Anda di halaman 1dari 97

LAPORAN ANALISA SWOT RUANG ANGGREK

RUMAH SAKIT UMUM ANWAR MEDIKA SIDOARJO

Pembimbing Klinik : Farida S.Kep.,Ns.

Pembimbing Akademik : Ana Zakiyah M.Kep

Disusun Oleh :

Kelompok 13 & 14

1 Nadya M.P (201601014) 6 Mei Fauzia (20160115)


2 Dewi Hafsah (201601055) 7 Siti Mardiyanti P. (201601056)
3 Maya Dyah K. D. (201601093) 8 Risca Lestari (201601094)
4 Widya K.D. (201601137) 9 Khoirun Nisak (201601138)
5 Hanif Arif R. (201601176) 10 Bangga Yusril W. (201601177)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO

2020
LAPORAN PENGESAHAN

Laporan praktik Manajemen Keperawatan Mahasiswa STIKes Bina Sehat PPNI


Kabupaten Mojokerto periode 06 Januari 2020 - 18 Januari 2020 ini telah diperiksa dan
disahkan pada :

Hari, Tanggal :

Pukul :

Tempat : Ruang Anggrek RSU Anwar Medika

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Ana Zakiyah M.Kep Farida S.Kep.,Ns.

Mengetahui

Kepala Ruang Anggrek

Ratna Dewi Amd.Kep.


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya yang telah diberikan
kepada kita sehingga kita bisa menyelesaikan tugas praktik Manajemen Keperawatan yang
berjudul “Laporan Analisa SWOT di Ruang Anggrek RSU Anwar Medika Sidoarjo”. Kami
ucapkan Terima Kasih yang sebanyak-banyak kepada :

1. Kepala Ruangan Rawat Inap Anggrek RSU Anwar Medika, Ibu Ratna Dewi O. Amd.
Kep.
2. Pembimbing Ruangan Rawat Inap Anggrek RSU Anwar Medika, Ibu Farida S.Kep., Ns.
3. Dosen Pembimbing Akademik dari STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto, Ibu Ana
Zakiyah M. Kep.
4. Perawat Pelaksana beserta staff karyawan RSU Anwar Medika Sidoarjo.
5. Dan rekan-rekan Mahasiswa STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto, yang telah ikut serta
dan berpartisipasi dalam penyelesaian Laporan.

Penulis menyadari bahwa Laporan ini jauh dari sempurna. Sehingga saran dan kritik
yang membangun sangat kami harapkan.

Semoga Laporan ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan terutama bagi
pembaca, penulis, dan mahasiswa STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto.

Sidoarjo, 15 Januari 2020

Hormat Kami

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Menurut World Health Organization, Pengertian Rumah Sakit adalah suatu bagian
dari organisasi medis dan sosial yang mempunyai fungsi untuk memberikan pelayanan
kesehatan lengkap kepada masyarakat, baik kuratif maupun preventif pelayanan
keluarnya menjangkau keluarga dan lingkungan rumah. Rumah sakit juga merupakan
pusat untuk latihan tenaga.

Rumah sakit merupakan industri pada modal dan padat karya (padat sumber daya)
serta padat teknologi. Sumber daya manusia merupakan komponen utama proses
pelayanan dalam rumah sakit. Jenis produk atau jasa rumah sakit dapat berupa private
goods (pelayanan dokter, keperawatan farmasi, gizi), public goods (layanan parkir, front
office, cleaning service, house keeping, laundry) dan externality (imunisasi).

Rumah Sakit pada umumnya mempunyai misi memberikan pelayanan kesehatan


yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. Oleh karena itu rumah sakit perlu memiliki persiapan
perencanaan, agar dapat memilih dan menetapkan strategi dan sasaran sehingga tersusun
program-program dan proyek-proyek yang efektif dan efisien. Salah satu analisis yang
cukup populer di kalangan pelaku organisasi adalah Analisis SWOT.

Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk


mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities),
dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor
itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities,
treatment).

I.2 Rumusan Masalah

Bagaimana Analisa SWOT di Ruang Anggrek RSU Anwar Medika Sidoarjo ?


I.3 Tujuan

Untuk mengetahui bagaimana Analisa SWOT di Ruang Anggrek RSU Anwar


Medika Sidoarjo.

I.4 Manfaat

Adapun manfaat dari pembuatan laporan ini adalah agar mampu memahami masalah
manajemen secara jelas dan spesifik mempermudah penentuan prioritas, mempermudah
penentuan alternatif pemecahan masalah.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I.1 Konsep Dasar Analisi SWOT

I.1.1 Definisi
Analisis SWOT merupakan salah satu alat yang paling murah dan mudah
dilakukan oleh organisasi untuk mengetahui posisi organisasi. Analisis SWOT
juga dapat dilakukan untuk identifikasi individu agar mampu membuat rencana
strategi yang baik sehingga tujuan hidup dapat tercapai.

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor untuk merumuskan strategi


perusahan/organisasi. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (strengts) dan peluang (opportunities), namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknes) dan ancaman (threats).
Keputusan strategis perusahan/organisasi perlu pertimbangan faktor internal yang
mencakup kekuatan dan kelemahan maupun faktor eksternal yang mencakup
peluang dan ancaman. Oleh karena itu perlu adanya pertimbangan-pertimbangan
penting untuk analisis swot.

Adapun pertanyaan-pertanyaan yang dapat dijawab oleh analisa SWOT yaitu


sebagai berikut:

1. Strengths/ kekuatan
a. Apa keuntungan yang dimiliki oleh institusi anda?
b. Kemampuan apa yang bisa dilakukan oleh institusi lebih baik
dari pada yang bisa dilakukan oleh institusi lain?
c. Sumber daya unik atau berbiaya apa yang institusi atau yang
anda miliki dan institusi lain tidak punya?
d. Apa yang orang lihat dalam pasaran dan sebagai kekuatan
anda?
e. Faktor apa saja yang membuatan dan bisa mencapai penjualan
produk yang tinggi selama ini?
2. Weakness/kelemahan
a. Apa yang sebenarnya bisa anda tingkatkan?
b. Apa yang seharusnya bisa anda hindari?
c. Apa yang dilihat oleh orang-orang dipasar anda sebagai
kelemahan anda?
d. Faktor apa saja yang membuat penjualan anda lebih rendah dari
orang lain?
3. Opportunities/ Peluang
a. Apa peluang bagus yang sedang anda hadapi saat ini?
b. Trend menarik apa yang sedang menjadi perhatian anda saat
ini?
4. Threats/ Ancaman
a. Apa rintangan yang anda hadapi ?
b. Apa yang dilakukan oleh kompetitor anda yang seharusnya
membuat anda khawatir?
c. Apakah spesifikasi yang dibutuhkan dalam pekerjaan, produk,
atau pelayanan anda telah berubah?
d. Apakah perkembangan teknologi mengancam keberadaan anda?
e. Apakah anda memiliki masalah dengan cash-flow finansial
anda?
f. Apakah ada kelemahan anda yang benar-benar bisa berubah
menjadi ancaman bagi anda?

I.1.2 Strategi SWOT


Para analisis SWOT memberikanin formasi untuk membantu dalam hal
mencocokan perusahaan sumber daya dan kemampuan untuk menganalisa
kompetitif lingkungan di mana bidang perusahaan itu bergerak. Informasi
tersebut dibuat berdasarkan perumusan strategi dan seleksi yaitu:

1. Kekuatan/Strength
Sebuah kekuatan perusahaan adalah sumber daya dan kemampuan
yang dapat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan
competitive advantage.
2. Kelemahan / Weakness
Kelemahan adalah sesuatu yang menyebabkan satu Rumah Sakit
bersaing dengan Rumah Sakit lain.
3. Peluang / Opportunities
Analisis lingkungan eksternal dapat membuahkan peluang baru bagi
sebuah Rumah Sakit untuk meraih keuntungan dan pertumbuhan.
4. Ancaman / Threat
Perubahan dalam lingkungan eksternal juga dapat menghadirkan
ancaman bagi Rumah Sakit.

Sebuah Rumah sakit tidak selalu harus mengejar peluang yang menguntungkan
karena dengan mengembangkan competitive advantage, ada kesempatan yang lebih baik
untuk meraih kesuksesan dengan cara mengidentifikasi sebuah kekuatan dan kesempatan
mendatang. Dalam beberapa kasus, perusahaan dapat mengatasi kelemahannya dengan cara
mempersiapkan diri untuk meraih kesempatan yang pasti. Untuk mengembangkan strategi
yang mempertimbangkan profil SWOT,SWOT matriks (juga dikenal sebagai TOWS Matrix)
ditunjukkan pada Gambar

Keterangan :

1. S-O Strategi : mengejar peluang yang sesuai dengan kekuatan.


2. W-O strategi : mengatasi kelemahan untuk meraih peluang.
3. S-T Strategi : mengidentifikasi cara untuk Rumah Sakit dapat menggunakan
kekuatan untuk mengurangi ancaman luar.
4. W-T strategi : membuat rencana pencegahan ancaman luar karena kelemahan dari
Rumah Sakit
I.1.3 Langkah-langkah Analisa SWOT
Adapun langkah-langkah dalam menganalisa SWOT adalah sebagai berikut :

1. Identifikasi kelemahan dan ancaman yang mendesak


2. Indentifikasi kekuatan dan peluang yang relevan
3. Masukkan kelemahan serta ancaman dan kekuatan serta peluang dalam pola
analisis
4. Perumusan strategi penanganan kelemahan dan ancaman
5. Skala prioritas penanganan

I.1.4 Saran untuk melakukan analisis SWOT yaitu:


1. Langkah 1: Identifikasi kelemahan dan ancaman yang paling urgent untuk diatasi
secara umum pada semua komponen.
2. Langkah 2: Identifikasi kekuatan dan peluang yang diperkirakan cocok untuk
upaya mengatasi kelemahan dan ancaman yang telah diidentifikasi terlebih
dahulu pada langkah 1.
3. Langkah 3: Masukkan butir-butir hasil identifikasi (Langkah 1 dan langkah 2)
kedalam bagan deskripsi SWOT. Langkah ini dapat dilakukan secara keseluruhan
atau jika terlalu banyak, dapat dipilah menjadi analisis SWOT untuk komponen
masukkan, proses, dan keluaran.
4. Langkah 4: Rumuskan strategi atau strategi-strategi yang dapat direkomendasikan
untuk menangani kelemahan dan ancaman, termasuk pemecahan masalah,
perbaikan, dan pengembangan lebih lanjut.
5. Langkah 5: Tentukan prioritas penanganan kelemahan dan ancaman itu, dan
susunlah suatu rencana tindakan untuk melaksanakan program
penangananLangkah 4: Rumuskan strategi atau strategi-strategi yang dapat
direkomendasikan untuk menangani kelemahan dan ancaman, termasuk
pemecahan masalah, perbaikan, dan pengembangan lebih lanjut.

I.2 Konsep dasar Rumah Sakit

I.2.1 Definisi Rumah Sakit


Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
340/MENKES/PER/III/2010 adalah: “Rumah sakit adalah institusi pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat
darurat”. Pengertian mengenai rumah sakit dinyatakan juga pada Pasal 1 ayat (1)
PerMenKes RI No.159 Tahun 1988 Tentang Rumah Sakit. “Rumah Sakit adalah
sarana kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan serta
dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian”. Dalam
KepMenKes No.582 Tahun 1997 Tentang Pola Tarip Rumah Sakit Pemerintah
pengertian rumah sakit adalah”Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara merata dengan mengutamakan
upaya penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara
serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit
dalam suatu tatanan rujukan serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga
penelitian.”

Berdasarkan pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa suatu hal


yang penting bagi Rumah Sakit untuk menetapkan standar medis, yang harus
diperhatikan oleh staf Rumah Sakit sebagai suatu kode etik, dan perlu
mentaatinya sebagai paduan prinsip-prinsip perawatan medik. Hal inilah yang
sekaligus memberikan penjelasan mengapa Rumah Sakit berbeda sifatnya dengan
pelayanan publik yang lainnya dimana Rumah Sakit harus memperhatikan kode
etik Rumah Sakit dan juga kode etik profesi.

I.2.2 Tugas dan fungsi RS


Tugas Tugas Rumah Sakit rumusan yuridisnya dapat dilihat pada ketentuan
pasal 1 butir 1 Undang – Undang Rumah Sakit. Ketentuan ini disamping
mengandung pengertian tentang Rumah Sakit, memuat pula rumusan tentang
tugas Rumah Sakit serta ruang lingkup pelayanannya. Seperti disebutkan pada
pasal ini, bahwa: “Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang tugas
pokoknya adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang meyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat”.
Pasal 4 Undang Undang No 44 tahun 2009 Tentang Rumah Sakit menjelaskan
Rumah Sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan
secara paripurna.Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4,
Rumah Sakit mempunyai fungsi:

1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai


dengan standar pelayanan rumah sakit.
2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.
3. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam
rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan, dan
4. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi
bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan
memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

Pengaturan tugas dan fungsi Rumah Sakit yang terkait dengan banyaknya
persyaratan yang harus dipenui dalam pendirian Rumah Sakit merupakan salah
satu bentuk pengawasan preventif terhadap Rumah Sakit. Di samping itu
penetapan sanksi yang sangat berat merupakan bentuk pengawasan represifnya.
Pengaturan tersebut sebenaranya dilatarbelakangi oleh aspek pelayanan kesehatan
sebagai suatu hal yang menyangkut hajat hidup sangat penting bagi
masyarakat.Pengaturan tentang peran dan fungsi Rumah Sakit sebelumnya
meliputi hal-hal berikut ini:

1. Menyediakan dan menyelenggarakan :

a. Pelayanan medik

b. Pelayanan penunjang medik

c. Pelayanan perawat

d. Pelayanan Rehabilitas

e. Pencegahan dan peningkatan kesehatan

2. Sebagai tempat pendidikan dan atau latihan tenaga medik atau tenaga
paramedik.

3. Sebagai tempat penelitian dan pengembngan lmu dan teknologi bidang


kesehatan
BAB II
PROFIL RSU ANWAR MEDIKA SIDOARJO

II.1 Karakteristik RSU Anwar Medika


Pada tahun 1990 RSU Anwar Medika mulai dirintis dari praktek perorangan oleh
dokter H. Agus Fachrudin Farid, dengan ijin tempat praktek Nomor SIP :
104/DU/16/1992 yang diberikan oleh Kantor Departemen Kesehatan Sidoarjo pada tahun
1992.

