Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas rahmat dan
karuniaNya, Panduan Manajer Pelayanan Pasien dapat diselesaikan dengan baik.
Dalam panduan ini disampaikan kebijakan dan standar pelayanan pasien rumah sakit
tentang Manajer Pelayanan Pasien Rumah Sakit. MPP bukanlah PPA ( Profesional Pemberi
Asuhan ), namun kehadiran MPP di rumah sakit penting sebagai bagian dari penerapan pelayanan
berfokus pada pasien ( Patient Centered Care ) dan berperan dalam membantu meningkatkan
kolaberasi interpersonal. Selain itu MPP memfasilitasi pemenuhan kebutuhan asuhan pasien,
termasuk keluarga dan pendamping/pemberi asuhannya. MPP juga berperan meningkatkan
keterlibatan dan pemberdayaan pasien serta keluarga dalam asuhan pasien, sehingga dapat
menghasilkan outcome asuhan yang lebih baik dan meningkatkan kepuasan pasien.
Panduan ini dapat di implementasikan saat MPP melaksanakan pelayanan pasien di
rumah sakit dan kami mengharapkan masukan serta koreksinya. Diharapkan panduan ini dapat
meningkatkan keterlibatan dan pemberdayaan pasien serta keluarga dalam asuhan pasien yang
berfokus pada pasien ( Patient Centered Care )
MPP
SAMBUTAN DIREKTUR
Kata Pengantar....................................................................................................................... i
Sambutan Direktur................................................................................................................. ii
Tim Penyusun........................................................................................................................ iii
Daftar Isi................................................................................................................................ iv
BAB I Definisi :.............................................................................................................
A. Pendahuluan................................................................................................
B. Latar belakang.............................................................................................
C. Pengertian....................................................................................................
BAB II Ruang Lingkup...................................................................................................
BAB III Tata Laksana.......................................................................................................
BAB IV Dokumentasi.......................................................................................................
BAB I
A. LATAR BELAKANG
B. PENGERTIAN
C. Kompetensi / pelatihan yang harus di miliki seorang Manajer Pelayanan Pasien ( MPP )
1. Komunikasi efektif.
2. Clinical Pathway.
3. Dischard Planning.
4. Manajemen Handling komplain
5. Pelatihan Softskill
6. Pelatihan perasuransian
7. Reimbursment
8. PCC ( Patient Center Care)
9. Mutu dan Pasien safety.
10. Konsep/strategi rehabilitasi
11. Etikolegal
12. Manajemen Resiko
13. Pelatihan penyusunan SPO
F. Area MPP
Area unit pelayanan yang melaksanakan panduan ini adalah semua ruang rawat inap
G. Peran dan Fungsi MPP
Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Ken Saras Nomor : …./PER/RSKS/I/2021 tentang
Kebijakan Manajemen Pelayanan Pasien
1. Usia
Usia di atas 60 Tahun dengan ketergantungan total, resiko decubitus, kontraktur, dan usia 0
– 30 hari dengan kelainan kongenital yang kompleks, BBLASR ( bayi berat lahir amat
sangat rendah) BB <1000 gram.
akan masuk kriteria kelolaan dari Manajer Pelayanan Pasien ( MPP ).
2. Pasien riwayat gangguan mental dengan upaya bunuh diri, Pasien dengan fungsi kognitif
rendah, krisis keluarga, isu sosial seperti : terlantar, tinggal sendiri dan narkoba misalnya
pasien dengan retardasi mental dan dimensia.
3. Pasien dengan resiko tinggi
Pasien dengan resiko tinggi mempunyai kecenderungan mengalami kejadian insiden ke-
selamatan pasien ( IKP ), pasien cacat fisik, korban kekerasan fisik dan narpidana
4. Potensi komplain tinggi
MPP dan PPA mengidentifikasi tanda – tanda rawan complain / pasien atau keluarga
menyatakan ketidakpuasan dengan pelayanan Rumah Sakit dan berkoordinasi dengan
bagian HUMAS dalam menyelesaikan complain tersebut.
