I. LATAR BELAKANG
Rumah sakit merupakan salah satu jaringan pelayanan kesehatan yang penting,
sarat dengan tugas, beban, masalah dan harapan yang digantungkan kepadanya.
Perkembangan jumlah rumah sakit di Indonesia, yang diikuti pula dengan
perkembangan pola penyakit, perkembangan teknologi kedokteran dan kesehatan
serta perkembangan harapan masyarakat terhadap pelayanan rumah sakit sehingga
dibutuhkannya suatu sistem yang baik yang dapat mengatur dan mengelola segala
sumber rumah sakit dengan sebaik-baiknya” (Aditama, 2003).
Rumah Sakit Jati Rahayu pada awalnya merupakan sebuah Apotik, lalu berubah
menjadi sebuah Klinik dan Rumah Bersalin, kemudian menjadi Rumah Sakit Ibu dan
Anak, dan saat ini Rumah Sakit Jati Rahayu telah memperoleh izin untuk menjadi
Rumah Sakit Umum. Visi Rumah Sakit Jati Rahayu adalah “Menjadi rumah sakit
yang memberikan pelayanan kesehatan berkualitas, terampil, ramah dan terjangkau“,
dan Misinya yaitu :
a. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia yang profesional di bidangnya
b. Meningkatkan fasilitas rumah sakit
c. Melakukan peningkatan mutu secara berkelanjutan
d. Menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan dinamis
Rumah Sakit Jati Rahayu memiliki moto ”S M A R T” (Senyum, Menarik, Akrab,
Ramah dan Tertib).
V. METODOLOGI PENELITIAN
Agar penelitian dapat dilakukan secara baik dan benar, maka digunakan metode
penelitian sebagai berikut:
A. Studi Literatur
Tahap ini akan dilakukan studi dari berbagai pustaka yang relevan dengan
penelitian, studi literatur dilakukan dengan melakukan pencarian data di internet dan
juga studi terhadap literatur tentang perencanaan strategis sistem informasi dan
teknologi informasi dengan pendekatan Price Waterhouse.
1. Matrik SWOT
Sebuah alat yang digunakan untuk menyusun faktor faktor strategis suatu
perusahaan. matrix ini dapat menggambarakn secara jelas mengenai peluang dan
ancaman internal yang dihadapi serta disusaikan dengan kekuatan dan
kelemahainternal yang dimiliki. Matrik ini dapat menghasilkan empat set
kemungkinan alternatif strategis, Berikut merupakan tabel dari matrik analisa
SWOT
2. Pengembangan aplikasi
Pengembangan aplikasi dimasa yang akan datang akan digambarkan melalui
aplikasi portofolio Mc.Farlan Grid, dimana aplikasi-aplikasi tersebut akan
menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh Rumah Sakit dimasa yang akan
datang dalam mendukung kegiatan bisnis Rumah Sakit. Selain itu portofolio ini
juga menggambarkan kebutuhun teknologi informasi dimasa yang akan datang.
Tabel 4. analisis portofolio Mc.Farlan Grid
High
Strategic Potensial
Keterangan :
(x): Untuk aplikasi yang diusulkan.
(-): Untuk aplikasi yang sudah ada Rumah Sakit Jati Rahayu
(+): Aplikasi yang sudah ada dan butuh Pengembangan
3. Arsitektur dan aplikasi perangkat lunak
Untuk menggambar sistem informasi yang saling terintegrasi antara satu sistem
dengan sistem yang lainnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 4. Arsitektur Integrasi SI secara keseluruhan
Keterangan :
1.value bisnis
Tujuan kegiatan ini adalah untuk membuat prioritas berdasarkan target dan tujuan.
Prioritas ditentukan berdasarkan value dan resiko dari sisi bisnis maupun teknis
a. Sistem informasi kepegawaian
Manfaat dari sistem informasi kepegawaian diklasifikasikan menjadi dua kategori
yaitu :
1). Tangible
2). Intangible
Meningkatkan kinerja pegawai,
Meningkatkan pemantauan kegiatan kepegawaian,
Meningkatan keamanan dan informasi yang berkaitan dengan
kepegawaian,
Memperbaiki lingkungan
Rumah Sakit khususnya bagian kepegawaian, Memberikan pandangan yang baik
kepada pegawai dari pelayanan yang diberikan
2). Intangible
2). Intangible
SI
Manajemen
3 Ruang 24 30 30
perawatan
Dari hasil pengelompokan solusi strategi SI maka dapat dipilih prioritas solusi
strategis SI dimana hasilnya diurutkan berdasarkan total nililai proyek yang paling
tinggi, dengan demikian sistem informasi Poliklinik yang mendapatkan prioritas
utama yang harus segera dibangun aplikasinya, untuk selanjutnya sistem informasi
manajemen ruang perawatan dan sistem informasi kepegawaian. Berikut urutannya.
