Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU DASAR KEPERAWATAN II

“PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH”

Disusun Oleh :

NAMA: Dini Sulasmini

NIM:122020030118

KELAS/PRODI: C/S1 Keperawatan

KELOMPOK: 11

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


A. TUJUAN

1.Tujuan Umum

a. Mahasiswa dapat mengetahui cara penepatan laju endap darah pada darah probadus.

b. Mahasiswa dapat menjelaskan cara penepatan laju endap darah pada darah probadus.

2.Tujuan Intruksional Khusus

a. Mahasiswa dapat melakukan cara penepatan laju endap darah pada darah probadus.

b. Mahasiswa dapat mengetahui kecepatan pengendapan eritrosit dalam mm/jam.

c. Mahasiswa dapat menginterpretasikan hasil penepatan laju endap darah pada darah probadus.

B. DASAR TEORI

Pemeriksaan laju endap darah (ESR) mengukur kecepatan dimana sel-sel darah merah
mengendapkan darah yang tidak membeku dalam millimeter per jam (mm/jam). Pemeriksaan ini tidak
spesifik. Pemeriksaan protein reaktif- C(CRP) dianggap lebih berguna dari LED karena kenaikan CRP
lebih cepat selama proses inflamasi akut dan lebih cepat kembali normal.

Darah adalah media kompleks non newtonian yang terdiri dari plasma darah dan sel sel darah,
sel darah merah (eritrosit) menempati 30-50% dari volume darah dan memiliki peran yang sangat
penting dalam menentukan sifat mekanik darah sebagai media pratikulat (Ana Chem ,2012).

Laju endap darah (ESR) merupakan reaktan fase akut. Tingkat sedimentasi dalam jangka waktu
satu jam disebut ESR dan juga tes Biernacki. Tes ESR merupakan indikator nonspesifik hematologi
umum peradangan. Untuk melakukan tes, darah nonclothing ditempatkan dalam tabung vertikal
(Westergren) dan laju endap darah diukur dan dilaporkan dalam satuan mm / jam. Cara terbaik untuk
tes disajikan pada tahun 1921 oleh Westergren, dan masih merupakan metode standar emas untuk
mengukur tingkat sedimentasi eritrosit. Metode ini dianggap sederhana dan murah, dapat diakses,
dan akurat.

LED tinggi bisa merupakan indikasi adanya gangguan kesehatan dalam tubuh kita. Namun
seseorang yang hasil pemeriksaan LED nya tinggi belum tentu memiliki gangguan
kesehatan.sebaliknya seseorang yang memiliki gangguan kesehatan bisa saja nilai LED nya normal.
Didalam tubuh ,suspensi sel-sel darah merah akan merata diseluruh plasma sebagai akibat pergerakan
darah .akan tetapi jika darah ditempatkan dalam tabung khusus yang sebelumnya diberi antikoagulan
dan dibiarkan 1 jam ,sel darah akan mengendap dibagian bawah tabung karena pengaruh gravitasi
.laju endap darah (LED) berfungsi untuk mengukur kecepatan pengendapan darah merah diplasma
(mm/jam).

Tiga fase LED meliputi :

1. Fase pengendapan lambat I

Beberapa menit setelah percobaan dimulai ,sel darah merah dalam keadaan melayang,sulit
mengendap (1-30 menit)
2. Fase pengendapan cepat

Terjadi setelah darah saling berkaitan membentuk rauleaux permukaan relatif kecil ,masa menjadi
lebih berat (30-60 menit )

3. Fase pengendapan lambat II

Terjadi setelah sel darah mengendap ,menampak didasar tabung (60-120 menit ) dalam keadaan
normal nilai LED jarang melebihi 10 mm/jam .

LED ditentukan dengan mengukur tinggi cairan plasma yang kelihatan diatas sel darah darah
merah yang mengendap pada akhir 1 jam (60 menit )LED tidak spesifik untuk penyakit/gangguan
kesehatan tertentu .perlu data-data lain untuk menyimpulkan penyebab dari naiknya nilai LED .baik
dari anamnesa meliputi keluhan dan riwayat kesehatan karyawan ,pemeriksaan fisik ,serta hasil
pemeriksaan penunjang lainnya(laboratorium,rontgen,dll)

Metode yang direkomendasikan oleh Dewan Internasional untuk Standardisasi dalam


Hematologi dan Komite Nasional Clinical Laboratory Standards untuk pengukuran ESR didasarkan
pada metode tradisional Westergreen, menggunakan sampel EDTA anticoagulated tanpa
pengenceran. Di laboratorium klinis, metode yang handal untuk kalibrasi dan penggunaan bahan
kontrol yang tepat diperlukan untuk memantau akurasi dan presisi dari metode rutin.( Mario Plebani,
MD,dkk,2010 )Metode untuk laju endap darah (LED) pertama kali dijelaskan pada tahun 1921 oleh Dr
R Fahraeus dan Dr A Westergren. dan dengan cepat menjadi tes skrining umum di seluruh dunia untuk
protein fase akut dan penyakit kronis. Meskipun keterbatasan dan pengenalan penanda yang lebih
spesifik, ESR tetap digunakan untuk skrining dan pemantauan infeksi, autoimun, proses penyakit
ganas dan lainnya yang dipengaruhi oleh protein plasma dan tingkat sedimentasi (J.M. Jou,dkk,2008).

C. ALAT DAN BAHAN

1.Alat :

a. Karet penghisap

b. Pipet wetergreen

c. Rak tabung
d. Rak wetergreen

e. Penyangga Tabung Westergreen

f. Spuit 3cc

g. Tabung EDTA

h. Tabung Reaksi

i. Tourniquet

j. Timer

2.Bahan:

a. Kapas alkohol

b. Natrium sitrat 3,2% 0,4 ml

c. Sampel darah 1,6 ml

d. EDTA 10% 2,0 ml

D. FASE KERJA

1. Dengan pipet teteskan 0,4 ml larutan trinatrium sitrat kedalam tabung reaksi atau botol.

2. Lakukan pengambilan specimen darah vena. Pasang tourniquet selonggar mungkin,dilakukan agar
fungsi vena sambil melepas touniquet tersebut, tarik 2ml darah ke dalam spuit.

3. Lepas bevel sari spuitnya dan masukan darah pada spuit tersebut, sebanyak 1,6 ml ke dalam tabung
reaksi yang mengandung antikoagulan (isi tabung sampai tanda batas 2,0 ml). Gerakkan tabung secara
perlahan membentuk angka 8 selama 1 menit, pengukuran harus dilakukan paling lama 2 jam setelah
pengambilan specimen.

4. Pipet darah sitrat ke dalam tabung Westergreen(memakai karet penghisap) sampai tanda batas 0-
mm.

5. Letakan tabung Westergreen pada penyangganya dan pastikan bahwa posisi tabung benar-benar
tegak. Pastikan bahwa tidak ada gelembung udara didalam tabung.Pastikan juga bahwa penyangga
tabung dalam posisi stabil diatas permukaan meja yang datar.
6. Diamkan tabung beserta penyangganya diatas meja yang jauh dari getaran( misalnya, jangan
menaruh dimeja bersama dengan centrifuge), tidak berdekatan dengan radiator pemanas sentral, dan
tidak terpajan cahaya matahari secara langsung.

7. Tunggu selama satu jam (atur timer), selanjutnaya ukur tinngi kolam plasma( dalam mm); baca skala
mulai dari tanda tanda batas 0-mm, pada puncak tabung kebawah.

E. HASIL PENGAMATAN

Data pasien /probadus

Nama : Rizal Ikfani

Umur : 20 tahun

Jenis kelamin : laki-laki

Hasil :5 mm/jam

Kategori: Normal

F. PEMBAHASAN

Laju endap darah (LED) atau Erythocyte sedimetatien Rute (ESR) merupakan salah satu
pemeriksaan rutin untuk darah untuk mengetahui tingkat peradangan dalam tubuh memasukan /
proses pemeriksaan sedimentasi ( pengendapan )darah ini diukur dengan memasukan darah kedalam
tabung kusus LED dalam posisi tegak lurus selama satu jam .sel darah merah akan mengendap ke dasar
tabung sementara plasma darah akan mengambang dipermukaan .kecepatan pengendapan sel darah
merah inilah yang disebut LED atau disebut dikatakan semakin banyak sel darah merah yang
mengendap maka makin tinggi laju endap darah (LED).