5. Kasus dengan penyakit kronis, terminal dan katastropik
Pasien yang di identifikasi dengan penyakit kronis dengan masalah kesehatan yang kom-
plek dan di kelola minimal 3 ( Tiga ) DPJP, atau pasien paliatif.
6. Status fungsional rendah, kebutuhan ADL ( Activity Daily Living ) yang tinggi, pasien
dengan status fungsional rendah memerlukan pelayanan lanjut untuk memulihkan kondisi
dan memerlukan perencanaan pemulangan ( Discharge Planning ) yang komplek.
7. Pasien dengan riwayat penggunaan peralatan medis di masa lalu, missal CAPD, Doubel
lumen dan canul trachea.
8. Pasien readmisi Rumah Sakit ( Sering masuk IGD ) : masuk IGD sebelum jadwal kontrol
setelah perawatan di Rumah Sakit.
9. Perkiraan asuhan dengan biaya tinggi, misalnya membutuhkan obat dan atau alat kese-
hatan yang tidak sesuai formularium rumah sakit.
10. Kemungkinan system pembiayaan yang komplek, adanya masalah finansial, Identifikasi
debitur pembiyaan pasien ( asuransi atau pribadi ), jika pasien tidak mampu dan tidak
mempunyai jaminan pembiayaan, maka MPP berkoordinasi dengan bagian keuangan
rumah sakit dan Sosial Worker.
11. Kasus yang melebihi rata-rata lama rawat
Pasien dengan LOS panjang di identifikasi penyebabnya ( kondisi medis, karena manaje-
men atau administrasi ), atau pasien yang melebihi hari rawat menurut Clinical Pathway.
12. Kasus yang di identifikasi rencana pemulangannya penting / beresiko atau yang membu-
tuhkan kontinuitas pelayanan, misalnya rujukan ke pelayanan yang lebih tinggi, rujuk ba-
lik dan home care.
2. Riwayat Kesehatan
Asesmen yang di lakukan adalah riwayat penyakit kronik atau sering masuk rumah sakit.
3. Perilaku psiko – spiritual – sosio – kultural
Perilaku yang bertentangan atau mendukung penyembuhan pasien, misalnya pasien tidak
mau makan daging atau takut penyakitnya tambah parah.
4. Kesehatan mental dan kognitif
Tingkat pengetahuan pasien tentang penyakitnya: cara merawat dan di perlukan pen-
gobatan lanjutan.
5. Lingkungan dan tempat tinggal
Tinggal di tempat yang padat, kumuh, adanya dukungan atau masalah di lingkungan tem-
pat tinggal terutama kasus menular misalnya TB paru atau HIV.
6. Tersedianya dukungan keluarga, kemampuan merawat dari pemberi asuhan
7. Riwayat trauma atau kekerasan .
8. Riwayat menggunakan obat alternatif
9. Harapan terhadap hasil asuhan, kemampuan untuk menerima perubahan.
10. Pemahaman tentang penyakitnya
11. Perencanaan lanjutan
12. Aspek legal
13. Discharge Planing
Data asesmen dapat di peroleh melalui wawancara pasien, keluarga, pemberi asuhan, ases-
men awal, saat admisi rawat inap, komunikasi dengan dokter, PPA lain, rekam medik, data
klaim dan asuransi.
14. Kebutuhan manajemen pasien lainnya
D. Tatalaksana Perencanaan
E. Tatalaksana Monitoring
1. Mencatat perjalanan / perkembangan kolaberasi dengan pasien, keluarga, pemberi asuhan,
Tim PPA ( Profesional Pemberi Asuhan ) dan pemangku kepentingan yang terkait.
2. Memverifikasi kelangsungan pelaksanaan rencana asuhan memadai, dipahami, dan di ter-
ima pasien serta keluarga.
3. Paham dan sadarkan kebutuhan revisi rencana asuhan
4. Kolaberasi dalam rangka perubahan rencana dan pelaksanaannya
I. Tatalaksana Terminasi
BAB V