Intervensi :

20
a.     Diskusikan dengan pasien/ orang terdekat bagaimana diagnosis dan
pengobatan yang mempengaruhi kehidupan pribadi pasien/ rumah dan
aktivitas kerja.
Rasional : Membantu dalam memastikan masalah untuk memulai proses
pemecahan masalah.
b.      Dorong diskusi tentang/ pecahkan masalah tentang efek kanker/ pengobatan
pada peran sebagai ibu rumah tangga, orang tua, dan sebagai nya.
Rasional :Dapat membantu menurunkan masalah yang mempengaruhi
penerimaan pengobatan atau merangsang kemnajuan penyakit.
c.       Berikan dukungan emosi untuk pasien/ orang terdekat selama tes diagnostik
dan fase pengobatan.
Rasional :
Meskipun beberapa pasien mampu beradaptasi/menyesuaikan dengan efek
kanker atau efek samping terapi banyak memerlukan dukungan tambahan
selama periode ini.
d.      Gunakan sentuhan selama interaksi , bila dapat diterima pada pasien dan
mempertahankan kontak mata.
Rasional :Pemastian individualitas dan penerimaan penting dalam
menurunkan perasaan pasien tentang ketidakamanan dan keraguan diri.

5) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan


konsekuensi kemoterapi
a.  Pantau masukan makan setiap hari, biarkan pasien menyimpan buku harian
tentang makanan sesuai indikasi.
Rasional :Mengidentifikasi kekuatan/ defisiensi nutrisi.
b.   Ukur tinggi, berat badan dan ketebalan lipatan kulit trisep.pastikan jumlah
penurunan berat badan saat ini. Timbang berat badan setiap hari.
Rasional :Membantu dan mengidentifikasi malnutrisi protein kalori, khusus
nya bila berat badan dan pengukuran antropometrik kurang dari normal.

21
c.    Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrien, dengan
masukan cairan adekuat. Dorong penggunaan suplemen dan makan sering/
lebih sedikit yang di bagi – bagi selama sehari.
Rasional :Kebutuhan jaringan metabolik ditingkatkan begitu juga cairan
( untuk menghilangkan produk sisa). Sumplemen dapat memainkan peran
penting dalam mempertahan kan masukan kalori dan protein adekuat.
d.   Ciptakan suasana makan malam yang menyenangkan, dorong pasien untuk
berbagi makanan dengan keluarga/ teman
Rasional : Membuat waktu makan lebih menyenangkan yang dapat
meningkat kan masukan.
e.    Dorong penggunaan teknik relaksasi, visualisasi, bimbingan imajinas,
latihan sedang sebelum makan.
Rasional : Dapat mencegah awitan atau menurunkan berat nya mual,
penurunan anoreksia, dan memungkinkan pasien meningkatkan masukan
oral.

6) Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan malnutrisi.


Intervensi :
a. Tingkatkan prosedur mencuci tangan yang baik dengan staf dan
pengunjung. Batasi   pengunjung yang mengalami infeksi. Tempatkan pada
isolasi sesuai indikasi.
Rasional : Lindungi pasien dari sumber – sumber infeksi, seperti
pengunjung dan staf yangmengalami ISK.
b. Tekankan higene personal
Rasional :Membantu potensial sumber infeksi atau pertumbuhan sekunder.
c.      Pantau suhu
Rasional : Peningkatan suhu terjadi bila tidak tertutup oleh obat
kortikostreoid atau anti inflamsi karena berbagai faktor misal efek samping
terapi kemoterapi, proses penyakit atau infeksi. Identifikasi dini proses
infeksi memungkinkan terapi yang tepat untuk di mulai dengan segera.
d.   Hindari/ batasi prosedur invasif. Taati teknik aseptik.

22
Rasional : Menurunkan resiko kontaminasi, membatasi entri portal terhadap
agen infeksius.

4. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah direncanakan,
mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi. Rencana tindakan tersebut diterapkan
dalam situasi yang nyata untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dan hasil yang
diharapkan.