Atas dukungan keluarga dan Yayasan Rumah Sakit anwar Medika, pada tahun 1996
dokter H. Agus Fachrudin Farid mempersiapkan sarana dan prasarana serta persyaratan
untuk mengajukan ijin operasional balai pengobatan dan rumah bersalin ke Kanwil
Depkes Provinsi Jawa Timur. Upaya dan permohonan tersebut membuahkan hasil
dengan diberikannya ijin operasional Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin Anwar
Medika Nomor : 648/Kanwil/SK/Regdit-2/XII/1996 dan Nomor 649/Kanwil/SK/Regdit-
2/XII/1996 pada tanggal 31 Desember 1996.

Mengingat jasa pelayanan yang diberikan Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin
Anwar Medika makin diminati oleh masyarakat luas, memberikan motivasi kepada
Yayasan Rumah Sakit Anwar Medika dan dokter H. Agus Fachrudi Farid selaku
pimpinan Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin Anwar Medika pada saat itu untuk
meningkatkan status pelayanan menjadi rumah sakit umum. Motivasi tersebut
ditindaklanjuti oleh Yayasan Rumah Sakit Anwar Medika secara mandiri. Dan akhirnya
berkat rahmat Allah SWT, Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin Anwar Medika telah
beralih fungsi dan status pelayanannya menjadi rumah sakit umum tipe C / Pratama Plus
pada tanggal 12 April 2001.

Lokasi RSU Anwar Medika terletak di Dusun Semawut Desa Balongbendo


Kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo ± 300 meter dari By Pass Krian –
Balongbendo. Luas lahan RSU Anwar Medika 1.648 m², sedang kepemilikan / yang
menaungi RSU Anwar Medika adalah Yayasan Rumah Sakit Anwar Medika. Visi dan
Misi RSU Anwar Medika.

Visi: Terwujudnya pusat rujukan kesehatan bagi masyarakat sidoarjo dan sekitarnya
Misi:

1 Memberikan pelayanan kesehatan yang lengkap dan terjangkau


2 Memberikan pelayanan yang cepat aman dan ramah
3 Meningkatkan kompetensi sumberdaya insani secara optimal
4 Meningkatkan kemitraan yang harmonis

Motto: kepuasan pelanggan adalah kebahagiaan kami

Tujuan strategis:

1 Terciptanya rumah sakit sebagai pilihan utama


2 Terciptanya kepuasan pelanggan
3 Terciptanya sumberdaya insani yang kompeten
4 Terciptanya pelayanan yang paripurna
II.2 Alur Pasien Masuk Dan Keluar

Pasien masuk rawat inap melalui poli/UGD Pasien Rawat Inap Pasien Sembuh

Dokter ACC
Keluar RS

Perawat menjelaskan bahwa pasien di bolehkan pulang dan dalam jangka waktu 1jam pasie

Pengembalian dan pengambilan obat ke apotik


Pengecekan status

entang obat-obat yang diminum oleh pasien dan hasil-hasil pemeriksaan selama pasien di rawat, surat kotrol dll

Status di berikan ke bagian administrasi (diproses)

Administrasi siap diselesaikan oleh keluarga/pasien

Pasien keluar RS
II.3 manajemen Unit
STRUKTUR ORGANISASI RUANG ANGGREK

Kepala Ruangan
Ratna Dewi, Amd. Kep

Perawat PJ Perawat PJ Perawat PJ


Mita Miforotin, Amd. Kep Kurniawan Widi Amd.Kep. Hanif Ancahyani, Amd. Kep

Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana


Fenny Oktriani, Amd. Kep Chamila, Amd. Kep Miftahul Abidin, S. Kep. Ns

Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana


Farida, S. Kep. Ns Silvi Amd. Kep

Pasien Pasien Pasien


BAB III
PEMBAHASAN

III.1 Pengkajian Lima Unsur

III.1.1 M1 (MAN)
1. Daftar Nama Tenaga Keperawatan Anggrek

NO NAMA TINGKAT MASA STATUS JABATAN PELATIHAN


PENDIDIKAN KERJA PEGAWAIAN SAAT INI
1. Ratna Dewi Amd. Kep. 8 tahun Pegawai Tetap Kepala BTCLS
Ruang
Anggrek
2 Mita Amd. Kep 8 Tahun Pegawai Tetap Perawat BTCLS
Miforotin Penanggung
Jawab
3 Kurniawan Amd.Kep 6 Tahun Pegawai Tetap Perawat BTCLS
Widi penanggung
jawab
4 Hanif Amd. Kep 5 tahun Pegawai Tetap Perawat BTCLS
Ancahyani penanggung
jawab
5 Fenny Amd. Kep 1 tahun Pegawai kontrak Perawat BTCLS
Oktriani pelaksana
6 Chamila Amd. Kep 1 tahun Pegawai kontrak Perawat BTCLS
pelaksana
7 Miftakhul Amd. Kep 6 bulan Pegawai kontrak Perawat BTCLS
Abidin pelaksana
8 Farida S.Kep.,Ns 3 tahun Pegawai tetap Perawat BTCLS
pelaksana
9 Silvi Amd. kep 1 minggu Pegawai kontrak Perawat BTCLS
pelaksana

2. Jumlah Tenaga Kerja di Ruang Anggrek


N KUALIFIKASI JUMLAH MASA STATUS
O KERJA KEPEGAWAIAN
1 S1 Keperawatam 1 perawat > 2 tahun 1.Pegawai Orientasi
2 D3 keperawatan 8 perawat < 1 tahun, 4 pegawai tetap
> 2 tahun 4 pegawai kontrak
TOTAL 9 Perawat
3. Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan tenaga perawat 2020

a. Metode Douglas

Bagi pasien rawat inap, standart waktu pelayanan pasien


antaralain :
a) perawatan minimal memerlukan waktu : 1-2 jam/ 24 jam
b) Perawatan intermediet memerlukan waktu 3-4 jam/24 jam
c) Perawatan maksimal/total memerlukan waktu 5-6 jam/24 jam
b. Penerapan sistem klasifikasi dengan 3 kategori tersebut adalah :
1. Kategori 1 : self care/perawatan mandiri
Kegiatan sehari-hari dapat dilakukan sendiri, penampilan
secara umum baik, tidak ada reaksi emosional, pasien
memerlukan orientasi waktu, tempat dan pergantian shift,
tindakan pengobatan biasanya ringan dan simple.
2. Kategori II : Intermediet care/ perawatan sedang
Kegiatan sehari-hari untuk makan dibantu, mengatur posisi
waktu makan, memberikan dorongan agar mau makan, eliminasi
dan kebutuhan diri juga dibantu atau menyiapkan alat untuk ke
kamar mandi. Penampilan pasien sakit sedang, tindakan
perawatan pada pasien ini monitor tanda-tanda vital, periksa
urine reduksi, fungsi fisiologis, status emosional, kelancaran
drainage atau infus. Pasien memerlukan bantuan pendidikan
kesehatan untuk supportemosi 5-10 menit/shift atau 30-60
menit/shift dengan observasi efek obat atau reaksi alergi
3. kategori III : Intensive Care/ perawatan Total
Kebutuhan sehari-hari tidak bisa dilaksanakan sendiri, semua
dibantu oleh perawat penampian sakit berat, pasien memerlukan
observasi terus-menerus.

Douglas menetapkan jumlah perawat yang dibutuhkan dalam suatu unit perawatan
berdasarkan klasifikasi pasien, dimana masing-masing kategori mempunyai nilai standart per
shift. Data nilai standart jumlah perawat per shift berdasakan klasifikasi pasien.

Jumlah Klasifikasi Pasien


Pasien Minimal Parsial Total
1. 0.17 0.14 0.10 0.27 0.15 0.07 0.36 0.30 0.20
2. 0.34 0.28 0.20 0.54 0.30 0.14 0.72 0.60 0.40
3. 0.51 0.42 0.30 0.81 0.45 0.21 1.08 0.90 0.60
Dst.

BOR di Ruang Anggrek RSU Anwar Medika dari hasil pengkajian adalah sebagai berikut :

BOR pasien di Ruang Anggrek dari tanggal 06 Januari 2020 sampai dengan tanggal
10 Januari 2020

Bed
No. Pengkajian Hari/tanggal Pukul BOR
Terisi
1. 6 Januari 2020 09.00 17 17/31 x 100% = 54%

2. 7 januari 2020 09.00 17 17/31 x 100 % = 54%

3. 8 januari 2020 09.00 18 18/31 x 100% = 58%


4. 9 Januari 2020 09.00 17 17/31 x 100% = 54%
5. 10 Januari 2020 09.00 18 18/31 x 100% = 58%
Rata-rata 55,6%

Dari hasil perhitungan BOR yang dilakukan di Ruang Anggrek dari tanggal 06 Januari
2020 sampai 11 Januari 2020 rata-rata BOR pasien adalah 55,6%

Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan tenaga perawat


Untuk menentukan tingkat ketergantungan pasien, kelompok menggunakan klasifikasi
dan kriteria tingkat ketergantungan pasien berdasarkan Orem, yaitu teori Self Care Deficit,
sedangkan untuk mengetahui kebutuhan tenaga perawat Ruang Anggrek RSU Anwar Medika
tanggal 06-11 Januari 2018.

Tanggal 6 januari 2020

Rata-rata
Pasie
No. Klasifikasi jam Jumlah
n
perawatan
1. Bedah 1 4 4
2. Interna 7 3.5 24,5
3. Cardio 1 10 10
4. Neuro 2 10 20
5. Paru 1 3,5 3,5
6. Anak 2 4.5 9
Jumlah 14 71

ANALISA HASIL
Jumlah tenaga perawat 10 perawat
Loss Day 2,7
Non Nursing job 3,1
Tenaga yang dibutuhkan 16 perawat

Tanggal 7 januari 2020

Rata-rata
No
Klasifikasi Pasien jam Jumlah
.
perawatan
1. Bedah 1 4 4
2. Interna 8 3.5 28
3. Cardio 2 10 20
4. Neuro 2 10 20
5. Paru 1 3,5 3,5
6. Anak 3 4.5 13,5
7. Orthopedi - - -
Jumlah 17 89

ANALISA HASIL
Jumlah tenaga perawat 12 Perawat
Loss Day 3,5
Non Nursing job 4,1
Tenaga yang dibutuhkan 21 Perawat

Tanggal 8 januari 2020

Rata-rata
No. Klasifikasi Pasien jam Jumlah
perawatan
1. Bedah 3 4 12
2. Interna 5 3.5 17,5
3. Cardio 1 10 10
N 1
P 7
A 2
J 8 ANALISA HASIL
Jumlah tenaga perawat 12 perawat
Loss Day 3,24
Tanggal 9 Non Nursing job 3,7
Tenaga yang dibutuhkan 20 perawat
januari 2020

Rata-rata
No. Klasifikasi Pasien jam Jumlah
perawatan
1. Bedah 2 4 8
2. Interna 4 3.5 14
3. Cardio 1 10 10
4. Neuro 2 10 20
5. Paru 1 3,5 3,5
6. Anak 4 4.5 18
Jumlah 14 73,5

ANALISA HASIL
Jumlah tenaga perawat 10 perawat
Loss Day 2,7
Non Nursing job 3,1
Tenaga yang dibutuhkan 16 perawat

Tanggal 10 januari 2020

Rata-rata
No. Klasifikasi Pasien jam Jumlah
perawatan
1. Bedah 1 4 4
2. Interna 4 3.5 14
3. Cardio 3 10 30
4. Neuro 2 10 20
5. Paru - 3,5 -
6. Anak 6 4.5 27
7. Orthopedi 2 4 8
Jumlah 18 103
ANALISA HASIL
Jumlah tenaga perawat 15
Loss Day 4,05
Non Nursing job 4,7
Tenaga yang dibutuhkan 24
Jumlah Kebutuhan Tenaga Fakta yang ada jumlah
No. Tanggal
Perawat tenaga perawat
1. 06 Januari 2020 16 perawat 9 perawat
2. 07 Januari 2020 21 perawat 9 perawat
3. 08 Januari 2020 19 perawat 9 perawat
4. 09 Januari 2020 16 Perawat 9 perawat
5. 10 Januari 2020 24 Perawat 9 perawat
TOTAL

BOR HARIAN RUANGAN ANGGREK, 06 JANUARI 2020 – 10 JANUARI 2020

BOR = jumlah hari perawatan x 100%


Jumlah TT x periode

Pasien yang dirawat tgl 6 Jan = 17 pasien; 7 Jan 17 pasien; 8 Jan 18 pasien; 9 Jan 17
pasien; 10 Jan 18 pasien. Maka Jumlah Hari Perawatan dari tanggal 6 – 10 Januari adalah 87.
Selama 5 hari (periode)

Jumlah Tempat Tidur = Banyaknya tempat tidur yang ada/yang beroprasional di rumah sakit
(18 TT)

BOR = 87 x 100%
18 x 5
= 87 x 100%
90
= 93%
III.1.2 M2 (MATHERIAL)

A. Bangunan
Praktik manajemen keperawatan pada mahasiswa Stikes Bina Sehat
PPNI Mojokerto bertempat di ruang anggrek RSU Anwar Medika Sidoarjo.
Pengkajian data awal dilakukan pada tanggal 06 januari-11 januari 2020.
Data-data yang diperoleh antara lain :

a. Lokasi dan Denah Ruang Anggrek RSU Anwar Medika


Ruang Anggrek RSU Anwar Medika adalah ruang perawatan
kelas 1 terdapat 2 ruangan dengan kapasitas 1 pasien, sedangkan kelas
2 terdapat 8 ruangan dengan kapasitas 2 pasien. Lokasi penerapan
proses manajerial keperawatan yang digunakan dalam kegiatan praktik
manajemen keprawatan RSU Anwar Medika sebagai berikut :

Lokasi ruang Anggrek RSU Anwar Medika :


a. Sebelah timur berbatasan dengan VK dan radiologi
b. Sebelah barat berbatasan dengan taman
c. Sebelah utara berbatasan dengan IGD dan Lab
d. Sebelah selatan berbatasan dengan setase
b. Denah Ruangan
Terlampir
B. Sarana dan prasarana