a) .Sistem informasi poliklinik
b) Sistem informasi manajemen ruang perawatan
c) .Sistem informasi kepegawaian
6. Fase 4 Merencanakan Implemenatsi
Dalam merencanakan implementasi SI/TI pada Rumah Sakit Jati Rahayu dibagi
menjadi dua bagian yaitu bagian implementasi sistem informasi usulan dan
implementasi investasi teknologi informasi medis, adapun kedua jadwal implementasi
tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini
Rumah sakit jati rahayu sangat memerlukan perencanaan strategis SI/TI karena
Rumah Sakit Jati Rahayu belum menggunakan SI/TI secara optimal. Rencana SI yang
diusulkan pada Rumah Sakit Jati Rahayu berupa sistem informasi yang belum ada
seperti sistem informasi poliklinik, sistem informasi kepegawaian dan sistem
informasi manajemen ruang perawatan, untuk prioritas solusi strategi sistem informasi
penulis peroleh dari hasil penyebaran kuesioner pada pihak yang berkepentingan pada
proyek SI/TI, hasil kuesioner ini berguna untuk mendapatkan skor total proyek.
Berdasarkan hasil skor total proyek yang didapat maka urutan prioritas strategi sistem
informasi yaitu: Sistem informasi poliklinik, Sistem informasi manajemen ruang
perawatan, Sistem informasi kepegawaian.
Urutan tersebut didapat dari skor total proyek yang paling tinggi, dan berdasarkan
validasi dengan pihak manajemen Rumah Sakit Jati Rahayu, sistem informasi di atas
layak untuk diimplementasikan. Strategi TI , diusulkannya perluasan jaringan
komputer guna menghubungkan beberapa komputer yang menggunkan sistem
informasi yang diusulkan, sedangkan strategi manajemen SI/TI yaitu dengan
ditambahakan bagian pada divisi teknologi informasi dalam struktur organisasi yaitu
bagian jaringan dan aplikasi, dan ini sangat diperlukan supaya tiap-tiap bagian dapat
bekerja secara optimal.
3. Jelaskan model rantai nilai (The value of chain) yang terjadi diperusahaan
tersebut !
Jawaban :
Hal ini akan memberi keuntungan bagi perusahaan. Dapat dikatakan pula situs ini
menjadi sarana promosi terhadap konsumen. Ketika konsumen mengetahui
keunggulan yang dimiliki oleh produk tertentu dari perusahaan, mereka mulai berfikir
untuk berpindah menggunakan produk tersebut. Tidak hanya sebatas ini yang akan
diperoleh perusahaan. Efek domino yang akan diterima perusahaanlah yang menjadi
tujuan.
Pada saat satu orang konsumen mengetahui kelebihan satu produk, kemudian
menggunakan produk tersebut, ia akan menyebarkan keunggulan produk tersebut
kepada orang lain. Kemudian mempengaruhi orang lain untuk turut menggunakan
produk tersebut. Dengan demikian, secara tidak langsung sarana promosi yang seperti
ini akan meningkatkan penjualan perusahaan.
Pada tahun 2004, biaya penjualan, termasuk biaya promosi dan iklan sebesar Rp
128.207.022.143. Sementara pada tahun 2005 biaya ini menjadi lebih besar, salah
satunya dimungkinkan karena adanya penerapan e-bisnis (website) ini. Biaya ini naik
sebesar Rp 65.829.411.172 menjadi Rp 194.036.433.315. Dilihat dari laba yang
diperoleh, tahun 2004 perusahaan memperoleh laba usaha sebesar Rp
283.395.386.692, kemudian tahun 2005, laba usaha naik menjadi Rp
424.969.872.324. Keuntungan dari penerapan e-bisnis ini mungkin juga memberi
kontribusi tertentu dari kenaikan laba usaha sebesar Rp 141.574.485.632. Berikut ini
dapat dilihat grafik perolehan laba dan biaya PT. SMART, Tbk tahun 2004-2006:
A,KESIMPULAN
Bagi perusahaan besar, seperti PT. SMART, Tbk dan lainnya, menerapkan
teknologi informasi jaringan dan komunikasi akan sangat memberikan dampak
positif. Namun, bagi perusahan menengah, terlebih bagi perusahaan kecil,
penerapan teknologi mutakhir seperti ini cenderung akan mengakibatkan kerugian
financial yang cukup besar. Hal ini dikarenakan biaya yang dikeluarkan untuk
pembuatan dan operasional teknologi ini sangat besar. Sedangkan hasil yang
diperoleh belum tentu dapat menutupi biaya tersebut, apalagi diharapkan dapat
memberikan laba bagi perusahaan.
Adalah penting untuk menjalin dan menjaga hubungan dengan pihak eksternal
dalam kerangka proses bisnis perusahaan. Hubungan yang terbina dengan baik
antara perusahaan dan relasi-relasinya, pada akhirnya akan dapat meningkatkan
nilai perusahaan (value of firm) melalui baiknya value chain perusahaan tersebut.
Terdapat berbagai macam sarana yang dapat digunakan untuk membina hubungan
ini, seperti event perusahaan, media cetak, media elektronik, dll. PT. SMART, Tbk
memilih sarana internet (wibesite) untuk menghubungkan pihak perusahaan
dengan pihak luar seperti konsumen, maupun shareholder. Dengan kata lain, PT.
SMART, Tbk telah menerapkan sistem e-bisnis (B2C) untuk memperlancar proses
bisnisnya.
Website yang diluncurkan oleh PT. SMART, Tbk memberi banyak keuntungan
baik bagi pihak luar maupun bagi perusahaan itu sendiri. Pihak luar dari kalangan
investor dapat memperoleh informasi tentang laporan keuangan dan pengumuman
deviden melalui item for investor. Bagi para konsumen, informasi mengenai
produk dapat diperoleh melalui item for consumer. Selain itu, para pencari kerja
juga dapat memperoleh informasi mengenai lowongan pekerjaan di perusahaan
melalui item for job seeker.
Penerapan e-bisnis pada PT. SMART, Tbk dapat dikatakan sangat baik. Karena hal
ini dapat memberikan keuntungan kompetitif bagi perusahaan. Keuntungan yang
dapat diraih tidak hanya sebatas keuntungan finansial, tapi juga keuntungan
nonfinansial. Namun sayangnya, keuntungan financial yang tercermin dari laporan
keuangan tidak dapat diketahui secara pasti. Hal ini dikarenakan dalam laporan
keuangan yang dapat diamati, baik akun biaya maupun laba usaha kurang
terperinci. Hal ini mengakibatkan tidak diketahui secara pasti berapa besar rupiah
yang digunakan sebagai biaya promosi dan lain-lain serta keuntungan yang
diperoleh dari usaha e-bisnis itu sendiri.
Dalam e-bisnis yang dijalankan, PT. SMART, Tbk tidak memberikan fasilitas e-
commerce secara langsung bagi konsumennya. Hal ini mengingat bahwa
perusahaan ini adalah perusahaan manufaktur yang besar. Karakteristik perusahaan
yang seperti ini akan menyulitkan perusahaan jika diharuskan untuk melayani
penjualan retail kepada konsumen. Sehingga perusahaan hanya melayani penjualan
kepada agen-agen besar langganannya, seperti hypermarket, mal-mal atau agen
utama lainnya. Sementara pedagang-pedagang retail akan berhubungan dengan
agen-agen tersebut tanpa berhubungan langsung dengan perusahaan.
B.SARAN
Mengadakan pooling terhadap para pembaca atau pengguna website atas manfaat
yang dirasakan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan sistem
ini.
Berdasarkan analisis e-bisnis studi kasus pada PT. SMART, Tbk, dapat diperoleh
beberapa saran yang dapat dipertimbangkan bagi institusi atau perusahaan lain
yang akan menerapkan sistem e-bisnis ini. Saran tersebut antara lain :
Manfaat :
1. Lebih dikenalnya perusahaan ini di kalangan masyarakat yang akhirnya dapat
memperluas pangsa pasar perusahaan (sarana promosi).
2. Adanya peningkatan citra perusahaan di mata pasar.
3. Terbukanya kesempatan untuk memperoleh investor lain, selain meningkatkan
kepercayaan investor lama.
4. Timbulnya sikap kecintaan produk dan loyalitas dari konsumen, yang
berdampak pada meningkatnya pendapatan penjualan akibat efek domino dari
promosi yang dilakukan melalui website.
5. Perusahaan dapat menyampaikan berbagai informasi kepada semua pihak
yang berkepentingan dengan cepat, tepat dan efisien.
6. Perusahaan memperoleh kemudahan dalam proses rekruitmen karyawan.
Kerugian:
1. Adanya penambahan biaya operasional untuk menjalankan teknologi ini.
2. Dapat terjadi missed-communication antara manajemen perusahaan dan
investor akibat kurangnya hubungan secara langsung.
3. Jika terjadi kesalahan yang telah dimuat di media ini, akan sulit untuk
memperbaikinya, karena hal ini dengan sangat cepat tersebar kepada setiap
pembaca.
4. Perusahaan mau tidak mau harus membuka semua informasi melalui media
ini. Dengan demikian, perusahaan tidak dapat menutup-nutupi keadaan bahkan
yang kurang baik dalam diri perusahaan. Hal ini akan memberi sinyal negatif
bagi investor atau pihak lain.