5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah tahap akhir dalam proses keperawatan. Tujuan tahap evaluasi
adalah untuk memberikan umpan balik rencana keperawatan, menilai,
meningkatkan mutu asuhan keperawatan melalui perbandingan asuhan keperawatan
yang diberikan serta hasilnyadengan standaryang telah ditetapkan lebih dulu.

23
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kanker kulit adalah penyakit dimana kulit kehilangan kemampuannya untuk
generasi dan tumbuh secara normal.Sel-sel kulit yang sehat secara normal dapat
membelah diri secara teratur untuk menggantikan sel-sel kulit mati dan tumbuh
kembali. Kanker kulit  adalah jenis kanker  yang terletak dipermukaan
kulit,sehingga mudah dikenali. Namun karena gejala  awal yang ditimbul dirasakan
tidak begitu menganggu,sehingga penderita terlambat melakukan
pengobatan.           
Penyebab pasti dari kanker kulit belum ditemukan secara pasti, namun ada
beberapa factor resiko  yang dapat menyebabkan timbulnya kanker kulit
yaitu: Paparan Sinar Ultraviolet (UV), Kulit Putih, Paparan Karsinogen,
Genetik/Faktor Keturunan.
Ada beberapa kelainan kulit yang harus dicurigai sebagai kanker kulit yaitu
:Benjolan kecil yang membesar , Benjolan yang permukaannya tidak rata dan
mudah berdarah, Tahi lalat yang berubah warna, Koreng atau borok dan luka yang
tidak mau sembuh, Bercak kecoklatan pada orang tua, Bercak hitam ysng menebal
pada telapak kaki dan tangan.

B. Saran
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan maka penulis
memberikan saran-saran sebagai berikut :

24
1.         Pada pengkajian perawat perlu melakukan pengkajian dengan teliti melihat
kondisi klien serta senantiasa mengembangkan teknik terapeutik dalam
berkomunikasi dengan klien.
2.       Agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan serta sikap profesional dalam menetapkan
diagnosakeperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

Amin. (2009). Anatomi fisiologi kulit. Diperoleh pada  tanggal 6 April 2021
dari: http://www.docstoc.com/docs/58180799/ANATOMI-DAN-FISIOLOGI-
SISTEM-INTEGUMEN-(KULIT)

 Baughman, Diane, C & Joann, C, Hackley. (2000). Keperawatan medical bedah : buku saku
dari Brunner & Suddarth. Jakarta : EGC.

Corwin, E.J.(2009). Buku saku patofisiologi. Jakarta : EGC.


Engram, Barbara. (2004) Rencana asuhan keperawatan medikal bedah. Jakarta: EGC.

Ganggaiswari, A. (2010). Kanker kulit Indonesia. Diperoleh pada tanggal 7 April 2021
dari http://www.yki.cakulit.com

Globocan. (2008). Karsinoma kulit. Diperoleh pada tanggal 7 April 2021


dari http://www.globocan.2008.com

Isselbacher, et al. (2000). Harrison Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Ed.13.


Jakarta:EGC.

Marwali, H. (2000). Ilmu penyakit kulit. Jakarta : EGC.

Sherwood, Lauralee. (2001). Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Jakarta : EGC

Siregar, R.S. (2005). Atlas berwarna saripati penyakit kulit. Jakarta: EGC.

Smeltzer, S. C. & Bare. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Ed.8. Vol 3. Jakarta : EGC

25
Suriadiredja, A. (2008). Mengenal kanker kulit diagnosa, pengobatan dan pencegahannya.
Diperoleh  pada tanggal 6 April 2011 dari
http://www.dharmais.co.id/new/content.php?page=article&lang= en&id=15.

Wikipedia Indonesia. (2008). Kanker kulit. Diperoleh pada 6 April 2021


dari http://www.wikipedia.com

26

Anda mungkin juga menyukai