No Nama alat Standart / rasio Jumlah


1. Bedsite monitor/bedpatient  18
2. Defibrilator  -
3. Ekg 12 channels  -
4. Ekg 6 channels  -
5. Troly emergency  1
6. ENT Exminationset  -
7. Film viewers  1
8. Infusion pump  -
9. Lampu periksa  1
10. Matras dekubitus  1
11. Minor surgery set  2
12. Nebullizer  2
13. Penlight  1
14. Pulse oximeter  1
15. Stetoskop  4
16. Suction  1
17. Syringe pump  1
18. Bed patient elektrict  -
19. Bed patient manual  18
20. Sphygmomanometer Aneroid  3
21. Sphygmomanometer digital  1
22. Termometer digital  2
23. Timbangan pasien  -
24 Lemari es  1
25 Tong sampah non medis  11
26 Tong sampah medis  3
27 Tong sampah botol infus&  1
ampul
28 Bak injeksi  18
29 Senter  2
30 Tabung O2  1
31 Lemari kaca  1
32 Lemari kayu  1
33 Telepon  1
34 Komputer  2
35 APAR  1
36 Lemari obat  1
37 Standart infus  18
38 Troli injeksi  2
39 Troli rawat luka  1
40 Ambubag  1
41 Manometer O2 lengkap  18
42 TV  7
43 AC  10
44 Kursi Tunggu  10
45 Rak Sandal  10
46 Kursi Roda  1
47 O2 Transport  1
48 Papan datar jaga  1
49 Al Qur’an  10
50 Bel Pasien  10
51 Lemari pasien  18
52 Handrub  26
53 Box Transport  2
54 Box Emergency  1
55 Wastafel  11
56 Box Infus  1
57 Pijakan kaki  10

C. Fasilitas obat dan alat emergency


No Inventaris Obat Jumlah Keterangan
persediaan
1 Phenytoin Inj 1 1
2 Ephineprin Inj - 1
3 Stesolid / Valisanbe Inj 1 1
4 Atropin Sulfat Inj 1 1
5 Farbivent Neb - 1
6 Diphenhidrame Inj - 1
7 Ketorolac Inj 1 1
8 Rativol Inj 1 1
9 Norephineprin Inj 1 1
10 Dexamethason Inj 1 1
11 Furosemid Inj 1 1
12 N Epi Inj 1 1
13 Calcii Gluconas Inj 1 1
14 Lidocain Inj 1 1
15 Indo Inj - 1

Tabel Sarana yang terdapat di Ruang Anggrek sesuai dengan Pedoman Teknis Sarana
dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C Menurut

Departemen Kesehatan RI Tahun 2016

Kondisi di
No Sarana Standar Depkes Keterangan
Ruangan
1. Ruang Perawatan Kebutuhan ruang 1 Luas 1 ruangan Di ruang Anggrek kelas
TT minimal 7,2 m2. kelas I  5x5m I terdapat 1 TT dan kelas
Luas 1 ruang II terdapat 2 TT
Kelas I terdapat 1 TT kelas II 
dan kelas II terdapat 5x5m
2 TT 1 TT  6 m2
2. Nurse Station 1 nurse station untuk 1 nurse station Di ruang Anggrek ada
melayani maksimum melayani 18 perputaran pasien
25 TT TT sehingga tidak setiap
hari pasien penuh 18
pasien
3. Ruang Konsultasi Ada Ada Jadi satu dengan nurse
station
4. Ruang Tindakan Ada Tidak ada Di ruang Anggrek tidak
ada ruang tindakan
khusus
5. Ruang Administrasi Ada Gabung Gabung dengan nurse
dengan nurse station
station
6. Ruang kepala Ada Ada Didepan nurse station
ruangan rawat inap
7. Ruang linen bersih Ada Lemari linen -
bersih gabung
dengan ruang
kepala ruangan
rawat inap
anggrek
8. Ruang linen kotor Ada Tidak ada Linen kotor ditampung
didalam bak tertutup dan
diserahkan ke laundry

9. Gudang kotor/ spool Ada Ada Berada di sebelah ruang


hoek anggrek 10
10. KM/WC Luas setiap KM/WC  luas setiap Menurut Depkes RI 1
2-3 m2 KM/WC 2x1 KM/WC digunakan 1
m kamar perawatan,
sedangkan diruang
Anggrek untuk kelas I
per ruangan terdapat 1
KM/WC, Kelas II per
ruangan terdapat 1
KM/WC digunakan
untuk 2 pasien, untuk
KM/WC perawat hanya
ada 1 untuk 9 perawat
dan khusus untuk
KM/WC Perawat

D. Alat Tenun

Ratio/ Kondisi di Ruang Keteranga


No Nama Barang
Alat Anggrek n
1.
Gorden  -
2.
Sprei besar  -
3.
Manset dewasa  -
4. Seluruh alat tenun yang
Selimut biasa  -
terdapat diruang rawat
5.
Selimut anak  inap dikelola langsung -

Sprei kecil  oleh petugas bagian -


6. laundry
7.
Sarung bantal  -
8
Baju OK 
9.
Stik laken  -
E. Fasilitas Petugas Kesehatan
a. Ruang kepala ruangan
b. Nurse station
c. Ruang ganti dan tempat sholat
d. Kamar mandi
e. Telepon ruangan
f. Kipas angin
g. Komputer
F. Administrasi Penunjang
a. Rekam medik atau status pasien (lembar penerimaan pasien baru, lembar
identitas, lembar pengkajian, laporan tindakan dan lembar observasi
harian) :
Þ RM 1 : Ringkasan Pulang (Discharge Summary)
Þ RM 2 : Surat Pernyataan Umum Saat MRS
Þ RM 3 : Pelepasan Informasi Pasien
Þ RM 4 : Ringkasan Keluar Masuk
Þ RM 5 : Serah Terima Pasien
Þ RM 6 : Triase Pengkajian IGD
Þ RM 7 : Formulir Observasi IGD
Þ RM 8 : Asesmen awal pasien rawat inap
Þ RM 9 : Penilaian Tingkat Nyeri
Þ RM 10 : Discharge Planning
Þ RM 11 : Assesmen awal dokter
Þ RM 12 : Formulir Pemberian Edukasi
Þ RM 13 : Surat Permintaan Konsultasi
Þ RM 14 : Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi
Þ RM 15 : Catatan Perkembangan Keperawatan (SOAP)
b. Buku register dan sensus pasien rawat inap
c. Dokumen inventarisasi sarana dan prasarana ruangan
d. Buku visite dokter spesialis
e. Buku resep
f. Buku rapat
g. Buku bon umum dan logistik
h. Lembar diagnosa keperawatan
i. Berbagai macam lembar persetujuan medis dan penolakan medis
j. Buku laporan jaga shif
k. Buku observasi suhu kulkas
l. Buku dokumentasi obat emergency
m. Sistem informasi Manajemen (SIM)
G. Pengelolah Sampah
Tempat sampah telah dibedakan antara limbah sampah medis , sampah
non medis, sampah botol infus, sampah vial dan ampul, sampah spuit (safety
box).
H. Alur Pengelolahan Sampah/Limbah

SAMPAH MEDIS RUANGAN DI

BUANG DIPLASTIK BERWARNA

KUNING PLASTIK
DAN NONKUNING
MEDIS DI PLASTIK
DIAMBIL

PETUGAS SAMPAH DENGAN

PENGAMBILAN 2X PAGI DAN

SORE

DIKUMPULKAN DI TPS B3 DI

SEBELAH INSTALASI FORENSIK

DEKAT MASJID
DIKUMPULKAN DI TPS B3 DISEBELAH

INSTALASI FORENSIK DEKAT MASJID

DI KUMPULKAN DAN DITIMBANG

OLEH PETUGAS SAMPAH

SAMPAH MEDIS DIKELOMPOKKAN

BERDASARKAN JENIS YAITU VIAL,

SPUIT, AMPUL
Kesimpulan :

Dalam lokasi dan denah ruang serta kapasitas tempat tidur Ruang anggrek RSU
Anwar Medika jika dibandingkan dengan standar sarana dan prasarana rumah sakit tipe C
menurut Departemen Kesehatan RI yaitu :

1. Kapasitas tempat tidur pasien kelas I dan kelas II sudah memenuhi standar yaitu kelas I
terdapat 1 tempat tidur per ruang dan kelas II terdapat 2 tempat tidur per ruang.
2. Ruang Anggrek RSU Anwar Medika memiliki 1 nurse station untuk 18 tempat tidur,
sedangkan menurut standar Departemen Kesehatan RI, 1 nurse station melayani
maksimal 25 tempat tidur.
3. Ruang Anggrek RSU Anwar Medika tidak memiliki ruang tindakan, sedangkan menurut
standar Departemen Kesehatan RI tiap ruang rawat inap memiliki ruang tindakan.
4. Pada sarana prasarana ruang anggrek tidak memiliki EKG 12 channels dan 6 channels
5. Pada pengelolaan sampah sudah sesuai standart pengelolaan baik sampah medis, non
medis, ampul dan botol infuse

III.2 M3 (METHODE)

III.2.1 M3 (Methode)

1. Penerapan Model Asuhan Keperawatan Profesional


a. wawancara
Dari hasil yang telah dilakukan pada tanggal 07 Januari 2020
dengan pembimbing ruangan Anggrek didapatkan bahwa jenis model
asuhan keperawatan (MAKP) yang digunakan di ruangan Anggrek
adalah MAKP Tim. Dimana, masing-masing tim dalam 1 shift terdiri
dari 2 perawat diantaranya 1 perawat penanggung jawab yang sudah
berpengalaman dan membawahi 1 perawat assosiate atau perawat
pelaksana. Dalam metode tim ini 1 perawat memegang 9 pasien.
( RSU.Anwar Medika, 2020 )

b. Observasi
Dari hasil observasi yang telah dilakukan pada tanggal 06 januari 2020
sampai tanggal 11 januari 2020, di dapatkan bahwa MAKP tim
memfokuskan pada kerja perawat lebih produktif melalui kerja sama dari
berkomunikasi dalam kelompok dan memberikan asuhan keperawatan
terhadap sekelompok pasien..( RSU.Anwar Medika, 2020 )
2. Timbang terima
a. Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara yang telah di lakukan pada tanggal 07
januari 2020 dengan pembimbing ruangan, didapatkan bahwa kegiatan
timbang terima dilakukan dengan menggunakan metode bed side hand
over dilaksanakan setiap pergantian shift pagi ke sore, sore ke malam,
dan malam ke pagi, dan dalam tahap persiapan di lakukan di nurse
station, dimana penanggung jawab shift menyampaikan timbang terima
kepada penanggung jawab shift berikutnya, mengenai hal-hal yang perlu
disampaikan diantaranya yaitu jumlah pasien, no registrasi medis,
diagnosa medis, keluhan klien berupa data subjektif dan objektif,
masalah keperawatan yang masih muncul, intervensi keperawatan yang
sudah dan belum dilaksanakan, terapi yang sudah di lakukan dana belum
dilakukan, hasil laborat. Timbang terima menggunakan status pasien..
( RSU.Anwar Medika, 2020 )
b. Observasi
Timbang terima di ruagan Anggrek RSU Anwar Medika Sidoarjo,
timbang terima di laksanakan setiap pergantian shift, yaitu dari shift pagi
ke siang di pimpin oleh kepala ruangan, siang ke malam di pimpin oleh PJ
shift, malam ke pagi dipimpin oleh PJ shift malam. Timbang terima di
lakukan di nurse station dengan perawat yang sudah shift memberikan
penjelasan tentang apa saja yang sudah di lakukan dan rencana untuk
klien, peraat yang akan shift mencatat di buku pleaning setelah adanya
penjelasan antar perawat, timbang terima di lanjutkan keliling ke pasien
dan memperkenalkan perawat jaga shift selanjutnya. Perawat pelaksana
timbang terima mengetahui hal-hal perinsip teknik penyampaian timbang
terima ketika di depan klien yang meliputi : penggunaan volume suara
yang cukup sehingga tidak mengganggu klien di sebelahnya, sesuatu yang
di anggap rahasia di sampaikan dengan bahasa medis dan lain-lain,saat
keliling operan jaga tidak hanya memperkenalkan nama perawat jaga
selanjutnya tapi juga memberikan sentuhan misal menanyakan sudah
makan dan keadaan yang dirasakan sekarang memberikan sentuhan misal
menanyakan sudah makan..( RSU.Anwar Medika, 2020 )

Alur Pelaksanaan Timbang Terima

Timbang terima di lakukan di nurse station

Adanya masalah baru, masalah teratasi sebagian, dan rencana terapi tambahan

Perawat mencatat buku operan

Perawat mendatangi ruangan pasien satu persatu

Perawat kembali ke nurse station

Alur Pelaksanaan Timbang Terima .( RSU.Anwar Medika, 2020 )

3. Ronde Keperawatan
a. Wawancara
Hasil wawancara pada tanggal 07 januari 2020 dengan kepala ruangan,
selama ini pernah dilakukan tapi jarang dan hanya dilakukan pada pasien
dengan komplikasi, pasien dengan penolakan tindakan maupun pasien yang
sudah lama perawatan..( RSU.Anwar Medika, 2020 )

b. Observasi
Hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 06 januari 2020 sampai
dengan 11 januari 2020 di ruang Anggrek bahwa ronde keperawatan
belum pernah dilakukan pada pasien yang ada diruang Anggrek
khususnya pasien dengan komplikasi penyakit maupun pasien yang sudah
lama perawatan dirumah sakit..( RSU.Anwar Medika, 2020 )

Kuosioner Ronde Keperawatan


Tanggal

No Langkah-Langkah 1 2 3

06/01/20 07/01/20 08/01/20 09/01/20 10/01/20

Persiapan :

1. Buku laporan shift


v v v v v
sebelumnya
2. Membaca laporan
v v v v v
shiftsebelumnya.
3. Shift yang akan
mengoperkan,
menyiapkan hal-hal v v v v v
yang akan di
sampaikan.
4. Shift yang akan
Menerima
membawa buku v v v v v
catatan operan /
catatan harian
5. Kedua kelompok
v v v v v
sudah siap.
Prosedur Pelaksanaan

