Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keterbelakangan mental ( Retardasi Mental, RM ) atau di sebut juga oligofrenia


(oligo = kurang atau sedikit dan fren = jiwa) atau tuna mental.adalah suatu keadaan yang
ditandai dengan fungsi kecerdasan umum yang dibawah rata – rata disertai dengan
kekurangan kemampuannya untuk menyesuaikan diri (berprilaku adaptif), yang mulai timbul
sebelum usia 18 tahun atau keadaan dengan intelegensia yang kurang (subnormal) sejak masa
perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak). Biasanya terdapat perkembangan mental
yang kurang secara keseluruhan, tetapi gejala utama ialah intelegensi yang terbelakang.
Pembatasan ini akan menyebabkan anak belajar dan berkembang dengan lambat daripada
anak lain.

Anak dengan retardasi mental membutuhkan waktu lebih lama untuk berbicara,
berjalan, dan menjaga kebutuhan personalnya seperti memakai baju dan makan. Mereka
punya masalah belajar disekolah, mereka akan belajar tetapi itu akan makan waktu lebih lama
dan ada beberapa hal yang mereka tidak bisa pelajari.Retardasi mental merupakan masalah
dunia dengan implikasi yang besar terutama bagi Negara berkembang. Diperkirakan angka
kejadian retardasi mental berat sekitar 0,3% dari seluruh populasi dan hampir 3% mempunyai
IQ dibawah 70.Sebagai sumber daya manusia tentunya mereka tidak bias dimanfaatkan
karena 0,1% dari anak-anak ini memerlukan perawatan, bimbingan serta pengawasan
sepanjang hidupnya.(Swaiman KF, 1989).

Prevalensi retardasi mental sekitar 1 % dalam satu populasi. Di indonesia 1-3 persen
penduduknya menderita kelainan ini. Insidennya sulit di ketahui karena retardasi metal
kadang-kadang tidak dikenali sampai anak-anak usia pertengahan dimana retardasinya masih
dalam taraf ringan. Insiden tertinggi pada masa anak sekolah dengan puncak umur 10 sampai
14 tahun. Retardasi mental mengenai 1,5 kali lebih banyak pada laki-laki dibandingkan
dengan perempuan.Sehingga retardasi mental masih merupakan dilema, sumber kecemasan
bagi keluarga dan masyarakat. Demikian pula dengan diagnosis, pengobatan dan
pencegahannya masih merupakan masalah yang tidak kecil.Dari penjelasan tersebut, penulis
tertarik untuk membuat makalah asuhan keperawatan pada anak dengan retardasi mental.
B. Rumusan Masalah

1) Apa pengertian dari retardasi mental ?


2) Apa etiologi dari retardasi mental ?
3) Bagaimana manisfestasi klinik dan patofisologi dari retardasi mental pada anak?
4) Apa pemeriksaan penunjang yang dapat di lakukan pada anak dengan retardasi mental
?
5) Bagaimana penatalaksanaan dari anak dengan retardasi mental ?
6) Apa saja komplikasi yang terjadi pada anak dengan retardasi mental ?
7) Bagaimanakah asuhan keperawatan pada anak dengan retardasi mental ?

C. Tujuan

Tujuan umum

Mengetahui konsep dasar medis dan asuhan keperawatan pada anak dengan retardasi
mental.

Tujuan Khusus

1) Mengetahui landasan teori dari anak dengan retardasi mental (pengertian, etiologi,
manifestasi klinis, patofisiologi, pemeriksaan penunjang, prognosis, komplikasi, dan
penatalaksanaan)
2) Mengetahui WOC pada anak dengan retardasi mental .
3) Mengetahui asuhan keperawatan pada anak dengan retardasi mental secara efisien dan
tepat dengan peka budaya serta menghargai sumber-sumber etnik, agama, atau faktor lain
dari setiap klien yang unik.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN

American Association on Mental Deficiency(AAMD)membuat definisi retardasi


mental yang kemudian direvisi oleh Rick Heber (1961) sebagai suatu penurunan fungsi
intelektual secara menyeluruh yang terjadi pada masa perkembangan dan dihubungkan
dengan gangguan adaptasi sosial. Ada 3 hal penting yang merupakan kata kunci dalam
definisi ini yaitu penurunan fungsi intelektual, adaptasi sosial, dan masa perkembangan.

