Anda di halaman 1dari 39

Pengalaman Penggunaan Form A dan B

Secara Manual dan Proses Peralihan ke RM Elektronik


Standar Akreditasi Rumah Sakit
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.01.07/Menkes/1128/2022

• Kelompok Pelayanan Berfokus pada Pasien : AKSES dan


KONTINUITAS PELAYANAN (AKP)
• AKP 3 (Maksud dan Tujuan) : Pelaksanaan MnPP, MPP
mencatat pada lembar formulir A yang merupakan
evaluasi awal manajemen pelayanan pasien dan
formulir B yang merupakan catatan implementasi
manajemen pelayanan pasien.
• Kedua formulir tersebut merupakan bagian rekam
medis.
Instrumen Survei Akreditasi KARS

Elemen Penilaian AKP 3 Instrumen Swurvey KARS Skor


1.
2. Ada penunjukan D Bukti penetapan MPP dg 10 TL
MPP dg uraian tugas uraian tugas meliputi; 5 TS
meliputi poin a) – h) a) 0 TT
pada maksud dan …..
tujuan h)

D Bukti pelaksanaan tugas MPP


di Formulir A (evaluasi awal
MPP) dan Formulir B (catatan
implementasi)

W MPP
Alur Manajemen Pelayanan

• Asesmen Awal (Form


Asesmen), • Pelaksanaan
Evaluasi Awal rencana MnPP
Perencanaan MnPP (Form A)
Pemulangan Pasien • Monitoring
(Form P3) • Fasilitasi,
• Skrining pasien
• Saat pelayanan (Form koordinasi.
• Asesmen MnPP komunikasi dan
Integrasi)
• Identifikasi masalah kolaborasi
• Kontinuitas dan kesempatan
pelayanan (Form • Avokasi
Tindak Lanjut P3) • Perencanaan MnPP • Hasil pelayanan
• Terminasi MnPP
Identifikasi oleh
PPA Impelementasi
MnPP (Form B)
Identifikasi/Skrining Pasien
Panduan Praktek Manajer Pelyanan Pasien – MPP (Case Manager ). KARS - Edisi 2

1. Usia: Pasien usia > 60 th dengan ketergantungan total,


resiko dekubitus, kontraktur. Pasien usia 0–30 hari
dengan kelainan kongenital, BBLASR (Bayi Berat Lahir
Amat Sangat Rendah) dengan berat <1000 gram
2. Pasien dengan risiko tinggi: Pasien dengan risiko tinggi /
mempunyai kecenderungan mengalami kejadian Insiden
Keselamatan Pasien, pasien cacat fisik, korban kekerasan
fisik dan narapidana
3. Potensi komplain tinggi: Pasien atau keluarga menyatakan
ketidakpuasan terhadap pelayanan di Rumah Sakit.
Identifikasi/Skrining Pasien

4. Kasus dengan penyakit kronis, katastropik, terminal: Pasien


yang diidentifikasi dengan penyakit kronis dan masalah
kesehatan komplek dan dikelola minimal 4 (empat) DPJP, atau
pasien paliatif
5. Status fungsional rendah, kebutuhan ADL (Activity Daily
Living) yang tinggi: Pasien dengan status fungsional rendah,
memerlukan perencanaan pemulangan (Discharge Planning) yang
komplek
6. Pasien dengan riwayat penggunaan peralatan medis di masa
lalu: Pasien masih menggunakan alat kesehatan saat masuk,
contohnya CAPD, kateter double lumen, kateter nefrostomy,
kanul trakhea, kateter urine, selang NGT
Identifikasi/Skrining Pasien

7. Riwayat gangguan mental, upaya bunuh diri, krisis


keluarga, isu sosial seperti terlantar, tinggal sendiri,
narkoba: Pasien beresiko akan mengakhiri
kehidupannya
8. Sering masuk IGD, readmisi rumah sakit: Pasien masuk
lewat IGD sebelum jadwal kontrol setelah perawatan di
rumah sakit
9. Perkiraan asuhan dengan biaya tinggi: Membutuhkan
obat dan atau alat kesehatan yang tidak sesuai
formularium Rumah Sakit
Identifikasi/Skrining Pasien

10. Kemungkinan sistem pembiayaan yang kompleks,


adanya masalah finansial: Pasien tidak mampu atau tidak
mempunyai jaminan pembiayaan, membutuhkan
koordinasi bagian keuangan RS dan Social Worker
11. Kasus yang yang melebihi rata-rata lama dirawat: Pasien
dengan LOS/Length Of Stay >20 hari, pasien yang dirawat
>9 hari belum ada kepastian program, melebihi hari
rawat menurut CP/Clinical Pathway, atau PPK (indentifikasi
faktor medis, manajemen, atau administrasi)
12. Kasus yang diidentifikasi rencana pemulangannya
berisiko membutuhkan kontinuitas pelayanan; rujukan
lebih tinggi, rujuk balik, atau home care
Asesmen MnPP
Uraian Asesmen MnPP

1. Fisik, fungsional, kognitif, kekuatan kemampuan dan


kemandirian: Pasien dilakukan asesmen tentang
pengetahuan, kemampuan, dan kemauan dalam
melakukan asuhan dirinya sendiri.
2. Riwayat kesehatan: Asesmen yang dilakukan adalah
riwayat penyakit kronik atau sering masuk rumah sakit.
3. Perilaku psiko–spiritual–sosio–kultural: Perilaku yang
bertentangan atau mendukung penyembuhan pasien,
misalnya pasien tidak mau makan daging atau takut
penyakitnya tambah parah.
Uraian Asesmen MnPP

4. Kesehatan mental dan kognitif: Tingkat pengetahuan


pasien tentang penyakitnya, cara merawat dan diperlukan
pengobatan lanjutan.
5. Lingkungan dan tempat tinggal: Tinggal di tempat yang
padat, kumuh, tidak adanya dukungan atau masalah di
lingkungan tempat tinggal terutama kasus menular
misalnya TB paru atau HIV.
6. Tersedianya dukungan keluarga: Kemampuan merawat
dari keluarga atau pemberi asuhan.
Uraian Asesmen MnPP

7. Riwayat trauma atau kekerasan.


8. Harapan terhadap hasil asuhan, kemampuan untuk
menerima perubahan.
9. Discharge Planning: Data asesmen dapat diperoleh melalui
wawancara pasien, keluarga, pemberi asuhan, asesmen
awal saat admisi rawat inap, komunikasi dengan dokter,
PPA lain, rekam medis, data klaim dan asuransi.
Identifikasi Masalah dan Kesempatan

1. Tingkat asuhan tidak sesuai panduan: Identifikasi LOS


panjang bisa ditemukan karena asuhan tidak sesuai
Panduan Klinik atau ClinicalPathway.
2. Over/under utilization pelayanan dengan dasar panduan:
Terutama pemeriksaan penunjang, pasien bisa dilakukan
pemeriksaan lengkap yang semestinya yang sebenarnya
tidak ada keterkaitan dengan penyakit pasien.
3. Ketidak patuhan pasien: Pasien menolak tindakan
pemeriksaan medis, operasi yang sesuai indikasi, dsb.
Identifikasi Masalah dan Kesempatan

4. Edukasi atau pemahamanan yang belum memadai


tentang proses penyakit, kondisi terkini & daftar obat.
5. Kurangnya dukungan keluarga: Pasien diterlantarkan
keluarga, tidak pernah ditunggu saat perawatan.
6. Kendala keuangan ketika keparahan/komplikasi
meningkat: Pasien tanpa jaminan kesehatan atau
asuransi.
7. Pemulangan/rujukan belum memenuhi kriteria:
Pasien/keluarga menghendaki pulang paksa dengan KU
beresiko.
Perencanaan MnPP

1. Pahami dan pastikan diagnosis pasien, prognosis,


kebutuhan asuhan dan sasaran hasil asuhan.
2. Validasi rencana asuhan konsisten dengan panduan dan
norma yang digunakan.
3. Tentukan sasaran terukur dan indikator dalam kerangka
yang spesifik dalam akses ke pelayanan, asuhan dengan
biaya efektif serta mutu asuhan.
4. Tentukan/rencanakan pemberian informasi kepada
pasien dan keluarga untuk pengambilan keputusan.
Perencanaan MnPP

5. Rencanakan partisipasi pasien dan keluarga dalam


asuhan, termasuk persetujuan akan kemungkinan
perubahan rencana
6. Siapkan fasilitas untuk mengtasi masalah dan konflik
7. Perhatikan harapan pembayar, frekuansi komunikasi, re-
evluasi perkembangan pasien, revisi sasaran jangka
pendek dan atau panjang
Tatalaksana Monitoring

• Mencatat perjalanan/perkembangan kolaborasi dengan


pasien, keluarga, pemberi asuhan, tim PPA (Profesional
Pemberi Asuhan) dan pemangku kepentingan yang terkait.
• Memverifikasi kelangsungan pelaksanaan rencana asuhan
memadai, dipahami dan diterima pasien serta keluarga.
• Paham dan sadar akan kebutuhan revisi rencana asuhan.
• Kolaborasi dalam rangka perubahan rencana dan
pelaksanaannya
Tatalaksana Fasilitasi, Koordinasi,
Komunikasi dan Kolaborasi

• Memastikan pelayanan pasien berjalan sesuai


program PPA (Profesional Pemberi Asuhan)
• Memfasilitasi kolaborasi antar PPA (Case Confrence)
• Menjaga privasi pasien dalam kolaborasi
• Menggunakan mediasi dan negosiasi
Tatalaksana Advokasi

• Menyampaikan, mendiskusikan dengan PPA & staf


lain ttg kebutuhan pasien, kemampuannya & sasaran
pasien.
• Memfasilitasi akses ke pelayanan sesuai kebutuhan
pasien melalui koordinasi dengan PPA atau pemangku
kepentingan terkait.
• Meningkatkan kemandirian menentukan pilihan dan
pengambilan keputusan.
Tatalaksana Advokasi

• Mengenali, mencegah, menghindari disparitas untuk


mengakses mutu dan hasil pelayanan terkait dengan
ras, etnik, agama, gender, latar belakang dan
disabilitas fisik–mental kognitif.
• Advokasi untuk pemenuhan kebutuhan pelayanan
yang berkembang karena perubahan kondisi.
Tatalaksana Hasil Pelayanan

• Melakukan pendokumentasian pencapaian sasaran


• Mencatat keberhasilan, kualitas, kendali biaya efektif dari
intervensi Manajer Pelayanan Pasien
• Menilai dan melaporkan tentang dampak pelaksanaan
rencana asuhan pasien
• Mencatat utilisasi sesuai panduan/norma yang digunakan
• Mencatat kepuasan pasien, keluarga dengan manajemen
pelayanan pasien
Tatalaksana Terminasi

• Mengidentifikasi alasan pengakhiran pelaksanaan


menajemen pelayanan pasien antara lain : tercapai
sasaran manajemen pelayanan pasien, terlaksana
transisi ke fasilitas pelayanan lain dan pasien menolak
manajemen pelayanan pasien.
• Tercapai persetujuan pengakhiran pelaksanaan
manajemen pelaksanaan pasien dengan pasien
maupun pemangku kepentingan lain.
• Mendokumentasikan proses pengakhiran tersebut.
Akreditasi KARS
MCM

Anda mungkin juga menyukai