1 Kepala ruang /
1 Ketua Tim memberi
salam (selamat
pagi/
v v v v v
assalamu’alaikum)
dan menyampaikan
akan segera di
lakukan operan.
2 Perkenalkan diri
2 dan perawat yang
v v v v v
akan bertugas
selanjutnya.
3 Kegiatan di mulai
3 denganmenyebut /
Mengidentifikasi
secara satu persatu
(berurutan tempat
tidur / kamar) :
 Identifikasi
4. Pengelolaan Obat
a. Wawancara
Hasil wawancara yang dilakukan dalam penerimaan Pasien baru di ruang
Anggrek RSAM Sistem Pengelolaan Obat adalah diserahkan kepada
perawat dan di taruh di lemari obat yang sudah di kasih barkode untuk
kotak obatnya kalau waktu injeksi akan di injeksikan perawatnya,
sebelumnya keluarga sudah di kasih tahu terlebih dahulu. Peresepan
dilakukan setiap hari. Informed Consent pada sentralisasi obat di ruangan
Anggrek tetap ada tapi hanya dengan verbal antara perawat dengan
keluarga. Informed Consent dilakukan pada saat obat yang mau
diberikan/di injeksikan pada pasien dan dijelaskan kepada keluarga bahwa
obat yang mau diinjeksikan obat yang dibeli tadi oleh keluarga dan hanya
berlaku pada sehari itu saja..( RSU.Anwar Medika, 2020 )
b. Observasi
Dari hasil observasi yang telah dilakukan pada tanggal 06 januari 2020
sampai dengan 11 januari 2020, didapatkan bahwa MAKP Fungsional
memfokuskan pada tindakan keperawatan yang sudah didistribusikan oleh
kepala ruangan. Hal ini dibuktikan dari seorang perawat bertanggung
jawab untuk pemberian obat-obatan, seorang yang lain untuk tindakan
perawatan luka, seorang lagi ditugaskan dalam penerimaan dan
pemulangan pasien dan tidak ada perawat yang bertanggung jawab penuh
untuk perawatan seorang pasien. ( RSU.Anwar Medika, 2020 )\

ALUR SENTRALISASI OBAT


Di resepi oleh dokter

Di berikan pada perawat


Perawat membawa resep ke apotek

otek (resep yang sudah masuk di apotek, semua obat di siapkan oleh apotek dalam pemberian perhari itu aja)

Lalu di berikan ke perawat

Obat ditaruh di lemari sentralisasi obat

Alur Sentralisasi Obat ( RSU.Anwar Medika, 2020 )

5. Supervisi
a. Wawancara
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada tanggal 07 januari 2020
bahwasannya kegiatan supervisi di ruang Anggrek RSAM pernah dilakukan
setelah diadakannya seminar dari STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto
tentang supervisi untuk tindakan keperawatan yang dilakukan perawat
pelaksana kepada klien di ruang Anggrek RSAM oleh kepala ruangan.
Supervisi yang dilakukan bersifat insidental (sewaktu-waktu dilakukan).
(RSU.AnwarMedika,2020)
b. Observasi
Dari hasil observasi yang dilakukan selama mahasiswa di ruangan
supervisi sudah dilaksanakan di ruang Anggrek pada semua pasien namun
hanya dilakukan oleh komite keperawatan. Metode supervisi dengan lisan
oleh perawat ataupun dokter dengan di lampirkan lembar supervisi. Proses
pelaksanaan supervisi di lakukan di nurse station. Format supervisi sudah ada
dengan isi sesuai dengan standart, meliputi identiras pasien, nama dokter,
fasilitas (AC, TV, Kamar mandi dll). Dalam supervisi, perawat tidak
melaksanakan secara terperinci hanya secara umum saja tentang fasilitas di
dalam ruangan.(RSU.AnwarMedika,2020)
6. Discharge Planning
a. Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara yang telah di lakukan pada tanggal 07
januari 2020 dengan kepala ruangan, didapatkan bahwa kegiatan discharge
planning sudah dilakukan di ruang Anggrek yaitu mulai dari pasien datang
ke ruangan sampai pasien akan di pulangkan. Pada fase awal telah di lakukan
orientasi terkait ruangan di Anggrek, fasilitas, kondisi klinis pasien,perawat
jaga ,serta dokter yang merawat. Pada fase pertengahan telah dilakukan
diskusi antara tim kolaborasi terkait kebutuhan pelayanan sehari hari seperti
diet dan teraphy yang di dapatkan oleh pasien. Pada fase akhir perawat
melakukan penjelasan tentang perawatan di rumah,obat yang di minum dan
penjelasan jadwal dan tempat kontrol.(RSU.AnwarMedika,2020)
b. Observasi
Dari hasil observasi yang di lakukian selama mahasiswa di ruangan
discharge planning sudah di lakukan oleh perawat di ruang Anggrek pada
semua pasien. Discharge planning dilakukan diawal pasien masuk, saat
perawatan (pertengahan), dan saat pasien akan pulang. Format discharge
planning sudah ada dengan isi sesuai dengan standart, meliputi identitas
pasien, tanggal MRS dan KRS, alasan di rawat, diagnosa MRS dan KRS
,prognosa ,sebab kematian ,temuan klinis,prosedur diagnostik yang di
lakukan ,terapi atau tindakan operasi yang di berikan ,obat yang dibawah
pulang,kondisi pasien saat pulang,aturan diet ,tanggal kontrol atau tempat
kontrol, dll. Dalam discharge planning, perawat ruangan belum menyediakan
leaflet yang mencakup tentang kasus pasien, namun tim gizi yang
memberikan dan menjelaskan leaflet tentang diet yang sesuai dengan kasus
penyakitnya dan leaflet tersebut bisa di bawah pulang untuk di pelajari.
Perawat menjelaskan tentang perawatan di rumah,obat yang di minum dan
penjelasan jadwal dan tempat kontrol.(RSU.AnwarMedika,2020)

Dari hasil pengkajian tanggal 6-08 januari 2020 dodapatkan data sebagai berikut :
Rata – rata discharge planning di ruang anggrek tanggal 6-8 januari 2020 :

NO Daftar Pertanyaan 06/01/2020 07/01/2020 08/01/2020


1. Nomor Register v v v
2. Nama Pasien v v v
3. Alamat v v v
4. Diagnosa Medis v v v
5. Tanggal MRS v v v
6. Tanggal KRS v v v
7. Status Pulang v v v
8. Rencana Kontrol v v v
9. Rencana Keperawatan v v v
selama dirumah
10. Aturan diet/nutrisi x x x
11. Obat-obatan yang diminum v v v
dan jumlahnya
12. Aktifitas dan istirahat x x x
13. Hasil pemeriksaan yang v v v
dibawa pulang
14. Lain-Lain x x x
Jumlah 11 10 11
Prosentase 76 %

Berdasarkan hasil observasi selama 3 hari, didapatkan 76 % pelaksanaan discharge


planning sesuai dengan depkes 2016, sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan
discharge planning sudah mkasimal dan perlu ditingkatkan lagi untuk mencapai pelayanan
keperawatan yang berkualitas. Poin yang banyak tidak tercapai, terutama untuk aturan
diet/nutrisi selama dirumah.

Kebutuhan catatan riwayat pasien dari awal masuk rumah sakit hingga menjelang
pulang, sedangkan untuk penyuluhan pada klien, merupakan peran serta dari nutrionist, yakni
memberikan anjuran makanan-makanan apa saja yang boleh dimakan dan harus dihindari
oleh klien, serta petugas farmasi untuk memberikan penjelasan terkait obat-obat yang
dikonsumsi oleh klien selanjutnya, saat klien sudah pulang.(RSU.AnwarMedika,2020)

7. Dokumentasi
a. Wawancara
Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan maupun perawat
pelaksana tanggal 07 januari 2020 didapatkan bahwa sistem
pendokumentasian yang ada di ruangan Anggrek adalah model
pendokumentasian SOR (Source Oriented Record).
(RSU.AnwarMedika,2020)

b. Observasi
Dari hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 06 janauri 2020 samapi
11 janauri 2020 menunjukkan bahwa sebagai berikut:
1) Pengkajian
Pengkajian keperawatan meliputi pemeriksaan fisik,
kondisi klien, keluhan utama tingkatnya kesadaran, tanda-
tanda vital, kemampuan pergerakan, sensori, keadaan kulit,
pemeriksaan penunjang (Sitorus, 2006). Dari hasil observasi
yang telah dilakukan pada 18 buku status pasien didapatkan
hasil dari 18 pengkajian pasien sudah terdokumentasi dengan
baik, format pengkajian mulai dari pemeriksaan fisik
persystem dan masalah yang muncul pada persystem sudah
diisi atau di dokumentasikan dengan baik, format pengkajian
yang digunakan menggunakan check list yang
memungkinkan perawat dapat melakukan pengkajian dengan
cepat. (RSU.AnwarMedika,2020)
2) Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan harus sesuai dengan kondisi
klien artinya terdapat keterkaitan antara diagnosis dan
pengkajian (Sitorus, 2006). Diagnosis keperawatn
berhubungan dengan penyebab kesenjangan dan pemenuhan
pasien. Komponen diagnosis keperawatan terdiri atas P-E-S
(Problem-Etiologi-Symptom) (Nursalam, 2008). Dari hasil
observasi yang telah dilakukan dari 18 buku status pasien di
dapatkan hasil 18 status pasien, diagnosa keperawatan sudah
sesuai dengan prioritas masalah pasien di sertai dengan data-
data penunjang untuk menegakkan satu diagnosa
keperawatan. (RSU.AnwarMedika, 2020)
3) Rencana Asuhan Keperawatan
Perencanaan disusun dan ditanda tangani oleh perawat
pelaksana (PP) yang bertanggung jawab kepada pasien.
Terdapat tujuan yang meliputi kriteria pencapaian tujuan.
Tindakan observasi keperawatan anatara lain : monitor tanda
vital dan mengukur jumlah pemasukan, tindakan terapi
keperawatan antara lain : mengubah posisi pasien, Anggrekh
nafas dalam dan batuk, meningkatkan koping pasien,
tindakan pendidikan kesehatan, tindakan kolaborasi, pelibatan
pasien dan keluarga (Sitorus, 2006). Dari hasil observasi yang
telah dilakukan dari 18 buku status pasien didapatkan hasil 10
dari 18 didapatkan bahwa perencanaan sudah dicantumkan /
dokumentasi oleh perawat pada semua status pasien sesuai
dengan prioritas masalah, mencakup tindakan observasi
keperawatan, tindakan mandiri keperawatan, tindakan
pendidikan kesehatan, kolaborasi dan tindakan yang
menggambarkan keterlibatan klien dan kriteria evaluasi
dalam lembar intervensi disertai juga tanda tangan perawat
yang melakukan intervensi keperawatan. (RSU
AnwarMedika, 2020)
4) Implementasi
Dalam implementasi keperawatan tindakan
keperawatan, terapi, pendidikan kesehatan, dan tindakan
kolaborasi di catatan dalam format implementasi.Serta
terdapat penilaian terhadap respon klien dari tiap-tiap
tindakan keperawatan (Sitorus,2006). Dari hasil observasi
yang telah dilakukan dari 18 buku status pasien didapatkan
hasil 10 dari 18 implementasi keperawatan dilaksanakan
sesuai perencanaan keperawatan dan didokumentasikan
dengan baik, namun tindakan mandiri perawat tidak
terdokumentasikan, lebih sering tindakan kolaborasi saja
yang terdokumentasikan. (RSU AnwarMedika, 2020)
5) Evaluasi
Dalam evaluasi SOAP ditulis setiap hari untuk setiap
masalah dan terdapat tanda atau pernyataan bahwa diagnosis
sudah teratasi atau belum teratasi (Sitorus, 2006). Dari hasil
observasi yang telah dilakukan dari 18 buku status pasien
didapatkan hasil yaitu evaluasi sesuai SOAP, untuk diagnosa
keperawatan yang sudah teratasi atau belum tertulis dalam
dokumentasi keperawatan. (RSU Anwar Medika, 2020)

INSTRUMEN STUDI DOKOMENTASI


PENERAPAN STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
PETUNJUK: BERI TANDA “V” BILA KEGIATAN DILAKUKAN
BERI TANDA “O” BILA KEGIATAN TIDAK DILAKUKAN
PERIODE: 06 JANUARI 2020 S/D 10 JANUARI 2020
Kode Rekam Medik Pasien Keterangan
No
Askep Yang Dinilai 1
. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0
A. Pengkajian Pengkajian
Mencatat data yang di √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ menggunkan
kaji sesuai dengan sisem
pedoman pengkajian.
Data dikelmpokkan
(bio-psiko-sosial √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
spiritual).
Data dikaji sejak
pasien masuk sampai
pulang. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Masalah dirumuskan
berdasarkan
kesenjangan antara √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
status kesehatan
dengan norma dan
pola fungsi
kehidupan.

SUB TOTAL 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
TOTAL
B. Diagnosa
Keperawatan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Dx. Keperawatan
berdasarkan masalah
yang telah
dirumuskan
Dx.Keperawatan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
mencerminkan
PE/PES.

Merumuskan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
diagnosa ke
perawatan
aktual/potensial.
SUB TOTAL 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
TOTAL
C. Perencanaan
Berdasarkan Dx. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Keperawatan
Disusun menurut
urutan prioritas

Rumusan tujuan
mengandung √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
komponen
pasien/subjek,
perubahan, perilaku,
kondisi pasien dan
atau kriteria waktu.

Rencana tindakan
mengacu pada tujuan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
dengan kalimat
perintah, terinci dan
jelas.

Rencana tindakan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
menggambarkan
keterlibatan
pasien/keluarga.

Rencana tindakan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
menggambarkan kerja
sama dengan Tim
Kesehatan lain.
SUB TOTAL 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
TOTAL
D. Tindakan
Keperawatan √ √ √ √ √ √ √ √ √
Tindakan
dilaksanakan
mengacu pada
rencana perawatan.

Perawat
mengobservasi respon √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
pasien terhadap
tindakan keperawatan.

Revisi tindakan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
berdasarkan hasil
evaluasi.

Semua tindakan yang


telah dilaksanankan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
dicatat ringkas dan
jelas.
SUB TOTAL 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
TOTAL
E. Evaluasi
Evaluasi mengacu √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
pada tujuan.