Retardasi mental ialah suatu keadaan perkembangan mental yang terhenti atau tidak
lengkap, yang terutama ditandai dengan adanya rendahnya ( impairment) keterampilan
(kecakapan, skill ) selama masa perkembangan, sehingga berpengaruh terhadap intelegensia
yaitu kemampuan kognitif, bahasa, motorikdansosial. ICG ( WHO, 1992 )

Menurut Crocker AC 1983, retadarsi mental adalah apabila jelas terdapat fungsi
intelegensi yang rendah, yang disertai adanya kendala dalam penyesuaian perilaku, dan
gejalanya timbul pada masa perkembangan.

Retardasi Mental adalah kelainan fungsi intelektual yang subnormal terjadi pada masa
perkembangan dan berhubungan dengan satu atau lebih gangguan dari:

a. Maturasi
b. Proses belajar
c. Penyesuaian diri secara social
B. ETIOLOGI

Kelainan ini dapat digolongkan menjadi :

a. Penyebab Organik

1). Faktor prenatal :

a) Penyakit kromosom ( Trisomi 21 ( Sindrom Down)


b) Kelainan genetik/herediter
c) Intoksikasi
d) Gangguan metabolisme sejak lahir ( Fenilketonuria )
2). Faktor Perinatal :

a) Abrupsio plasenta
b) Diabetes maternal
c) Kelahiran premature
d) Kondisi neonatal termasuk meningitis dan perdarahan intracranial
3). Faktor Pasca natal :

a) Cedera kepala
b) Infeksi
c) Gangguan degeneratif

b. Penyebab non organik


a) Kemiskinan dan keluarga tidak harmonis
b) Sosial cultural
c) Interaksi anak kurang
d) Penelantaran anak
c. Penyebab lain :
Keturunan,pengaruhlingkungandankelainan mental lain
Retardasi mental dapat juga disebabkan oleh gangguan psikiatris berat dengan deviasi
psikososial atau lingkungan ( Ilmu Kesehatan Anak FKUI, Jakarta )
C. MANISFESTASI KLINIK

a. Gangguankognitif ( pola, proses pikir )


b. Lambatnya ketrampilan ekspresi dan resepsi bahasa
c. Gagal melewati tahap perkembangan yang utama
d. Lingkar kepala diatas atau dibawah normal ( kadang-kadang lebih besar atau lebih
kecil dari ukuran normal )
e. Kemungkinanlambatnyapertumbuhan
f. Kemungkinan tonus otot abnormal ( lebih sering tonus otot lemah )
g. Kemungkinanciri-ciridismorfik
h. Terlambatnya perkembangan motoris halus dan kasar
D. PATOFISIOLOGI
Retardasi mental merujuk pada keterbatasan nyata fungsi hidup sehari-hari. Retardasi
mental ini termasuk kelemahan atau ketidakmampuan kognitif yang muncul pada masa
kanak-kanak ( sebelum usia 18 tahun ) yang ditandai dengan fungsi kecerdasan di bawah
normal ( IQ 70 sampai 75 atau kurang ) dan disertai keterbatasan-keterbatasan lain pada
sedikitnya dua area fungsi adaftif : berbicara dan berbahasa , kemampuan/ketrampilan
merawat diri, kerumah tanggaan, ketrampilan sosial, penggunaan sarana-sarana komunitas,
pengarahan diri , kesehatan dan keamanan , akademik fungsional, bersantai dan bekerja.
Penyebab retardasi mental bisa digolongkan kedalam prenatal, perinatal dan pasca natal.
Diagnosis retardasi mental ditetapkan secara dini pada masa kanak-kanak.

