PUSKESMAS KABUPATEN
SUMBAWA
Seksi Pelayanan Kesehatan Primer dan Kesehatan Rujukan
Tahun 2018
2016-2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan salah satu fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama. Pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di puskesmas
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerja puskesmas tersebut (Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, 2014).
Puskesmas merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan yang memiliki peran
penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Selain itu,
puskesmas adalah salah satu fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi
tolak ukur dari pembangunan kesehatan. Puskesmas memiliki tugas untuk melaksanakan
kebijakan kesehatan untuk dapat mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Dalam melaksanakan
tugas untuk mewujudkan kecamatan sehat, puskesmas menyelenggarakan fungsi
penyelenggaraan UKM (Upaya kesehatan Masyarakat) tingkat pertama, dan
penyelenggaraan UKP (Upaya Kesehatan Perorangan) tingkat pertama di wilayah
kerjanya (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014).
Berdasarkan kemampuan penyelenggaraan, puskesmas dibagi menjadi dua kategori,
yaitu puskesmas rawat inap dan puskesmas non rawat inap. Puskesmas rawat inap adalah
puskesmas yang diberi tambahan ruangan dan fasilitas untuk pasien gawat darurat, baik
berupa tindakan operatif terbatas maupun asuhan keperawatan sementara dengan
kapasitas tempat tidur kurang lebih sebanyak 10 tempat tidur. Puskesmas rawat inap juga
memiliki fungsi sebagai pusat rujukan pasien yang gawat darurat sebelum dibawa ke
rumah sakit. Puskesmas rawat inap dapat melakukan tindakan operatif terbatas seperti
kecelakaan lalu lintas, persalinan dengan penyulit dan penyakit lain yang bersifat gawat
darurat. Selain itu, puskesmas rawat inap sebagai puskesmas rawat inap tingkat pertama
memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, dan
rehabilitasi medik yang dilakukan di ruang rawat inap puskesmas
Puskesmas non rawat inap merupakan puskesmas yang melayani pasien yang
melakukan pengobatan rawat jalan dan pelayanannya tidak lebih dari 24 jam. Tujuan
pelayanan pada puskesmas non rawat inap adalah untuk menentukan diagnosa penyakit
baik dengan tindakan pengobatan maupun tindakan rujukan. Selain itu puskesmas non
rawat inap juga menyediakan pelayanan tindak lanjut bagi pasien rawat inap yang sudah
diijinkan pulang tetapi harus tetap mengontrol kondisi kesehatannya.
B. Tujuan
Tujuan mengembangkan kajian akreditasi puskesmas Kabupaten Sumbawa yaitu
untuk menyediakan data dan informasi yang akurat bagi proses pengambilan keputusan
dan perencanaan program akreditasi puskesmas sekaligus sebagai alat tolok ukur
kemajuan puskesmas melalui program akreditasi.
Tahun 2014 tentang puskesmas, pencatatan dan pelaporan merupakan bagian dari
sistem informasi kesehatan (SIK) puskesmas yang wajib dilakukan. Untuk dapat
meningkatkan pemanfaatan sistem informasi kesehatan dalam pencatatan dan
pelaporan di puskesmas, upaya yang dapat dilakukan oleh puskesmas antara lain
menambah petugas yang memahami dan memiliki keahlian di bidang SIK, atau
mengusulkan pelatihan mengenai SIK ke dinas kesehatan.
B. Akreditasi Puskesmas
1. Definisi Akreditasi Puskesmas
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun
2015 Tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter,
dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi, akreditasi adalah pengakuan yang diberikan
oleh lembaga independen penyelenggara akreditasi yang ditetapkan oleh menteri
setelah memenuhi standar akreditasi. Sedangkan akreditasi puskesmas adalah
pengakuan terhadap puskesmas yang diberikan oleh lembaga independen
penyelenggara akreditasi yang ditetapkan oleh menteri setelah dinilai bahwa
puskesmas telah memenuhi standar pelayanan puskesmas yang telah ditetapkan oleh
menteri untuk meningkatkan mutu pelayanan puskesmas secara berkesinambungan.
