Anda di halaman 1dari 3

PATOFISIOLOGI

Penyebab retardasi mental dapat digolongkan menjadi penyebab pranatal, perinatal, dan
pascanatal. Penyebab prenatal termasuk kelainan kromosom (trisomi 21 [sindrom down], sindrom
Fragile-X), gangguan sindrom (distrofi otot Duchenne, neurofibromatosis [tipe-1] , dan gangguan
metabolisme bawaan (fenilketonuria). Penyebab perinatal dapat berhubungan dengan masalah
intrauterus seperti abrupsio plasenta, diabetes maternal, dan kelahiran prematur serta masala
neonatal termasuk meningitis dan perdarahan intrakranial. Penyebab pascanatal mencakup kondisi-
kondisi yang terjadi karena cedera kepala, infeksi, dan gangguan degeneratif dan demielinisasi.
Sindrom Fragile X, sindrom down, dan sindrom alkohol janin terjadi pada sepertiga dari kasus
retardasi mental. Munculnya masalah-masalah terkait, seperti paralisis serebral, defisit sensoris,
gangguan psikiatrik, dan kejang berhubungan dengan retardasi mental yang lebih berat. Diagnosis
retardasi mental ditetapkan secara dini pada masa kanak-kanak. Prognosis jangka panjang pada
akhirnya ditentukan ole seberapa jauh individu tersebut dapat berfungsi secara mandiri dalam
komunitas (yaitu bekerja, hidup mandiri, keterampilan sosial) (Betz dan Sowden, 2009).
TANDA DAN GEJALA
Menurut Shapiro BK (2007), gejala Klinis yang
menyertai retardasi mental berdasarkan umur antara
lain:
1. Newborn: sindrom dismorfik, mikrosefali,
disfungsi system organ mayor
2. Early infancy ( 2- 4 bulan): gagal berinteraksi
dengan lingkungan, gangguan penglihatan atau
pendengaran

NEXT…..
Lanjutan tanda dan gejala

3. Later infancy ( 6- 18 bulan): keterlambatan motorik kasar


4. Toddlers (2- 3 tahun): keterlambatan atau kesulitan bicara
5. Preschool (3- 5 tahun): keterlambatan atau kesulitan bicara, masalah perilaku
termasuk kemampuan bermain, keterlambatan perkembangan moptorik halus,
menggunting, mewarnai, menggambar
6. School age (> 5 tahun): kemampuan akademik kurang, masalah
perilaku (perhatian, kecemasan, nakal)

Anda mungkin juga menyukai