E. KLASIFIKASI

Berdasarkan The ICD-10 Classification of Mental and Behavioural Disorders , WHO,


Geneva tahun 1994 retardasi mental dibagi menjadi 4 golongan yaitu :

a) Mild retardation (retardasi mental ringan), IQ 50-69


Retardasi mental ringan dikategorikan sebagai retardasi mental dapat di
didik(educable).Anak mengalami gangguan berbahasa tetapi masih mampu menguasainya
untuk keperluan bicara sehari-hari dan untuk wawancara klinik.Umumnya mereka juga
mampu mengurus diri sendiri secara independen (makan,mencuci, memakai
baju,mengontrol saluran cerna dan kandung kemih),meskipun tingkat perkembangannya
sedikit lebih lambat dari ukuran normal. Kesulitan utama biasanya terlihat pada pekerjaan
akademik sekolah, dan banyak yang bermasalah dalam membaca dan menulis.
Dalam konteks sosiokultural yang memerlukansedikit kemampuan akademik,
mereka tidak ada masalah. Tetapi jika ternyata timbul masalah emosional dan sosial, akan
terlihat bahwa mereka mengalami gangguan, misal tidak mampu menguasai masalah
perkawinan atau mengasuh anak,atau kesulitan menyesuaikan diri dengan tradisi budaya.

b) Moderate retardation (retardasi mental sedang), IQ 35-49


Retardasi mental sedang dikategorikan sebagai retardasi mental dapat dilatih
(trainable).Pada kelompok ini anak mengalami keterlambatan perkembangan pemahaman
dan penggunaan bahasa,serta pencapaian akhirnya terbatas. Pencapaian kemampuan
mengurus diri sendiri dan ketrampilan motor juga mengalami keterlambatan, dan beberapa
diantaranya membutuhkan pengawasan sepanjang hidupnya. Kemajuan disekolah terbatas,
sebagian masih ssbisa belajar dasar- dasar membaca, menulis dan berhitung.

c) Severe retardation (retardasi mental berat), IQ 20-34

Kelompok retardasi mental berat ini hampir sama dengan retardasi mental sedang
dalam hal gambaran klinis,penyebab organik, dan keadaan-keadaan yang terkait. Perbedaan
utama adalah pada retardasi mental berat ini biasanya mengalami kerusakan motor yang
bermakna atau adanya defisit neurologis.

d) Profound retardation (retardasi mental sangat berat), IQ <20

Retardasi mental sangat berat berarti secara praktisanak sangat terbatas


kemampuannya dalam mengerti dan menuruti permintaan atau instruksi.Umumnya anak
sangat terbatas dalam hal mobilitas, dan hanya mampu pada bentuk komunikasi nonverbal
yang sangat elementer.
Tabel 1: Klasifikasi retardasi mental dalama setiap usia perkembangan

RM IQ Usia Prasekolah Usia Sekolah Usia Dewasa


(0-5 tahun) (0-21 tahun) (>21 tahun)
Sangat <20 Retradasi jelas Beberapa Perkembangan Perkembangan
berat motorik dapat berespon motorik dan bicara
namun terbatas sangat terbatas

Dapat bicara atau Dapat berperan


Perkembangan berkomunikasi namun sebagian dalam
Berat 20-23 motorik yang latihan kejujuran tidak pemeliharaan diri
miskin bermanfaat sendiri dibawah
pengawasan ketat