Hasil evaluasi dicatat. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

SUB TOTAL 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
TOTAL
F. Catatan Asuhan Catatan
Keperawatan asuhan
Menulis pada format √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ keperawatan
yang baku. menggunakan
Pencatantan dilakukan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ sistem
sesuai dengan terintegrasi
tindakan yang
dilaksanakan.
Pencatatan ditulis √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
dengan jelas, ringkas,
isinya yang baku dan
benar.
Setiap melakukan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
tindakan/kegiatan
perawat
mencantumkan
paraf/nama jelas, dan
tanggal jam
dilakukanya tindakan. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Berkas catatan
keperawatan di
simpan sesuai dengan
ketentuan yang
berlaku.
III.3 M4 (MONEY)

a. Persiapan

Pengawasan M4 (Money) pada ruang Anggrek RSU Anwar Medika dilakukan


pada tanggal 06 Januari 2020 smapai 10 januari 2020 dengan mengamati operasional
kesejahteraan pegawai.

b. Pelaksanaan
Pada proses pelaksanaan kegiatan dilakukan hanya dalam batas wawancara
dan sharing dalam hal pemenuhan kebutuhan dasar, yang diantaranya adalah tentang
pemenuhan kesejahteraan karyawan. Biaya operasional pengadaan sarana dan
prasarana, serta gaji pegawai di peroleh dari pihak RSU Anwar Medika. Para tenaga
perawat selain mendapatkan gaji juga mendapatkan bonus, yang langsung di berikan
dari pihak RSU Anwar Medika

c. Pembiayaan (M4/ Money)


Sumber biaya RSU Anwar Medika berasal dari Yayasan RSU Anwar Medika,
sedangkan pembiayaan pasien sebagaian besar dari asuransi kesehatan seperti
BPJS.

Jumlah Pasien dan Pembiayaan Di Ruang Anggrek RSAM pada Bulan Desember 2019

NO Pembiayaan/sumber dana Jumlah Pasien

1. BPJS 150

2. Umum 8

3. Jasa Rahaja 3

4. Perusahaan 0

5. JKK/Jaminan Kesehatan Kerja 2

6. Asuransi 1

Total 164
Pembiyaan Pasien Selama Di Rumah Sakit

2% 1%
5%

BPJS
UMUM
JASA RAHAJA
PERUSAHAAN
JKK

92%

Biaya kamar Visite dr.Spesialis Visite dr.Umum


No
Kelas
. RSU Anwar RSU Al-Islam RSU Anwar RSU Al- RSU Anwar RSU Al-Islam
Medika Medika Islam Medika

1. I Rp.475.000 Rp.190.000 Rp.80.000 Rp.55.000 Rp.45.000 Rp.5.000

2. II Rp.415.000 Rp.125.000 Rp.80.000 Rp.45.000 Rp.45.000 Rp.5.000

Kesimpulan

Bahwa yang menggunaan BPJS sebesar 92%, JKK sebesar 1%, Jasa Raharja 2% dan
Umum 5% jadi pasien yang menggunakan biaya rawat inap rata-rata menggunakan BPJS.
Menurut Depkes 2016 pada pasal 18 bagian kedua perhitungan tarif adalah bahwa
perhitungan tarif rawat inap dibedakan berdasarkan kelas perawatan dengan ketentuan sebagi
berikut:

a. Kelas III (tiga) ditetapkan lebih kecil dar kelas II (dua)


b. Kelas II (dua) ditetapkan sesuai titik impas (breakeven point), dan

c. Kelas selain a dan huruf b, ditetapkan lebih besar dari kelas II (dua) dengan
besaran yang ditetapkan berdasarkan asas kepatutan.

Dan pada pasal 15 bagian kesatu komponen tarif, bahwa tarif Rumah Sakit untuk
kegiatan pelayanan diperhitungkan berdasarkan komponen jasa sarana dan jasa pelayanan
pada rawat jalan, rawat inap, dan rawat darurat.

III.4 M5 (MARKET)

III.4.1 Kerjasama dan Pemasaran


1. Kerjasama

Rumah Sakit Anwar Medika bekerja sama dengan beberapa perusahan dan
Asuransi yang sudah lama bekerja sama dengan RSU Anwar medika nonadmedika
maupun admedika.

2. Pemasaran Dalam Bentuk Melalui :

a. Getok tular

b. Terdapat brosur dan sapanduk diseluruh area Rumah Sakit

c. Promosi kesehatan berupa penyuluhan ke sekolah dan masyarakat

d. Bekerjasama dengan koran dan radar Sidoarjo maupun perguruan tinggi

e. RSU Anwar Medika merupakan RS Tipe Terakreditasi JCI

f. Web RS : www.rsanwarmedika.com

3. Program rutin RSU Anwar Medika


c. Mengadakan sunatan masal CSR 1 Tahun
d. Penangulangan bencana alam (disater)
e. Penyuluhan kesehatan/PKRS dilaksanakan 2 minggu sekali
f. General check up dengan perusahan
g. Program IHT(inhouse training) disetiap karyawan RS
h. Forensik
i. General X-Ray dengan daya tembus 500MA
j. Screening rutin kesehatan gigi dan mulut
k. Fun bike
l. Operasi katarak dan kelainan mata

m. Satu-satunya fisoterapi di Krian dan sekitarnya.

Kesimpulan :

Adanya kerjasama yang baik antara Rumah Sakit dengan perguruan tinggi, perusahaan dan
asuransi. Pemasaran yang dilakukan pihak Rumah Sakit antara lain melalui media elektronik,
online dan cetak. Pemasaran juga dilakukan melaui kegiatan rutin dalam rangka menyebarka
informasi RS lebih dekat kepada masyarakat.
II.1.1 Mutu Pelayanan Keperawatan

a. Keselamatan Pasien

Berdasarkan sasaran Keselaatan Pasien (SKP) yang dikeluarlkan oleh


standart Akreditasi Rumah sakit Edisi 1 (Kemenkes, 2011) dan JCI
Acreditation, maka sasaran tersebut meliputi 6 elemen berikut :

Sasaran I : Ketepatan Identifikasi Pasien

1. Pasien diidentifikasi menggunakan 2 identitas pasien, tidak boleh


menggunakan nomor kamar atau lokasi pasien.

2. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah, atau produk darah.

3. Pasien didientifikasi sebelum pengambilan darah dan spesimen lain untuk


pemeriksaan klinis.

4. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan


tindakan/prosedure

5. Kebijakan dan prosedure mendukung praktik identifikasi yang konsisten


pada semua situasi dan lokasi.

Sasaran II : Peningkatan komunikasi yang efektif (SBAR)

a. Perintah lisan dan yang memilalui telepon ataupun hasil pemeriksaan


dituliskan secara lengkap oleh penerima parintah atau hasil pemeriksaan
tersebut.

b. Perintah lisan dan melalui telepon atau hasil pemeriksaan secara lengkap
dibacakan kembali oleh penerima perintah atau hasil pemeriksaan
tersebut.

c. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh individu dalam


melakukan verifikasi terhadap akurasi dari komunikaso lisan melalui
telepon.

Sasaran III : Peningkatan kemanan obat yang perlu diwaspadai


(high-alertmedication)
a. Kebijakan dan atau prosedur dikembankan untuk menatur identifikasi,
lokasi, pemebrian label, dan penyimpanan obat-obat yang perlu
diwaspadai.

b. Kebijkan dan prosedure diimplementasikan.

c. Elektrolit konsentrat tidak berada di unit pelayanan pasien kecuali jika


dibutuhkan secara klinis dan tindakan diambil untuk mencegah
pemberian yang tidak sengaja di area tersebut, bila diperkenankan
kebijakan.

d. Elektrolit konsentrat yang disimpan di unit pelayanan pasien diberi label


yang jelas dan disimpan dengan cara yang membatasi akses.

Sasaran IV : Kepastian tepat lokasi, tepat prosedure, tepat pasien


operasi.

Sasaran V : Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan


kesehatan.

a. Rumah sakit mengadopsi atau mengadaptasi pedoman hand hygiene


terbaru yang baru-baru ini diterbutkan dan sudah diterima secraa umum
(antara lain dari WHO Patient Safety).

b. Rumah sakit menerapkan program hand hygiene yang efektif.

c. kebijakan dan atau prosedure dikembangkan untuk mendukung


pengurangan secara berkelanjutan resiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan.

Sasaran VI : Penguranagn resiko pasien jatuh.

g. Rumah sakit menerapkan proses assesment awal resiko pasien jatuh dan
melakukan pengkajian ulang terhadap pasien bila diindikasikan terjadi
perubahan kondisi atau pengobatan.

h. Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi resiko jatuh bagi mereka


yang pada hasil asaament dianggap beresiko.
i. Langkah-langkah dimonitor hasilnya, baik tentang keberhasilan
pengurangan cedera akibat jatuh maupun dampak yang berkaitan secara
tidak disengaja.

j. Kebijakan dan atau prosedure mendukung pengurangan berkelanjutan dari


resiko cedera pasien akibat jatuh di rumah sakit.
Indikator keselamatan pasien, sebagimana dilaksanakan di SHG (Singapore General
Hospital, 2006) meliputi :

1) Pasien jatuh disebabkan kelalaian perawat, kondisi kesadaran pasien, beban kerja
perawat, model tempat tidur.
2) Pasien melarikan diri atau pulang paksa, disebabkan kurangnya kepuasan pasien, tingkat
ekonomi pasien, respon perawat terhadap pasien, dan peraturan rumah sakit.
3) Clinical incident diantarnya jumlah pasien flebitis, jumlah pasien ulkus dekubitus,
jumlah pasien pneumonia, jumlah pasien tromboli, dan jumlah pasien edema paru karena
pemberian cairan yang berlebih.
4) Sharp injury, meliputi bekas tusukan infus yang berkali-kali, kurangnya ketrampilan
perawat, dan komplain pasien.

5) Medication indicator, meliputi tepat jenis obat, dosis, pasien, cara pemberian, dan waktu
pemberian.

III.4.2 Indikator Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Anwar Medika


1. Indikator Rawat Inap
a. Kelengkapan assasment awal keperawatan dalam 24 jam
b. Ketepatan waktu pemberian obat
c. Ketepatan pemberian cairan infus
d. Kejadian infus blong
e. Angka reaksi tranfusi darah
f. Ketepatan pemberian tranfusi
g. Kelengkapan dan ketepatan pengisian petunjuk pasien pulang
h. Kehilangan alkes dan non alkes masing-masing unit
i. 10 diagnosa terbesar rawat inap
j. Tidak adanya kejadian linen yang hilang
k. Pelaksaan SBAR waktu konsul DPJP perteepon
2. Indikator International
a. Penggunaan aspilet pada kasus infark miokard akut (IMA)
b. Penggunaan furosemide pada kasus gagal ginjal
c. Rawat bersama pasien stroke dengan rehab medik
3. Indikator Keselamatan Pasien
Ketepatan identitas pasien : Terpasang gelang identitas pasien rawat inap yang
terdiri dari nama, tanggal lahir, dan nomor register rekam medis.
4. Indikator Peningkatan Mutu Pelayanan Di Ruang Rawat Inap Anggrek
a. Angka Kejadian ILO
b. Angka Kejadian ISK
c. Angka kejadian Phlebitis
d. Angka Kejadian Ulcus Decubitus
e. Angka Reaksi Transfusi Darah
f. Kelengkapan pengisian format timbang terima IGD ke ruangan
g. Kepatuhan jam visite dokter
h. Kepatuhan terhadap Cllinical Pathway
i. Ketepatan pemberian gelang identitas pasien
j. Tidak adanya pasien jatuh
k. Angka Kejadian Petugas Tertusuk Jarum

Berdasarkan hasil pengkajian dari tanggal 06 – 11 januari 2020 di Ruang Anggrek RSU
Anwar Medika didapatkan data sebagai berikut :

a. Angka Kejadian ILO : sudah sesuai standart


b. Angka Kejadian ISK : sudah sesuai standart
c. Angka kejadian Phlebitis : sudah sesuai standart
d. Angka Kejadian Ulcus Decubitus : sudah sesuai standart
e. Angka Reaksi Transfusi Darah : sudah sesuai standart
f. Kelengkapan pengisian format timbang terima IGD ke ruangan : sudah sesuai
standart
g. Kepatuhan jam visite dokter : sudah sesuai standart
h. Kepatuhan terhadap Cllinical Pathway : sudah sesuai standart
i. Ketepatan pemberian gelang identitas pasien : sudah sesuai standart
j. Tidak adanya pasien jatuh : sudah sesuai standart
k. Angka Kejadian Petugas Tertusuk Jarum : sudah sesuai standart
Standart Nasional
 BOR 75-80 %
 ALOS 1-10 hari

III.4.3 Bor (Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur)


Januari 2020
Tanggal Jumlah
Pasien
06 januari 2020 14 Pasien
07 Januari 2020 18 Pasien
08 Januari 2020 18 Pasien
09 Janauri 2020 14 Pasien
10 Januari 2020 18 Pasien
Jumlah 82 Pasien
Sumber : Data Primer, 202
Diketahui :
Jumlah tempat tidur : 18 tempat tidur
Ʃ TT ( terisi )
BOR= x 100 %
ƩTT ( tersedia )
Keterangan : TT (Tempat Tidur)`

No Tanggal & Shift Kelas 1 Kelas 2 Jumlah Pasien Bor

1 SENIN, 06 Januari 2020


Sore 2/2 15/16 17 17/18 x 100% = 94%
2 Selasa, 07 Januari 2020
Sore ½ 16/16 17 17/18 x 100% = 94%
3 Rabu, 08 Januari 2020
Pagi 2/2 16/16 18 18/18 x 100% = 100%
4 Kamis, 09 Januari 2020
Pagi 2/2 15/16 17 17/18 x 100% = 94%
5 Jumat, 10 Januari 2020
Pagi 2/2 16/16 18 18/18 x 100% = 100%
Rata-Rata Bor 96,4%

Kesimpulan :
a. presentase 06 Januari 2020 : 94%
b. Presentase 07 Januari 2020 : 94%
c. Presentase 08 Januari 2020 : 100%
d. Presentase 09 Januari 2020 : 94%
e. Presenatse 10 Januari 2020 : 100%
Rata-rata prosentasi BOR di ruang Anggrek RSU Anwar Medika adalah 96,4%

Ruangan Jumlah Bed Kondisi Baik Kondisi Rusak

Kelas I 2 2 0

Kelas II 16 16 0

Berdasarkan data diatas didaptkan bahwa jumlah total tempat tidur di Ruangan Anggrek
adalah 18 buah. Rata-rata BOR dalam 5 hari sejak 06 Janauri smapai 10 Januari 2020 adalah
96,4% dengan demikian jumlah BOR di ruang Anggrek sudah memenuhi standar yang ada di
RSU Anwar Medika.
III.4.4 ALOS (Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat)
ALOS menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata lama rawat seorang pasien.
Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat
memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis
tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut data ALOS
tanggal 06 Januari 2020 sampai 10 Januari 2020

ALOS = Jumlah Lama Rawat / Jumlah Pasien Keluar (Hidup + Mati )

NO HARI, JUMLAH PASIEN LAMA TOTAL


TANGGAL PULANG RAWAT
1 06 Januari 2020 6 Pasien 17 Hari 17/6 = 2,8

2 07 Januari 2020 7 Pasien 28 Hari 28/7 = 4

3 08 Januari 2020 2 Pasien 7 Hari 7/2 = 3,5

4 09 Januari 2020 9 Pasien 38 Hari 38/9 = 4,2

5 10 Januari 2020 3 Pasien 11 Hari 11/3 = 3,6

TOTAL 27 Pasien 101 Hari 18,1

Rata-rata 3,62

KKesimpulan :
Berdasarkan data diatas yang telah dilakukan pada tanggal 06 januari sampai
10 januari 2020 di raung Anggrek RSU Anwar Medika Sidoarjo di dapatkan ALOS
rata-rata 4 Hari, dapat disimpulkan bahwa Ruang Anggrek ALOS nya sesuai dengan
standart yang sudah ada.

