Anda di halaman 1dari 20

Asuhan Keperawatan Klien Dengan

Diabetes Ketoasidosis (DKA)

Disusun Oleh:
1. Findy Ella Verania (P27820118053)
2. Rahayu Widasari (P27820118075)
DIABETES KETOASIDOSIS (DKA)
Pengkajian

1. Identitas Klien
Meliputi inisial nama klien, umur, jenis kelamin, alamat, dan
agama.
2. Keluhan utama
Napas yang cepat dan dalam, Napas bau keton atau aseton, Deman,
dan Lemah.
3. Riwayat keperawatan
Diabetes Ketoasidosis sering terjadi pada diabetes tipe 1 akibat
suntikan insulin berhenti atau kurang, atau mungkin karena lupa
menyuntik, atau tidak menaikkan dosis padahal ada makanan
ekstra yang menyebabkan gula darah naik.
Pada infeksi atau stress berat, baik pada diabetes tipe 1 maupun 2,
bisa pula timbul diabetes ketoasidosis.

Hans,Tandra.2017. Segala Sesuatu Harus Anda Ketahui Tentang Diabetes. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama
a) Riwayat Penyakit sekarang
Datang dengan keluhan mual muntah, pernafasan
kusmaul, hiperglikemia, poliuria, nadi
cepat/lemah, gejala-gejala gastrointestinal.
b) Riwayat penyakit dahulu
Mungkin klien pernah mempunyai riwayat DM
c) Riwayat kesehatan keluarga
Penyakit diabetik dikenal sebagai penyakit yang
diturunkan (herediter) walaupun gejala tidak selalu
muncul pada setiap keturunan atau timbul sejak kecil
(kongenital). Genogram mungkin diperlukan untuk
menguatkan diagnosis.

Hans,Tandra.2017. Segala Sesuatu Harus Anda Ketahui Tentang Diabetes. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama
4. Pola-Pola Fungsi Kesehatan
a) Pola Persepsi dan tata laksana hidup sehat
Biasanya klien mengetahui tentang faktor resiko keluarga DM, jantung, stroke,
hipertensi. Penyembuhan yang lambat, penggunaan obat seperti steroid, diuretik
(thiazid), dilantin dan fenobarbital (dapat meningkatkan kadar glukosa darah).
b) Pola Nutrisi dan metabolisme
nafsu makan turun, mual dan muntah
c) Pola Eliminasi
perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia, Rasa nyeri/terbakar, Kesulitan
berkemih (infeksi), ISSK baru/berulang, Nyeri tekan abdomen, Diare. Yang
ditandai urine encer, pucat, kuning, poliuri (dapat berkembang menjadi
oliguria / anuria, jika terjadi hipovolemia berat), urin berkabut, bau busuk
(infeksi), nyeri tekan abdomen.
d) Pola tidur dan Istirahat
Lemah, Biasanya Klien mengalami gangguan istirahat / tidur, takikardia dan
takipnea pada keadaan istirahat atau aktifitas
e) Pola Aktivitas dan Latihan
Biasanya klien mengalami penurunan aktivitas, lemah, letih, sulit
bergerak/berjalan, Kram otot, tonus otot menurun, letargi / disorientasi, koma,
penurunan kekuatan otot

Hans,Tandra.2017. Segala Sesuatu Harus Anda Ketahui Tentang Diabetes. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama
f) Pola Hubungan dan peran
Biasanya Klien gelisah, cemas, mudah tersinggung. Bila bisa menyesuaikan
tidak akan menjadi masalah dalam hubungannya dengan anggota keluarganya.
g) Pola Persepsi dan Konsep diri
Gangguan citra diri akibat dari perubahan fungsional KDM.
h) Pola sensori dan kognitif
Adanya kekhawatiran karena adanya nyeri pada daerah abdomen (mungkin
parah).
i) Pola reproduksi sosial
Biasanya rabas vagina (cenderung infeksi), masalah impoten pada pria,
kesulitan orgasme pada wanita.
j) Pola penanggulangan stress
Biasanya timbul stress, tergantung pada orang lain, masalah finansial yang
berhubungan dengan kondisi. Yang ditandai ansietas, peka rangsang.
k) Pola tata nilai dan kepercayaan
Biasanya tergantung pada kebiasaan, ajaran dan aturan dari agama yang dianut
oleh individu tersebut.

Hans,Tandra.2017. Segala Sesuatu Harus Anda Ketahui Tentang Diabetes. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama
5. Pemeriksaan Fisik
a) Airways : kaji kepatenan jalan nafas pasien, ada tidaknya
sputum atau benda asing yangmenghalangi jalan nafas
b) Breathing : kaji frekuensi nafas, bunyi nafas, ada tidaknya
penggunaan otot bantupernafasan
c) Circulation : kaji nadi, capillary refill
d) Keadaan Umum
Kesadaran menurun
e) Sistem Integumen
Pucat, Kering

Stillwell, Susan B. (2011). Pedoman keperawatan kritis. Jakarta: EGC


f) Head To Toe

1) Kepala

Adakah benjolan atau lesi, apakah terdapat kemerahan

2) Wajah
Perhatikan ekspresi wajah

3) Mata

Miosis pada pupil mata dan terjadinya penurunan fungsi penglihatan

4) Telinga

mengkaji kondisi telinga klien, apakah ada secret atau tidak

5) Hidung dan Sinus


mengkaji kondisi hidung klien, apakah terdapat polip, dan lain-lain
6)Mulut dan faring
Mukosa bibir kering
7) Leher
distensi vena jugularis
8)Dada dan Thorax
Bentuk dinding dada simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada suara nafas tambahan,
bunyi jantung 1 dan 2 tunggal, tidak ada bunyi jantung tambahan dan tidak ada
murmur
9)Abdomen
Tampak kering atau bersisik dan turgor kulit menurun
10)Inguinal – Genetalia – Anus
11)Ekstermitas
refleks tendon dalam menurun, terdapat penurununan kekuatan otot
12)Tulang Belakang

Stillwell, Susan B. (2011). Pedoman keperawatan kritis. Jakarta: EGC


6. Pemeriksaan Penunjang
1. Glukosa.
Kadar glukosa dapat bervariasi dari 300 hingga 800 mg/dl.
Sebagian pasien mungkin memperlihatkan kadar gula darah yang lebih
rendah dan sebagian lainnya mungkin memiliki kadar sampai setinggi
1000 mg/dl atau lebih yang biasanya bergantung pada derajat dehidrasi.
Harus disadari bahwa ketoasidosis diabetik tidak selalu
berhubungan dengan kadar glukosa darah. Sebagian pasien dapat
mengalami asidosis berat disertai kadar glukosa yang berkisar dari 100 –
200 mg/dl, sementara sebagian lainnya mungkin tidak memperlihatkan
ketoasidosis diabetikum sekalipun kadar glukosa darahnya mencapai
400-500 mg/dl.
(MHD.Syahputra, 2003)

Syahputra,MHD. 2003. DIABETIK KETOACIDOSIS. Jurnal Unsu


2. Gas darah arteri (AGD).
pH sering <7.3. Vena pH dapat digunakan untuk
mengulang pH measurements. Brandenburg dan Dire
menemukan bahwa pH pada tingkat gas darah vena
pada pasien dengan KAD adalah lebih rendah dari
pH 0,03 pada AGD.
3. Keton.
Diagnosis memadai ketonuria memerlukan
fungsi ginjal. Selain itu, ketonuria dapat berlangsung
lebih lama dari asidosis jaringan yang mendasarinya.
(MHD.Syahputra, 2003)

Syahputra,MHD. 2003. DIABETIK KETOACIDOSIS. Jurnal Unsu


4. Sel darah lengkap (CBC).
Tinggi sel darah putih (WBC) menghitung
(> 15 X 109 / L) atau ditandai pergeseran kiri
mungkin menyarankan mendasari infeksi.
5. Urinalisis (UA)
Cari glikosuria dan urin ketosis. Hal ini
digunakan untuk mendeteksi infeksi saluran
kencing yang mendasari.
(MHD.Syahputra, 2003)

Syahputra,MHD. 2003. DIABETIK KETOACIDOSIS. Jurnal Unsu


WOC Diabetes Ketoasidosis
Glukosa darah meningkat sangat tinggi disertai asidosis
metabolik, dan peningkatan konsentrasi keton yang
beredar dalam sirkulasi

DIABETES KETOASIDOSIS (DKA)

Keadaan konsentrasi Lipolisis (Pemecahan


glukosa darah tinggi Lemak)

Hperglikemi
Asam lemak bebas di
oksidasi menjadi benda
keton yang bersifat asam
(ketogenesis)
MK :
KETIDAKSTABILAN
KADAR GLUKOSA Ketonuria Ketonemia
DARAH
Menyebabkan diuresis Ketoasidosis
osmotik
Pernafasan kusmaul

MK : HIPOVOLEMIA

MK : POLA NAPAS
TIDAK EFEKTIF

Stillwell, Susan B. (2011). Pedoman keperawatan kritis. Jakarta: EGC


Diagnosa Keperawatan

1. Pola nafas tidak efektif b.d hambatan upaya


napas d.d pola napas abnormal (D.0005)
2. Hipovolemia b.d kehilangan cairan aktif d.d
nadi teraba lemah (D.0023)
3. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah b.d
hiperglikemia d.d lelah atau lesu (D.0027)

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Dewan Pengurus Pusat Perawat Nasional Indonesia. Jakarta Selatan.
Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil
Pola nafas tidak Tujuan: 1. Monitor pola 1. Mengetahui
efektif b.d Setelah dilakukan napas frekuensi napas
hambatan upaya tindakan asuhan (frekuensi, pasien dan
napas d.d pola keperawatan pola kedalaman, kedalaman
napas abnormal nafas tidak efektif usaha napas) napasnya
(D.0005) dapat teratasi 2. Pertahankan 2. Untuk
(SDKI,2017) Kriteria Hasil: kepatenan jalan mempermudah
1. Frekuensi napas napas dengan pola nafas klien
membaik head tilt dan 3. Untuk
2. Kedalaman chin lift mempermudah
napas membaik 3. Berikan oksigen pernafasan
(SLKI,2018) 4. Lakukan 4. Agar pernafasan
penghisapan klien lancar
lendir 5. Agar klien dan
5. Ajarkan teknik keluarga bisa
batuk efektif mempraktekkan
(SIKI,2018) sendiri
Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil
Hipovolemia b.d Tujuan: 1. Monitor intake 1. Untuk
kehilangan cairan Setelah dilakukan dan output mengetahui
aktif d.d nadi teraba tindakan asuhan cairan berapa cairan
lemah (D.0023) keperawatan 2. Hitung yang sudah
(SDKI,2018) hipovolemia dapat
teratasi kebutuhan masuk atau
Kriteria Hasil: cairan sudah keluar
1. Kekuatan nadi 3. Berikan asupan dari tubuh klien
meningkat cairan oral 2. Untuk
2. Tekanan darah (SIKI,2018) memenuhi
membaik kebutuhan klien
3. Turgor kulit 3. Untuk
meningkat menambah
(SLKI,2018) cairan di dalam
tubuh klien
yang sudah
hilang
Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil
Ketidakstabilan Tujuan: 1. Monitor kadar 1. Mengetahui
Kadar Glukosa Setelah dilakukan glukosa darah apakah ada
Darah b.d tindakan asuhan 2. Ajarkan penurunan atau
hiperglikemia d.d keperawatan pengelolaan peningkatan
lelah atau lesu ketidakstabilan
(D.0027) kadar glukosa dapat diabetes pada kadar
(SDKI,2018) teratasi 3. Kolaborasi glukosa darah
Kriteria Hasil: pemberian 2. Agar pasien dan
1. Lelah/lesu insulin keluarga
menurun (SIKI,2018) mengerti
2. Kadar glukosa 3. Agar bisa lebih
dalam darah membaik
membaik
(SLKI,2018)
Implementasi Keperawatan
Suatu bentuk pelaksanaan tindakan
keperawatan berdasarkan rencana asuhan
keperawatan yang telah disusun atau di
tetapkan berdaasarkan diagnosa yang
ditemukan.
Evaluasi Keperawatan
Evaluasi Keperawatan adalah penilaian
perkembangan kondisi klien setelah dilakukan
tindakan keperawatan yang mengacu pada
kriteria hasil.

Nusdin. 2020. Keperawatan. Surabaya: CV. Jakad Media Publishing


Daftar Pustaka
Hans,Tandra.2017. Segala Sesuatu Harus Anda Ketahui Tentang Diabetes.
Jakarta:Gramedia Pustaka Utama
Nusdin. 2020. Keperawatan. Surabaya: CV. Jakad Media Publishing
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Diagnosa Keperawatan
Indonesia. Dewan Pengurus Pusat Perawat Nasional Indonesia. Jakarta
Selatan.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
Dewan Pengurus Pusat Perawat Nasional Indonesia. Jakarta Selatan
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Dewan Pengurus Pusat Perawat Nasional Indonesia. Jakarta Selatan.
Syahputra,MHD. 2003. DIABETIK KETOACIDOSIS. Jurnal Unsu
PEMBAGIAN TUGAS
FINDY ELLA VERANIA RAHAYU WIDASARI
(P27820118053) (P27820118075)

1. Slide 2: Gambar 1. Slide 1: Cover


2. Slide 7-9: Pemeriksaan 2. Slide 3-6: Pengkajian
fisik 3. Slide10-12: Pemeriksaan
3. Slide 13-17: WOC, Penunjang
Diagnosa, dan Intervensi 4. Slide 18: Implementasi
4. Slide 19: Daftar Pustaka dan Evaluasi

Anda mungkin juga menyukai