Dapat bekerja
sendiri tanpa
Latihan dalam keterampilan dilatih namun perlu
Dapat berbicara social dan pekerjaan dapat pengawasan
35-49 atau belajar bermanfaat, dapat pergi terutama jika
Sedang berkomunikasi, sendiri ketempat yang telah berada dalam stress
ditangani dengan dikenal
pengawasan
sedang Biasanya dapat
mencapai
keterampilan social
Dapat Dapat belajar keterampilan dan kejujuran
mengembangkan akademik sampai ± kelas 6 namun perlu
50-69 keterampilan SD bantuan terutama
social dan bila stress
Ringan komunikasi,
retradasi minimal
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Beberapa pemeriksaan penunjang perlu dilakukan pada anak yang menderita retardasi
mental, yaitu dengan:
1. Kromosomal Kariotipe
a. Terdapat beberapa kelainan fisik yang tidak khas
b. Anamnesis ibu tercemar zat-zat teratogen
c. Terdapat beberapa kelainan kongenital
d. Genetalia abnormal
2. EEG ( Elektro Ensefalogram)
a. Gejala kejang yang dicurigai
b. Kesulitan mengerti bahasa yang berat
3. CT ( Cranial Computed Tomography) atau MRI ( Magnetic Resonance Imaging)
a. Pembesaran kepala yang progresif
b. Tuberous sklerosis
c. Dicurigai kelainan otak yang luas
d. Kejang lokal
e. Dicurigai adanya tumor intrakranial
4. Titer virus untuk infeksi kongenital
a. Kelainan pendengaran tipe sensorineural
b. Neonatal hepatosplenomegali
c. Petechie pada periode neonatal
d. Chorioretinitis
e. Mikroptalmia
f. Kalsifikasi intrakranial
g. Mikrosefali
5. Serum asam urat ( uric acid serum)
a. Gout
b. Sering mengamuk
6. Laktat dan piruvat darah
a. Asidosis metabolik
b. Kejang mioklonik
Beberapa uji tumbuh kembang:
 Uji intelegensi standar ( stanford binet, weschler, Bayley Scales of infant
development )
 Uji perkembangan seperti DDST II
 Pengukuran fungsi adaftif ( Vineland adaftive behaviour scales, Woodcock-Johnson
Scales of independent Behaviour, School edition of the adaptive behaviour scales ).

G. PENCEGAHAN

1.Pencegahan primer
Dapat dilakukan dengan pendidikan kesehatan pada masyarakat, perbaikan keadaan-
sosioekonomi, konseling genetic dan tindakan kedokteran (umpamanya perawatan prenatal
yang baik, pertolongan persalinan yang baik, kehamilanpadawanita adolesen dan diatas 40
tahun dikurangi dan pencegahan peradangan otak pada anak-anak).
2.Pencegahan sekunder
Meliputi diagnose dan pengobatan dini peradangan otak, perdarahan subdural,
kraniostenosis (sutura tengkorak menutup terlalu cepat, dapat dibuka dengan kraniotomi;
pada mikrosefali yang kogenital, operasi tidak menolong).
3.Pencegahan tersier
Merupakan pendidikan penderita atau latihan khusus sebaiknya disekolah luar biasa.
Dapat diberi neuroleptika kepada yang gelisah, hiperaktif atau dektrukstif.Konseling kepada
orang tua dilakukan secara fleksibel dan pragmatis dengan tujuan antara lain membantu
mereka dalam mengatasi frustrasi oleh karena mempunyai anak dengan Retardasi mental.

H.PENATALAKSANAAN

1.) Farmakologi
Anak Retardasi mental biasanya disertai dengan gejala hyperkinetik (selalu bergerak,
konsentrasi kurangdan perhatian mudah dibelokkan). Obat-obat yang sering digunakan dalam
bidang retardasi mentaladalah terutama untuk menekan gejala-gejala hyperkinetik, misalnya :
a. Amphetamin dosis 0,2 - 0,4 mg/kg/hari
b. Imipramin dosis ± 1,5 mg/kg/hariEfek sampingan kedua obat diatas dapat
menimbulkan convulsi
c. Valium, Nobrium, Haloperidol dsb. dapat juga menekan gejala hyperkinetik
Obat-obatan untuk konvulsi :
 Dilantin dosis 5 - 7 mg/kg/hari (Dilantin dapat juga menurunkan gejala hyperkinetik,
gejalagangguan emosi dan menaikkan fungsi berfikir).
 Phenobarbital dosis 5 mg/kg/hari (Phenobarbital dapat menaikkan gejala
hyperkinetik).
 Cofein : baik untuk convulsi dan menurunkan gejala hyperkinetik
Obat-obatan untuk menaikkan kemampuan belajar :
a. Pyrithioxine (Encephabol, Cerebron).
b. Glutamic acid.
c. Gamma amino butyric acid (Gammalon).
d. Pabenol.
e. Nootropil.
f. Amphetamin dsb.