Puskesmas wajib untuk diakreditasi secara berkala minimal tiga tahun sekali.
Kelompok Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM), diuraikan dalam tiga bab yaitu:
a. Bab IV. Upaya Kesehatan Masyarakat yang Berorientasi Sasaran
b. Bab V. Kepemimpinan dan Manajemen Upaya Kesehatan Masyarakat
c. Bab VI. Sasaran Kinerja Upaya Kesehatan Masyarakat
Kelompok Upaya Kesehatan Perorangan juga diuraikan dalam 3 bab yaitu:
a. Nilai 0 : jika belum ada sama sekali atau baru sebagian kecil ada (0-≤20%)
b. Nilai 5 : jika sebagian besar sudah dilaksanakan (> 20-79%)
c. Nilai 10 : jika sudah dilaksanakan (80-100%)
Hasil penilaian akreditasi oleh tim surveior akreditasi ini kemudian akan
dikirim kepada Komisi Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama disertai
dengan rekomendasi hasil keputusan akreditasi.
STRUKTUR ORGANISASI
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMBAWA
KEPALA
DINAS
Kepala Seksi
Kepala Seksi Pendayagunaan
Pelayanan Kepala Seksi Kepala Seksi Sumber Daya
Pelayanan Surveilans, Imunisasi Manusia
Kesehatan
Kesehatan Primer dan Kesehatan
dan Kesehatan Penanggulangan Keluarga
Rujukan Kejadian Luar Biasa
Penyakit Menular
Kepala Seksi
Kepala Seksi Kepala Seksi Sarana dan
Kefarmasian, Pencegahan dan Kepala Seksi Prasarana
Makanan Minuman Pengendalian Gizi Masyarakat
& Perbekalan Penyakit Kesehatan
Kesehatan
UPT UPT
FARMASI PUSKESMAS
Kategori
No Nama puskesmas Status puskesmas Ket
puskesmas
1 UPT Puskesmas Kec Alas Barat Pedesaan Rawat Inap
2 UPT Puskesmas Kec Alas Pedesaan Rawat Inap PONED
3 UPT Puskesmas Kec Utan Pedesaan Rawat Inap PONED
4 UPT Puskesmas Kec Buer Pedesaan Rawat Inap PONED
5 UPT Puskesmas Kec Rhee Pedesaan Rawat Inap
6 UPT Puskesmas Kec Lab. Badas Terpencil Rawat Inap
7 UPT Puskesmas Unit I Kec Sumbawa Perkotaan Non Rawat Inap
8 UPT Puskesmas Unit II Kec Sumbawa Perkotaan Rawat Inap
9 UPT Puskesmas Kec Unter Iwes Pedesaan Rawat Inap
Sangat
10 UPT Puskesmas Kec Batu Lanteh Rawat Inap
Terpencil
11 UPT Puskesmas Kec Moyo Hilir Pedesaan Rawat Inap
12 UPT Puskesmas Kec Moyo Utara Pedesaan Rawat Inap
13 UPT Puskesmas Kec Moyo Hulu Terpencil Rawat Inap PONED
14 UPT Puskesmas Kec Lenangguar Terpencil Rawat Inap
Sangat
15 UPT Puskesmas Kec Lantung Rawat Inap
Terpencil
Sangat
16 UPT Puskesmas Kec Ropang Rawat Inap
Terpencil
Sangat
17 UPT Puskesmas Kec Lunyuk Rawat Inap PONED