III.4.5 Indikator Mutu Berdasarkan Kepuasan Pasien

a. Tingkat kepuasaan pasien

Tingkat Kepuasan Pelayanan Pasien


di Ruang Anggrek

sangat puas
36% puas

64%

Tingkat kepuasan pasien di dapatkan dari pasien atau kelaurga pasien


yang mengisi kuesioner yang sudha ada di ruangan, 20 kueisioner di berikan
kepada 20 pasien yang sudah di rawat 3 hari di ruang Anggrek, pengkajian di
lakukan mulai 06 Januari 2020 sampai 10 Januari 2020. Pada kuesioner
terdapat 2 pertanyaan mulai dari tingkat pelayanan RSAM dan Tingkat
fasilitas dan mutu pelayanan RSAM.

Kesimpulan :
Berdasarkan hasil survei di ruang Anggrek RSAM, dari 20 pasien yang
mengisi kuesioner didapatkan hasil bahwa 14 (64%) pasien sangat puas dan 6 (36%)
pasien merasa puas terhadap pelayanan perawatan yang diterima oleh pasien.
SASARAN PATIENT SAFETY

III.5 Sasaran 1 : Ketepatan Identifikasi Pasien

Tabel Observasi Ketepatan Identifikasi Pasien pada 06 januari 2020 sampai 10 Januari 2020

1 2 3 4 5 6 7 8 9
N t T T t t
Pernyataan Y Y
o Ya d Ya d tdk ya dya d ya d tdk Ya tdk ya Tdk
a a
k k k k k
Ketepatanan
Pemakaian gelang
Identitas
Biru = laki-laki,
Pink = perempuan v v V v v v v v v
Gelang identitas
Berisikan nama
pasien, umur, no
register dan alamat
Pemasangan gelang
Kuning pada pasien v v v V v v v v v
Resiko jatuh
Pemasangan gelang
v v v V v v v v v
Merah pada pasien Alergi

Pemberian labeling
Sampel darah
menggunakan etiket v v V v v v v v v
sesuai gelang
identitas
Total 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2
4 4 4 6 4 6 4 6 4 6 4 6 4
Prosentase 60 60 60 40 60
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Rata-rata prosedur di
60%
lakukan
Rata-rata prosedur tidak di
40%
lakukan
Sumber : Data Primer, 2020
Dari data diatas dapat di interpretasikan bahwa dari 9 sampel perawat yang berada di Ruang Anggrek pada 06 januari
sampai 10 Januari 2020 sebagian besar yaitu 60% dapat melakukan prosedur ketepatan identifikasi pasien dengan benar.
III.6 Sasaran 2 : Peningkatan Komunikasi yang Efektif
Tabel Observasi Ketepatan Identifikasi Pasien pada 06 Januari sampai 10 Januari 2020

1 2 3 4 5 6 7 8 9
N t t
Pernyataan y td y td y Y Y td
o Ya
Tdk Ya d tdk d Tdk ya tdk ya
a k a k a a a k
k k
Komunikasi
terapeutik
1 antara √ √ √ √ √ √ √ √ √
Perawat dan
pasien
Komunikasi
efektif
antara =
2 √ v v v √ v v √
perawat v
dengan
perawat
3 Perawat √ √ √ v v v √ √ √
Menggunak
an
komunikasi
yang jelas
dan mudah
dipahami
oleh pasien
Perintah lengkap
secara lisan dan
yang melalui
telepon atau Hasil
4 v v v v v v v v v
pemeriksaan
dituliskan secara
lengkap oleh
penerima perintah
Perintah lengkap
lisan dan telpon
atau Hasil
5. pemeriksa v V v v v v v v v
dibacakan kembali
secara lengkap oleh
Penerima perintah.
Perintah atau hasil
Pemeriksaan
dikonfirmasi oleh
pemberi perintah v V v v v v v v v
6
atau Yang
menyampaikan
hasil pemeriksaan
TOTAL 6 0 6 0 6 0 6 0 6 0 6 0 6 0 6 0 6 0
PROSENTASE (%) 100 0 100 0 100 0 100 0 100 0 100 0 100 0 100 0 100 0
Rata-rata prosedur
100%
dilakukan
Rata-rata prosedur tidak
0%
dilakukan

Sumber : Data Primer, 2020

Dari data diatas dapat diinterpretasikan bahwa dari 9 perawat yang bekerja di Ruang Anggrek pada 06 januari 2020 sampai 10 Januari
2020 sebagian besar (100%) dapat melakukan prosedur komunikasi yang efektif pada saat pelayanan secara benar.

III.7 Sasaran 3 : Peningkatan Keamanan Obat Yang Perlu Diwaspadai (High-Alert Medication)
Tabel Observasi Peningkatan Keamanan Obat Yang Perlu Diwaspadai (High-Alert Medication)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
No Pernyataan Ya tidak ya tida ya tidak ya tidak ya Tidak ya tidak ya Tidak ya tidak ya tidak
k
Perawat selalu mengecek 7 v v v v v v v v V
Benar dalam memberikan
1
obat – obatan baik oral
maupun Injeksi
2 Perawat menjelaskan V v v v v v v v v
indikasi dan jenis obat- v
obatan yang diberikan
Kepada pasien
TOTAL 2 0 2 0 2 0 2 0 2 0 2 0 2 0 2 0 2 0
PROSENTASE (%) 100 0 100 0 100 0 100 0 100 0 100 0 100 0 100 0 100 0
Rata-rata prosedur dilakukan 100%
Rata-rata prosedur tidak 0%
Dilakukan

Berdasarkan table diatas dapat diinterpretasikan bahwa dari 9 perawat yang bekerja di Ruang Anggrek pada 06 Januari sampai 10
januari 2020 sebagian besar (100 %) dapat melakukan prosedur Keamanan Obat Yang Perlu Diwaspadai dengan benar di ruangan.

III.8 Sasaran 4 : KepastianTepat-Lokasi, Tepat-Prosedur, Tepat-Pasien Operasi


Tabel Observasi Kepastian Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur, Tepat-Pasien Operasi
No Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7 8 9
ya tdk ya tdk ya tdk ya tdk ya T Ya tdk Ya tdk ya Tdk Ya tdk
dk
1 Mengembangkan Suatu √ V v √ √ √ √ √ √
pendekatan untuk
Memastikan tepat-
lokasi, tepat-prosedur,
dan tepat-Pasien
2 Mencocokan lokasi, V v v v v v v v v
prosedur, dan pasien
yang Benar
3 Memastikan bahwa
semua dokumen, √ v √ √ √ √ √ √ √
foto(imaging), hasil
pemeriksaan yang
Relevan tersedia, diberi
Label dengan baik, dan
dipampang
4 Melakukan verifikasi
Ketersediaan peralatan
v
Khusus dan/atau √ v v √ v v √ v
v
implant yang
dibutuhkan
5 Perawat Selalu v
memberikan inform
consent untuk
√ √ √ √ √ √ √ √
persetujuan tindakan
medis.

Total 3 2 4 1 2 1 4 1 4 1 4 1 4 1 3 2 4 1
Presentase (%) 33,3 16, 33 16, 66, 16,6 66, 16, 66, 16,6 16,6 33,3 16,6
50 66,7 66,7 50 66,7
6 ,3 6 7 7 6 7
Rata-rata prosedur dilakukan 59,2%
Rata-rata prosedur yang tidak
20,3%
dilakukan
Sumber: Data Primer, 2020

Berdasarkan data diatas bahwa dari 9 perawat yang bekerja di ruang Anggrek pada 06 januari 2020 smapai 10 janauri 2020 sebesar 59,2
% yang melakukan sesuai prosedur.
III.9 Sasaran 5 : Pengurangan Risiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan
Tabel Observasi Pengurangan Risiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pernyataan T
ya tdk ya tdk ya tdk ya Tdk ya tdk Ya tdk Ya tdk ya tdk ya
dk
Perawat memberikan KIE
1
Untuk mengurangi resiko
v √ v v v v v v v
Infeksi yang terkait
Pelayanan kesehatan
Perawat menerapkan cuci tangan 6 langkah saat :
a. Sebelum kontak
√ √ √ √ v v v v v
dengan pasien
b. Sesudah kontak v
√ √ V √ √ √ √ √
2 dengan pasien √
c. Sebelum tindakan
V v v v v v v √ v
Aseptic
d. Setelah terkena
√ √ √ v v √ √ √ √
Cairan tubuh Pasien
e. Setelah kontak
dengan liingkungan V v v v v v v v V
sekitar pasien
Setiap melakukan Tindakan
3 Atau kontak Dengan Pasien v v v v v v v v V
selalu memakai APD
Perawat dalam melakukan
Tindakan dari pasien satu
4. Kepasien lainnya selalu V v v v v v v v V
Mengganti handscoen atau
menggunakan handsrub
Kepatuhan membuang
Sampah infeksius-non
5 V v v v v v v v V
Infeksius dan sampah tajam
degan tepat
Jumlah 8 1 9 0 9 0 8 1 9 0 9 0 9 0 9 0 8 1
Prosentase 30 10 60 0 60 0 30 10 60 0 60 0 60 0 60 0 30 10
Prosentase yang dilakukan 90%
Prosentase yang tidak
10%
dilakukan
Sumber Data Primer, 2020
Berdasarkan table diatas dapat diinterpretasikan bahwa dari 10 perawat yang bekerja di Ruang Anggrek pada 06 Januari sampai 10
Janauri 2020 hanya sedikit (10%) perawat yang tidak melakukan prosedur untuk Pengurangan Risiko Infeksi Terkait Pelayanan
Kesehatan.

III.10 Sasaran 6 : Pengurangan Resiko Pasien Jatuh


Tabel Pengurangan Resiko Pasien Jatuh

1 2 3 4 5 6 7 8 9
No Pernyataan
Ya tdk ya tdk ya tdk ya tdk ya tdk ya tdk ya tdk ya tdk ya Tdk
Ruangan \
1 v v √ √ √ √ √ √
menyediakan v
handrail untuk
mengurangi
resiko pasien dari
cedera karena
jatuh
Terdapat siderail
2 di setiap tempat √ v v v v v v v v
tidur Pasien
Perawat
melakukan
3 perhitungan v √ √ √ √ √ √ √ √
resiko jatuh pada
pasien *
Perawat
memasangkan
Gelang
identifikasi
4 resiko jatuh v √ √ √ √ √ √ √ √
(gelang kuning)
pada semua
pasien dengan
resiko jatuh
Jumlah 4 0 4 0 4 0 4 0 4 0 4 0 4 0 4 0 4
0
Prosentase 100 0 100 0 100 0 100 0 100 0 100 0 100 0 100 0 100 0
Prosentase prosedur
100%
yang dilakukan
Prosentase prosedur
0%
yang tidak di lakukan
Sumber : Data Primer, 2020

Berdasarkan table diatas dapat diinterpretasikan bahwa perhitungan resiko jatuh pada pasien, prosedur dilakukan sesuai
dengan kondisi pasien, dan 9 perawat yang berada di ruang Anggrek melakukan prosedur itu semua demi melindungi pasien dan
mengurangi angka kejadian jatuh pada pasien.
No Ratin
Analisa SWOT Bobot BxR Hasil
. g
1 M1 (Man)
Internal Factor
STRENGTH
1. Pegawai Ruang Anggrek 0,75 4 3 S-W =
menerapkan 5S dan juga 8,85 – 2 = 6,85
sangat disiplin dengan waktu

2. Adanya pembagian kerja dan 0.60 3 1,8


juga penanggung jawab shift.
3. Perawat Ruang Anggrek 0.60 3 1,8
mayoritas sudah mengikuti
pelatihan BTCLS
4. Adanya CI di Ruang 0.75 3 2,25
Anggrek

TOTAL 2,7 8,85


WEAKNESS
1. Ketenagakerjaan perawat 0.25 4 1
yang ada di ruang
Anggrekrata-rata (90%)
lulusan D3 keperawatan.
2. Menurut standart Depkes 0,25 4 1
kebutuhan perawat di ruang
Anggrek belum memenuhi
dengan jumlah pasien yang
ada di setiap harinya.
TOTAL 0,50 2
Internal Faktor
OPPORTUNITY
1. Adanya program pendidikan 0,50 4 2
dan pelatihan bagi perawat. O–T=
2. Adanya penyuluhan di setiap 0.30 4 1,2 4,7 – 1 = 3,7
bulannya yang membuat
promosi rumah sakit semakin
baik
3. Semua pasien yang berada di
ruang Anggrek mempunyai 0.50 3 1.5
ketergantungan minimal
TOTAL 1,3 4,7
TREATHENED
1. Adanya tuntutan yang tinggi 0.50 2 1
dari masyarakat tentang
pelayanan kesehatan
TOTAL 0.50 1

2. M2 (Sarana & Prasarana)


Internal Factor
STRENGTH
1. Ruangan Anggrek 0.50 3 1,5 S–W=
dikhususkan untuk 17,75 – 6,5 =
penanganan kasus interna 11,25
2. Diruangan terdapat 1,00 4 4
administrasi penunjang, buku
injeksi, protap SOP dan 3
SAK.
3. Kapasitas tempat tidur sesuai 0.75 4 3
dengan standar akreditasi
2016
4. fasilitas di ruangan Anggrek 0.75 4 2,25
memenuhi standar akreditasi
Depkes RI tahun 2016
5. Sistem program tertata rapi. 0,75 3 4
6. Terdapat Nurse Station. 1,00 4 4
TOTAL 4,75 17,75
WEAKNESS
1. Rumah Sakit Umum Anwar 0.50 3 1,5
Medika masih terakreditasi
C.
2. Tidak terdapat ruang 0.50 2 1
tindakan khusus di ruang
Anggrek
3. Ruang kamar mandi/WC 1,00 4 4
untuk ruang rawat inap kelas
I dan IIsudah terpenuhi

TOTAL 2,00 6,5


Eksternal Faktor
OPPORTUNITY
1. Adanya dukungan kepala 0.75 3 2,25 O–T=
ruangan untuk memenuhi 5,5 – 5,25 =
sarana dan prasarana sesuai 0,25
standar yang telah
ditentukan.
2. Adanya antusias perawat di 0.75 4 3
ruang Anggrek untuk
menambah pengetahuan dan
wawasan dengan cara
mengikuti seminar dan
pelatihan.
TOTAL 1,5 5,5
TREATHENED
1. Adanya tuntutan yang tinggi
dari masyarakat untuk ruang 0.75 4 3
rawat inap yang memadai.
2. Persaingan tinggi antar
rumah sakit dengan 0.75 3 2,25
mengedepankan sarana dan
prasarana yang lebih bermutu
dan berkualitas.