2.) Non Farmakologi


Psikoterapi dapat diberikan baik pada anaknya sendiri maupun pada orang tuanya.
Untuk anakyang terbelakang dapat diberikan psikoterapi individual, psikoterapi kelompok
dan manipulasi lingkungan(merubah lingkungan anak yang tidak menguntungkan bagi anak
tersebut).
Walaupun tak akan dapatmenyembuhkan keterbelakangan mental, tetapi dengan
psikoterapi dan obat-obatan dapat diusahakanperubahan sikap, tingkah laku, kemampuan
belajar dan hasil kerjanya. Yang penting adalah adanyaketekunan, kesadaran dan minat yang
sungguh dari pihak terapis (yang mengobati).
Terapis bertindak sebagai pengganti orang tua untuk membuat koreksi-koreksi
terhadaphubungan yang tak baik ini. Dari pihak perawat diperlukan juga ketekunan dan
kesadaran dalam merawatanak-anak dengan retardasi mental serta melaporkan kepada dokter
bila dalam observasi terdapattingkah laku anak maupun orang tua yang negatif, merugikan
bagi anak tersebut maupun lingkungannya(teman-teman disekitarnya).
Social worker (pekerja sosial) melakukan kunjungan rumah untuk melihat hubungan
anak denganorang tua, saudara-saudaranya maupun dengan masyarakat sekitarnya. Tugasnya
utama mencari data-data anak dan orang tua serta hubungan anak dengan orang-orang
disekitarnya. Untuk ibu atau orangtua anak dengan retardasi mental dapat diberikan family
terapi (terapi keluarga) untuk mengubah sikaporang tua atau saudaranya yang kurang baik
terhadap penderita. Dapat diberikan juga terapi kelompok dengan ibu-ibu.
Anak retardasi mental lainnya, seminggu sekali selama 12 kali. Tujuannya untuk
mengurangi sikaprendah diri, perasaan kecewa dari ibu tersebut karena ternyata banyak ibu
lain yangmengalami nasib serupa, mempunyai anak dengan retardasi mental. Dengan
demikian ibu dapatbersikap lebih realistik dan lebih dapat menerima anaknya serta dapat
merencanakan program yang baikbagi anaknya. Di luar negeri social worker yang bertugas
memberi terapi kelompok untuk ibu-ibu tersebut di atas.

I.KOMPLIKASI

a. Serebral palcy
b. Gangguan kejang
c. Gangguan kejiwaan
d. Gangguan konsentrasi /hiperaktif
e. Defisit komunikasi
f. Konstipasi
J.PERENCANAN PULANG DAN PERAWATAN DI RUMAH

a) Rujuk anak dan keluarga ke lembaga dan ahki yang dapat memberi bantuan
khusus sehubungan dengan perawatan anak serta perawatan dan hygene gigi
b) Rujuk keluarga ke lembaga-lembaga kemasyarakatan untuk konseling genetik,
bantuan keuangan, peralatan adaptif, dan layanan-layanan pendukung
c) Bekerja sama dengan kelurga dalam membentuk dan mengimplementasikan
renacana perbaikan perilaku
d) Fasilitas pembelajaran keterampilan yang benar dalam hal sosial, kemasyarakatan,
komunikasi, keamamanaan masyarakat, dan menghindari orang asing ,serta
perkembangan minat berhubungan dengan kelompok sebaya dan bersantai dan
berekreasi.
e) Fasilitas keikutsertaan anak dalam program sekolah, program rekreasi, dan
lingkungan masyarakat.
BAB III

Asuhan keperawatan

A. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian terdiri atas evaluasi komprehensif mengenai kekurangan dan kekuatan


yang berhubungan dengan ketrampilan adaptif ; komunikasi, perawatan diri, interaksi sosial,
penggunaan sarana-sarana di masyarakat pengarahan diri, pemeliharaan kesehatan dan
keamanan, akademik fungsional, pembentukan ketrampilan rekreasi dan ketenangan dan
bekerja.

1.) RiwayatKesehatan
a. Riwayatkesehatansekarang
Pasien menunjukkan Gangguan kognitif ( pola, proses pikir ), Lambatnya ketrampilan
ekspresi dan resepsi bahasa, Gagal melewati tahap perkembangan yang utama, Lingkar
kepala di atas atau dibawah normal ( kadang-kadang lebih besar atau lebih kecil dari ukuran
normal ), lambatnya pertumbuhan, tonus otot abnormal ( lebih sering tonus otot lemah ), ciri-
ciri dismorfik, dan terlambatnya perkembangan motoris halus dan kasar.

b. Riwayatkesehatandahulu
KemungkinanbesarpasienpernahmengalamiPenyakitkromosom ( Trisomi 21 ( Sindrom
Down), Sindrom Fragile X, GangguanSindrom ( distrofiotot Duchene ), neurofibromatosis (
tipe 1), Gangguanmetabolismesejaklahir ( Fenilketonuria ), Abrupsioplasenta, Diabetes
maternal, Kelahiran premature, Kondisi neonatal termasuk meningitis danperdarahan
intracranial, Cederakepala, Infeksi, Gangguan degenerative.

c. Riwayatkesehatankeluarga
Ada kemungkinanbesarkeluargapernahmengalamipenyakit yang serupaataupenyakit yang
dapatmemicuterjadinyaretardasi mental, terutamadariibutersebut.

2.)Pemeriksaanfisik
a. Kepala :Mikro/makrosepali, plagiosepali (btk kepala tdk simetris)
b. Rambut : Pusar ganda, rambut jarang/tdk ada, halus, mudah putus dan cepat berubah
c. Mata : mikroftalmia, juling, nistagmus, dll
d. Hidung : jembatan/punggung hidung mendatar, ukuran kecil, cuping melengkung ke
atas, dll
e. Mulut : bentuk “V” yang terbalik dari bibir atas, langit-langit lebar/melengkung
tinggi
f. Geligi : odontogenesis yang tdk normal
g. Telinga : keduanyaletakrendah; dll
h. Muka : panjang filtrum yang bertambah, hipoplasia
i. Leher : pendek; tdk mempunyai kemampuan gerak sempurna
j. Tangan : jari pendek dan tegap atau panjang kecil meruncing, ibujari gemuk dan
lebar, klinodaktil, dll
k. Dada & Abdomen : tdpbeberapa putting, buncit, dll
l. Genitalia : mikropenis, testis tidakturun, dll
m. Kaki : jari kaki saling tumpang tindih, panjang & tegap/panjang kecil meruncing
diujungnya, lebar, besar, gemuk

2.2.2 Diagnosa Keperawatan

1) Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b.d. kelainan fungsi kognitif


2) Gangguan komunikasi verbal b.d. kelainan fungsi kognitif
3) Risiko cedera b.d. perilaku agresif ketidakseimbangan mobilitas fisik
4) Gangguan interaksi social b.d. kesulitan bicara/ kesulitan adaptasi sosial
5) Gangguan proses keluarga b.d. memiliki anak retardasi mental
6) Deficit perawatan diri b.d. perubahan mobilitas fisik /kurangnya kematangan
perkembangan.

2.2.3 Intervensi Keperawatan


1. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b.d. kelainan fungsi kognitif
Tujuan : Tidak mengalami kegagalan tumbang

Kriteria Hasil :

-Tak ada kemunduran mental

-Anak mampu melakukan kegiatan sesuai kemampuan secara optimal


Intervensi :

1. Kaji tingkat perkembangan anak


2. Dorong / libatkan anak dalam melakukan aktivitas
3. Berikan aktivitas sesuai dengan kemampuan anak
4. Ajarkan hal-hal yang perlu diketahui anak (aktivitas dasar)
5. Pantau tingkat perkembangan anak
Rasional :

1. Informasi data dlm menentukan intervensi


2. Melatih kemampuan meningkatkan harga diri
3. Menstimulasi kemampuan fisik, kognitif anak
4. Meningkatkan kemampuan
5. Mengetahui kemajuan / perkembangan anak

2. Gangguan interaksi social b.d. kesulitan bicara/ kesulitan adaptasi sosial


Tujuan : Anak mampu berinteraksi social

Kriteria Hasil :

-Anak tidak mengisolasi diri


-Anak mapu bergaul dengan lingkungan
Intervensi :
1) Kaji factor penyebab gangguan perkembangan dan isolasi sosial
2) Tingkatkan komunikasi verbal
3) Dorong anak melakukan sosialisasi dengan kelompok
4) Beri reinforcement yang positif atas hasil yang dicapai anak
5) Ajarkan anak untuk bermain bersama teman kelompoknya
Rasional :