Terpencil
Sangat
18 UPT Puskesmas Kec Orong Telu Rawat Inap
Terpencil
19 UPT Puskesmas Kec Lopok Pedesaan Rawat Inap PONED
20 UPT Puskesmas Kec Lape Pedesaan Rawat Inap
21 UPT Puskesmas Kec Maronge Pedesaan Rawat Inap
Sangat
22 UPT Puskesmas Kec Labangka Rawat Inap PONED
Terpencil
23 UPT Puskesmas Kec Plampang Pedesaan Rawat Inap PONED
24 UPT Puskesmas Kec Empang Pedesaan Rawat Inap
25 UPT Puskesmas Kec Tarano Terpencil Rawat Inap
1. Dokter atau 1 2 1 2 1 2
dokter layanan
primer
2. Dokter gigi 1 1 1 1 1 1
3. Perawat 5 8 5 8 5 8
4. Bidan 4 7 4 7 4 7
5. Tenaga 2 2 1 1 1 1
kesehatan
masyarakat
6. Tenaga 1 1 1 1 1 1
kesehatan lingkungan
7. Ahli teknologi 1 1 1 1 1 1
laboratorium medik
8. Tenaga gizi 1 2 1 2 1 2
9. Tenaga 1 2 1 1 1 1
Kefarmasian
10. Tenaga 3 3 2 2 2 2
administrasi
11. Pekarya 2 2 1 1 1 1
Jumlah 22 31 19 27 19 27
JUMLA
JUMLAH KELEBIHAN/ KEKURANGAN TENAGA (Yang dihitung adalah Tenaga PNS, Kontrak & PTT, H JENIS
Tenaga Sukarela Tidak Termasuk) TENAG
A PNS,
N NAMA KONTR
O PUSKESMAS Dokt AK dan
Dokt Tenaga
er Peraw Bida Kesm Kesli La Gi Kefarmas Pekar PTT
er Administr
Umu at n as ng b zi ian ya YANG
Gigi asi
m KURAN
G
1 TARANO - -1 -3 4 1 -1 -1 -2 -1 3 -1 7
2 EMPANG -1 - -1 5 1 - - - - 1 - 2
3 PLAMPANG -1 - 8 9 -1 -1 1 -2 -1 6 -1 6
4 LABANGKA -1 -1 -4 1 -1 - -1 -1 -1 1 -1 8
5 MARONGE -1 - 1 -2 -1 - - -2 -1 - -1 6
6 LAPE -1 -1 1 3 -1 1 -1 -2 -1 2 1 6
7 LOPOK - -1 3 10 -1 - -1 -2 -1 4 -1 6
8 MOYO HILIR -1 - 8 9 3 - 1 1 1 3 3 1
9 MOYO UTARA -1 1 4 10 1 - - -1 -1 1 1 3
10 LANTUNG -1 -1 -2 3 -1 -1 -1 -1 -1 - -1 9
11 ROPANG -1 -1 -5 - 1 - -1 -2 -1 -1 -1 8
12 MOYO HULU - -1 3 13 - 1 -1 - -1 3 2 3
13 LENANGGUAR - -1 -6 - 1 -1 -1 -2 -1 - -1 7
14 ORONGTELU -2 - -4 -2 - 2 -1 -2 -1 -2 -1 8
15 LUNYUK -2 - 7 4 - - - -1 -1 3 1 3
UNIT I
16 - - 9 10 2 - 1 1 2 8 -2 1
SUMBAWA
UNIT II
17 -1 - 7 2 - 1 -1 - - 4 -2 3
SUMBAWA
LABUHAN
18 - - 6 9 -1 - -1 -1 - 6 3 3
BADAS
19 RHEE -1 - -4 4 - -1 -1 -1 - 1 -1 6
20 UTAN -1 - - 11 2 -1 1 - -1 3 -1 4
21 ALAS - - 9 10 1 - -1 - -1 4 1 2
22 ALAS BARAT - -1 -1 4 -1 - - -2 -1 2 - 5
23 BUER -1 - -2 3 -1 - -1 - - 2 -1 5
24 UNTER IWES -1 - 11 20 1 1 - - 1 5 -1 2
25 BATULANTEH - -1 4 4 -1 - 1 2 - 1 -1 3
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa tidak ada puskesmas di Kabupaten
Sumbawa yang memenuhi standar ketenagaan minimal puskesmas berdasarkan
Permenkes 75 tahun 2014.
25 Ruangan rawat pasca persalinan Terdapat ruangan khusus yang difungsikan sebagai tempat
perawatan ibu pasca persalinan
Terdapat ruangan khusus yang difungsikan sebagai tempat
26 Ruangan tindakan
menangani pasien yang memerlukan tindakan medis.
III. PRASARANA
IV. PERALATAN
- stetoskop
- timbangan dewasa
- timbangan anak
- senter
- termometer
Tersedianya minimal 80% jenis peralatan set tindakan
medis/gawat darurat sesuai Permenkes 75/2014 yang
43 Terdapat set tindakan medis
berfungsi baik, termasuk didalamnya yang harus ada yaitu
set alat bedah minor dan sumber oksigen siap pakai
a. Minimal 80% jenis peralatan set
tindakan medis tersedia
b. Tersedia peralatan:
- set alat bedah minor
- stetoskop dewasa
- sphygmomanometer/tensimeter
- termometer
- palu reflex
- timbangan dewasa
- sphygmomanometer/tensimeter
- sonde lengkung
- kaca mulut
- tangkai kaca mulut
- pinset gigi
- ekskavator
b. Tersedia peralatan:
- mikroskop binokuler
- sentrifuse
Tersedianya minimal 80% jenis peralatan set farmasi sesuai
56 Set farmasi
Permenkes 75/2014 yang berfungsi baik
b. Tersedia peralatan:
- autoclave
- korentang
b. Tersedia peralatan:
- stetoskop dewasa
- sphygmomanometer/tensimeter
- termometer
- palu reflex
b. Tersedia peralatan:
- termometer
- timbangan dacin
V. KETENAGAAN
Izin penyelenggaraan yang masih Izin penyelenggaraan yang dikeluarkan oleh pemda setempat
77
berlaku yang masih berlaku
VII. PENYELENGGARAAN
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Akreditasi puskesmas sangat dibutuhkan untuk pembinaan peningkatan mutu, kinerja
melalui perbaikan yang berkesinambungan terhadap sistem manajemen, sistem
manajemen mutu dan sistem penyelenggaraan pelayanan dan program, serta
penerapan manajemen risiko, dan bukan sekedar penilaian untuk mendapatkan
sertifikat akreditasi.
2. Sejak tahun 2016 dan 2017 sudah ada 10 puskesmas yang diakreditasi dengan rincian
6 puskesmas mendapatkan hasil penilaian terakreditasi dasar dan 4 puskesmas
terakreditasi madya.
3. Urgensi pemenuhan SDM, sarana dan prasarana puskesmas sesuai Permenkes 75
Tahun 2014 tentang Puskesmas
4. Urgensi penganggaran akreditasi puskesmas melalui dana APBD Kabupaten untuk
puskesmas yang akan reakreditasi 3 tahun sekali sejak periode pertama
5. Urgensi peningkatan kapasitas SDM berdasarkan Permenkes 44 Tahun 2016 tentang
Manajemen Puskesmas dan Permenkes 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas
B. Saran
Berdasarkan analisis dan kesimpulan di atas, diharapkan:
1. Ada dukungan dana APBD untuk kegiatan akreditasi puskesmas
2. Kondisi sarana, prasarana, alat kesehatan dan ketenagaan puskesmas perlu
ditingkatkan.
3. Dukungan dan kehadiran Bupati, Wakil Bupati ataupun Sekretaris Daerah dalam
setiap kegiatan pembukaan penilaian survei sangat dibutuhkan untuk menunjukkan
komitmen daerah dalam mendukung perbaikan mutu puskesmas.