TOTAL 1,5 5,25 S

3. M3 (Methode)
PENERAPAN MODEL MAKP
Internal factor
STRENGTH
a. Ruang anggrek RSU Anwar S–W=
Medika sudah memiliki visi, 0,75 3 2,25 6,75 – 0 = 6,75
misi dan motto dalam
melaksanakan kegiatan
pelayanan.
2. Dari hasil observasi dan 0,75 3 2,25
wawancara didapatkan
bahwa Ruang Anggrek
menggunakan model
keperawatan secara total.
TOTAL 2,25 6,75
WEAKNESS 0 0
TOTAL 0 0
Eksternal Faktor
OPPORTUNITY O–T=
1. Kepercayaan dari masyarakat 0,50 3 1,5 3,30 – 3,25 =
yang cukup baik. 0,05
2. Adanya kebijakan pemerintah 0,75 3 2,25
tentang profesionalisme.
TOTAL 1,25 3,30
TREATHENED
1. Adanya persaingan dengan
rumah sakit swasta dan klinik 0,50 2 1
swasta yang semakin banyak
atau meluas di daerah sidoarjo.
2. Semakin kritisnya masyarakat 0,75 3 2,25
sehingga menyebabkan
tuntutan masyarakat tinggi
akan pelayanan kesehatan
yang optimal.

TOTAL 1,25 3,25


TIMBANG TERIMA
Internal faktor
STRENGTH
1. Timbang terima pergantian 0,75 4 3 S–W=
shift rutin dilakukan mulai 6,4 – 0 = 6,4
dari ruang nurse station.
2. Penyampaian timbang terima 0,75 4 3
sesuai dengan alur timbang
terima sesuai dengan SOP
yang meliputi nama pasien,
ruang, diagnosa medis, terapi
injeksi dan oral, rencana
tindakan keperawatan dan
implementasi keperawatan.
3. Pada saat pembacaan
timbang terima 2,75 4 0.4
menggunakan status pasien
dan buku timbang terima.
4. Timbang terima dilakukan
menggunakan bed side hand
over
TOTAL 3,80 6,4
WEAKNESS 0 0
TOTAL 0 0
Eksternal Faktor
OPPORTUNITY
1. Adanya kemungkinan untuk 0,75 3 2,25 O–T=
memperbarui system timbang 4,50 – 4,50 = 0
terima yang lebih baik dengan
evaluasi secara
berkesinambungan
2. Terjalin komunikasi yang baik 0,75 3 2,25
antar perawat di ruang rawat
inap melati
TOTAL 1,5 4,50
TREATHENED
1. Adanya tuntutan yang lebih 0,75 3 2,25
tinggi dari masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan
keperawatan yang profesional
2. Meningkatnya kesadaran 0,75 3 2,25
masyarakat tentang tanggung
jawab dan tanggung gugat
sebagai pembuat asuhan
keperawatan
TOTAL 1,5 4,50
RONDE KEPERAWATAN
Internal Faktor
STRENGTH
1. Ronde keperawatan jarang 0,75 3 2,25 S–W=
dilakukan di ruangan anggrek 3,75-0= 3,75
karena melihat situasi dan
kondisi pasien yang ada
diruangan tidak pernah dirawat
lama
2. Sudah terbentuk tim dalam 0,50 3 1,5
pelaksanaan ronde
keperawatan
TOTAL 1,25 3,75
WEAKNESS 0 0
TOTAL 0 0
OPPORTUNITY
1. Dengan adanya ronde 0,75 3 2,25 O–T=
keperawatan masalah pasien 2,25 – 2,25 = 0
menjadi cepat tertangani.

TOTAL 0,75 2,25


THREATHENED
1. Adanya pemikiran yang lebih 0,75 3 2,25
kritis dari masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan
kesehatan yang lebih optimal

TOTAL 0,75 2,25


SENTRALISASI OBAT
Internal Faktor
STRENGTH
1. Semua perawat memiliki
pengetahuan yang baik 0,75 3 2,25 S–W=
mengenai sentralisasi obat. 9,75 – 0 = 9,75
2. Di ruang anggrek terdapat
tempat penyimpanan obat 0,75 3 2,25
(loker obat)
3. Adanya buku injeksi dan
lembar observasi obat di 0,75 4 3
ruang rawat inap anggrek
4. Sebelum obat diberikan
kepada pasien, obat di oplos 0,75 3 2,25
di ruangan perawat dan
kemudian dijelaskan pada
pasien terlebih dahulu
sebelum diberikan

TOTAL 3 9,75
WEAKNESS 0 0
TOTAL 0 0
Eksternal Faktor
OPPORTUNITY
1. Adanya kerjasama yang baik 0,75 3 O–T=
antara perawat 3-2,25=0,75
TOTAL 0,75 3
TREATHENED
1. Adanya tuntutan dari pasien 0,75 3 2,25
untuk mendapatkan pelayanan
keperawatan yang profesional
TOTAL 0,75 2,25
SUPERVISI
Internal Faktor
STRENGTH
1. RSAM adalah rumah sakit 0,50 3 1,5
yang terakreditasi oleh
Depkes
2. Supervisi keperawatan sudah S–W=
di lakukan di ruang melati 0.50 3 1.5 6,75 – 4,5=
oleh kepala ruangan kepada 3,75
perawat pelaksana .
3. Kepala ruangan mendukung
kegiatan supervisi demi 0.75 3 2,25
peningkatan mutu pelayanan
keperawatan.
4. Adanya format baku dalam 0,75 3 1.5
pelaksanaan
TOTAL 2,25 6,75
WEAKNESS
1. Belum terealisasinya program 0,50 3 1.5
yang terjadwal tentang supervisi
dari kepala ruangan kepada
perawat
2. Kurangnya program pelatihan 0,50 2 1
dan sosialisasi tentang supervisi
(baru dilakukan 1 kali)
3. Belum adanya dokumentasi 0,25 2 0.5
supervisi yang jelas
4. Perawat mengatakan supervisi 0,50 3 1,5
dilakukan secara insidental
TOTAL 1,25 4,5
Eksternal Faktor
OPPORTUNITY O–T=
1. Adanya mahasiswa S1 0,75 4 3 5,25– 3 = 2,25
Keperawatan yang praktik
manajemen keperawatan
2. Adanya teguran dari kepala 0.75 3 2,25
ruangan bagi perawat yang
tidak melaksanakan tugas
dengan baik
TOTAL 1 5,25
TREATHENED
1. Tuntutan pasien sebagai 0.75 2 1,5
konsumen untuk
mendapatkan pelayanan yang
profesional dan bermutu
2. Persaingan antar RS akan 0,75
kualitas pelayanan 2 1,5
keperawatan
TOTAL 3
DISCHARGE PLANNING
Internal faktor
STRENGTH
1. Discharge planning sudah 0.50 3 1.5 S–W=
dilakukan ke semua pasien. 6 – 1 =5
2. Tersedia format discharge 0.50 3 1.5
planning.
3. Format discharge planning 0.50 3 1,5
sudah diisi sesuai standart.
4. Perawat tidak mengalami
kesulitan selama memberikan 0.50 3 1.5
penjelasakan tentang
pendidikan kesehatan dan
bahasa yang digunakan mudah
dimengerti oleh pasien.
TOTAL 1.8 6
WEAKNESS
1. Leaflet yang tersedia belum
mencakup kasus semua pasien 0.50 2 1
(leaflet yang tersedia terkait
tentang gizi)
TOTAL 0.50 1
Eksternal Faktor
OPPORTUNITY
1. Adanya kerjasama yang baik 0.50 3 1.5 O–T=
antara pasien dan keluarga 3–3= 0
dengan perawat ruangan.
2. Adanya kemauan dari pasien 0,50 3 1,5
dan keluarga untuk
memperoleh pendidikam
kesehatan.
TOTAL 1 3

TREATHENED
1. Adanya tuntutan dari 0.50 3 1,5
masyarakat untuk memeroleh
pelayanan keperawatan yang
profesional.
2. Makin tinggi kesadaran 0,50 3 1,5
masyarakat akan pentingnya
kesehatan.
TOTAL 1 3
DOKUMENTASI
KEPERAWATAN
Internal Faktor
STRENGTH
1. Tersedianya sarana dan S–W=
prasarana administrasi yang 0.50 3 1,5 12,5– 1.5 = 11
menunjang
2. Sudah ada sistem
pendokumentasian yakni SOR 0.75 4 3
3. Dalam pengisian pengkajian,
diagnosa keperawatan, 0.75 3 2,25
intervensi, implementasi dan
evaluasi keperawatan sudah
terisi semua
4. Semua perawat memiliki
pengetahuan yang baik tentang 0.75 3 2,25
pendokumentasian
5. Semua perawat menyatakan
format yang ada sangat 0,50 4 2
membantu dalam melakukan
dokumentasi keperawatan
6. Evaluasi yang digunakan
terstruktur 0.50 3 1.5
TOTAL 3,75 12,5
WEAKNESS
1. Beberapa perawat 0.50 3 1.5
melaksanakan
pendokumentasian saat setelah
melakukan tindakan
TOTAL 0.50 1.5
Eksternal Faktor
OPPORTUNITY
1. Adanya program pelatihan 0.30 2 0.6 O–P=
tentang pendokumentasian 2.4 – 2.1 = 0.3
keperawatan.
2. Peluang perawat untuk 0.30 3 0.9
meningkatkan pendidikan.
TOTAL 0.80 2.4
TREATHENED
1. Adanya tuntutan tanggung 0.30 2 0.6
jawab dan tanggung gugat
dari masyarakat terhadap
pelayanan masyarakat.
2. Akreditasi Rumah sakit 0.50 3 1.5
tentang sistem dokumentasi.
TOTAL 0.80 2.1
4. M4 (MONEY)
Internal Faktor
STRENGTH
1. Sebagian besar pembiayaan 0,75 3 2,25 S–W=
pasien berasal dari BPJS 2,25 – 0,50 =
maupun asuransi yang 1,75
bekerja sama dengan pihak
RSU Anwar medika,dan
sebagian kecil yang
menggunakan biaya sendiri
(umum) biaya perawatan
yang berlaku saat ini sesuai
kelas perawatan di ruang
Anggrek kelas 1 dan kelas 2
TOTAL 0,75 2,25
WEAKNESS
a. Tidak adanya pendapatan 0.25 2 0,50
seperti dari usaha koperasi
ruangan
TOTAL 0.25 0,50
Eksternal Faktor
OPPORTUNITY
1. Adanya kerjasama dengan 0,75 3 2.25 O–T=
beberapa asuransi perusahaan 5,25 – 2 = 3,25
merupakan tambahan pendapat
Rumah Sakit.
2. Kerjasama dengan institusi
dalam menyediakan lahan untuk 0.75 4 3
praktik klinik
TOTAL 1,5 5,25
TREATHENED
1. Persaingan dan berkembangnya
Rumah Sakit swasta yang di 0.50 2 1
miliki pembiayaan relatif
terjangkau oleh semua kalangan
masyarakat serta sarana dan
prasarana yang lebih memadai.
2. Tuntutan pasien sebagai
konsumen untuk mendapatkan 0,50 2 1
pelayanan yang profesional dan
bermutu sesuai dengan
peningkatan biaya perawatan
TOTAL 1 2
5. M5 (MARKET)
Internal Faktor
STRENGTH
1. Kepuasaan pasien terhadap 0.50 3 1.5 S–W=
pelayanan di Ruang 8,25 – 0 = 8,25
AnggrekRSU Anwar Medika
100%
2. Pemasaran melalui media cetak, 0.75 3 2.25
online, dan media elektronik
3. Adanya variasi karakteristik dari
pasien (BPJS, Umum dan 0.75 3 2,25
Asuransi Swasta)
4. Sebagai tempat praktik
mahasiswa keperawatan D3 Kep 0.75 3 2,25
maupun S1 Keperawatan.
TOTAL 2.75 8,25
WEAKNES 0 0
0
TOTAL 0 0
Eksternal Faktor
OPPORTUNITY
1. Mahasiwa S1 Keperawatan
praktik manajemen 0.75 3 2,25 O–T=
2. Adanya kerjasama dengan 6,75 – 3,25 =
perguruan tingi 0.75 3 2,25 3,5
3. Adanya kerjasama dengan
asuransi dan perusahaan 0.75 3 2,25

TOTAL 2,25 6,75


TREATHENED
1. Adanya peningkatan standar 0.50 2 1
masyarakat yang harus
dipenuhi.
2. Persaingan antar RS setempat 0.75 3 2,25
dalam memberikan pelayanan
keperawatan.