1) Informasi data dlm menentukan intervensi


2) Melatih anak dalam berkomunikasi
3) Meningkatkan kemampuan dalam bersosialisasi
4) Meningkatkan harga diri anak
5) Meningkatkan kemampuan dalam bersosialisasi

3. Deficit perawatan diri b.d. perubahan mobilitas fisik /kurangnya kematangan


perkembangan.
Tujuan : Perawatan diri terpenuhi

Kriteria Hasil :

-Anak tampak bersih


-Anak mampu berperan dalam perawatan dirinya

Intervensi :
1) Kaji tingkat kemampuan anak
2) Pantau anak dalam memenuhi kebutuhannya
3) Libatkan anak dalam memenuhi kebutuhannya
4) Jelaskan secara berulang-ulang tentang perawatan diri
5) Beri dorongan anak untuk merawat dirinya
Rasional :
1) Untuk menentukan intervensi
2) Kebutuhan sehari-hari terpenuhi
3) Meningkatkan kemampuan dan harga diri anak
4) Meningkatkan pemahaman anak ttg perawatan diri
5) Meningkatkan motivasi anak.

2.2.4 Implementasi Keperawatan

Implementasimerupakantindakan yang sesuaidengan yang


telahdirencanakan,mencakuptindakanmandiridankolaborasi.
Rencanatindakantersebutditerapkandalamsituasi yang nyatauntukmencapaitujuan yang
ditetapkandanhasil yang di harapakan.Tindakankeperawatanharusmendetail.Agar
semuatenagakeperwatandapatmenjalankantugasnyadenganbaikdalamjangkawaktu yang
telahditetapkandan di lakukansesuaidengankondisipasien.

2.2.5 Evalusi Keperawatan


Evaluasiatauhasilpenilaian yang dapat di capaisetelahtindakankeperawatanantara lain:

-Tidak mengalami kegagalan tumbang

-Anak mampu berinteraksi social

-Perawatan diri terpenuhi

-komunikasi verbar dapat meningkat

-kelurga menerima kondisi anaknya


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Retardasi mental merupakan suatu penurunan fungsi intelektual secara menyeluruh
yang terjadi pada masa perkembangan dan dihubungkan dengan gangguan adaptasi sosial.
Ada 3 hal penting yang merupakan kata kunci dalam definisi ini yaitu penurunan fungsi
intelektual, adaptasi sosial, dan masa perkembangan. Kelainan ini dapat digolongkan
menjadi :penyebab organik ( faktor prenatal,intratal dan pascanatal) dan penyebab non
organik. Diagnosis retardasi mental ditetapkan secara dini pada masa kanak-kanak.retardasi
mental dapat di klasifikasikan dalam 4 bagian yaitu : Retardasi mental ringan (mampu didik)
52-69, retardasi mental sedang (mampu latih ) 36-51, retardasi mental berat 20-35 ,retardasi
mental sangat berat dibawah 20.

B. Saran

Peran orang tua sangatlah penting dalam perawatan anak dengan retardasi mental, di
dalam setiap kehidupan sehari-hari anak. Dan sebaiknya orang tua ataupun keluarga
menerima apapun kekurangan dari seorang anak dengan retardasi mental, serta lebih
memberikan support atau pujian yang dapat membuat anak menjadi lebih baik. Serta peran
serta perawat dalam memberikan dukungan pendidikan kesehatan dan pelayanan
keperawatan yang dapat berkontribusi dalam meningkatkan pengetahuan, sikap dan
keterampilan ibu dalam merawat anak dengan retardasi mental.

DAFTAR PUSTAKA

Soetjiningsih.1995.Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC


Nelson. 1994. Ilmu kesehatan anak, Jilid I. Jakarta: EGC

Betz and Sowden. 2002. Buku saku keperawatan pediatri. Jakarta : EGC

Marlynn E. Doenges, Mary Frances

Moorhouse.1999.Rencanaasuhankeperawatan.Jakarta :EGC

Anda mungkin juga menyukai