Anda di halaman 1dari 2

TUGAS PENDALAMAN DAN PENGUATAN Nama Pemateri :

AGENDA 2 Muis SH,MM


TUGAS INDIVIDUAL Oleh :dr. Gladys Lydia Monica
AKUNTABILITAS DAN NASIONALISME Angkatan 73- Kelompok 2

DESKRIPSI TUGAS :
CARI SATU KASUS PELANGGARAN TERHADAP NILAI-NILAI DASAR ASN YANG
TERJADI DALAM TUGAS JABATAN ATAU DI ORGANISASI SAUDARA MASING-
MASING, ANALISA PENYEBABNYA DAN BERIKAN SOLUSI TERKAIT DENGAN
NILAI-NILAI DASAR AKUNTABILITAS DAN NASIONALISME.

Kasus terkait akuntabilitas dan nasionalisme di Puskesmas

Puskesmas kami sudah mengikuti Program Akreditasi Puskesmas Tahun 2018 dengan
status akreditas Dasar. Sebelum dilakukan akreditasi, para pegawai sangat semangat dan
melakukan pelayanan dengan baik. Semua laporan dikerjakan dengan baik, pegawai datang
sesuai waktunya dan manajemen Puskesmas dikerjakan dengan siklus PDCA (Plan, Do,
Check, Act). Namun setelah masa akreditasi selesai, para pegawai mulai kembali ke gaya
bekerja yang lama yaitu cara bekerja ABS ( Asal Bapak Senang), datang terlambat dan
melupakan komitmen mutu yang sudah pernah ditanda-tangani sebelumnya. Hal ini
berdampak pada banyaknya keluhan masyarakat terhadap pelayanan Puskesmas secara
keseluruhan.
Terdapat banyak tingkatan akuntabilitas yang diterapkan dalam Puskemas, yaitu
akuntabilitas Personal, Kelompok dan Akuntabilitas Organisasi. Seperti yang sudah
dijelaskan dalam modul, salah satu mekanisme akuntabilitas pada satu organisasi berbeda
dengan organisasi lainnya. Untuk Puskesmas, ada beberapa mekanisme Akuntabilitas yang
dipergunakan, contohnya adalah sistem pengawasan (sistem penilaian kinerja, fingerprint)
dan sistem akreditasi.
Penyebab masalah di Puskesmas saya sangat banyak, mulai dari sisi personal sampai
ke tingkat organisasi. Akuntabilitas personal mengacu pada nilai- nilai yang pada diri
seseorang seperti kejujuran, integritas, moral dan etika mungkin belum diterapkan oleh
masing- masing pegawai di Puskesmas. Penerapan akuntabilitas dalam kehidupan sehari- hari
sebelum kita berangkat kerja, siapapun itu, apapun tugas dan fungsinya, yaitu “ apakah
keberadaan saya bisa menjadi solusi atau malah menimbulkan masalah baru” dan “ apa yang
bisa saya lakukan untuk memperbaiki situasi dan membuat perbedaan”
Ketidakpahaman pegawai puskesmas terhadap aspek akuntabilitas membuat
lingkungan kinerja menjadi tidak akuntabel. Salah satu aspek yang kurang dipahami adalah
responsibilitas Begitu juga dengan implementasi Akuntabilitas yang seharusnya terjadi di
sepanjang siklus hidup, bukan hanya saat ada Program Akreditasi ataupun Monitoring dan
Evaluasi.
Ada beberapa solusi yang bisa diterapkan dalam menciptakan lingkungan kerja yang
akuntabel, dimulai dari Kepemimpinan. Seorang pemimpin puskesmas harus memberikan
contoh (lead by example) agar bawahan bisa mencontoh apa yang seharusnya dilakukan.
Selanjutnya tanggung- jawab atau responsibilitas yang harus dimiliki baik oleh individu
masing- masing maupun Institusi. Masing- masing pegawai harus menyadari bahwa tanggung
jawab yang diemban adalah kewajiban yang memiliki konsekuensi dari setiap tindakan yang
dilakukan .
Kejelasan mengenai tugas dan fungsi masing- masing adalah salah satu aspek yang
harus diperhatikan dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel. Oleh karena itu,
masing-masing pegawai hendaknya mempelajari kembali tugas dan fungsi masing- masing
kemudian di tempel di meja kerja agar dapat selalu terlihat dan dilakukan. Kemudian perlu
dipaparkan kembali di Lokakarya Mini Puskesmas mengenai persiapan akreditas yang harus
dilakukan secara berkelanjut mulai dari perencanaan program, pelaksanaan dan evaluasi
kembali di Lokakarya Mini berikutnya. Jika semua pegawai konsisten dalam menerapkan
kebijakan, prosedur dan penggunaan sumber daya maka lingkungan yang akuntabel dapat
dicapai.
Nilai nasionalisme yang dilanggar oleh pegawai Puskesmas adalah nilai – nilai
Ketuhanan. Implementasi nilai – nilai Ketuhanan dalam pekerjaan bermakna bahwa apapun
jabatan dan tanggung jawab kita itu bukan hanya amanat manusia tetapi amanat Tuhan.
Sehingga jabatan, kekuasan maupun segala pekerjaan yang kita lakukan harus diemban
dengan penuh tanggung jawab. Saya memberikan contoh dalam ajaran agama saya yaitu
agama Kristen Protestan, tertulis di kitab suci bahwa “ Apapun yang kamu kerjakan,
kerjakanlah seperti untuk Tuhan bukan untuk manusia (Kolose 3:23)”.
Nilai yang ada di ajaran agama kita masing- masing dapat dijadikan motivasi dalam
bekerja dengan sepenuh hati. Dengan berpegang teguh pada nilai- nilai ketuhanan diharapkan
bisa memperkuat karakter dan kepribadian dan melahirkan etos kerja yang posititf dan
memiliki kepercayaan diri untuk mengembangkan potensi diri sehingga bisa melakukan
pekerjaan yang maksimal sesuai tugas dan fungsi masing- masing.

Anda mungkin juga menyukai