Didalam tubuh sel-sel darah merah akanmerata di seluruh plasma sehingga sebagai
sebab/akibat pergerakan darah.akan tetapi jika darah ditempatkan didaerah/didalam tabung khusus
yang sebelumnya diberi antikoalugen dan dibiarkan 1 jam, sel darah akan mengendap dibagian bawah
tabung karena pengaruh gravitasi. Laju endap darah (LED) berfungsi untuk mengukur kecepatan
pengendapan darah merah didalam plasma (mm/jam).

Nilai normal LED yaitu untuk usia <50

Laki-laki :<15

wanita :<20

Nilai normal LED yaitu untuk usia >50

Laki-laki :≥20

wanita : ≥30

Pada praktikum ini ,dilakukan penghitungan laju endap darah terhadap Rizal Ikfani pada hasil
pengamatan, pasien tersebut 5 mm/jam serta dikatakan normal. Tinngi rendahnya nilai dari laju endap
darah memang sangat dipengaruhi oleh keaadan tubuh, terutama saat terjadi radang, namun ternyata
seseorang yang terkena anemia,dalam kehamilan dan para lansia memiliki LED yang tinggi. Jadi orang
normal juga dapat memiliki LED tinggi, pemeriksaan LED termasuk pemeriksaan penunjang.Selain
karena faktor faktor diatas. Nilai LED dapat dipengaruhi oleh :

1. Fibrinogen merupakan protein yang diproduksi oleh hati dan berfungsi untuk membantu proses
pembekuan darah. Sehubungan dengan perannya dalam proses pembekuan darah, jumlah fibrinogen
akan meningkat saat terjadi luka atau infeksi di dalam tubuh Jumlah fibrinogen yang meningkat dapat
menyebabkan sel - sel darah merah saling mengikat satu sama lain dan membentuk gumpalan yang
disebutrouleaux sehingga sel - sel darah merah cenderung menjadi lebih berat.

2. Rasio sel darah merah terhadap plasma darah

Saat rasio sel darah merah terhadap plasma darah cukup tinggi, maka dapat dikatakan bahwa jumlah
komponen sel lebih banyak dibandingkan dengan komponen cair atau plasma sehingga komponen sel
lebih berat dan lebih cepat mengendap.

3. Keadaan eritrosit (sel darah merah) yang tidak normal seperti pada penderita anemia sel sabit dapat
menurunkan nilai LED secara signifikan. Hal ini disebabkan oleh bentuk sel darah merah yang lebih
kecil dan kurang beraturan sehingga sel darah merah menjadi lebih lambat saat mengendap.

4. Faktor teknis

Faktor teknis yang dapat mempengaruhi hasil uji LED mencakup posisi dan tinggi tabung pengujian,
proses pencampuran sampel darah dengan antikoagulan, serta pengaruh lingkungan terhadap tabung
pengujian dalam proses pengamatan. Perhatian yang kurang terhdap hal - hal teknis tersebut dapat
memberikan pengaruh yang cukup besar terhdap hasil uji LED.

G. KESIMPULAN
Dari hasil pratikum dapat disimpulkan bahwa nilai laju endap darah probadus yang diukur
dengan menggunakan metode Westergreen tidak dalam batas normal. Hal ini menunjukan sistem
kardiovaskuler probadus dalam keadaan kurang baik. Tetapi seperti yang sudah dijelaskan bahwa
keadaan orang yang nilai LED nya tinggi belum tentu keadaan tubuhnya tidak baik. Sebaliknya juga,
seseorang yang nilai LED nya normal belum tentu keadaan tubuhnya juga baik.

Pemeriksaan laju endap darah sangat diperlukan sebagai pemeriksaan pendukung dari
penyakit yang berubungan dengan sistem kardiovaskuler, radang dan infeksi, dari beberapa
pemeriksaan utama untuk membantu menentukan diagnosa suatu penyakit .

H. DAFTAR PUSTAKA

1. https://id.wikipedia.org/wiki/Laju_endap_darah

2. Tim.2020. Buku Panduan Praktik Laboratorium Management Patient Safety. Kudus: Universitas
Muhammadiyah Kudus

3. Muyasaroh,Rizkiyani Novita.2017.pemeriksaan Laju Endap Darah Metode Westergreen


Menggunakan Natrium Sitrat 3,8 % dan EDTA yang ditambah NACL 0,8%.Makalah .

4. Herawat, Sianny, dkk. 2015. Penuntun Praktikum Hematologi. Denpasar: Politeknik Kesehatan
Denpasar

Anda mungkin juga menyukai