TOTAL 1,25 3
,25
III.11 Diagram Layang M1-M5

DIAGRAM LAYANG ( M1-M5


5 4.75
4.5

4
3.5
3.5 3.25

3
Axis Title

Y-Values
2.5 2.25

1.5

1 0.75
0.5
0.5 0.3
0.25
0 0 0
0
0 2 4 6 8 10 12
Axis Title

Keterangan:

M1: Man : (6,85:3,7)

M2: Matherial :(11,25:0,25)

M3: Makp :(6,75:0,5)

A. Timbang Terima : (6,4:0)


B. Ronde Keperawatan : (3,75:0)
C. Sentralisasi Obat : (9,75:0,75)
D. Supervisi : (3,75:2,25)
E. Discharge Planning : (5:0)
F. Dokumentasi : (11,0,3)

M4: Money :( 1,75:3,25)

M5: Market :( 8,25:3,5)


III.12 KESIMPULAN:
Berdasarkan analisis swot untuk M1,M2,M3,M4&M5 Ruang anggrek RSU ANWAR
MEDIKA dalam posisi agresif yang artinya dalam keadaan yang harus di pertahankan atau
dapat juga di tingkatkan lebih tinggi agar terciptanya kesempurnaan karena di dukung oleh
kekuatan atau strengh dan kesempatan atau oppurtunity yang ada. Strategi yang harus di
terapkan adalah kondisi ini adalah mendukung kebijakan.

III.13 Identifikasi Masalah


Setelah dilakukan analisis situasi dengan menggunakan pendekatan SWOT maka
kelompok dapat merumuskan masalah sebagai beriut :

Keterangan :

1. M1 (Sumber Daya Manusia)


M1 di Ruang Anggrek RSU Anwar Medika dapat disimpulkan bahwa Sumber
Daya Manusia (SDM) Ruang Anggre berada pada kwadran 1 (Agresif). Ini merupakan
situasi yang kuat. Strategi ini dapat dipertahankan atau dapat ditingkatkan.
2. M2 (Matherial)
Hasil analisis sarana dan prasarana (M2) di Ruang Angrek RSU Anwar Medika
yaitu berada pada kwadran 1 (Agresif), menurut data-data yang tertulis diatas dari sarana
bangunan yang terdapat di Ruang Anggrek yaitu hampir semua memenuhi standratsarana
prasarana Rumah Sakit Tipe C menurut Departement Kesehatan Tahun 2016. Sedangkan
sarana prasarana ala kesehaan, fasilias pasien, dan alat rumah tangga yang dibutuhkan di
Ruang Rawat Inap Anggrek sekitar 73% memenuhi standart akreditasi menurut
Departemen Kesehatan RI tahun 2016, namun data diatas mengacu pada pemenuhan
kebutuhan sarana dan prasarana menurut Depkes RI sedangkan alat-alat yang sebenarnya
tidak masuk dalam standart akreditasi terdapat di Ruang Anggrek misalnya syring pump,
elektrokardiogram, dan alat-alat yang menunjang lainnya. Sehingga terdapat kelebihan di
Ruang Anggrek RSU Anwar Medika.
3. M3 (Methode)
b. Berdasarkan hasil analisa MAKP di ruang Anggrek RSU ANWAR MEDIKA berada
pada kuadran 1 (Agresif). Ini merupakan sesuatu yang menguntungkan bagi ruangan
karena memiliki peluang dan kekuatan yang besar sehingga bisa di manfaatkan
dengan memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan tenaga yang
berpengalaman dan di tunjang oleh fasilitas yang mencukupi sehingga membuat
pasien merasa puas dengan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh perawat.
c. Berdasarkan hasil analisa Timbang Terima di ruang Anggrek RSU ANWAR
MEDIKA berada di kuadran 1 (Agresif). Ini merupakan situasi yang sangat
menguntungkan bagi ruangan karena memiliki peluang dan kekuatan yang besar
sehingga bisa di manfaatkan dengan memberikan pelayanan kesehatan yang
berkualitas dan tenaga yang berpengalaman dan di tunjang oleh fasilitas yang
mencukupi sehingga membuat pasien merasa puas dengan pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh perawat.
d. Berdasarkan hasil analisa Ronde Keperawatan di ruang Anggrek RSU ANWAR
MEDIKA berada pada kwadran 1 (agresif). Ini merupakan situasi yang sangat
menguntungkan bagi ruangan karena memiliki peluang dan kekuatan yang besar
sehingga bisa di manfaatkan dengan memberikan pelayanan kesehatan yang
berkualitas dan tenaga yang berpengalaman dan di tunjang oleh fasilitas yang
mencukupi sehingga membuat pasien merasa puas dengan pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh perawat.
e. Berdasarkan hasil analisa Sentralisasi Obat berada pada kwadran 1 (Agresif). Ini
sangat menguntungkan dalam pelayanan dan kenyamanan sehingga dengan
memberikan pelayanan yang berkualitas dan profesional dapat membuat pasien dan
keluarga merasa puas.
f. Berdasarkan hasil analisa Supervisi berada pada kwadran 1 (Agresif). Karena
walaupun kegiatan Supervisi belum terjadwal tapi pernah dilakukan setelah
mendapat seminar tentang supervisi dari STIKES BINA SEHAT PPNI
MOJOKERTO.
g. Berdasarkan hasil analisa discharge planning berada pada kwadran 1 (Agresif)
dimana situasi ini sangat baik karena kekuatannya bisa dimanfaatkan untuk meraih
peluang yang menguntungkan. Rekomendasi alternatif yang dapat digunakan yaitu
pengembangan.
Berdasarkan hasil analisis dokumentasi keperawatan RSU ANWAR MEDIKA
berada pada kwadran 1 (Agresif). Ini menggambarkan bahwa situasi yang sangat baik
atau menguntungkan bagi ruangan karena memiliki peluang yang besar sehingga dapat
dimanfaatkan. Dengan pelayanan tenaga kesehatan yang berkualitas berpengalaman dan
di tunjang dengan fasilitas cukup sehingga membuat pasien merasa puas.
4. M4 (Money)
Berdasarkan hasil analisa di ruang Anggrek RSU ANWAR MEDIKA posisi M4
berada pada kwadran 1 (Agresif). Sebagian besar pembiayaan pasien berasal dari BPJS
maupun asuransi yang lain yang bekerjasama dengan pihak RSU ANWAR MEDIKA
dan hanya sebagian kecil yang menggunakan biaya perawatan sendiri (umum).
5. M5 (Market)
Berdasarkan hasil analisa SWOT di ruang Anggrek RSU ANWAR MEDIKA
berada pada kwadran 1 (Agresif). Indikator mutu pelayanan di ruang Anggrek sudah
sesuai dengan standart Kemenkes dan Standart Internasional sehingga dapat
meningkatkan kepuasan pasien.

III.14 Prioritas Masalah


No
Masalah IFAS EFAS TOTAL
.
1. M1 4,5 4,75 9,25
2. M2 10,25 1 11,25
3. M3
 MAKP 6,75 0,5 7,25
 Timbang Terima 6,4 0 6,4

 Ronde Keperawatan 3,75 0 3,75

 Sentralisasi Obat 9,75 2,25 12


3,75 2,25 6
 Supervisior
5 0 5
 Discharge Planning
11 0,3 11,3
 Dokumentasi Keperawatan
4. M4 1,75 3,25 5
5. M5 8,25 3,5 11,75

Berdasarkan rumusan masalah diatas di dapatkan 3 masalah teratas yaitu :

1. M3 Suspervisior
2. M3 Disharge Planning
3. M4 (Market)
BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Didapatkan hasil pada M1, M2, M3 (MAKP, timbang terima, sentralisasi obat,

supervisi, discharge planning, dokumentasi keperawatan), M4 dan M5 berada pada

kwadran 1 (Agresif). Bahwasannya ruang Anggrek RSU ANWAR MEDIKA memiliki

struktur dan strategi yang baik dan jelas karena memanfaatkan peluang yang ada seperti

perawat ruang Anggrek mengikuti program pelatihan dan seminar yang diadakan

organisasi lain dan M3 (ronde keperawatan) berada pada kwadran 2 (Deversification)

yaitu ruang Anggrek RSU ANWAR MEDIKA harus lebih meningkatkan inovasi agar

pelyanannya lebih memuaskan.

III.2 Saran

Kita sebagai perawat hendaknya menerapkan atau mengaplikasikan management

keparawatan dengan efektif dan melakukan proses keperawatan sehingga dalam

memberi pelayanan bisa dilakukan secara optimal. Mangemen keperawaan dikaakn baik

apabila dalam 1 team bisa berpartisipasi secara aktif dan terus dilakukan perbaikan

terhadap mutu pelayanan di Rumah Saki, diharapkan memberi pelayanan yang lebih baik

dari sebelumnya kepada pasien maupun keluarga pasien. Dengan demikian, masyarakat

benar-benar memperoleh kesehatan yang cepat dan tepat.


LAMPIRAN
LAMPIRAN MI

LAMPIRAN BOR HARIAN MAHASISWA

Tanggal 6 Januari 2020

a. Jumlah tenaga perawat = Jumlah jam perawatan/jumlah kerja efektif per shift

71/7 = 10perawat

b. Loss Day
Jumlah hari minggu dalam 1 tahun + cuti + hari besar x Jml perawat tersedia

Jumlah hari kerja efektif

= 52+12+14 x 10 = 78 x 10
286 286
= 0,27 x 10 = 2,7
c. Non Nursing job
(Jmlh tenaga perawat + loss day) x 25 % = (10 + 2.7) x 25% = 3,1

d. Tenaga yang dibutuhkan


Jumlah tenaga perawat + faktor koreksi + non nursing
= 10 + 2,7 + 3.1 = 15,8 = 16 perawat

Tanggal 7 Januari 2020

a. Jumlah tenaga perawat = Jumlah jam perawatan/jumlah kerja efektif per shift

89/7 = 12,7 = 13

b. Loss Day perawat


Jumlah hari minggu dalam 1 tahun + cuti + hari besar x Jml perawat tersedia
Jumlah hari kerja efektif
= 52+12+14 = 78 x 13
286 286
= 0,27 x 13
= 3,5

c. Non Nursing job


(Jmlh tenaga perawat + loss day) x 25% = (13 + 3,5) x 25 = 4,1
d. Tenaga yang dibutuhkan
Jumlah tenaga perawat + faktor koreksi + non nursing = 13 + 3.5 + 4,1 = 20,6 = 21
perawat

Tanggal 8 Januari2020

a. Jumlah tenaga perawat = Jumlah jam perawatan/jumlah kerja efektif per shift
83,5/7 = 11,9=12 perawat

b. Loss Day
Jumlah hari minggu dalam 1 tahun + cuti + hari besar x Jml perawat tersedia
Jumlah hari kerja efektif
= 52+12+14 = 78 x 12
286 286
= 0,27 x 12 = 3,24
c. Non Nursing job
(Jmlh tenaga perawat + loss day) x 25 % = (12 + 3,24) x 25% = 3,8
d. Tenaga yang dibutuhkan
Jumlah tenaga perawat + faktor koreksi + non nursing
= 12 + 3,24 + 3,8 =19,04 = 19 perawat

Tanggal 09 Januari 2020

a. Jumlah tenaga perawat = Jumlah jam perawatan/jumlah kerja efektif per shift
73,5/7 = 10 perawat

b. Loss Day
Jumlah hari minggu dalam 1 tahun + cuti + hari besar x Jml perawat tersedia
Jumlah hari kerja efektif
= 52+12+14 = 78 x 10
286 286
= 0,27 x 10
= 2,7
c. Non Nursing job
(Jmlh tenaga perawat + loss day) x 25% = ( 10 + 2,7 ) x 25%
= 12,7 x 25%
= 3,1
d. Tenaga yang dibutuhkan
Jumlah tenaga perawat + faktor koreksi + non nursing
= 10 + 2,7 + 3,1
= 15,8 = 16 perawat

Tanggal 10 januari 2020

a. Jumlah tenaga perawat = Jumlah jam perawatan/jumlah kerja efektif per shift
103/7 = 15 perawat

b. Loss Day
Jumlah hari minggu dalam 1 tahun + cuti + hari besar x Jml perawat tersedia
Jumlah hari kerja efektif
= 52+12+14 = 78 x 15
286 286
= 0,27 x 15
= 4,05
c. Non Nursing job
(Jmlh tenaga perawat + loss day) x 25% = ( 15 + 4,05 ) x 25%
= 19,05 x 25%
= 4,7
d. Tenaga yang dibutuhkan
Jumlah tenaga perawat + faktor koreksi + non nursing
= 15 + 4,05 + 4,7
= 23,75 = 24 perawat
BOR HARIAN RUANGAN ANGGREK RSU ANWAR MEDIKA

BOR = jumlah hari perawatan x 100%

Jumlah TT x periode

Pasien yang dirawat tgl 6 Jan = 17 pasien; 7 Jan 17 pasien; 8 Jan 18 pasien; 9 Jan 17
pasien; 10 Jan 18 pasien. Maka Jumlah Hari Perawatan dari tanggal 6 – 10 Januari adalah 87.
Selama 5 hari (periode)

Jumlah Tempat Tidur = Banyaknya tempat tidur yang ada/yang beroprasional di


rumah sakit (18 TT)

BOR = 87 x 100%
18 x 5
= 87 x 100%
90
= 93%
LAMPIRAN M3

A. Discharge Planning

B. Sentralisasi Obat
C. Supervisi
D. Dokumentasi Keperawatan

E. Timbang Terima
DAFTAR PUSTAKA

Bachtiar. (2009). Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktik. Jakarta: Pustaka

Ramadhan.

Nursalam. (2002). Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktek Keperawatan

Profesional. Jakarta: Salemba Medika.

RI, D. K. (2016). Standar Pelayanan Rumah Sakit, Cetakan V. Jakarta.

Sago, S. (2008). Manajemen Kinerja Pelayanan Rumah Sakit. Jakarta: Sabarguna.

Suyanto. (2009). Mengenal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan. Jakarta:

Sabarguna.

Swanburg. (2000). Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen Keperawaan untuk Perawat

Klinis . Jakarta: EGC.

Kemenkes. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 85. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai