Disusun Oleh :
Aji Kurniawan
202103056
Tahun 2021-2022
BAB 1
PEMBAHASAN
A. Definisi
Diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang umum terjadi pada masa
dewasa yang membutuhkan supervise medis berkelanjutan dan edukasi perawatan
mandiri pada pasien. Diabetes melitus adalah penyakit kronis progresif yang ditandai
dengan ketidakmampuan tubuh untuk melakukan metabolisme kabrohidrat, lemak
danprotein mengarah ke hiperglikemia (kadar glukosa darah tinggi). Diabetes mellitus
dapat berhubungan dengan komplikasi serius namun orang dengan DM dapat
mengambil cara – cara pencegahan untuk mengurangi kemungkinan kejadian tersebut
(Maria, 2021).
Ketoasidosis diabetic (KAD) atau disebut dengan Koma Diabetik dan
Hyperosmolar Hyperglycemic State (HHS) merupakan dua komplikasi metabolic
akutpada diabetes melitus yang paling serius dan sering terjadi. KAD paling sering
terjadipada DM tipe 1, namun pada DM tipe 2 pun mempunyai resiko terjadi KAD
saat terjadinya stress katabolic pada penyakit akut seperti trauma,pembedahan atau
infeksi. KAD disebabkan karena adanya defisiensi berat insulin dan disertai gangguan
metabolisme protein, karbohodrat, dan lemak (Surya, 2018).
B. Klasifikasi
1) Diabetes tipe 1 (destruksi sel B) umumnya menjurus ke definisi insulin absolut :
a) Autoimun
b) Idiopatik
2) Diabetestipe2(bervariasi mulai terutama dominan resistensi insulin disertai
definisi insulin relative sampai terutama defek sekresi insulin disertai resistensi
insulin).
3) Diabetes tipe lain :
a) Defek generic fungsi sel B :
- Maturity onset diabetes of the young (MODY) 1,2,3
- DNA mitokondria.
b) Defek generic kerja insulin.
c) Penyakit eksokrin pancreas :
- Pankreastitis
- Tumor / pankreatektomi.
- Pankreatopati fibrokalkulus.
d) Endokrinopati
e) Karena obat / zat kimia
f) Syndrome generic yang berkaitan dengan DM:downsindrom,sindrom Kline
felter, sindrom turner, dll.
C. Etiologi
Pada DM yang tidak terkendali dengan kadar gula darah yang terlalu tinggi
dan kadar hormone insulin yang rendah,tubuh tidak dapat menggunakan glukosa
sebagai sumber energi. Sebagai gantinya tubuh akan memecah lemak untuk sumber
energi. Pemecahan lemak tersebut akan menghasilkan benda – benda keton dalam
darah (ketosis). Ketosis menyebabkan derajat keasaman (pH) darah menurun
ataudisebut sebagai asidosis. Keduanya disebut sebagai ketoasidosis, pasien dengan
KAD biasanya memiliki riwayat masukan kalori (makanan) yang berlebihan atau
penghentian obat diabetes / insulin.
D. Patofisiologi
Adanya gangguan dalam insulin, khususnya pada IDDM dapat cepat menjadi
diabeticketoasidosis manakala terjadi diabetic tipe 1 yang tidak
terdiagnosa,ketidakseimbangan jumlah intake makanan dengan insulin, adolscen dan
pubertas,aktivitas yang tidak terkontrol pada diabetes,stress yang berhubungan dengan
penyakit, trauma, atau tekanan emosional.
E. Tanda dan Gejala
a) Kadar gula darah tinggi (> 240 mg/dl)
b) Terdapat keton di urin
c) Banyak atau sering BAK sehingga dehidrasi
d) Sesak nafas
e) Nafas berbau aseton
f) Badan lemas
g) K/U menurun / lemah bahkan koma
h) Polyuria
Kekuranga
nInsulin
ksia
aseton,anore
Nafas
olehotot, lemak dan hati lemak
menurun,produksi glukosa Asam – asam lemaknaik
oleh hatimeningkat.
Mual Asidosis
kat
ketonmening
Badan
Hiperglikemia
Gangguan persepsi
sensoripenglihatan Dehidrasi
A. Pengkajian
1. Pengumpulan Data
a) Nama pasien
b) Keluhan utama : mual, muntah, sesak, hipotensi, sakit kepala
c) Riwayat penyakit sekarang pasien dating dengan keluhan sesak,lemah,TD
menurun, disertai mual / muntah.
d) Riwayatpenyakitdahulu:menderitaDMtetapidalampenggunaaninsulintidak
teratur.
e) Riwayat penyakit keluarga : memiliki riwayat DM
2. Pengkajian Gawat Darurat
a) Airway : jarang ditemukan sumbatan jalan nafas, tapi kemungkinan terjadi
apabila pasien mengalami penurunan kesadaran maka diperlukan tindakan
pembebasan jalan nafas seperti head tilt chin lift.
b) Breathing : pasien mengalami hiperventilasi karena keasaman dalam
tubuhmeningkat dikarenakan peningkatan paCO2 dan keton dalam tubuh
c) Ciculation : pasien KAD akan mengalami penurunan TD dan peningkatan
nadikarena sering BAK yang disebabkan tingginya gula darah dan ginjal
tidakmampu menyaring glukosa. Sehingga nadi meningkat untuk menyuplai
darahagar tetap dapat terdistribusi ke seluruh tubuh.
3. Pemeriksaan Fisik :
a) B1 (breath) : kekurangan O2, batuk dengan atau tanpa sputum
(tergantungadanya infeksi atau tidak), nafas berbau aseton, hiperventilasi.
b) B2 (blood) : takikardi, disritmia.
c) B3 (bladder) : poliuri diikuti oliguri dan anuri
d) B4(brain):pusing kepala kesemutan,kebas,kelemahan pada otot,gangguan
penglihatan, dan kesadaran koma.
e) B5 (bowel) : distensi abdomen, bising usus menurun
f) B6 (bone) : kram otot, tonus otot menurun, gangguan istirahat tidur.
4. Pengkajian Gawat Darurat :
a) Airways : kaji kepatenan jalan nafas, ada tidaknya sputum atau benda
asingyang menghalangi jalan nafas.
b) Breathing:kaji frekuensi nafas,bunyi nafas,ada tidaknya otot bantu pernafasan.
B. Diagnosa Keperawatan ((Tim Pokja DPP PPNI, 2017))
1) Defisit volume cairan b/d diuresis osmotic akibat hiperglikemia, pengeluaran
cairan berlebihan:diare,muntah,pembatasan intake akibat mual,dan kacau mental.
2) Pola nafas tidak efektif b/d kompensasi asidosis metabolic.
3) Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan b/d ketidakcukupan
insulin,penurunan masukan oral, dan status hipermetabolisme.
C. Intervensi Keperawatan
KESIMPULAN
Maria,I.(2021)AsuhanKeperawatanDiabetesMelitusdanStroke.CetakanPe.EditedbyA.
Y. Wati. Sleman, Yogyakarta: CV BUDI UTAMA. Available
at:https://www.google.co.id/books/edition/Asuhan_Keperawatan_Diabetes_Mellitus_
Dan/u_MeEAAAQBAJ?
hl=id&gbpv=1&dq=diabetes+mellitus+adalah&printsec=frontcover.
Santoso, D. (2015) Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Surabaya: Airlangga University
Press(AUP) Kampus C Unair, Mulyorejo Surabaya 60115.
Tim Pokja DPP PPNI (2017) Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta:
DewanPengurus Persatuan Perawat Nasional Indonesia.