Anda di halaman 1dari 9

ASPEK LEGAL DAN ETIK

KEPERAWATAN LANSIA
KELOMPOK 2
NI NYOMAN GUNA YUNITA NI PUTU JULIARTINI
NI NYOMAN DIAH SUGIARTINI PANDE WAYAN WIJAYANTI
I WAYAN RESMIANA LUH PUTU DIAH KUSUMA DEWI
I GUSTI AYU VINA WIRATIH DEWA GDE SUDIASTA
I WAYAN SELAMET WIDYAGUNA
A. Rumusan Masalah
1. Apa standar gerontologi ?
2. Apa pengertian etik keperawatan lansia?
3. Apa prinsip etik ?
4. Apa Informed Consent?
5. Apa peraturan yang berkaitan dengan kesejahteraan lansia?
Standar keperawatan gerontologi menurut American Nursing Association (ANA) adalah sebagai berikut :

1. Standar I : Organisasi Pelayanan Keperawatan Gerontologi.


2. Standar II : Teori
3. Standar III : Pengumpulan Data
4. Standar IV: Diagnosa Keperawatan
5. Standar V: Perencanaan dan Kontinuitas dan Pelayanan
6. Standar VI : Intervensi
7. Standar VII: Evaluasi
8. Standar VIII: Kolaborasi Interdisipliner
9. Standar IX : Research
10. Standar X: Ethics
11. Standar XI : Professional Development
Pengertian Etik Keperawatan Lansia

adalah istilah yang digunakan untuk merefleksikan bagaimana seharusnya


manusia berperilaku, apa yang seharusnya dilakukan seseorang terhadap
orang lain khususnya dalam memberikan suatu pelayanan profesional
yang berdasarkan ilmu dan kiat/tekhnik keperawatan yang berbentuk bio-
psiko-sosial-spritual dan kultural yang holistic yang ditujukan kepada
klien lanjut usia baik sehat maupun sakit pada tingkat individu
Prinsip Etik

Empati: upaya pelayanan geriatri harus memandang seorang lansia yang sakit denagn pengertian, kasih sayang dan
memahami rasa penderitaan yang dialami oleh penderita tersebut.

Yang harus dan yang ”jangan” : prinsip ini sering dikemukakan sebagai non-maleficence dan beneficence. Pelayanan
geriatri selalu didasarkan pada keharusan untuk mengerjakan yang baik untuk penderita dan harus menghindari
tindakan yang menambah penderita (harm) bagi penderita

Otonomi : yaitu suatu prinsip bahwa seorang inidividu mempunyai hak untuk menentukan nasibnya, dan
mengemukakan keinginannya sendiri

Keadilan : yaitu prinsip pelayanan geriatri harus memberikan perlakuan yang sama bagi semua penderita

Kesungguhan Hati : yaitu suatu prinsip untuk selalu memenuhi semua janji yang diberikan pada seorang penderita
Informed Consent
1.Penderita harus ikut berpartisipasi dalam proses pengambilan
keutusan dan pembuatan keputusan. Pada akhirnya
pengambilan keputusan harus bersifat sukarela.
2.Keputusan harus telah mendapat penjelasan cukup tentang
tindakan atau keputusan yang akan diambil secara lengkap
dan jelas.
3.Keputuan yang diambil hanya dianggap sah bila penderita
secara mental dianggap kapabel.
Atas dasar hal diatas maka aspek etika tentang otonomi ini
kemudian dituangkan dalam bentuk hukum sebagai persetujuan
tindakan medik (pertindik) atau informed consent
Peraturan Yang Berkaitan Dengan Kesejahteran Lansia
1. Undang-undang nomor 4 tahun 1965 tentang Pemberian bantuan bagi Orang Jompo (Lembaran
Negara Republik Indonesia tahun 1965 nomor 32 dan tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia nomor 2747).
2. Undang-undang Nomor 14 tahun 1969 tentang Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja.
3. Undang-undang Nomor 6 tahun 1974 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial.
4. Undang-undang Nomor 7 tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan
Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Wanita.
5. Undang-undang Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan nasional.
6. Undang-undang Nomor 2 tahun 1982 tentang Usaha Perasuransian.
7. Undang-undang Nomor 3 tahun 1982 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
8. Undang-undang Nomor 4 tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman.
9. Undang-undang Nomor 10 tahun 1992 tentang PErkembangan Kependudukan dan
Pembangunan keluarga Sejahtera.]
10.Undang-undang Nomor 11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun.
11 Undang-undang Nomor 23 tentang Kesehatan.
12. Peraturan Pemerintah Nomor 21 tahun 1994 tentang Penyelenggaraan Pembangunan
Keluarga Sejahtera.
13. Peraturan Pemerintah Nomor 27 ahun 1994 tentang Pengelolaan Perkembangan
Kependudukan.
14. Undang-undang Nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia (Tambahan
lembaran Negara nomor 3796), sebagai pengganti undang-Undang nomor 4 tahun
1965 tentang Pemberian bantuan bagi Orang jompo.
15. Undang-undang Nomor 13 tahun 1998 ini berisikan antara lain :
Hak, kewajiban, tugas dan tanggung jawab pemerintah, masyarakat dan kelembagaan.
Upaya pemberdayaan.
Uaya peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia potensial dan tidak potensial.
Pelayanan terhadap Lanjut Usia.
Perlindungan sosial.
Bantuan sosial.
Koordinasi.
Ketentuan pidana dan sanksi administrasi.
Ketentuan peralihan.

Anda mungkin juga menyukai